//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "YANG LAIN"  (Read 57346 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: "YANG LAIN"
« Reply #150 on: 04 January 2009, 09:04:42 PM »
Quote from: sukma
Moral bukanlah semata-mata suatu masalah preferensi pribadi. Sedikit sekali orang yang dapat menerima pembunuhan berantai atau perkosaan sebagai suatu gaya hidup alternatif. Namun, setiap kecaman atas tindakan-tindakan ini memerlukan pengertian tentang suatu Standard Universal yang sudah pasti. Setiap pengakuan atas hak-hak asasi dan kewajiban manusia lintas budaya se-bumi mengandaikan pengakuan atas hak dan kewajiban dasar yang dinyatakan oleh Penguasa Tertinggi. Dan Penguasa itu di sebut orang "Tuhan".

1) Setiap pengakuan hak asasi dan kewajiban manusia itu disepakati oleh kaum mayoritas di suatu populasi. Seiiring berkembangnya zaman, kesepakatan ini menjadi norma adat atau nilai peri kemanusiaan.

2) Anda menyebut "Penguasa Tertinggi". Kata 'penguasa' merujuk pada 'seseorang' atau pribadi yang menguasai.

3) Penguasa Tertinggi = Tuhan. Jadi Anda menyiratkan dengan jelas sekali bahwa Tuhan itu PERSONAL sifatnya.

4) Penguasa Tertinggi aka Tuhan tidak pernah secara langsung menetapkan norma kemanusiaan berdasarakan hak dan kewajibannya. Sekali lagi saya tekankan, yang menentukan adalah kaum mayoritas dalam suatu populasi. Dan kesepakatan ini pun tumbuh menjadi nilai peri kemanusiaan yang seolah sudah mendarah-daging di setiap insan yang mengaku sebagai bagian dari spesies unggulan bernama manusia.


Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: "YANG LAIN"
« Reply #151 on: 04 January 2009, 09:21:37 PM »
Nah, sekarang ini banyak orang menyatakan bahwa ada perilaku-perilaku tertentu yang sudah biasa terjadi dimana- mana dan terutama dikalangan masyarakat Barat. Misalnya banyak orang mendustai pasangan hidupnya, memalsukan angka laporan pajak, dan bahkan merencanakan pemusnahan bayi mereka yang masih dalam kandungan.

Apakah mereka ini sungguh tahu bahwa mereka melakukan hal yang SALAH.? Jawabannya aku yakin ; YA.!

Mereka tahu pada kadar tertentu, melakukan hal-hal yang SALAH. Aku kenal beberapa orang yang berbohong, bahkan biasa berbohong ; namun, pembohong yang paling hebat sekalipun tidak mau dibohongi oleh orang lain. Banyak orang berselingkuh ; tetapi orang yang paling sering selingkuh pun tidak mau di balas dengan di khianati. Para penipu pajak tidak ingi di dustai orang lain. Dan tidak seorang pelaku aborsi pun yang menginginkan peralatan yang di gunakan untuk aborsi itu memotong anggota badan atau bagian tubuhnya yang Vital. Maka mereka yang bertindak melawan kaidah moral yang paling dasar pun tetap berpegang pada kaidah-kaidah itu terhadap hal-hal yang melawan dirinya, dan berdasarkan rasa keadilan yang paling dalam. Mereka mungkin bertindak tidak adil, tetapi mereka itu tetap mengharapkan orang lain berlaku adil pada mereka.

Bukanlah suatu kebetulan bahwa pembunuhan, pencurian, dusta, dan perzinahan ada diantara dosa-dosa yang terlarang di dalam Sepuluh Perintah Allah, yaitu Hukum Dasar yang diberikan Allah kepada Musa di Gunung Sinai. Namun tidak ada warna yang khas dalam Hukum-Hukum ini, bukan warna yang khas "Yahudi" dan juga bukan khas "Christiani". Hukum-Hukum itu berlaku Umum, Universal.

