//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kelebihan" Theravada  (Read 10519 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
"Kelebihan" Theravada
« on: 29 November 2017, 10:46:35 AM »
Jika seseorang makan kebanyakan, perutnya bisa sakit, itu namanya "Kelebihan" atau berlebihan.

Saya sungguh tertarik dengan kata "Theravada", indah katanya, kalau orang bule mungkin bacanya: "Thera-weda", kata "a" kan bacanya jadi "e", dalam bahasa Inggris. ("e, bi, si, di, i, ef, ji".)
 
Sebelumnya mungkin dihitung mundur sudah 2 tahun didoktrin karena kitab suci di sini yang lengkap, otomatis logika menyebrang ke sini, kayak sapi-sapi diseberangkan oleh penggembala sapi. Namun, setelah diskusi kemarin (di sini) kemudian saya, malam harinya mengunjungi website: Buddhayana Indonesia, saya membaca:
"Logika tersendiri belum cukup akurat," itu intinya, seperti halnya seseorang memberikan sepotong daging kepada lelaki miskin kemudian memintanya untuk membayar daging itu tanpa persetujuan lelaki miskin itu, yang mungkin tidak memiliki uang untuk membelinya, demikianlah logika tersendiri, hanya diterima ia sendiri atau kelompoknya, tidak sesuai apa adanya, "berlebihan", terlalu dipaksakan.

Vicikicca sama Theravada (english [read]: Thera-weda)

1. Setelah saya baca di forum ini, ternyata Sang Buddha pilih kasih, ajarin abhidhamma ke surga Tavatimsa, trus gak diajarkan menyeluruh ke semua bhikkhu, di kisah komentar Dhammapada. Dikatakan Beliau ke surga Tavatimsa, ibu Beliau dari surga Tusita datang ke Tavatimsa (cuman satu makhluk dari Tusita, mungkin surga Tusita belum banyak pengunjung kali ya.) kemudian Yang Mulia Sariputta ke surga Tusita, saat hampir 3 bulan khotbah, menjemput Sang Buddha. Sebenarnya Sang Buddha di mana sih,  Tavatimsa atau Tusita, trus Panglima Dhamma ketemu Buddha apa di Tusita?
Kemudian sebelumnya Sang Buddha sebelum naik ke tavatimsa, ketika melangkahkan satu kaki, gunung merapat, kaki ke dua, gunung ke dua merapat ke kaki Beliau? Apa gak hancur kota atau desa di sana? Gunungnya bergeser atau setidaknya makhluk lain jadi terganggu?
Trus setelah turun, tiba-tiba Suyama (Deva Yama) turun bersama mengipasi Beliau dengan kipas ekor sapi? Lah, kog ada deva Yama, pas khotbah kog gak datang? Trus Ratu Maya dari Tusita kan hadir, Raja Santusita (raja surga Tusita) kog gak hadir? Belum ada yang jadi raja kali ya saat itu.

2. Kitab Buddhavamsa
Jujur saja, dari awal hingga sekarang, saya ragu 20 lebih Buddha muncul di kitab Buddhavamsa. Sementara di Sutta, hanya (kalau gak salah) ada 6 atau 7 Buddha yang dijelaskan Sang Buddha. Mengapa Sang Buddha tidak menjelaskan atau sekadar menyinggung Buddha lainnya lagi? Sepuluh atau sebelas gitu.

3. Komentar Jataka
Di Sutta, khotbah-khotbah, Sang Buddha begitu piawai, kata-kata-Nya begitu indah, tetapi di jataka, Sang Buddha terlihat kayak orang biasa, dari kata-kata. Misalnya ada Sang Buddha kecewa, cara berbicara begitu biasa, tidak istimewa. Beberapa kisah juga meragukan.

4. Kitab Abhidhamma, saya gak bisa komentar lebih karena belum pernah baca, paling sekilas saja namun di sini judulnya vicikiccha, mungkin sudah dapat dipahami.

5. Kisah Sang Buddha dimulai dari lahir hingga Parinibbana. Dikatakan Raja Suddhodana menjadi Arahat namun di sutta, tidak pernah ada kisah raja Suddhodana, anggap saja benar. Trus, setelah mencapai Pencerahan Sempurna setelah memutar roda Dhamma, Beliau mengokohkan bhikkhu Yasa, tidak ada kisah bhikkhu Yasa di Sutta, trus kepada 3 Kassapa, Uruvelakassapa tidak mau Sang Buddha hadir dalam suatu acara kemudian dikatakan Sang Buddha ke Kuru (mungkin barat India, katakan saja kiri) untuk pindapatta, padahal Uruvelakassapa berada di Uruvela atau Neranjara atau dimana ra, yang jelas jaraknya dengan negri Kuru, cukup jauh, mungkin Medan ke Binjai, atau Jakarta ke Surabaya. Yang anehnya lagi, dikatakan Sang Buddha ke Sri Lanka. Sri Lanka kan di bagian bawah (utara atau tenggara), dikatakan Sang Buddha menaklukkan (mengalihyakinkan) sesosok yakkha di Sri Lanka.
Kemudian Yang Mulia Sariputta thera hanya mendengar syair dari Yang Mulia Assaji, yang isinya beberapa patah kata biasa, eng ing eng, jadi pemasuk-arus? Mungkin Yang Mulia Sariputta memang hebat karena Siswa Utama. Biasanya doktrin Theravada kayak gini, langsung memasuki-arus. Dst.

