Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: pengelana_abadi on 17 December 2013, 01:53:25 PM
-
Namo Buddhaya
Panti asuhan Taman Getsemane Kasih memang dipimpin oleh Pendeta agama kr****n. Namun di team kita SHAJESHA tidak mau membeda – bedakan dalam mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan.
Jika kita bisa mengetahui dan mempunyai kesempatan untuk memberikan bantuan bukankah itu adalah hal yang baik? Dan kenapa harus melewatkan kesempatan dengan meminta bantuan kepada pihak lain?
Dengan mengulurkan tangan tanpa membedakan adalah salah satu cara dalam mempraktekkan Metta Karuna Mudita dan Dana.
Metta Karuna Mudita merupakan 3 dari 4 sifat Ketuhanan ( Catur Paramita ), yang menjadi akar dari perbuatan baik ( Kusala Kamma ). Metta ialah cinta kasih universal ; Karuna ialah belas kasihan universal dan Mudita ialah simpati universal .
Dana sendiri pun merupakan urutan pertama di dalam 10 dasar perbuatan baik ( Kusalakamma –patha ).
Di salah satu syair Maha Mangala Sutta berbunyi bahwa berdana dan hidup sesuai dengan Dhamma adalah Berkah Utama.
Di dalam Karaniya Metta Sutta pun “menyarankan” agar kita memancarkan kasih sayang tanpa batas tanpa membedakan dan berharap semoga semua makhluk berbahagia.
semoga sukses ya kumpulin dananya.
Maaf saya tidak bisa berparsitipasi karena saya beranggapan bahwa bila saya ikut berdana berarti saya ikut membantu sang pendeta menyebarkan ajaran nya. Di dalam Buddhist, ajaran kr****n termasuk salah satu dalam ajaran yang tidak sesuai dengan dengan ajaran Buddha.
Ada karma buruknya lho kalau kita sudah tau itu ajaran tidak benar, tapi kita bantu dana untuk menyebarkannya
-
di sutta mana pernah dikatakan klo agama kr15ten merupakan ajaran yang tidak sesuai dgn ajaran sang buddha. boleh beri tau saya? yrims
-
semoga sukses ya kumpulin dananya.
Maaf saya tidak bisa berparsitipasi karena saya beranggapan bahwa bila saya ikut berdana berarti saya ikut membantu sang pendeta menyebarkan ajaran nya. Di dalam Buddhist, ajaran kr****n termasuk salah satu dalam ajaran yang tidak sesuai dengan dengan ajaran Buddha.
Ada karma buruknya lho kalau kita sudah tau itu ajaran tidak benar, tapi kita bantu dana untuk menyebarkannya
dari awal maksud TS pengumpulan dana utk kemanusiaan (panti asuhan) bukan utk penyebaran ajaran. ???
jika niat berdana, danalah dengan tekad utk kemanusiaan.
-
di sutta mana pernah dikatakan klo agama kr15ten merupakan ajaran yang tidak sesuai dgn ajaran sang buddha.
karena penulis kitab masing2 berbeda, tentunya maksud dan isi kedua kitab sudah pasti tidak sesuai.
boleh beri tau saya? yrims
maaf !, tidak bisa beri tahu kepada anda.
dan anda bisa baca sendiri ke 2 kitab (Injil & Tipitaka), kemudian bandingkan aja sendiri ;D
-
semoga sukses ya kumpulin dananya.
Maaf saya tidak bisa berparsitipasi karena saya beranggapan bahwa bila saya ikut berdana berarti saya ikut membantu sang pendeta menyebarkan ajaran nya. Di dalam Buddhist, ajaran kr****n termasuk salah satu dalam ajaran yang tidak sesuai dengan dengan ajaran Buddha.
Ada karma buruknya lho kalau kita sudah tau itu ajaran tidak benar, tapi kita bantu dana untuk menyebarkannya
Boleh tahu, bagaimana caranya bisa dana yang kita sumbangkan ke panti tsb bisa ikut membantu sang pendeta Karesten menyebarkan ajaran nya?
Thanks
-
semoga sukses ya kumpulin dananya.
Maaf saya tidak bisa berparsitipasi karena saya beranggapan bahwa bila saya ikut berdana berarti saya ikut membantu sang pendeta menyebarkan ajaran nya. Di dalam Buddhist, ajaran kr****n termasuk salah satu dalam ajaran yang tidak sesuai dengan dengan ajaran Buddha.
Ada karma buruknya lho kalau kita sudah tau itu ajaran tidak benar, tapi kita bantu dana untuk menyebarkannya
Ref pls?
-
Piagam PIYADASSI yang dipahat pada batu cadas yang ditanda tangani oleh Raja Asoka, berisikan anjuran kepada rakyatnya agar hidup sesuai Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha, yaitu saling mengasihi, saling hormat menghormati dan penuh toleransi terhadap semua paham serta aliran agama yang ada.