Ada orang yang meragukan adanya kemungkinan Norma-Norma yang berlaku Universal. Namun, pernyataan-pernyataan dasar mereka, seperti alasan yang melawan logika bersifat kontradiktif (melawan diri sendiri) 

Yang saya mau bahas pada kalimat yang di bold biru ini, dari mana bisa terjadi kesepakatan tanpa diatur di seluruh bumi dalam hati nurani si manusia.? apakah karena hukum sebab-akibat.? atau adakah kekuatan "Yang Lain"? 

Secara naluri kehewanan, seekor singa yang buas tidak akan membunuh sesama saudara sendiri.
Namun manusia yang memiliki intelegensial di atas hewan, bisa menjadi makhluk paling biadab di Alam Semesta ini.

Kesepakatan manusia mengenai berbagai macam aspek di seluruh dunia adalah berdasarkan pemahaman rasional...

Dahulu kala ketika manusia masih hidup dengan keterbatasan intelegensial, mereka hanya menghargai kehidupan dan nilai-nilai moral yang berlaku untuk kaum dan komunitasnya saja. Seiring berkembangnya pemahaman dan intelegensialnya, umat manusia juga menganggap ada satu kuasa yang mengendalikan dunia ini. Konsep dewa-dewi pun mulai dianut, dan ada yang meyakini konsep Super-Duper Dewa Tunggal, yang dikenal dengan nama Tuhan Pencipta.

Sebagai makhluk sosial yang tumbuh bersama dengan sesamanya, manusia menjadi makhluk yang merasakan kehangatan akan suatu hubungan antar makhluk. Tidak semua makhluk dapat mencapai pengalaman batin ini. Hewan seperti anjing adalah salah satu makhluk yang dapat mencapai pengalaman batin ini, selain manusia tentunya. Kebersamaan ini erat kaitannya dengan nilai cinta-kasih, belas-kasihan dan simpati-empati. Karena itu, kaum mayoritas yang berpikir sehat tentunya akan menolak hal-hal atau perbuatan yang berlawanan dengan nilai-nilai ini.

Sudah jelas sekali, pengalaman batin merupakan penggerak dan penggubah konsep sudut pandang dalam berpikir. Orang yang sejak bayi dibesarkan oleh serigala pun akan hidup layaknya seekor serigala. Saya rasa Anda pernah membaca kisah manusia yang dibesarkan oleh serigala ini. Manusia ini gagal untuk menjadi manusia seutuhnya. Dia hidup dengan struktur biologis manusia, namun dia tidak menjalani kehidupan sebagai manusia. Pengalaman batinnya adalah pengalaman kehidupan sebagai seekor serigala. Pengalaman ini membuatnya melihat dunia dengan sudut pandang seekor serigala. Hal ini membuat pola pikirnya terus mengadopsi kelakuan serigala. Dia tidak lagi mengenal dan mungkin sulit sekali menerima konsep nilai moral manusia.

Sampai di sini, saya rasa sudah terlihat jelas bahwa Tuhan bukanlah sosok yang menganugerahi nilai moral universal pada manusia secara serempak. Hati nurani manusia pun bukan unsur tunggal yang menggerakkan manusia untuk berada dalam nilai kemoralan. Karena hati nurani yang Anda maksud itu pun dipengaruhi oleh pengalaman, kejadian di sekitar, intelegensial, pendidikan, dan watak pribadi yang bersangkutan.
« Last Edit: 04 January 2009, 09:32:39 PM by upasaka »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "YANG LAIN"
« Reply #152 on: 04 January 2009, 10:05:05 PM »

Oh..,malah saya tidak berpikiran masuk ke koridor Anatta di Buddhisme...saya hanya mau berdiri diatas Kebenaran Universal dengan Ajaran Buddhisme, maka judulnya pun "Yang Lain",serta dari awal sengaja saya masukan ilmu Filsafat baik Barat mau pun akhirnya saya pilih Filsafat dari India demi go back to the basic nya kebudayaan Hindu nya Sang Buddha Gautama    :) , paling tidak bila berbicara nama Tuhan, saya tidak sendirian lagi khususnya di thread ini.