6. Mungkin ada banyak lagi yang bisa saya katakan, tetapi mungkin sudah cukuplah mendapat gambarannya, minimal sedikit, kalau masih cinta sama Thera-veda.



Dari hsil doktrin Theravada, memang tidak diajarkan, tidak dikatakan, tetapi hasilnya yang saya dapat seperti ini (kesimpulan dari hasil pelajaran):
1. Yang paling benar karna kitabnya lengkap,
2. Promosi Arahat karena Arahat tidak mungkin bohong,
3. Meraih tingkat kesucian
4. Magic magic dari para Arahat,
5. Menjauhi debat, mendekati diskusi (saya pikir ini nilai plus, itu pun tergantung orangnya yang mungkin akan segera move)

6. Kelompok "Buddhayana" (maaf, kesimpulan pribadi) acuh tak acuh, karna gak peduli aliran; mereka kosong karena tidak tahu tingkat kesucian; mereka tidak tahu apa-apa. (Saya tidak bermaksud menghina siapa pun, inilah hasil doktrin yang saya dapat.)
Maaf yang nomor enam, saat ini justru saya ingin mempelajari yang nomor ini melalui pertanyaan di bawah. ^:)^ ^:)^

Klo kelompok Maitreya saya masih kurang tahu. Saya hanya pernah menginjakkan kaki di Vihara Mahayana, saat nenek saya KO, itupun hanya berlalu lalang, saat itu, mungkin 16 tahunan (SMA). Saya belum pernah ke Vihara Theravada atau Buddhayana atau yang manapun. Saya mempelajari Ajaran Buddha hanya dari web dan intinya yang lebih terpercaya dari karya Dhammacitta (5 Nikaya) namun doktrin Theravada cukup sata kejar, sebelumnya.


Pertanyaan, baik sekali jika ada yang ingin menjawab:
1. Apa yang disembah di Buddhayana? Saya menolak menyembah deva, jika orang lain mau, silakan, saya hanya mau menyembah Sang Buddha (belum pernah sebenarnya) karena di Theravada hanya Sang Buddha yang disembah, apa tanggapannya? (Mohon untuk tidak dinilai negatif)
2. Dikatakan Buddhayana campuran Konghucu, menyembah deva (agama) Konghucu, fitnah atau kekeliruan? Apa tanggapannya?
3. Apakah Buddhayana dan Vihara Triratna sama atau berbeda?
4. Apakah hanya lebih khusus kelompok Cina? Karena kebanyakan budaya etnis China yang terlihat, Apa tanggapannya?
5. Ada juga patung deva yang berwarna merah dengan janggut panjang, apakah itu ada di Buddhaya, apa tanggapannya?
6. Apakah acuan Ajaran Buddha di Buddhayana, juga berdasarkan Kanon Pali? Dhamma dan Vinaya? Atau ada yang khusus atau berbeda, kayak Sutta Theravada dan Sutra Mahayana kan ada yang beda, ada yang sama?
7. Di Buddhayana biasanya memakai kata Dhamma atau Dharma, Nibbana atau Nirvana? (Sanskrit atau Pali)
8. Bagaimana cara menanggapi, jika seseorang mengaku dari Buddhayana, tetapi menipu?
9. Apakah acuannya ke bahasa Mandarin? Kitabnya lebih mengacu ke yang terjemahan mandarin?
10. Apakah boleh menyembah keluarga yang telah meninggal dengan sembahyang, di Theravada, orang mati ya sudah, dikenang jasanya karena anicca
11. Kebanyakan mengatakan di Buddhayana, banyak habisin uang, meminta umatnya menyumbang banyak-banyak, karena kelompok Chinese katanya banyak hamburin uang, mahal-mahal, apakah fitnah atau kekliruan, apa tanggapannya? (Saya bertanya dari sudut pandang Buddhayana, bukan pribadi dari karakter orang tertentu)
12. Mungkin ada saran.

