udah toh... jangan pada berantem.
ini kan cuman topic ringan yang TS angkat karena keragu-raguan TS.
kok malah berkembang menjadi perdebatan benar salah dalam dangkal.
TS pernah dengar, dharma itu cuman "itu ke itu" aja kok (walau bukan segampang ato sesederhana ngucapin "itu ke itu" doank)... apapun alirannya, siapun yang jadi buddhanya, sama saja dharmanya gak pake ver 1.2 ato ver 3.5Beta ato apa gituuu...
bukan kata TS lhoooo TSnya belum sampe pada pemahaman begitu.
so mohon berikan kesempatan pada TS yang junior ini untuk belajar dharma lebih baik. seperti yang TS sampaikan pada post sebelumnya. pengetahuan dharma TS hanya terbatas pada kurikulum sekolah. kasian kan?
nah wa ajarin satu lagi karena anak nya sudah satu tahun ( dah bisa jalan belum yahh dan sudah bisa mangil papa mama nya?) bentar lagi kathina di bawa saja ke acara kathina (vihara) bimbing untuk melakukan dana atau sangha dana terserah yang mana yang gampang di lakukan oleh anak kecil.
atau adakan pesta ulangtahun dan mengundang bhikku atau bhikuni dari sangha terdekat dan memberikan dana oleh sang anak agar berbuah kamma baik di kemudian hari.
Hanya usul kalau bisa ajak kakek dan nenek nya juga untuk melakukan sanghadana ketika hari kathina tiba, karena bagaimana pun usia orang tua sudah ada berumur, entah di daerah saudara rico viharanya/kelenteng nya mengadakan acara kathina tidak.
di coba coba saja untuk mengusulkan karena ada warisan kelenteng untuk mengadakan acara kathina di kelenteng tersebut juga untuk mengundang para bhiku sangha. ( hmm mesti ada anggota sangha bermasa wassa di kelenteng tersebut minimal 5 yahh)
harus sadar ketika mengusulkan hal seperti ini keorang yang tradisi nya berbeda jangan kecewa bila di tolak, harus di ingat pula ketika mengusulkan hal ini hendaknya lah di cari waktu atau tempo yang tepat dan tidak boleh terburu buru mengemukakan nya.
jadi harus ada persiapan persipapan ( baik yang besar maupun yang kecil) ketika hendak mengusulkan hal seperti ini seperti orang yang memasang perangkap harus di siapkan celah juga untuk mundur bila gagal.
tentu saja tidak harus tahun ini juga.
Wah, bagus sekali! Punya altar Avalokitesvara di rumah sudah bagus, sekarang tinggal bagaimana anda mengarahkannya...hahah
Kalau saya lihat ya, di keleteng warisan kakek anda malah ada banyak dewata Buddhisnya, sebut saja:
1. Guanyin (Avalokitesvara)
2. Guangong (Sangharama Bodhisattva)
3. Rulai Fozhu (Sakyamuni or Maitreya)
4. Zushi Gong (bhiksu Chan, Qingshui Zushi)]
Anw Datuk tu dewa apa ya? Fude Zhenshen?
Kalau boleh tau, apakah kelenteng tersebut diwariskan secara keluarga? Apakah anak-anak dari pengurus kelenteng sekarang sudah pada pergi ke vihara mendalami ajaran Buddha? kalau iya, mungkin memang ada ketakutan bahwa anda sebagai penerus tidak mewarisi tradisi dan kelenteng keluarga. Kalau boleh tau nama kelentengnya apa bro?
Tapi seandainya harus diwarisi begitu, tidak masalah, karena justru sebagai generasi penerus anda berkesempatan mengembangkan unsur Buddhis yang ada dalam kelenteng tersebut dan menyebarkan Buddha Dharma di sana.
The Siddha Wanderer
soalnya ada Buddha Sakyamuni tuh di kelenteng (beneran sakyamuni atau maitreya sihh?), jadi sayang loh kalau tidak di adakan acara kathina