Piagam tersebut berbunyi :
"Dalam memberikan penghormatan kepada agamanya sendiri, janganlah sekali - kali mencemoohkan atau menghina agama - agama lainnya. Dengan berbuat demikian, selain membuat agamanya sendiri berkembang ; dan di samping itu telah pula memberikan bantuan kepada agama - agama lainnya. Jika berbuat kebalikannya, maka berarti menggali lubang kubur untuk agama nya sendiri, di samping itu pula mencelakakan agama lainnya.
Barang siapa menghormati agamanya sendiri, tetapi menghina kepada agama lainnya dengan berpikir bahwa berbuat demikian adalah telah melakukan sesuatu yang baik sebagai pemeluk agama yang taat. Ini malah akan berakibat sebaliknya, yaitu akan memukul kepada agamanya sendiri."
Bila Metta Karuna Mudita yang hanya berdasarkan persamaan agama, akan menyebabkan orang menjadi fanatik kepada agama dan membenci kepada orang - orang yang tidak sealiran. Harus diketahui bahwa pertentangan dalam diri seseorang itu timbul karena hawa nafsu, keserakahan dan angkara murka kaum fanatik yang gila hormat dan gila pengaruh.
Sang Buddha pun pernah mengatakan bahwa, tidak ada kesucian yang dihasilkan dari pertentangan, peperangan, pembunuhan - yang pada hakekatnya merupakan Tanha ( nafsu keinginan rendah ), Asava ( kekotoran batin ), Avijja ( ketidak tahuan ), Lobha ( keserakahan ), Dosa ( kebencian ) dan Moha ( kebodohan ).
"Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal - hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri." ( Dhammapada Attakatha syair 50 )
"Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran, maka orang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain ; ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci.
Biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan nafsu indria, kebencian dan ketidak tahuan, memiliki pengetahuan benar dan batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun baik disini ataupun disana; maka ia akan memperoleh manfaat kehidupan suci." ( Dhammapada Attakatha syair 19 dan 20 )
"Segala sesuatu yang dapat memberikan rasa nikmat kepad makhluk, seperti makann, minuman, kesemua itu patut diberikan kepada makhluk yang membutuhkannya. Serahkanlah itu bilamana ad yang memintanya kepadmu dan jangan sekali - kali mengharapkan balasan. Hanya karena kasih sayangmu yang besar kepada semua makhluk, itulah yang akan menjadi keikhlasan untuk menyerahkan segala - galanya kepada yang membutuhkan. Serahkanlah dengan tutut kata yang lemah lembut dan menyenangkan, sikap jujur, dengan hati tulus ikhlas. Itulah Dana Paramita namanya." ( kitab Sanghyang Kamahayanikan )
-
Kalau di MN 56, Buddha malah suruh Upali tetap berdana dan menyokong Nigantha Nataputta dan para petapanya, walaupun secara doktrin, Buddha menyatakan pandangannya itu keliru. Sekarang ini membantu pembangunan panti asuhan adalah karma buruk hanya karena panti dikepalai orang beragama lain?
-
btw saran saya pribadi, jika ingin diskusi seputar dana kepada umat agama lain, bagusnya buka thread baru saja, kebetulan juga topiknya cukup menarik ya.
Jadi biarkan thread ini berjalan sesuai dengan boardnya "Kesempatan Berbuat Baik". Lagipula moderator board ini juga sangar dan bisa diandalkan kekejamannya kalau misal ada OOT
[at] TS : Good luck buat galang dananya ya :)
-
di sutta mana pernah dikatakan klo agama kr15ten merupakan ajaran yang tidak sesuai dgn ajaran sang buddha. boleh beri tau saya? yrims
ada gak di 62 pandangan di brahmajala sutta, Digha Nikaya ?
-
Boleh tahu, bagaimana caranya bisa dana yang kita sumbangkan ke panti tsb bisa ikut membantu sang pendeta Karesten menyebarkan ajaran nya?
Thanks
Pendeta karesten tentu-nya memberikan khotbah ajaran karesten...
-
karena penulis kitab masing2 berbeda, tentunya maksud dan isi kedua kitab sudah pasti tidak sesuai.
maaf !, tidak bisa beri tahu kepada anda.
dan anda bisa baca sendiri ke 2 kitab (Injil & Tipitaka), kemudian bandingkan aja sendiri ;D
wah, membaca Injil & Tipitaka. banyak loh isinya. blom lagi harus memahami betul2 isi nya. proyek lama nih. heheh
makasih ya atas penjelasannya.