Terimakasih. _/\_
« Last Edit: 29 November 2017, 11:00:40 AM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Hanni_Tan

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 38
  • Reputasi: 2
  • Everything dependently arising
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #1 on: 29 November 2017, 11:47:41 AM »
Pertanyaannya banyak banget 😁😁😁 sy bantu jawab yg saya ketahui :

Buddhayana itu wadah yang menyatukan 3 aliran Buddhisme di Indonesia yaitu theravada, mahayana dan vajrayana. Pelopornya sukong/ Ashin Jinnarakkhita. Yang di sembah adalah Buddha

2.mungkin maksud kamu adalah Tridharma. Ini chinese folk religion. Isinya buddhisme, konfusianisme dan taoisme dan kepercayaan rakyat china secara turun temurun sejak ribuan tahun yg lalu.

3. Kurang jelas pertanyaannya. Buddhayana kan wadah. Vihara triratna maksudnya? Vihara kan tempat ibadah agama Buddha. Pasti nya berlindung pada triratna

4. Kamu kurang piknik keqnya.. di pelosok2 jawa jg ada. Di bromo aja masi ada

5. Guan Gong maksudnya?  Itu dr kepercayaan china. Tapi jg di akui oleh Mahayana Buddhism

6. Buddhayana. Berarti pake tipitaka dan tripitaka berikut sutra2 mahayana

7. Setauku biasa Buddhayana pakenya bhs sanskrit

8. Ya, jgn mau di tipu 😂

9. Itu yg tradisi Mahayana. Vihara Buddhayana tuh gini pagi kebaktian pali, malam kebaktian mahayana

Dah ah cape.. 😁

Offline metra

  • dandakamma
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 269
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #2 on: 29 November 2017, 11:53:30 AM »
[qote author=Gwi Cool link=topic=26832.msg473444#msg473444 date=1511927195]
Jika seseorang makan kebanyakan, perutnya bisa sakit, itu namanya "Kelebihan" atau berlebihan.

Saya sungguh tertarik dengan kata "Theravada", indah katanya, kalau orang bule mungkin bacanya: "Thera-weda", kata "a" kan bacanya jadi "e", dalam bahasa Inggris. ("e, bi, si, di, i, ef, ji".)
 
Sebelumnya mungkin dihitung mundur sudah 2 tahun didoktrin karena kitab suci di sini yang lengkap, otomatis logika menyebrang ke sini, kayak sapi-sapi diseberangkan oleh penggembala sapi. Namun, setelah diskusi kemarin (di sini) kemudian saya, malam harinya mengunjungi website: Buddhayana Indonesia, saya membaca:

Quote
[/qute]
"Logika tersendiri belum cukup akurat," itu intinya, seperti halnya seseorang memberikan sepotong daging kepada lelaki miskin kemudian memintanya untuk membayar daging itu tanpa persetujuan lelaki miskin itu, yang mungkin tidak memiliki uang untuk membelinya, demikianlah logika tersendiri, hanya diterima ia sendiri atau kelompoknya, tidak sesuai apa adanya, "berlebihan", terlalu dipaksakan.

Laki laki itu bisa return daging nya.dalam ajaran thera tdk ada ikatan spt sumpah dalam weda atau tantra Buddha. pengertian ini u upasaka dan samanera.
Mengenai berlebihan, lihat kapasitas bowl jika menerima air.jika penuh krn bowl terbatas,
Jgn salahkan air berlimpah di theravada.

Quote

Vicikicca sama Theravada (english [read]: Thera-weda)



4. Kitab Abhidhamma, saya gak bisa komentar lebih karena belum pernah baca, paling sekilas saja namun di sini judulnya vicikiccha, mungkin sudah dapat dipahami.
[/ote]

itu bukan keraguan spt orang biasa di kehidupan sehqri hari.
Bukan seorang broker membeli saham gorengan.
Bukan seorang guru sd yg mengajar di hari pertama.

U menemukan a vichikicca,  harus melepas sakayaditthi.pandangan salah 5 indria sbg.... dst dst.
u upasaka yg sebelumnya berasal dr agama brahmin, selain sakayaditthi juga mesti mampu meninggqlkan upacara agama yg pernah di lakukan.



« Last Edit: 29 November 2017, 11:56:35 AM by metra »

Offline metra

  • dandakamma
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 269
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #3 on: 29 November 2017, 12:01:34 PM »
Pertanyaannya banyak banget 😁😁😁 sy bantu jawab yg saya ketahui :

Buddhayana itu wadah yang menyatukan 3 aliran Buddhisme di Indonesia yaitu theravada, mahayana dan vajrayana. Pelopornya sukong/ Ashin Jinnarakkhita. Yang di sembah adalah Buddha

2.mungkin maksud kamu adalah Tridharma. Ini chinese folk religion. Isinya buddhisme, konfusianisme dan taoisme dan kepercayaan rakyat china secara turun temurun sejak ribuan tahun yg lalu.