[at] sdri. sukma...

Pada masa pangeran Siddharta, tidak ada yang namanya ajaran Hindu, tetapi ajaran Brahmanisme... Ajaran Hindu justru ada ketika Buddha sudah parinibbana dimana para penganut ajaran Brahmanisme yang terdesak oleh ajaran Buddha kemudian memodifikasi ajaran brahmanisme maka lahirlah ajaran Hindu (yang akarnya dari ajaran brahmanisme).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: "YANG LAIN"
« Reply #153 on: 04 January 2009, 10:09:59 PM »
Contoh ;

Ketika orang mengunjungi kamp pembantaian di Auswitch, orang-orang tidak tersenyum dan berkata ; "Para Algojo Auswitch itu mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan ku. Dunia ini memang sangat kejam!". Tidak.! mereka berkata "Itu jahat sekali". Seseorang tak perlu mengadakan telaah untung-rugi untuk mengecam pembunuhan dan tindakan sadis yang bersifat massal itu. Darah para korban sepertinya berseru-seru meminta keadilan dari tempat-tempat itu.

Orang biasanya akan segera mengenali mana yang JAHAT, walaupun mereka lamban mengakui Kebaikan. Orang bisa saja melihat suatu tindakan yang tampaknya bersifat kepahlawanan dan membayangkan adanya motif yang mementingkan diri sendiri atau sebaliknya -hasrat untuk menjadi terkenal, keinginan untuk mendapat pujian, tetapi sedikit sekali orang yang lamban mengecam sesuatu yang Jahat, tapi sangat cepat Claim Tuhan itu tidak ada, mana keadilan, etc   ^:)^

Koreksi:
mereka yg membenci Yahudi, khususnya dari golongan ekstrimis pihak seberang dan merasa di serang, malah memuji dan menyenangi Hitler sbg tokoh utama pembantaian Yahudi koq..
Jd di mana rasa kebaikan universal itu? :D

Belum membaca semua nih, maap.. Tp secara garis besar saya rasa saya bs mengerti mksd sis sukma yg bertujuan baik utk mencari titik sentral pertemuan antara Timur <terutama Buddhism> dgn Barat.
Dan saya jg stuju -stengahnya- dgn opini yg sis kemukakan bbrp x sebelumnya ttg 'kaum buddhis yg nyaman berada dlm zona aman'. Tp tidak semua org, hanya krn sebagian bukan berarti mewakili semua. Jgn menggeneralisir. Sebagian kalangan yg mengerti, tentu mengerti bahwa memang sia2 utk mencari titik temu Timur-Barat, terutama dlm hal mengenai "Tuhan".

Tentang Kebaikan Universal sbg tema yg diangkat, ok. Saya setuju banget. Dan FYI, memang ada Kebaikan Universal yg berlaku di mana2. Jika Anda ingin tahu -sebagai intelek tentunya Anda sudah tahu- bahwa isi dari Pancasila Buddhis juga termuat dalam Sepuluh Perintah Allah <terkecuali sila ke-5, klo gak gmn lg pendeta bs minum2 anggur? :))> :hammer:
So.. Usunglah tema yg memang ada dlm ke-2 nya. Tapi jangan hanya karena ingin menyamakan lantas dicari kompromi utk mempertemukan 2 hal yg berbeda jalur, atau blh di blg, paralel? :-?