Piagam PIYADASSI yang dipahat pada batu cadas yang ditanda tangani oleh Raja Asoka, berisikan anjuran kepada rakyatnya agar hidup sesuai Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha, yaitu saling mengasihi, saling hormat menghormati dan penuh toleransi terhadap semua paham serta aliran agama yang ada.
Piagam tersebut berbunyi :
"Dalam memberikan penghormatan kepada agamanya sendiri, janganlah sekali - kali mencemoohkan atau menghina agama - agama lainnya. Dengan berbuat demikian, selain membuat agamanya sendiri berkembang ; dan di samping itu telah pula memberikan bantuan kepada agama - agama lainnya. Jika berbuat kebalikannya, maka berarti menggali lubang kubur untuk agama nya sendiri, di samping itu pula mencelakakan agama lainnya.
Barang siapa menghormati agamanya sendiri, tetapi menghina kepada agama lainnya dengan berpikir bahwa berbuat demikian adalah telah melakukan sesuatu yang baik sebagai pemeluk agama yang taat. Ini malah akan berakibat sebaliknya, yaitu akan memukul kepada agamanya sendiri."
Bila Metta Karuna Mudita yang hanya berdasarkan persamaan agama, akan menyebabkan orang menjadi fanatik kepada agama dan membenci kepada orang - orang yang tidak sealiran. Harus diketahui bahwa pertentangan dalam diri seseorang itu timbul karena hawa nafsu, keserakahan dan angkara murka kaum fanatik yang gila hormat dan gila pengaruh.
Sang Buddha pun pernah mengatakan bahwa, tidak ada kesucian yang dihasilkan dari pertentangan, peperangan, pembunuhan - yang pada hakekatnya merupakan Tanha ( nafsu keinginan rendah ), Asava ( kekotoran batin ), Avijja ( ketidak tahuan ), Lobha ( keserakahan ), Dosa ( kebencian ) dan Moha ( kebodohan ).
"Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal - hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri." ( Dhammapada Attakatha syair 50 )
"Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran, maka orang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain ; ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci.
Biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan nafsu indria, kebencian dan ketidak tahuan, memiliki pengetahuan benar dan batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun baik disini ataupun disana; maka ia akan memperoleh manfaat kehidupan suci." ( Dhammapada Attakatha syair 19 dan 20 )
"Segala sesuatu yang dapat memberikan rasa nikmat kepad makhluk, seperti makann, minuman, kesemua itu patut diberikan kepada makhluk yang membutuhkannya. Serahkanlah itu bilamana ad yang memintanya kepadmu dan jangan sekali - kali mengharapkan balasan. Hanya karena kasih sayangmu yang besar kepada semua makhluk, itulah yang akan menjadi keikhlasan untuk menyerahkan segala - galanya kepada yang membutuhkan. Serahkanlah dengan tutut kata yang lemah lembut dan menyenangkan, sikap jujur, dengan hati tulus ikhlas. Itulah Dana Paramita namanya." ( kitab Sanghyang Kamahayanikan )
nice
-
17. “Perumah-tangga, keluargamu telah lama menyokong para Nigaṇṭha dan engkau harus mempertimbangkan bahwa dana harus diberikan kepada mereka ketika mereka datang.”
“Yang Mulia, aku bahkan menjadi lebih puas dan lebih senang dengan pemberitahuan Sang Bhagavā itu. Yang Mulia, aku telah mendengar bahwa Petapa Gotama mengatakan sebagai berikut: ‘Persembahan harus diberikan hanya kepadaKu; persembahan tidak boleh diberikan kepada orang lain. Persembahan harus diberikan hanya kepada para siswaKu; persembahan tidak boleh diberikan kepada para siswa orang lain. Hanya persembahan yang diberikan kepadaKu yang menghasilkan buah, bukan apa yang diberikan kepada orang lain. Hanya persembahan yang diberikan kepada para siswaKu yang menghasilkan buah, bukan apa yang diberikan kepada para siswa orang lain.’ Tetapi, sebaliknya, Sang Bhagavā menganjurkan untuk memberikan persembahan kepada para Nigaṇṭha. Bagaimanapun juga kami akan mengetahui waktunya untuk itu, Yang Mulia. Jadi untuk ke tiga kalinya, Yang Mulia, Aku berlindung pada Sang Bhagavā dan pada Dhamma dan pada Sangha para bhikkhu. Sudilah Bhagavā mengingatku sebagai seorang umat awam yang telah menerima perlindungan seumur hidup.”
http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_56:_Up%C4%81li_Sutta
-
semoga sukses ya kumpulin dananya.
Maaf saya tidak bisa berparsitipasi karena saya beranggapan bahwa bila saya ikut berdana berarti saya ikut membantu sang pendeta menyebarkan ajaran nya. Di dalam Buddhist, ajaran kr****n termasuk salah satu dalam ajaran yang tidak sesuai dengan dengan ajaran Buddha.