3. Kurang jelas pertanyaannya. Buddhayana kan wadah. Vihara triratna maksudnya? Vihara kan tempat ibadah agama Buddha. Pasti nya berlindung pada triratna

4. Kamu kurang piknik keqnya.. di pelosok2 jawa jg ada. Di bromo aja masi ada

5. Guan Gong maksudnya?  Itu dr kepercayaan china. Tapi jg di akui oleh Mahayana Buddhism

6. Buddhayana. Berarti pake tipitaka dan tripitaka berikut sutra2 mahayana

7. Setauku biasa Buddhayana pakenya bhs sanskrit

8. Ya, jgn mau di tipu 😂

9. Itu yg tradisi Mahayana. Vihara Buddhayana tuh gini pagi kebaktian pali, malam kebaktian mahayana

Dah ah cape.. 😁

Kacian.
Begini saja.
Post ini kamu bawa ke vihara.sampaikan kepada pandita atau bhiksu disana.jd ada autokritik.
minta kpd suhu ybs u menjawabnya.
Khan enak gitu.
Moderator elin juga bisa membantu.
lulusan Buddhayana lebih berkualitas dr yg lain. Walaupun jumlahnya minor.tdk sebanyak theravada.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #4 on: 29 November 2017, 12:07:40 PM »
[qote author=Gwi Cool link=topic=26832.msg473444#msg473444 date=1511927195]
Jika seseorang makan kebanyakan, perutnya bisa sakit, itu namanya "Kelebihan" atau berlebihan.

Saya sungguh tertarik dengan kata "Theravada", indah katanya, kalau orang bule mungkin bacanya: "Thera-weda", kata "a" kan bacanya jadi "e", dalam bahasa Inggris. ("e, bi, si, di, i, ef, ji".)
 
Sebelumnya mungkin dihitung mundur sudah 2 tahun didoktrin karena kitab suci di sini yang lengkap, otomatis logika menyebrang ke sini, kayak sapi-sapi diseberangkan oleh penggembala sapi. Namun, setelah diskusi kemarin (di sini) kemudian saya, malam harinya mengunjungi website: Buddhayana Indonesia, saya membaca:

Laki laki itu bisa return daging nya.dalam ajaran thera tdk ada ikatan spt sumpah dalam weda atau tantra Buddha. pengertian ini u upasaka dan samanera.
Mengenai berlebihan, lihat kapasitas bowl jika menerima air.jika penuh krn bowl terbatas,
Jgn salahkan air berlimpah di theravada.
[/ote]

itu bukan keraguan spt orang biasa di kehidupan sehqri hari.
Bukan seorang broker membeli saham gorengan.
Bukan seorang guru sd yg mengajar di hari pertama.

U menemukan a vichikicca,  harus melepas sakayaditthi.pandangan salah 5 indria sbg.... dst dst.
u upasaka yg sebelumnya berasal dr agama brahmin, selain sakayaditthi juga mesti mampu meninggqlkan upacara agama yg pernah di lakukan.
Anda pasti orang suci karena di Theravada ngajarin tingkat kesucian, hormat saya gak berani lawan orang suci.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #5 on: 29 November 2017, 12:11:40 PM »
Pertanyaannya banyak banget 😁😁😁 sy bantu jawab yg saya ketahui :

Buddhayana itu wadah yang menyatukan 3 aliran Buddhisme di Indonesia yaitu theravada, mahayana dan vajrayana. Pelopornya sukong/ Ashin Jinnarakkhita. Yang di sembah adalah Buddha

2.mungkin maksud kamu adalah Tridharma. Ini chinese folk religion. Isinya buddhisme, konfusianisme dan taoisme dan kepercayaan rakyat china secara turun temurun sejak ribuan tahun yg lalu.

3. Kurang jelas pertanyaannya. Buddhayana kan wadah. Vihara triratna maksudnya? Vihara kan tempat ibadah agama Buddha. Pasti nya berlindung pada triratna

4. Kamu kurang piknik keqnya.. di pelosok2 jawa jg ada. Di bromo aja masi ada

5. Guan Gong maksudnya?  Itu dr kepercayaan china. Tapi jg di akui oleh Mahayana Buddhism

6. Buddhayana. Berarti pake tipitaka dan tripitaka berikut sutra2 mahayana

7. Setauku biasa Buddhayana pakenya bhs sanskrit

8. Ya, jgn mau di tipu 😂

9. Itu yg tradisi Mahayana. Vihara Buddhayana tuh gini pagi kebaktian pali, malam kebaktian mahayana

Dah ah cape.. 😁
Masih gak puas. Ada itu namanya Vihara Triratna. Barusan ada yang bilang minim kemungkikan Sang Buddha mengajar menggunakan bahasa Sanskrit, bahasa sanskrit hanya dipakai kaum brahmana, mengapa Buddhayana lebih acuannya ke sanskrit?
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline metra

