//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - lucky

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 16
46
Diskusi Umum / Re: Alam Surga bisa bertambah atau berkurang ?
« on: 29 September 2011, 11:26:52 AM »
Kejadian sakka melempar mereka itupun juga sudah termasuk konsep pantheon demi membimbing kaum kaum keyakinan pada saat itu. Jadi jangan heran kalao di Tipitakka muncul kisah kisah bombastis, atau lebih mirip dengan kisah Herkules dsb. Ini semua bisa dimaklumi. Namun jangan sampai kita terjebak malahan meyakininya atau dibuat bingung olehnya.

47
Theravada / Re: Dhamma
« on: 29 September 2011, 09:49:11 AM »
Cinta kasih perlu tindakan, tidak hanya duduk diam menganggap diri sendiri sudah menyebarkan energi energi cinta kasih.

Salah satunya adalah dengan aktif memberangus pandangan sesat, tahyul tahyul, kepercayaan membuta dan hal hal konyol serta menggelikan lainnya. Dengan demikian sempurnalah cinta kasih kita pada para insan.

48
Theravada / Re: keren!
« on: 29 September 2011, 09:45:29 AM »
Perlu diperhatikan juga, hati hati dan waspada terhadap isi paritta, banyak sekali unsur unsur tambahan , yang mencakup suatu : Tujuan, fungsi (misal utk mengimbangi padangan jaman itu), pantheon, kosmologi (dimana menjadi salah satu bagian kehidupan India jaman itu dan susah dihilangkan), teori tandingan dll.

49
Theravada / Re: bulatan bulatan pada kepala rupang Buddha
« on: 29 September 2011, 09:38:57 AM »
Memprihatinkan banyak pandangan tahyul, teman-teman, teruskan perjuangan kita membasmi pandangan sesat, pandangan konyol macam itu memang patut dipermainkan , menggelikan, tidak menunjukkan kecerdasan umat Buddha.

Namanya juga patung, negara manapun bisa buat seperti apapun, coba skrg mau buat patung sesuai dengan ciri ciri dalam Sutta mengenai 32 tanda kesempurnaan, ayo dibuat seperti itu coba. Sekalipun ungkapan ungkapan dalam sutta juga tetap harus dipilah pilah , mana yang berguna mana yang tidak. Banyak juga pemakaian kalimat hiperbola, melukiskan sesuatu dengan berlebih lebihan, memang begitu gaya gatha di India jaman itu. Seperti kalau di Indo, mata bola ping pong, gigi biji mentimun dsb.

Toh kagak ada 0rang yang lihat Buddha seperti ada, kalaupun ada , itupun adalah tahyul yang patut kita cemooh dan ejek, karena tahyul itu kepercayaan tercela. Maka kita sama sama menyadari bahwa dengan mencemooh pandangan seperti itu, diharapkan mereka malu, setelah malu, mereka sadar bahwa keyakinan mereka menggelikan, setelah nyadar, mereka akan mulai mencoba memeluk keyakinan yang benar. Dengan demikian kita akan memperoleh pahala menuntun insan pada jalan yang benar, dan justru dengan cara inilah kita akan memperoleh ketenangan batin dan suka cita yang menghasilkan samadhi dan pencapaian tinggi. Hidup perjuangan Dhamma !

50
Theravada / Re: pertanyaan tentang samma-sambuddha
« on: 29 September 2011, 08:54:42 AM »
saya bukannya memprotes kalo anda harus percaya semua isi tipitaka...
yang saya kritik, adalah agar bro bisa yakin dulu terhadap ajaran ini, baru menyampaikannya kpd orang lain...
kalau anda saja belum meyakini ajaran buddha, bagaimana anda bisa meyakinkan orang lain untuk percaya???
kalau tidak ada keyakinan dalam diri kita, bagaimana kita bisa menumbuhkan keyakinan dalam diri orang lain???
kalau sikap anda seperti itu sama saja dengan orang buta yang menunjukkan jalan pada orang buta...
kaga bakalan pernah tercapai toh tujuannya???

Justru keyakinan kita berasal dari penyelidikan.

Setelah saya selidiki mengenai anatman ini, ternyata demikianlah kesimpulan saya pada teori ini.

Kan bukan mentang mentang Tripitaka bilang ttg dongeng makhluk ini makhluk itu , kesaktian ini kesaktian itu lantas kita percaya aja. Siapa tau itu ada unsur pengaruh tradisi masa itu, atau ada tujuan tujuan tertentu , namun jangan konotasikan "tujuan tujuan tertentu" ini merupakan tujuan jahat, bisa juga bertujuan menandingi teori teori keyakinan sesat yang lain. Dan teori tandingan ini juga bukan kebenaran tertinggi. Jika kebenaran tertinggi , bukankah seharusnya yang mengenal teori ini udah dikatakan memperoleh kebenaran tertinggi. Maka dari itu saran saya jangan telah mentah mentah isi Tripitaka, sesuai wejangan Sang Buddha.