Ada karma buruknya lho kalau kita sudah tau itu ajaran tidak benar, tapi kita bantu dana untuk menyebarkannya
kalo kita bantu orang yang mau menghilangkan semua ajaran yang tidak benar di dunia ini... dapat kamma baikkah?
-
Maaf kepada moderator, tapi judulnya sepertinya salah.
Berdana kepada Non-Buddhist ya sah2 aja,
yg menjadi pertanyaan bolehkah berdana untuk penyebaran ajaran non-Buddhist yang termasuk dalam 62 pandangan salah dalam Buddhisme?
Di sini sudah menjadi pengetahuan umum bahwa panti asuhan ataupun sekolah yang dipimpin oleh pendeta kr****n kebanyakan menjadi sarana penyebaran ajaran kr****n / merupakan sarana kr****nisasi
-
kalo kita bantu orang yang mau menghilangkan semua ajaran yang tidak benar di dunia ini... dapat kamma baikkah?
bukan mau menghilangkan,
tapi tidak mau ikut terlibat dalam penyebaran ajaran tidak benar..
beda lho...
-
[at] TS: judul edited
-
Kalau di MN 56, Buddha malah suruh Upali tetap berdana dan menyokong Nigantha Nataputta dan para petapanya, walaupun secara doktrin, Buddha menyatakan pandangannya itu keliru. Sekarang ini membantu pembangunan panti asuhan adalah karma buruk hanya karena panti dikepalai orang beragama lain?
Beda kasus kayaknya. Upali sebelumnya donatur tetap si Nigantha Nataputta. Kemudian tiba-tiba
stop jadi donatur tetap gara-gara pindah iman, dampaknya jadi buruk.
-
Tujuan berdana adalah mengurangi kemelekatan.
-Tidak berdana kepada ajaran lain dengan tujuan agar agama lain tidak berkembang, bisa berdampak menambah
kemelekatan terhadap ajaran sendiri. Apakah karma buruk? Sepertinya bukan karma buruk.
- Berdana kepada ajaran lain dengan tujuan mengurangi kemelekatan, jika benar niatnya mengurangi kemelekatan,
hasilnya mudah-mudahan bisa mengurangi kemelekatan kita. Hasil lain bisa membantu kehidupan
manusia lain. Apakah karma buruk? Sepertinya bukan karma buruk. Apakah membantu manusia lain menjadi memiliki
pandangan salah? Ya gak ada yang tau :)
-
bukan mau menghilangkan,
tapi tidak mau ikut terlibat dalam penyebaran ajaran tidak benar..
beda lho...
yea. sy lg lebay saja :P
kira2 buah kamma buruk jenis ini apa ya bro?
-
Kita perlu memilah antara berdana untuk non-Buddhis dengan berdana untuk PENYEBARAN AJARAN non-Buddhis yang termasuk 62 PANDANGAN SALAH (PS). Ini adalah 2 hal yang berbeda dengan kemungkinan maksud dan tujuan yang berbeda juga. Dalam sutta yang diberikan rekan-rekan jelas bahwa Sang Buddha tetap menyarankan membantu mantan guru agama, bukan membantu penyebaran ajarannya.
Untuk itu dalam kasus panti asuhan, saya bertanya terlebih dulu bagaimana bisa dana yang kita sumbangkan ke panti tsb bisa ikut membantu sang pendeta Karesten menyebarkan ajarannya, padahal kita hanya berdana untuk anak yatim piatu di dalamnya bukan untuk PENYEBARAN AJARAN 62 PS. Jika ternyata ada penyelewengan dana, maka itu bukanlah tanggung jawab kita, karena kita tidak bertujuan awal untuk ikut menyelewengkan dana.
Kekhawatiran adanya penyelewengan dana, membuat nama agama lain menjadi terkenal, dll adalah wajar untuk muncul saat untuk berdana bagi kita umat awam. Namun kita perlu menyingkirkannya karena kekhawatiran tersebut belum tentu menjadi kenyataan. Jika kita memupuk kekhawatiran seperti itu maka kita akan berpikir seorang bhikkhu pun bisa menjadi ”ancaman” kehidupan, agama kita saat kita berdana kepadanya dengan berpikir: ”Bhikkhu ini nanti akan lepas jubah dan menjadi pemeluk agama lain dan mengajarkan 62 PS. Saya tidak mau terlibat menyebarkan ajaran PS”
Oleh karena itu arahkan pikiran kita ke tujuan awal kita berdana dan manfaat darinya.
Demikian.
-
bukankah di panti berbasis agama kemungkinan besar dilakukan penyebaran ajaran (sasarannya anak-anak tsb)? :whistle:
-
Beda kasus kayaknya. Upali sebelumnya donatur tetap si Nigantha Nataputta. Kemudian tiba-tiba
stop jadi donatur tetap gara-gara pindah iman, dampaknya jadi buruk.