  • dandakamma
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 269
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #6 on: 29 November 2017, 12:20:40 PM »
Anda pasti orang suci karena di Theravada ngajarin tingkat kesucian, hormat saya gak berani lawan orang suci.

para bhikkhu selalu mengajar demikian.beberapa bhikkhu senior yg saya tahu juga berujar sama.
Masih ingat dgn kai zhen. Perubahan membawa perbaikan kinerja.di ajaran Buddha,  perubahan membawa kebersihan mental.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #7 on: 29 November 2017, 12:26:31 PM »
para bhikkhu selalu mengajar demikian.beberapa bhikkhu senior yg saya tahu juga berujar sama.
Masih ingat dgn kai zhen. Perubahan membawa perbaikan kinerja.di ajaran Buddha,  perubahan membawa kebersihan mental.
Saya juga merasa demikian, bhikkhu mendorong tingkat kesucian. Saya berpendapat di Theravada hanya bisa memasuki-arus, tidak lebih kemudian setelahnya lambat laun mereka akan move on. Sepertinya bhikkhu Brahmavamso juga sudah move on dari Theravada.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #8 on: 29 November 2017, 12:48:35 PM »
Menurut satu pihak move on, menurut pihak lain "murtad"
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline metra

  • dandakamma
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 269
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #9 on: 29 November 2017, 06:44:26 PM »
Saya juga merasa demikian, bhikkhu mendorong tingkat kesucian. Saya berpendapat di Theravada hanya bisa memasuki-arus, tidak lebih kemudian setelahnya lambat laun mereka akan move on. Sepertinya bhikkhu Brahmavamso juga sudah move on dari Theravada.

ciri sotapannya adalahtdk.akan mundur ataumove on.
krn itu Buddha memberi kepastian paling lama 7 kelahiran lagi.
seperti kayu yg hanyut di sungai.tdk mungkin bergerak melawan arus. Ia maju terus menuju
Ke hilir.


Offline Brahma Gwi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Bhagava
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #10 on: 29 November 2017, 07:06:40 PM »
ciri sotapannya adalahtdk.akan mundur ataumove on.
krn itu Buddha memberi kepastian paling lama 7 kelahiran lagi.
seperti kayu yg hanyut di sungai.tdk mungkin bergerak melawan arus. Ia maju terus menuju
Ke hilir.
Reputasi Tuan Metra jadi minus satu. Hahaha, kayaknya di sini Theravada adalah musuh besar, pantas saja saya dianggap kayak aib gitu. :'(
Judul pos, komentar, bisa mereka edit sesuka hati, mungkin kelompok Theravada akan mereka manipulasi kata-katanya, suatu saat, mungkin. Bahaya banget tempat ini.
« Last Edit: 29 November 2017, 07:16:20 PM by Brahma Gwi »
Yang merusak image seseorang, dapat kamma buruk

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #11 on: 29 November 2017, 07:46:32 PM »


1. Setelah saya baca di forum ini, ternyata Sang Buddha pilih kasih, ajarin abhidhamma ke surga Tavatimsa, trus gak diajarkan menyeluruh ke semua bhikkhu, di kisah komentar Dhammapada. Dikatakan Beliau ke surga Tavatimsa, ibu Beliau dari surga Tusita datang ke Tavatimsa (cuman satu makhluk dari Tusita, mungkin surga Tusita belum banyak pengunjung kali ya.) kemudian Yang Mulia Sariputta ke surga Tusita, saat hampir 3 bulan khotbah, menjemput Sang Buddha. Sebenarnya Sang Buddha di mana sih,  Tavatimsa atau Tusita, trus Panglima Dhamma ketemu Buddha apa di Tusita?

Ini adalah komentar karangan yang ditulis jauh hari untuk membenarkan abhidhamma theravada. Kenapa ada inkonsistensi soal Tusita atau Tavatimsa? Karena menurut sebagian aliran buddhis, Ratu Maya lahirnya di Tavatimsa, dan oleh karena itulah Buddha ngajar ibunya di Tavatimsa. Komentar soal Buddha ngajar di tavatimsa ini sudah ada di suatu teks, yang kemudian dicopas oleh theravada, trus kemudian jadi gak sinkron dengan legenda mereka yg lain.


Quote
Dari hsil doktrin Theravada, memang tidak diajarkan, tidak dikatakan, tetapi hasilnya yang saya dapat seperti ini (kesimpulan dari hasil pelajaran):
1. Yang paling benar karna kitabnya lengkap,
2. Promosi Arahat karena Arahat tidak mungkin bohong,
3. Meraih tingkat kesucian
4. Magic magic dari para Arahat,
5. Menjauhi debat, mendekati diskusi (saya pikir ini nilai plus, itu pun tergantung orangnya yang mungkin akan segera move)

1. Mahayana juga punya semua kitab yg dimiliki oleh Theravada (paralelnya). Dan malah lebih banyak lagi kitab selain itu. Disebut gak lengkap karena banyak kitab mahayana yg hilang terbakar waktu India diserbu muslim.
Tapi kalau kriterianya "punya semua teks yg sama dengan theravada", mahayana juga punya.