Opini pribadi saya sendiri, saya memilih utk tidak lancang, selama Tuhan tidak dpt dibuktikan, utk mengatakan ada atau tidak ada, itu terlalu cepat.
Maka kebalikan dr kalimat sign merah, 'sangat cepat Claim Tuhan itu tidak ada' saya kembalikan pd Anda.
Pribadi saya lebih menyetujui pendapat orang2 seperti Einstein atau Hawking di bagian konklusi 'A Brief History of The Time', teori Tuhan sebagai 'the watchmaker', di mana setelah Dia menyelesaikan ciptaan Dia, maka tidak tersisa banyak pilihan lagi buat Dia, bahkan, Hawking mengatakan tidak ada tempat utk Dia dlm semesta ini. Karenanya, seperti pandangan buddhis yg saya yakini, apakah dia ada atau tidak ada, kenapa dipermasalahkan? Kenapa mesti dipuja dan disembah pula? Yang terpenting bukankah melakukan esensi dari Dia, yaitu Kebaikan Universal - jika memang mau dicari sosok di balik Kebaikan Universal adlh si Dia :whistle: pandangan ini yg saya tawarkan pd orang luar yg belum mengenal Buddhism. :)

2 Hal yg berbeda, biarkanlah berbeda apa adanya. Tidak perlu dipertemukan jika memang tdk bs bertemu.  Hanya melahirkan konflik dan pertentangan saja. Selain itu menjadikan kita membengkokkan realita terlalu jauh. Toh.. apakah memang 'tampaknya hidung dirancang sedemikian rupa sehingga cocok utk kacamata' ? <Voltaire>

Ngulas 1 posting aja sepanjang ini.. Cape de.. #:-S

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: "YANG LAIN"
« Reply #154 on: 04 January 2009, 10:17:09 PM »
Quote
Secara naluri kehewanan, seekor singa yang buas tidak akan membunuh sesama saudara sendiri.
Maap mengecewakan bro sebagai pecinta singa hehe :D
bunuh-bunuhan dan kanibalisme di kalangan singa juga udah biasa bro. Terutama membunuh singa jantan yg masih kecil yg di masa depan bs menjadi pesaing. Begitu pula jika singa jantan dewasa kelaparan. Bahkan terkadang singa betina menjadi inceran.
Makanye aye lebih suka harimau. Koq jd bahas wild-life yak :)) :hammer:
« Last Edit: 04 January 2009, 10:20:03 PM by xuvie »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: "YANG LAIN"
« Reply #155 on: 04 January 2009, 10:56:38 PM »
Bukti-bukti Positif ;

Spoiler: ShowHide
Selama berabad-abad, para Filsuf dan orang Suci mengajukan berbagai-bagai petunjuk tentang keberadaan Tuhan. Sebagian orang menyebutnya "bukti atau argumen" (dalih). Mungkin yang paling terkenal adalah yang berasal dari St Thomas Aquinas, dan biasanya disebut sebagai "Lima Cara" atau "Lima Jalan". Thomas, bukanlah orang pertama yang menunjukkan (dari akal budi dan pengalaman) cara bagaimana orang  mengenal keberadaan dan sifat Tuhan. Kita juga perlu ingat bahwa banyak dari petunjuk tentang keberadaan Tuhan itu sampai kepada kita dari suatu masa di mana para filsuf itu dapat mengandaikan adanya kepercayaan Universal pada Yang Illahi. Melalui Sejarah, kebanyakan orang yang waras mengakui adanya sesuatu keillahian.

Thomas menyusun Lima Cara berdasarkan landasan yang telah dibentangkan oleh Plato dan Aristoteles, keduanya orang Yunani yang tidak mengenal Tuhan, yang hidup empat abad sebelum Yesus Kristus. Landasan kedua orang inilah merupakan Wibawa atau Wewenang primer bagi St Thomas di dalam menunjukkan cara bagaimana kita dapat mengetahui keberadaan Tuhan. Semua petunjuk tentang keberadaan Tuhan dapat disurutkan menjadi, entah pengalaman inderawi ("melihat berarti percaya"), entah apa yang di sebut bukti, yaitu dalih-dalih nalar yang melakukan runutan, pelacakan, bergerak mundur ke balik suatu bukti, dari Akibat-Akibat kepada suatu Sebab yang niscaya dari akibat-akibat itu, seperti yang mungkin di lakukan sekelompok detektif di tempat kejadian perkara ; dengan akal budi melacak seorang pencuri dari adanya jejak kaki, sidik jari, dan jejak-jejak yang lain yang ditinggalkannya. Karena "tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah", semua petunjuk mengenai keberadaannya merupakan Petunjuk Ilmiah.

