klo dewi guanyin sih dirumah memang ada, di altar di dudukan di samping TuaPekKong.
so ini udah dari dulu ada..
bahkan klo mo cerita lebih panjang lagi, kami dikampung punya kelenteng pribadi. warisan dari kakek, sekarang papa gw yang jadi pengurusnya.
tiap ce it cap go banyak warga desa yang datang.
so di dalam rumah ada Tua Pek Kong, Guanyin + sin cu pai Leluhur
nah dikelenteng ada (saya urutkan aja) ada Datok kong, Dewi Guanyin, dewa Kwankong, dewa Thai Sing Ya, ada Tua Pek Kong juga, trus ada Djelai Put Co (gw gak tau populernya apa ato nama lainnya) plus 1 lagi patung dewa Cau Tse Kong
nah para senior ngerti kan latar belakang keluarga saya.
itulah yang saya sebut sangat sulit mengenalkan dharma pada keluarga.
Wah, bagus sekali! Punya altar Avalokitesvara di rumah sudah bagus, sekarang tinggal bagaimana anda mengarahkannya...hahah
Kalau saya lihat ya, di keleteng warisan kakek anda malah ada banyak dewata Buddhisnya, sebut saja:
1. Guanyin (Avalokitesvara)
2. Guangong (Sangharama Bodhisattva)
3. Rulai Fozhu (Sakyamuni or Maitreya)
4. Zushi Gong (bhiksu Chan, Qingshui Zushi)]
Anw Datuk tu dewa apa ya? Fude Zhenshen?
Kalau boleh tau, apakah kelenteng tersebut diwariskan secara keluarga? Apakah anak-anak dari pengurus kelenteng sekarang sudah pada pergi ke vihara mendalami ajaran Buddha? kalau iya, mungkin memang ada ketakutan bahwa anda sebagai penerus tidak mewarisi tradisi dan kelenteng keluarga. Kalau boleh tau nama kelentengnya apa bro?
Tapi seandainya harus diwarisi begitu, tidak masalah, karena justru sebagai generasi penerus anda berkesempatan mengembangkan unsur Buddhis yang ada dalam kelenteng tersebut dan menyebarkan Buddha Dharma di sana.
The Siddha Wanderer