2. Apakah para Bodhisattva berbohong?

3. Apakah Bodhisattva tidak bisa atau tidak mencapai tingkat kesucian? Weleh weleh
4. Emang Bodhisattva gak punya magic?
5. Disini kita beda pandangan. Mahayana dan hampir seluruh sekte buddhis india menggunakan debat sebagai alat belajar. Bahkan Buddha juga melakukan debat dengan petapa aliran lain

Quote
6. Kelompok "Buddhayana" (maaf, kesimpulan pribadi) acuh tak acuh, karna gak peduli aliran; mereka kosong karena tidak tahu tingkat kesucian; mereka tidak tahu apa-apa. (Saya tidak bermaksud menghina siapa pun, inilah hasil doktrin yang saya dapat.)
Maaf yang nomor enam, saat ini justru saya ingin mempelajari yang nomor ini melalui pertanyaan di bawah. ^:)^ ^:)^

6. Bagaimana mungkin kosong, selama ada sila, samadhi, panna, tidak mungkin kosong.
Gak tahu apa-apa ya? Ya saya dari Buddhayana..... mau dites?

Quote
Klo kelompok Maitreya saya masih kurang tahu. Saya hanya pernah menginjakkan kaki di Vihara Mahayana, saat nenek saya KO, itupun hanya berlalu lalang, saat itu, mungkin 16 tahunan (SMA). Saya belum pernah ke Vihara Theravada atau Buddhayana atau yang manapun. Saya mempelajari Ajaran Buddha hanya dari web dan intinya yang lebih terpercaya dari karya Dhammacitta (5 Nikaya) namun doktrin Theravada cukup sata kejar, sebelumnya.

Lupakan Maitreya, itu aliran sesat yang mencatut nama Bodhisattva

Anda mempelajari ajaran Buddha dari web, itu baik sekali. Tapi teori saja tanpa praktik akan membawa pada ERROR. Lakukanlah meditasi


Quote
Pertanyaan, baik sekali jika ada yang ingin menjawab:
1. Apa yang disembah di Buddhayana? Saya menolak menyembah deva, jika orang lain mau, silakan, saya hanya mau menyembah Sang Buddha (belum pernah sebenarnya) karena di Theravada hanya Sang Buddha yang disembah, apa tanggapannya? (Mohon untuk tidak dinilai negatif)

Buddha. Bodhisattva.
Kalau ada dewa di vihara Buddhayana, anggaplah mereka murid2 Buddha yang mengawal ajaran, dan kita memberi salam pada mereka selayaknya murid yang lebih junior menyapa murid yang senior.

Quote
2. Dikatakan Buddhayana campuran Konghucu, menyembah deva (agama) Konghucu, fitnah atau kekeliruan? Apa tanggapannya?

Pada saat agama Konghucu dilarang di indonesia, banyak kelenteng dan pengikutnya berlindung di bawah naungan agama Buddha. Sejak agama Buddha lahir di negeri ini, memang punya hubungan dekat dengan Konghucu. Sehingga saat itu atas dasar persaudaraan, dibiarkan.
Walaupun begitu sisi negatifnya adalah, tradisi chinese dan agama buddhis jadi rancu.

Tapi ini harus diluruskan. Agama Buddha tidak menyembah dewa. Dalam Mahayana disebutkan, salah satu sila perlindungan adalah tidak menyembah di luar Triratna.

Dewa dipasang altar dll, itu untuk menghormati mereka saja. Bukan dipuja. Tapi status mereka adalah sebagai dharmapala/ pengawal dharma.

Buddhayana itu sendiri adalah organisasi. Untuk mewadahi tiga aliran besar, Theravada, Mahayana, Tantrayana. Jadi di dalam Buddhayana sendiri terbagi tiga lagi, dan bhiksu dari tiga aliran ada semua.

Quote
3. Apakah Buddhayana dan Vihara Triratna sama atau berbeda?
4. Apakah hanya lebih khusus kelompok Cina? Karena kebanyakan budaya etnis China yang terlihat, Apa tanggapannya?

3. Ga tau
4. Coba main main ke jawa.... ke sumatra.... memang di beberapa daerah tertentu ada banyak mayoritas tionghoa... tapi itu ga semua begitu.

Quote
5. Ada juga patung deva yang berwarna merah dengan janggut panjang, apakah itu ada di Buddhaya, apa tanggapannya?
6. Apakah acuan Ajaran Buddha di Buddhayana, juga berdasarkan Kanon Pali? Dhamma dan Vinaya? Atau ada yang khusus atau berbeda, kayak Sutta Theravada dan Sutra Mahayana kan ada yang beda, ada yang sama?

