//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian  (Read 24526 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Febby Pannadhika

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Bagaimana ya caranya membedakan umat yang udah mencapai suatu tingkat kesucian dengan umat yang masih awam??
Apakah ada aura yang berbeda? dan sifat- sifat buruk apakah yang hilang setelah seseorang telah mencapai tingkat kesucian tertentu??
_/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #1 on: 20 August 2011, 05:25:59 AM »
dan sifat- sifat buruk apakah yang hilang setelah seseorang telah mencapai tingkat kesucian tertentu?? _/\_

di kitab dasar Abhidhamma ada di bahas tingkat batin para Ariya
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #2 on: 20 August 2011, 07:41:11 AM »
mari kita liht cara pandang B. Buddhadasa :
Dari buku “the Truth of Nature” by Bhikkhu Buddhadasa

"Bagaimana cara berpikir seorang nonpraktisi dan seorang Buddhis yang mempraktikkan ajaran Buddha?"

Mari kita perhatikan sebuah fakta yang akan menjadi petunjuk untuk membedakan cara berpikir seorang non praktisi dan seorang Buddhis yang mempraktikkan ajaran Buddha. Seorang non praktisi berarti seorang yang belum menjadi seorang umat Buddha yang baik dan tidak memahami ajaran Buddha. la hanya menjadi Buddhis karena label agama saja, sesuai dengan catatan kependudukan (seorang Buddhis KTP sejati) dan karena orangtuanya beragama Buddha. Mereka kita sebut dengan Buddhis non praktisi. Persyaratan untuk menjadi seorang Buddhis sejati seorang praktisi, Ariya (orang suci, maju pesat dalam latihan) adalah memiliki pandangan benar yang jauh lebih tinggi daripada seorang non praktisi terhadap semua hal yang ada di sekelilingnya.

Buddha bersabda, "Ada perbedaan yang sangat besar dalam cara pandang antara pandangan para ariya dan pandangan umat biasa." Karena itu, dalam pandangan para ariya, dan juga sesuai dengan peraturan para ariya, bernyanyi sama saja dengan menangis; menari adalah ciri khas orang gila; dan tertawa terbahak bahak adalah kelakuan anak anak ingusan. Orang orang pada umumnya menyanyi, tertawa, dan menikmati semua itu tanpa menyadari kapan dirinya akan lelah. Di dalam pandangan para ariya, menyanyi terlihat sama dengan menangis. Jika kita mengamati seorang yang menyanyi dan berteriak sekeras kerasnya, dia tidak hanya kelihatan seperti orang yang sedang menangis, tetapi selain itu, apa yang dilakukannya berasal dari kondisi kondisi emosional. yang sebenarnya sama dengan menangis.

Menari adalah kelakuan orang gila! Jika kita perhatikan sedikit lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa ketika kita bangun dari tempat duduk untuk menari, kita paling tidak sudah menjadi sepuluh persen gila. Jika tidak, kita pasti tidak akan mau menari. Karena secara umum menari dipandang sebagai sebuah bentuk kesenangan, kita tidak menganggapnya sebagai kelakuan orang gila. Ada beberapa orang yang suka tertawa; tertawa memang menyenangkan. Mereka tertawa terbahak bahak, bahkan di saat saat yang tidak tepat. Tetapi bagi para ariya, dan di dalam peraturan mereka, tertawa adalah kelakuan anak kecil. Oleh sebab itu, jika kita mampu tidak tertawa, ini tentu baik. Tidak tertawa sama sekali bahkan lebih baik lagi.

Contoh contoh di atas menunjukkan bagaimana latihan displin (sila) para ariya berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Secara umum, menyanyi, berdansa, dan tertawa sepertinya tidak membawa akibat dan bukan sesuatu yang istimewa. Namun bagi para ariya kegiatan kegiatan tersebut dianggap tidak berguna dan tidak terkendali. Demikianlah pandangan seseorang yang pikirannya sudah berkembang pesat.

Buddha tidak mengatakan, jangan lakukan hal-hal itu ketika kita menginginkannya, tetapi mengajarkan kita untuk memahami bahwa ada perbuatan yang terpuji dan perbuatan rendah, dan ada hal hal yang tidak layak untuk dilakukan. Karena belum menjadi seorang ariya, kita mungkin ingin melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah. Ketika kita melakukannya, kita akan sadar bahwa hal itu terkadang memang tampak menyenangkan, tetapi pada akhirnya kita akan kelelahan. Selanjutnya, kita dapat meningkatkan diri kita ke tingkat yang lebih tinggi dan berlatih disiplin para ariya.