Oh begitu... jadi kalau bukan bekas gurunya, pastinya tidak dianjurkan berdana. Ada kabar begini:
"... Petapa Gotama mengatakan sebagai berikut: ‘Persembahan harus diberikan hanya kepadaKu; persembahan tidak boleh diberikan kepada orang lain. Persembahan harus diberikan hanya kepada para siswaKu; persembahan tidak boleh diberikan kepada para siswa orang lain. Hanya persembahan yang diberikan kepadaKu yang menghasilkan buah, bukan apa yang diberikan kepada orang lain. Hanya persembahan yang diberikan kepada para siswaKu yang menghasilkan buah, bukan apa yang diberikan kepada para siswa orang lain.’"
Ternyata kabar itu benar adanya.
-
bukankah di panti berbasis agama kemungkinan besar dilakukan penyebaran ajaran (sasarannya anak-anak tsb)? :whistle:
Masih kemungkinan bukan? :whistle:
-
1. Kok kasusnya seperti seolah-olah tidak ada pilihan lain lagi selain panti asuhan tersebut yang membutuhkan dana sumbangan?
2. Jika metta adalah cinta kasih universal yang berarti tidak boleh membeda-bedakan termasuk dalam berdana, lalu apakah kita harus memberikan bantuan dana juga kepada orang yang dananya digunakan untuk memenuhi kesenangan inderanya, misalnya seorang pengemis yang sebagian hasilnya untuk membeli rokok ataupun bir?
3. Bagaimana jika dibalik, umat atau lembaga nonbuddhis yang memberikan sumbangan untuk pembangunan vihara?
4. Jika kita memberikan dana kepada orang lain, bukankah ini adalah memupuk ikatan karma (jodoh) sehingga jika suatu saat kita telah berhasil dalam mendalami Dhamma (ceritanya kita adalah murid yang serius belajar Dhamma), orang tersebut dapat lebih mudah kita bimbing juga ke arah Dhamma?
Sementara ini dulu pertanyaannya.
-
Kalau di Tzu Chi, walaupun pakai "merk" Buddha, berusaha membuang sekat keagamaan, hanya berlandaskan kasih (maitri). Banyak Buddhis yang membanggakan hal ini. Tapi lucunya kalau panti asuhan pakai "merk" agama lain, langsung keluar semua teori karma, dana, dharma, bahkan teori konspirasi "penyebaran agama lain lewat panti", dsb. Teori maitrinya masuk tong sampah.
-
kalo kita bantu orang yang mau menghilangkan semua ajaran yang tidak benar di dunia ini... dapat kamma baikkah?
:)) :))
Ini pasti gara2 canda oma ama bro Cumpol :hammer:
-
Ketika kita melihat acara ritual aliran agama Buddha tertentu seperti api homa dari Buddhis Tibetan, yang prosesinya dengan cara membakar makanan instan kemasan dalam jumlah tertentu, maka segera timbul rasa protes, mengapa kok makanan dibuang-buang secara mubazir.
Tapi ketika melihat sejumlah restoran yang setiap hari membuang sisa makanan jauh lebih banyak tapi kita bisa memakluminya secara wajar.
-
Ketika kita melihat acara ritual aliran agama Buddha tertentu seperti api homa dari Buddhis Tibetan, yang prosesinya dengan cara membakar makanan instan kemasan dalam jumlah tertentu, maka segera timbul rasa protes, mengapa kok makanan dibuang-buang secara mubazir.
Tapi ketika melihat sejumlah restoran yang setiap hari membuang sisa makanan jauh lebih banyak tapi kita bisa memakluminya secara wajar.
??
cara pandang yg aneh, kalau ada biku kawin juga berarti ngikut ajaran lain ga apa2 ya.
mantap.
-
??
cara pandang yg aneh, kalau ada biku kawin juga berarti ngikut ajaran lain ga apa2 ya.
mantap.
Mau ikutan bro ? ;D
-
Kalau di Tzu Chi, walaupun pakai "merk" Buddha, berusaha membuang sekat keagamaan, hanya berlandaskan kasih (maitri). Banyak Buddhis yang membanggakan hal ini. Tapi lucunya kalau panti asuhan pakai "merk" agama lain, langsung keluar semua teori karma, dana, dharma, bahkan teori konspirasi "penyebaran agama lain lewat panti", dsb. Teori maitrinya masuk tong sampah.
tapi inti-nya kalau mau mencapai kesucian ala buddhisme, tidak akan mengajarkan atau bergelut dengan 62 PS...
-
tapi inti-nya kalau mau mencapai kesucian ala buddhisme, tidak akan mengajarkan atau bergelut dengan 62 PS...