5. Guan Gong adalah seorang pelindung dharma yang diangkat beberapa ratus tahun setelah kematiannya di Buddhisme China.
6. Acuannya Tripitaka, Kanon Pali, Kanon Sanskrit, Kanon Tibet, Kanon Taisho, dan komentar2nya.

Quote
7. Di Buddhayana biasanya memakai kata Dhamma atau Dharma, Nibbana atau Nirvana? (Sanskrit atau Pali)
terserah yang ngomong

Quote
8. Bagaimana cara menanggapi, jika seseorang mengaku dari Buddhayana, tetapi menipu?
lapor polisi

Quote
9. Apakah acuannya ke bahasa Mandarin? Kitabnya lebih mengacu ke yang terjemahan mandarin?
Gak, tergantung mau pake tradisi apa. Mau pake pali juga ada. Mau pake tibetan juga ada. Ada yang pake bahasa jawa....

Quote
10. Apakah boleh menyembah keluarga yang telah meninggal dengan sembahyang, di Theravada, orang mati ya sudah, dikenang jasanya karena anicca
Ngapain disembah, dia gak bisa nolong kau. Malah dia butuh bantuan.. makanya ada upacara Ullambana, untuk transfer merit

Quote
11. Kebanyakan mengatakan di Buddhayana, banyak habisin uang, meminta umatnya menyumbang banyak-banyak, karena kelompok Chinese katanya banyak hamburin uang, mahal-mahal, apakah fitnah atau kekliruan, apa tanggapannya? (Saya bertanya dari sudut pandang Buddhayana, bukan pribadi dari karakter orang tertentu)
Emang di theravada gak? Semua juga butuh duit...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #12 on: 29 November 2017, 07:59:34 PM »
Ini adalah komentar karangan yang ditulis jauh hari untuk membenarkan abhidhamma theravada. Kenapa ada inkonsistensi soal Tusita atau Tavatimsa? Karena menurut sebagian aliran buddhis, Ratu Maya lahirnya di Tavatimsa, dan oleh karena itulah Buddha ngajar ibunya di Tavatimsa. Komentar soal Buddha ngajar di tavatimsa ini sudah ada di suatu teks, yang kemudian dicopas oleh theravada, trus kemudian jadi gak sinkron dengan legenda mereka yg lain.


1. Mahayana juga punya semua kitab yg dimiliki oleh Theravada (paralelnya). Dan malah lebih banyak lagi kitab selain itu. Disebut gak lengkap karena banyak kitab mahayana yg hilang terbakar waktu India diserbu muslim.
Tapi kalau kriterianya "punya semua teks yg sama dengan theravada", mahayana juga punya.

2. Apakah para Bodhisattva berbohong?

3. Apakah Bodhisattva tidak bisa atau tidak mencapai tingkat kesucian? Weleh weleh
4. Emang Bodhisattva gak punya magic?
5. Disini kita beda pandangan. Mahayana dan hampir seluruh sekte buddhis india menggunakan debat sebagai alat belajar. Bahkan Buddha juga melakukan debat dengan petapa aliran lain

Jawab: setahu saya di Theravada, orang-orang yang berdebat dengan Sang Buddha, bukan Sang Buddha yang berdebat, Sang Buddha hanya berdiskusi.

6. Bagaimana mungkin kosong, selama ada sila, samadhi, panna, tidak mungkin kosong.
Gak tahu apa-apa ya? Ya saya dari Buddhayana..... mau dites?

Lupakan Maitreya, itu aliran sesat yang mencatut nama Bodhisattva

Jawab: setahu saya Maitreya dan Mahayana sama, memang beda y? Saya tahunya Theravada saja.

Anda mempelajari ajaran Buddha dari web, itu baik sekali. Tapi teori saja tanpa praktik akan membawa pada ERROR. Lakukanlah meditasi

Jawab: ya, saya tidak menelan mentah-mentah yang di web tentunya.

Buddha. Bodhisattva.
Kalau ada dewa di vihara Buddhayana, anggaplah mereka murid2 Buddha yang mengawal ajaran, dan kita memberi salam pada mereka selayaknya murid yang lebih junior menyapa murid yang senior.

Jawab: di Theravada, katanya para deva tidak disembah umat Buddhis Theravada, tetapi kalau umat Buddhis itu mau, silakan.

Pada saat agama Konghucu dilarang di indonesia, banyak kelenteng dan pengikutnya berlindung di bawah naungan agama Buddha. Sejak agama Buddha lahir di negeri ini, memang punya hubungan dekat dengan Konghucu. Sehingga saat itu atas dasar persaudaraan, dibiarkan.
Walaupun begitu sisi negatifnya adalah, tradisi chinese dan agama buddhis jadi rancu.