Sebagian orang tidak suka mendengar tentang "disiplin". Mereka khawatir bahwa mengendalikan diri menyebabkan "penderitaan." Tetapi, mengendalikan diri untuk tidak mengikuti perasaan adalah sebuah praktik dan latihan penting dalam agama Buddha.

Mengendalikan tubuh dan pikiran untuk tidak menuruti setiap perasaan bukanlah penderitaan. Sebaliknya, ini adalah sebuah metoda untuk melenyapkan dukkha. Kita harus menemukan cara. untuk mencegah diri kita agar tidak sampai dikuasai oleh ego atau kekotoran batin. Kita harus menjaga pikiran agar kekotoran batin tidak mengarahkan dan menguasai diri kita. Lihat orang orang yang sedang menari dan perhatikan betapa kuatnya kekotoran batin menguasai dan membuat mereka tunduk. Inikah yang disebut dengan kebebasan?

Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan kemampuan batin kita bagaimanapun juga. Jangan menjadi seorang Buddhis awam selamanya! Buat diri Anda bisa menjadi anggota komunitas Buddhis praktisi, dengan memiliki pengetahuan, kecerdasan, kesadaran, dan pemahaman sehingga penderitaan akan berkurang. jangan lakukan hal hal yang tidak layak dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri. Inilah hasil yang akan Anda dapatkan. Anda akan bertransformasi dari seorang Buddhis non praktisi awam menjadi seorang Buddhis praktisi, yang menaati disiplin para ariya. Buddha berharap akan lebih banyak lagi yang menjadi ariya, semakin banyak lagi orang yang akan meninggalkan keduniawian selamanya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #3 on: 20 August 2011, 10:17:31 AM »
Menari adalah kelakuan orang gila!

??? ???
kok dibilang gila spt itu...
I like dancing  :|

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #4 on: 20 August 2011, 10:28:35 AM »
??? ???
kok dibilang gila spt itu...
I like dancing  :|
salahkan B. Buddhadasa kalau merasa itu salah ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #5 on: 20 August 2011, 10:28:54 AM »
??? ???
kok dibilang gila spt itu...
I like dancing  :|
berarti Elin ..... :-SS  :hammer: :))

 [at]  TS
manfaat yang ingin diperoleh dari membedakan yang capai kesucian dengan yang belum capai apa ?


 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #6 on: 20 August 2011, 11:09:59 AM »
??? ???
kok dibilang gila spt itu...
I like dancing  :|
Karena ada persamaan di mana orang gila, tanpa perhatian, terbawa perasaan, melakukan hal-hal seperti menyanyi, menari dan ekspresi emosi lain apapun tanpa menyadari sebabnya. Bagi seorang yang berlatih dalam disiplin ariya, menghindari perilaku ketidak-terkendalian tersebut.

Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #7 on: 12 September 2011, 08:34:11 AM »
Namo Buddhaya,

jangan hanya duduk meditasi, mengendalikan batin atau apa. Sebab diluaran sana banyak yang berpandangan sesat, bagaimana kita bisa tenang meditasi selama ada pandangan sesat yang harus ditumpas ?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #8 on: 12 September 2011, 07:09:36 PM »
Namo Buddhaya,

jangan hanya duduk meditasi, mengendalikan batin atau apa. Sebab diluaran sana banyak yang berpandangan sesat, bagaimana kita bisa tenang meditasi selama ada pandangan sesat yang harus ditumpas ?
Sebagai permulaan, tumpaslah pandangan sesat dalam diri sendiri. Bantai dulu nafsu dan kebencian dalam diri sendiri. Itu yang bisa kita usahakan. Kalau sudah berhasil, baru kita lihat langkah selanjutnya.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #9 on: 13 September 2011, 06:02:52 AM »
Namo Buddhaya,

jangan hanya duduk meditasi, mengendalikan batin atau apa. Sebab diluaran sana banyak yang berpandangan sesat, bagaimana kita bisa tenang meditasi selama ada pandangan sesat yang harus ditumpas ?

praktek meditasi memikirkan cara menumpaskan orang yang berpandangan sesat ? ???