51
Theravada / Re: pertanyaan tentang samma-sambuddha
« on: 28 September 2011, 04:49:42 PM »
Betul, bukankah kita dianjurkan tidak boleh menelan mentah mentah, kenapa saya mengatakan meragukan suatu konsep kok sepertinya dipandang sebagai pendosa ? Berarti anda menganut paham harus meyakini semua apa kata Tipitaka dong ?

Selama masih ada pandangan sesat berarti masih ada orang orang yang hidup dengan cara rendah, perlu di cela karena mereka tercela, supaya mereka sadar dan bisa hidup dengan Dhamma seperti kita !

52
Theravada / Re: pertanyaan tentang samma-sambuddha
« on: 26 September 2011, 03:43:32 PM »
kalau saya malah berpendapat bahwa orang seperti anda adalah orang yang dangkal..

Sesungguhnya Anda sehati dengan saya, Anda mempunyai kemampuan untuk menjadi laskar Dhamma. Keberanian mengomentari orang lain inilah merupakan salah satu kualitas kita para pejuang demi menegakkan kebenaran , meninggikan panji panji Dhamma.


untuk apa kita bersemangat menyebarkan dhamma kalau kita masih punya ego(ingin pendapat kita didengar, merasa agama kita yang paling benar)...

Sesungguhnya, justru ego bisa kita transformasikan, ego kemelekatan pada pribadi, ingin pribadi menjadi tambah baik, ini menyebabkan timbulnya suatu penyesalan karena belum mencapai suatu tingkatan batin yang berearti, dan penyesalan ini sangat tidak baik bagi kondisi batin. Menyebabkan tertekan dan tidak tenang. Oleh karena itu, ego perlu kita transformasikan untuk kepentingan Dhamma sesuai pendapat kita, supaya yang lain bisa mendengar dan harus bisa menerima pendapat kita, Dhamma yang telah diciptakan oleh kemurnian hati kita. Sesungguhnya Anda adalah siswa Buddha yang berbakat, dan saya mensyukuri bahwa ternyata di Indonesia ini masih banyak insan insan Dhamma dengan pencapaian tinggi melebihi kaum kaum sesat yang tidak mampu mengontrol kesadaran dengan baik karena mereka meyakini konsep yang sesat. Gunakanlah metta karuna mu untuk maju membimbing insan semua yang tersesat.

ini tidak sejalan dengan hukum anatta sama sekali, dan kita tidak akan pernah bisa memasuki sang jalan kalau terus begini cara kita memandang buddhisme...

Memang sesungguhnya saya gusar, kenapa ketenangan dan pengendalian saya masih bisa kalah dengan para pengikut pengikut sesat, tapi saya cam kan dalam pikiran bahwa mereka memperolehnya dari karma baik masa lampau, ditambah faktor faktor keberuntungan. Sebab tidaklah mungkin ajaran diluar Dhamma menghasilkan insan insan yang mampu memiliki kedamaian batin dan pengendalian diri.

Saya sebenarnya sangsi akan kebenaran teori anatta, dimana sesungguhnya seumur umur kita semua tidak pernah bisa lepas dari ego, walau kita melakukan kebaikan juga apa yang kita lakukan juga sanggup dilakukan oleh umat umat sesat yang tidak paham teori anatta. Saya sangsi teori anatta ini hanya merupakan pemikiran semu yang digunakan demi mengalahkan atau menandingi teori kaum sesat.

53
Diskusi Umum / Re: Alam Surga bisa bertambah atau berkurang ?
« on: 25 September 2011, 10:08:47 PM »
nangis anak orang ntu tar bro...

dia udah susah2 jadi pejuang dhamma malah lu buat down...

susah tau jadi pejuang dhamma, banyak rintangannya...

nanti kalo kaga ada pejuang dhamma lagi, ajaran buddhis punah lho...

 =)) =)) =))

justru itu membuktikan kita sejalan, dan saya patut lega masih ada orang yang sejalan dengan saya. Termasuk anda. Dimana anda telah berusaha menegakkan tiang tiang Dhamma dengan melibas pandangan pandangan sesat yg anda pikir ada pada saya. Ini semua membuktikan betapa luhur kita semua sesungguhnya, sobat... Tak cukup kosakata melukiskan keharuan ini, hidup Dhamma, maju terus Dhamma, berkembang di bumi pertiwi Indonesia, membawa kemajuan batin , menginjak ajaran sesat dibawah stupa Dhamma agung yang mengejawantah dalam diri kita pribadi.