Tapi ini harus diluruskan. Agama Buddha tidak menyembah dewa. Dalam Mahayana disebutkan, salah satu sila perlindungan adalah tidak menyembah di luar Triratna.

Dewa dipasang altar dll, itu untuk menghormati mereka saja. Bukan dipuja. Tapi status mereka adalah sebagai dharmapala/ pengawal dharma.

Buddhayana itu sendiri adalah organisasi. Untuk mewadahi tiga aliran besar, Theravada, Mahayana, Tantrayana. Jadi di dalam Buddhayana sendiri terbagi tiga lagi, dan bhiksu dari tiga aliran ada semua.

3. Ga tau
4. Coba main main ke jawa.... ke sumatra.... memang di beberapa daerah tertentu ada banyak mayoritas tionghoa... tapi itu ga semua begitu.

Jawab: tetapi hampir sebagian besar menggunakan tradisi chinese, kalau di Theravada, tradisi dikesampingkan.

5. Guan Gong adalah seorang pelindung dharma yang diangkat beberapa ratus tahun setelah kematiannya di Buddhisme China.
6. Acuannya Tripitaka, Kanon Pali, Kanon Sanskrit, Kanon Tibet, Kanon Taisho, dan komentar2nya.
terserah yang ngomong
lapor polisi
Gak, tergantung mau pake tradisi apa. Mau pake pali juga ada. Mau pake tibetan juga ada. Ada yang pake bahasa jawa....

Ngapain disembah, dia gak bisa nolong kau. Malah dia butuh bantuan.. makanya ada upacara Ullambana, untuk transfer merit

Jawab: yang ini gak ngerti.

Emang di theravada gak? Semua juga butuh duit...

Jawab: pasti ada.

Saya tahunya Theravada saja, jadi pengen tahu, yang Mahayana saja juga pengen tahu, mungkin bisa akrab sama mereka, dengar-dengar kedua kubu ini suka panas.
« Last Edit: 29 November 2017, 08:05:26 PM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #13 on: 29 November 2017, 08:07:02 PM »
Quote
Jawab: setahu saya di Theravada, orang-orang yang berdebat dengan Sang Buddha, bukan Sang Buddha yang berdebat, Sang Buddha hanya berdiskusi.

Jawab: setahu saya Maitreya dan Mahayana sama, memang beda y? Saya tahunya Theravada saja.

Jawab: tetapi hampir sebagian besar menggunakan tradisi chinese, kalau di Theravada, tradisi dikesampingkan.

Salah, ada beberapa kasus Buddha dan murid-muridnya berdebat, dan menang. Misalnya adalah debat dengan Saccaka.

Aliran Maitreya atau YiKuanTao, adalah aliran sesat yang dibikin di abad ke18 di china, dan mencatut nama Buddha. Jelas beda sekali dengan Mahayana.

Anda kurang piknik. Ada vihara2 Buddhayana yang tidak pake ornamen chinese. Malah ada yang pake budaya jawa.
Soal tradisi, Theravada juga bawa tradisi myanmar atau thailand kok. Anda saja yang kurang jeli melihat... atau ga tau itu tradisi, bukan ajaran Buddha.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: "Kelebihan" Theravada
« Reply #14 on: 29 November 2017, 08:15:30 PM »
Salah, ada beberapa kasus Buddha dan murid-muridnya berdebat, dan menang. Misalnya adalah debat dengan Saccaka.

Aliran Maitreya atau YiKuanTao, adalah aliran sesat yang dibikin di abad ke18 di china, dan mencatut nama Buddha. Jelas beda sekali dengan Mahayana.

Anda kurang piknik. Ada vihara2 Buddhayana yang tidak pake ornamen chinese. Malah ada yang pake budaya jawa.
Soal tradisi, Theravada juga bawa tradisi myanmar atau thailand kok. Anda saja yang kurang jeli melihat... atau ga tau itu tradisi, bukan ajaran Buddha.
Kalau yang Saccaka, ia yang berdebat dengan Sang Buddha, Sang Buddha tidak berdebat, tetapi membuat Saccaka mengikuti arus diskusi oleh Sang Buddha.

Kalau murid Buddha, debat, masih ada kemungkinan itu.

Yikuantao, gak ngerti aku.

Setahu saya Theravada Myanmar sama Thailand beda, Theravada yang Thailand sama kayak di Indonesia.
Yang Myanmar ada konsili 5 dan 6-nya saat penyusunan kitab Pali, yang Thailand seperti Sri Lanka, hanya sampai konsili IV. Kayaknya di Sri Lanka, Theravada merosot kemudian pindah ke Thailand pusatnya.

Kalau yang Thailand, itu yang disebar oleh murid Yang Mulia Moggaliputta Tissa Thera, Yang Mulia Mahinda thera (anak raja Asoka) diutus ke Sri Lanka.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.