berlatih untuk diri sendiri dulu  :)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #10 on: 13 September 2011, 09:02:30 AM »
Sebagai permulaan, tumpaslah pandangan sesat dalam diri sendiri. Bantai dulu nafsu dan kebencian dalam diri sendiri. Itu yang bisa kita usahakan. Kalau sudah berhasil, baru kita lihat langkah selanjutnya.

setujuuuuhhh...

kalau mau nolong orang tenggelam, kudu yang nolong itu harus bisa berenang...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #11 on: 16 September 2011, 11:12:38 AM »
Katakanlah saya belum mencapai tingkat kesucian, namun saya masih jauh lebih baik karena saya meyakini Dhamma yang benar. Sedangkan yang gak suci ditambah lagi penganut tahyul, parahhhh , bukankah kita sering mengumandangkan sabbhe satta bhavatu sukhitata ? Kalau Anda berdiam saja tidak beraksi pada pandangan pandangan tercela, bukankah itu namanya acuh terhadap orang yang tersesat ? Yang utama itu adalah doktrin yang benar, kalau doktrinnya aja gak benar, mana bisa praktek dengan benar ? Apakah kamu percaya sama orang orang yang dianggap mencapai kesucian di luaran sana ? kenapa harus lembek pada mereka ? mereka itu tidak pernah paham doktrin Theravada kita.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #12 on: 16 September 2011, 11:35:40 AM »
Katakanlah saya belum mencapai tingkat kesucian, namun saya masih jauh lebih baik karena saya meyakini Dhamma yang benar. Sedangkan yang gak suci ditambah lagi penganut tahyul, parahhhh , bukankah kita sering mengumandangkan sabbhe satta bhavatu sukhitata ? Kalau Anda berdiam saja tidak beraksi pada pandangan pandangan tercela, bukankah itu namanya acuh terhadap orang yang tersesat ? Yang utama itu adalah doktrin yang benar, kalau doktrinnya aja gak benar, mana bisa praktek dengan benar ? Apakah kamu percaya sama orang orang yang dianggap mencapai kesucian di luaran sana ? kenapa harus lembek pada mereka ? mereka itu tidak pernah paham doktrin Theravada kita.

gunakan jelunjuk jari Anda ke dada Anda sndiri bukan yang "disana"
lebih agung jika Anda bisa mengendalikan & mengalahkan diri Anda sndiri tanpa harus menujuk keluar diri Anda.

Dp VIII, 4:
"Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri."

yang perlu dilakukan dan yang paling sederhana dari diri sendiri dan berikan contoh untuk yang lain (mudah2an bisa ketularan), hanya itu saja
Anda telah beruntung mengenal Dhamma tp yang lain belum beruntung... tapi sapa tau suatu saat mereka yang belum beruntung ketularan  :)


SSBS itu lip sevice, yang harus dilakukan adalah melatihnya sampai metta jhana
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #13 on: 16 September 2011, 11:40:04 AM »
Begini , saya menghargai pemahaman Anda akan Dhamma.

Namun menurut saya, penaklukkan diri adalah menaklukkan diri anda dari keengganan untuk meluruskan pandangan yang lain.

Coba kita lihat, jaman sekarang orang sudah kehilangan kecerdasan untuk meneladani kebaikan nyata dari tindak tanduk seseorang. Sehingga manusia butuh diasah otaknya dengan jalan debat pandangan. Dengan demikian baru mereka bisa NYADAR.

Dengan sindiran sindiran saya kepada mereka, saya melakukannya dengan penuh konsentrasi, tentu saja ini juga bisa dijadikan metode pelatihan samadhi.

Saya segan dan salut sama teman teman di forum yang tidak berlaku lembek, karena mereka adalah laskar Dhamma yang sejati.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Membedakan Umat awam dengan Umat yang mencapai Tingkat kesucian
« Reply #14 on: 16 September 2011, 11:52:03 AM »
Sang Guru Agung tidak pernah ikut campur urusan ajaran lain.
Sang Guru Agung hanya memberi contoh dengan ajaran yang relevan sampai sekarang dan umat awam (dari ajaran lain) yang datang untuk diberi petunjuk tentang Dhamma
Sang Guru Agung hanya menaklukan diri sendiri tanpa harus menaklukan ajaran berpandanga salah


Hendaklah itu menjadi teladan dan contoh untuk diri kita sendiri.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

 

anything