Baru tahu juga sih kalo memberikan dana untuk panti asuhan yang dikelola umat lain = bergelut dengan pandangan salah...
-
Baru tahu juga sih kalo memberikan dana untuk panti asuhan yang dikelola umat lain = bergelut dengan pandangan salah...
Kalau berdana untuk panti asuhan yah tidak masalah... kalau panti asuhannya dikelola oleh penganut pandangan salah biasa-nya akan menyebarkan pandangan salah-nya ?
-
atau supaya jelas dan terus terang... saya berdana, tapi anda tidak boleh menyebarkan pandangan salah... :)
-
di upali sutta.. upali malah di sarankan pemberian (dana) kepada pertapa nigatha tetap dilakukan....
ternyata dah ada di halaman pertama (edit)
so far ga ada larangan untuk dana...
-
di upali sutta.. upali malah di sarankan pemberian (dana) kepada pertapa nigatha tetap dilakukan....
kalau nyumbang ke FPI ?
-
kalau nyumbang ke FPI ?
tetap baik lah.. pengecualian klo senjata, racun dll....
-
AN 3.57: Vaccha Sutta
Pengembara Vacchagotta mendatangi Sang Bhagavā … dan berkata kepada Beliau:
“Guru Gotama, aku telah mendengar: ‘Petapa Gotama mengatakan: “Dana harus diberikan hanya kepadaKu, [161] bukan kepada orang lain, dana harus diberikan hanya kepada para siswaKu, bukan kepada para siswa orang lain. Hanya apa yang diberikan keapadaKu yang sangat berbuah, bukan apa yang diberikan kepada orang lain; hanya apa yang diberikan keapada para siswaKu yang sangat berbuah, bukan apa yang diberikan kepada para siswa orang lain.”’ Apakah mereka mengatakan apa yang telah dikatakan oleh Guru Gotama dan tidak salah menginterpretasikan Beliau dengan apa yang bertentangan dengan fakta? Apakah mereka menjelaskan sesuai Dhamma sehingga mereka tidak menimbulkan kritik yang logis atau dasar bagi celaan?<416> Karena kami tidak ingin salah menginterpretasikan Guru Gotama.”
“Mereka, Vaccha, yang mengatakan: ‘Petapa Gotama mengatakan: “Dana harus diberikan hanya kepadaKu … ; hanya apa yang diberikan keapada para siswaKu yang sangat berbuah, bukan apa yang diberikan kepada para siswa orang lain.”’ Tidak mengatakan apa yang telah dikatakanKu melainkan salah menginterpretasikan Aku dengan apa yang bertentangan dengan fakta. Seorang yang mencegah orang lain memberikan dana menciptakan rintangan dan halangan bagi tiga orang. Siapakah tiga ini? Ia menciptakan sebuah rintangan kepada si penyumbang untuk memperoleh jasa, kepada penerima untuk memperoleh pemberian, dan ia telah mencelakai dan melukai dirinya sendiri. Seorang yang mencegah orang lain memberikan dana menciptakan rintangan dan halangan bagi ketiga orang ini.
“Tetapi, Vaccha, Aku katakan bahwa seseorang akan memperoleh jasa bahkan jika ia membuang air pencuci piring ke dalam tempat sampah atau saluran pembuangan dengan pikiran: ‘Semoga makhluk-makhluk hidup di sini bertahan hidup dengan ini!’ Apalagi, [jasa yang diperoleh seseorang] ketika ia memberikan kepada manusia! Akan tetapi, Aku katakan bahwa apa yang diberikan kepada seseorang yang berperilaku bermoral adalah lebih berbuah daripada [apa yang diberikan] kepada seorang yang tidak bermoral. Dan [penerima yang paling baik] adalah seorang yang telah meninggalkan lima faktor dan memiliki lima faktor.
“Lima faktor apakah yang telah ia tinggalkan? Keinginan indria, niat buruk, ketumpulan [162] dan kantuk, kegelisahan dan penyesalan, dan keragu-raguan. Ini adalah kelima faktor yang telah ia tinggalkan.
“Dan lima faktor apakah yang ia miliki? Perilaku bermoral, konsentrasi, kebijaksanaan, kebebasan, dan pengetahuan dan penglihatan pada kebebasan dari seorang yang melampaui latihan. Ini adalah kelima faktor yang ia miliki.
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433751.html#msg433751
-
tetap baik lah.. pengecualian klo senjata, racun dll....
gimana maksud-nya senjata dan racun ?
-
kek kmu liat fpi lagi rame2.. lg ribut2.. trus mikir..wah ini dana yg cock..yaitu kasih parang, ini ga baik....
ato kmu liat bhikhu tergangu dgn nyamuk..kmu kasih obay nyamuk (ravun serangga)..ini bhante..pakelah..supaya terbebas dari ganguan nyamuk... ini juga ga baik
-
Kalau di organisasi Tzu Chi setahu saya mereka biasanya melakukan survey kasus dulu sebelum memberikan bantuan kepada seseorang.