Cara yang ditempuh ;

Thomas mengawali ke Lima Cara nya dengan "argumen gerakan". Kita juga dapat menyebutnya argumen dari "perubahan" atau "perkembangan". Mulainya dari suatu fakta sederhana segala sesuatu di dunia yang kita alami dan kita ketahui mengalami perubahan, bergerak dari potensi menjadi nyata. Segala sesuatu bergerak atau berubah. Namun, tak ada yang bergerak atau berubah sendiri. Semua yang bergerak pasti digerakan oleh sesuatu yang sudah bergerak. Namun, rangkaian pengerak itu tidak bisa dirunut mundur sampai tak terhingga. Pasti ada sesuatu permulaan yang tidak bergerak. Pengerak pertama (Prime Mover) yang tidak bergerak itu di sebut Thomas adalah Tuhan.

Suatu analogi ;

Bayangkan anda berkendaraan sampai di suatu lintasan kereta api, hanya untuk melihat kereta api melintas, saat anda sampai dilintasan kereta, anda melihat gerbong demi gerbong, belasan gerbong dan kemudian puluhan gerbong lagi, anda sampai ditempat itu ketika kereta sudah berjalan, sehingga anda tidak melihat mesin Lokomotif nya. Tetapi anda tentu yakin bahwa kereta itu pasti punya mesin ; karena jika anda melihat suatu kereta bergerak, anda tahu ada sesuatu yang menggerakannya, suatu mesin Lokomotif menariknya. Jika anda berusaha memecahkan masalah dengan menempatkan fakta serangkaian gerbong yang tak ada habisnya itu sebagai dasar argumen, maka anda tidak perlu menghentikan jalannya kereta itu untuk menjelaskan gerakannya. Jika anda menyangkal adanya mesin Lokomotif itu, maka anda memperbesar lagi lingkup permasalahan anda itu, untuk mendapatkan Penyebab yang jauh lebih besar lagi dan luar biasa dari gerakan rangkaian gerbong yang sedemikian panjang itu.

Analogi kereta itu mengantar pada Cara Thomas yang kedua ; argumen penyebab efisien. Argumen ini sama dengan argumen yang pertama. Mulanya dengan memerhatikan bahwa setiap Akibat punya suatu Sebab. Namun, rangkaian sebab-akibat tidak dapat melampaui rangkaian gerak dalam hal ketidak-terhinggaannya. Namun, setiap Sebab dalam rangkaian itu tidak dapat dianggap sebagai permulaan yang paling ujung ; sebab, jika kita menyangkal adanya Akibat yang sekaligus Sebab, kita menihilkan seluruh rangkaian Akibat itu. Kita tidak dapat mundur Tak Terhingga merunut Sebab-Sebab, kita harus menempatkan suatu Argumen dasar tentang Sebab Pertama yang Tidak Ada Penyebabnya lagi, dan Sebab Pertama itu adalah Tuhan.

Cara yang Ketiga berdasarkan Kemungkinan dan Keniscayaan. Kita memperhatikan semua hal berubah. Keberadaannya berasal dari suatu yang lain. Semua yang kita lihat di dunia ini tidak muncul tiba-tiba dari ketiadaan, melainkan berasal dari sesuatu Yang Lain, terkait dengan keberadaan sesuatu yang lain itu. Dan sekali lagi, rantai asal muasal yang tak terhingga adalah Tak Terpikirkan, absurd. Tidaklah cukup menyatakan suatu rangkaian keberadaan, yang masing-masing dan semuanya, membutuhkan adanya suatu Sebab. Jika keberadaan-keberadaan bersifat bergantung pada yang lain, maka harus ada keberadaan terakhir yanf Tidak Berubah dan Tidak Bergantung pada Yang Lain, namun, niscaya -berada dalam dan dari dirinya sendiri. Dan Keniscayan itu kita sebut Tuhan.