54
Diskusi Umum / Re: Alam Surga bisa bertambah atau berkurang ?
« on: 25 September 2011, 10:01:59 PM »
Mungkin banyak teman2 yg sudah menegakkan ikrar agung, walau sebuah awal itu sukar, namun saya yakin perjuangan saya tidak sendiri. Saya yakin masih banyak pejuang pejuang lain, dimana saat waktunya tiba kita bisa membentuk sebuah kesatuan pembasmi ajaran sesat. Kita tegakkan panji panji Dhamma yang memperagung diri kita. Hentikan pembahasan tahyul seperti halnya pembicaraan yang tidak menawarkan pencerahan, pembahasan alam antah berantah. Namanya juga tahyul, di diskusikan bagaimanapun juga tetap tidak akan ada titik ujungnya, sebab tahyul tahyul itu berkutat pada batin penuh delusi tanpa ujung dan pangkal. Sudah terbukti dari jaman ke jaman bahwa manusia tanpa henti memperdebatkan tahyul tahyul yg tdk menghasilkan pembebaasan apapun, hanya berputar putar seperti meredam kesedihan dengan menggunakan minuman keras dan obat terlarang. Lebih baik kita saat ini bentuk team debat, mengunjungi vihara vihara sesat dan datang mendebat mereka supaya mereka tahu betapa rendahnya mereka , betapa mereka tdk ada apa apanya dibanding kita para laskar Dhamma.

55
Theravada / Re: pertanyaan tentang samma-sambuddha
« on: 25 September 2011, 09:40:34 PM »
Yah ini yang saya maksud. Sebenarnya kita sejalan, hanya saja anda sekalian masih tabu dengan istilah saling menyindir, mengejek, mengangkat ego dsb. Toh itu semua hanya istilah. Cobalah kita jujur pada diri sendiri bahwa Dhamma agung ciptaan batin kita masing2 yang selama ini kita kobarkan , angkat setinggi tingginya, demi menopang batin kita yg rapuh , yang merasa terasing tanpa sebuah pengakuan dan kepuasan semu. Bahwa tujuan hidup kita yang sejati adalah untuk melibas segala pandangan sesat dengan berbagai cara sesuai apa yang bisa kita lakukan dan batas keberanian kita masing2. Saya bangga dan haru, masih banyak teman2 seperjuangan saya, walau mereka masih tidak mengenal jati dirinya.

56
Theravada / Re: pertanyaan tentang samma-sambuddha
« on: 23 September 2011, 11:50:43 AM »
Anda yang comot teks doang,
Darimana Anda tahu Sang Buddha tidak peduli.
Kemudian upekkha itu bukan sikap damai diam, gampang amat mengartikan upekkha. Bagi saya kedamaian adalah saat kita melaksanakan keluhuran dengan melibas pandangan pandangan sesat.

57
Diskusi Umum / Re: Alam Surga bisa bertambah atau berkurang ?
« on: 23 September 2011, 11:46:37 AM »
namanya juga cerita,

coba dimana sih gunung sumeru ? kalo gunung semeru saya tahu.

Semua kosmologi itu jelas pengaruh kepercayaan India saat itu, kenapa Sang Buddha tidak pakai kosmologi Yunani atau kosmologi antah berantah lain ? Sebab saat itu kepercayaan pada kosmologi semacam itu sudah tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan India.

Mengenai Nibanna, jika dikatakan masih belum terjangkau, berarti Anda menganggapnya sebagai sesuatu pribadi atau kondisi yang bisa dijangkau sebab kondisi itu diciptakan dan di reka oleh batin anda yang bekondisi juga.

58
Diskusi Umum / Re: Punya tubuh sungguh menderita
« on: 22 September 2011, 01:30:27 PM »
Bukankah semua tubuh akan lapuk, tidak peduli tubuh jenis apapun itu.
Kalau kelapukan ini dianggap sumber penderitaan, yah selamanya akan menderita. Sebab salah mengenali dimana sumber penderitaan itu.

59
Diskusi Umum / Re: Alam Surga bisa bertambah atau berkurang ?
« on: 22 September 2011, 11:22:53 AM »
Sesuatu yang berkondisi tidak mungkin bisa membicarakan yang tidak berkondisi, jadi saya katakan Nibanna itu non sens.

60
Diskusi Umum / Re: Punya tubuh sungguh menderita
« on: 22 September 2011, 11:20:04 AM »
Tubuh ini penuh dengan bangkai makanya saat tubuh ini mati penuh dengan belatung,...

Kalau alam Brahma saya tidak tau akan masalahnya sebab saya tidak ingat dan tidak merasa pernah pergi dialam sana dikehidupaan lalu, mungkin nanti kalau saya beruntung masuk alam Brahma setelah saya membusuk baru tau apa penderitaan dialam Brahma. ;D



Kalo gw dikremasi gak bakal ada belatung.

Udah getol meditasi, getol bikin kamma baik, ujung ujungnya masuk surga yang dipercaya, abis itu di surga terlalu senang, atau waktu kamma baik abis terjerumus ke alam rendah, lupa lagi, lahir lagi masuk ajaran sesat memfitnah Dhamma. Jangan kan mediatsi sampe jhana 1 sampe 4, mengendalikan diri dan emosi yang bisa dilakukan oleh orang non Buddhis aja udah susah.

Kasian amat , buat apa belajar dan membanggakan Dhamma ? Sebab hasilnya yah sama sama aja dengan yang laen.

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 16
anything