Dalam kasus berdana kepada panti asuhan nonbuddhis ini, kalau patokan/alasannya tidak boleh dilakukan karena merupakan yayasan nonbuddhis (yang kemungkinan bergerak dalam penyebaran ajaran yang menurut pandangan tertentu adalah termasuk 62 PS), maka walaupun hanya berdana kepada pantinya saja, tapi bukankah kita bisa memprediksi kira-kira anak-anak tersebut bakal menyebarkan ajaran apa nantinya ketika sudah dewasa.
Bukankah ini sama saja kita ikut memupuk calon penyebar 62 PS?
Karena kelompok yang tidak setuju dalam topik ini mengatakan bahwa menyumbang kepada panti asuhannya adalah tidak apa-apa, tapi tidak baik menyumbang kepada panitia yang bergerak dibidang agamanya.
-
??
cara pandang yg aneh, kalau ada biku kawin juga berarti ngikut ajaran lain ga apa2 ya.
mantap.
Biku kok kawin??
-
Oh begitu... jadi kalau bukan bekas gurunya, pastinya tidak dianjurkan berdana. Ada kabar begini:
"... Petapa Gotama mengatakan sebagai berikut: ‘Persembahan harus diberikan hanya kepadaKu; persembahan tidak boleh diberikan kepada orang lain. Persembahan harus diberikan hanya kepada para siswaKu; persembahan tidak boleh diberikan kepada para siswa orang lain. Hanya persembahan yang diberikan kepadaKu yang menghasilkan buah, bukan apa yang diberikan kepada orang lain. Hanya persembahan yang diberikan kepada para siswaKu yang menghasilkan buah, bukan apa yang diberikan kepada para siswa orang lain.’"
Ternyata kabar itu benar adanya.
Kalau bukan bekas gurunya, gak akan muncul sutta tersebut.. wkwkwkwk
-
Kalau bukan bekas gurunya, gak akan muncul sutta tersebut.. wkwkwkwk
Coba baca AN 3.57 di atas....
Btw, TS nya ke mana?
-
http://en.wikipedia.org/wiki/Slippery_slope (http://en.wikipedia.org/wiki/Slippery_slope)
-
Kalau berdana untuk panti asuhan yah tidak masalah... kalau panti asuhannya dikelola oleh penganut pandangan salah biasa-nya akan menyebarkan pandangan salah-nya ?
Berarti nanti kalo misalnya ketemu pastor yang butuh pertolongan, baiknya diabaikan saja karena kalau diberi dibantu, berarti mendukung dia terus hidup dan menyebarkan pandangan salah.
IMO, sebagai orang yang belum berpandangan benar (=sotapanna), baiknya tidak perlu menunjuk si ini benar/salah.
Di lain pihak, kalau sudah berpandangan benar, pasti punya kebijaksanaan memberi contoh pada yang belum berpandangan benar tentang belas kasih yang tidak membeda-bedakan.
-------
Kalau di organisasi Tzu Chi setahu saya mereka biasanya melakukan survey kasus dulu sebelum memberikan bantuan kepada seseorang.
Dalam kasus berdana kepada panti asuhan nonbuddhis ini, kalau patokan/alasannya tidak boleh dilakukan karena merupakan yayasan nonbuddhis (yang kemungkinan bergerak dalam penyebaran ajaran yang menurut pandangan tertentu adalah termasuk 62 PS), maka walaupun hanya berdana kepada pantinya saja, tapi bukankah kita bisa memprediksi kira-kira anak-anak tersebut bakal menyebarkan ajaran apa nantinya ketika sudah dewasa.
Bukankah ini sama saja kita ikut memupuk calon penyebar 62 PS?
Karena kelompok yang tidak setuju dalam topik ini mengatakan bahwa menyumbang kepada panti asuhannya adalah tidak apa-apa, tapi tidak baik menyumbang kepada panitia yang bergerak dibidang agamanya.
[...]
Luas bangunan dari panti asuhan ini adalah 13 meter X 26 meter dan 2 lantai. Anak-anak di dalam panti asuhan ditampung ada 50 orang (dari umur 1 tahun 8 bulan sampe umur 18 tahun).
Foto 1: Papan Panti Asuhan dari depan rumah dan alamat selengkapnya
Foto 2: Asbes atau Genteng rusak dan bocor. Dengan asbesnya dan genteng yang rusak, air bisa masuk kalau hujan semua peralatan dan perabotan di dalam panti asuhan akan rusak semuanya karena kemasukan air hujan. Asbes dan genteng harus diperbaiki secepatnya.
Foto 3: Kompor Selang bocor. Kalo Kompor selang bocor, gimana bisa masak untuk anak asuh 50 orang. Selangnya juga harus diperbaiki secepatnya.
Dari foto 1 sampe foto 3 kita harus memperbaikinya secepat mungkin tapi kita belom cukup dana jadi disini team kita SHAJESHA mo bantuan dari donatur-donatur atau yayasan lain utk ikut serta dalam membantu situasi ini. Terima kasih banyak..
[...]
Foto 4: Matras yang rusak tapi masih tetap saja digunakan. Tempat tidur hanya ada 6 buah dengan jumlah anak ada 50 orang. Sisa tidur dilantai dengan alas tidur tilam bobrok. Matras kita perlu ditambahin untuk keperluan anak yatim piatu.
Foto 5: Pake kayu untuk masak. Berhubung selang kompor atau gas bocor jadi salah satu caranya buat masak pake kayu. Team kami rencana ganti kompornya jadi kompor hock yang bulat yang bisa tampung beban 150 kg seperti panci masak yang besar.
Biaya Listrik tiap bulan kena Rp 600,000.
Biaya air tiap bulan kena Rp 200,000.
Untuk menambahkan gizi and kekuatan tulang bagi anak yatim piatu di panti asuhan ini, kita perlu susu dan kacang hijau
Dilihat dari penggunaan biaya untuk papan, genteng, kompor, matras, kayu bakar, biaya listrik, biaya air, dan penambahan gizi, kira-kira yang mana yang digunakan untuk "penyebaran agama"?
-------
Kalau bukan bekas gurunya, gak akan muncul sutta tersebut.. wkwkwkwk
Iya, jadi selain ke bekas guru, semua persembahan harus ke Petapa Gotama dan murid-muridnya, 'kan?
-------
Tampaknya slogan yang lebih cocok untuk (sebagian) Buddhis adalah "Semoga semua makhluk yang seagama dengan saya berbahagia."
-
Tampaknya slogan yang lebih cocok untuk (sebagian) Buddhis adalah "Semoga semua makhluk yang seagama dengan saya berbahagia."
atau Semoga semua mahluk yang beragama Buddha berbahagia ;D
-
Jadi kalau mau sumbang sumbang saja, kalau tidak mau sumbang pun tidak perlu memberikan komentar, tolak secara halus saja. Toh saya juga tidak sedang mengumpulkan dana untuk pembangunan vihara juga kalau tidak mengumpulkan dana untuk panti asuhan manapun.
Yang penting sesuai niat dan hati kita saja.
Karena susah juga jika menerapkan prinsip tidak membedakan, praktek di lapangan tak semudah yang kita prinsipkan secara Buddhis.
Bagaimana jika seorang pemuda yang masih utuh dan sehat fisknya sering meminta uang makan kepada kita?
Tentu itu membutuhkan pendekatan yang berbeda lagi.
Saya pribadi sih setuju dengan kasus topik ini, membantu mengumpulkan dana untuk panti asuhan tersebut. Jalankan saja. Ini malah menunjukkan kebesaran pemikiran Buddhis, sikap toleransi beragama. Saya lihat ini adalah contoh yang baik.
-
:)) :))
Ini pasti gara2 canda oma ama bro Cumpol :hammer:
tw aja Oma ni :P
Masih kemungkinan bukan? :whistle:
sebenarnya mau pake kata selalu tapi sensornya ketat banget :))
ya beginilah jadinya kalo niat berdana kemudian masuk ke ego-filter dimana ia diases dengan value-value gue/elu, buddhis/non-buddhis, benar/salah, bermanfaat/merugikan, ad nauaseam sebelum diputuskan untuk direalisasikan atau tidak ;D
-
Berarti nanti kalo misalnya ketemu pastor yang butuh pertolongan, baiknya diabaikan saja karena kalau diberi dibantu, berarti mendukung dia terus hidup dan menyebarkan pandangan salah.
mungkin saja seperti itu... wkwkwkwkwkw....
-
Bila Metta Karuna Mudita yang hanya berdasarkan persamaan agama, akan menyebabkan orang menjadi fanatik kepada agama dan membenci kepada orang - orang yang tidak sealiran
menurut kitab kitab tradisi yg lama,
banyak sekali pengertian metta yg dikaitkan
dengan berdana, bakti sosial, sumbangan kotak dana.
ini sama sekali tidak benar.
Daripada nyumbang ke sana, salurkan sj ke kt dana
di tembok vihara.
sorry ya....vihara yg sy kenal kotak dananya jadi satu dgn tembok.spt safe deposit. Masukin dananya lewat mulut patung sinha di sebelah altar.plus ada anjing besar yg jaga diluar.
ungkapan upaloka tambika metta
'Cinta menyelamatkan dunia' adalah salah.
yg benar 5 sila lah yg menyelamatkan dunia.