Dalam ketiga Cara-Cara pertama ini, St Thomas mengemukakan Argumen kosmologis. Ia melakukan penalaran dari bukti fisik. Dalam Dua Cara selanjutnya, ia mengalihkan dasarnya, dari penalaran kosmologis kepada penalran Teologis, dari pemikiran tentang Asal Muasal kepada pemikiran tentang Maksud dan Tujuan Terakhir. Cara keempat berkenan dengan "derajat kesempurnaan", St Thomas memerhatikan bahwa kita semua menilai segala sesuatu punya tingkatan kesempurnaan lebih atau kurang dari yang lain. Kita mengatakan sesuatu Lebih Benar atau Kurang Benar, Lebih Bagus atau Kurang Bagus, dan sebagainya. Pengukuran semacam itu mengandaikan adanya suatu ukuran standard (baku) yang mutlak. Suatu pita pengukur tentu menunjukan jarak diantara kedua ujung. Kadarnya mungkin dalam inchi(atau sentimeter),kaki, atau meter, atau mil (kilometer) di cantumkan pada pita itu berkaitan dengan standar yang mutlak atau konstan(tetap). Ini berlaku untuk segala kualitas. Namun, pasti ada semacam Standard yang Sempurna yang merupakan dasar pengukuran segala kualitas itu, Dan kepenuhan segala kesempurnaan itu kita sebut Tuhan.

Cara yang Kelima, adalah "argumen rancangan" atau "finalitas" (dengan kata lain "tindakan pengertian"). St Thomas berawal dari pengamatan bahwa semua yang kekurangan pengertian tetap bertindak menuju maksud tertentu. Tampaknya mereka punya tujuan tertentu dan mengikuti pola tertentu, 'hukum" alam tertentu , hukum gravitasi, termodinamika, dan sebagainya. Dan semua hukum yang banyak ragamnya ini tampaknya bekerja dengan suatu tatanan yang teratur. Jika kita menerapkan bukti-bukti ini pada Fisika Modern, kita berdiri dalam suatu kosmos yang menakjubkan, yang berfungsi dengan cara yang stabil dan dapat diperkirakan kendati ada peristiwa-peristiwa kesalahan(anomali)yang terjadi terus menerus dalam tingkatan sub-atomik(dibawah tingkat atom). Kendati ada bermacam-macam teori evolusi dan beberapa komentator berusaha menentang rancangan cerdas Thomas ini, namun sebenarnya hanya menegaskan Cara Kelima ini. Bagi Charles Darwin dan Thomas, alam mengikuti hukum besi tertentu dan mengejar tujuan tertentu dalam tatanan yang teratur dan dapat diramalkan. Sekalipun dalam Darwinisme alam mengikuti suatu proses seleksi ; yang terkuat akan bertahan. Semuanya ini menyiratkan adanya tujuan, tatanan, standar dan akhir.

Ambilah analogi ;

Anda berjalan dipantai dan melihat sesuatu yang berkilat-kilat terkena sinar matahari, anda memungutnya, suatu benda logam kecil, bulat dan permukaannya dilapisi kaca. Anda memerhatikan ada suara tik-tik-tik, dan anda melihat di balik kaca itu ada gigi-gigi, per, sekrup dan tanda-tanda ukuran. Semua benda itu digabungkan dengan tepat dan kompak. Nah, apakah benda itu.? Dan bagaimana proses keberadaannya.?. Apakah karena hasil dari gelombang yang tak terbilang banyaknya yang melandai pantai, mengerus karang jadi pasir yang kemudian dibentuk kembali oleh angin dan kemudian menghasilkan konfigurasi yang bergerak dengan sangat tepat itu.?

Dapat kah otak manusia membayangkan proses semacam ini.? Ya, tetapi proses seperti itu tidak mungkin. Dengan Cara yang sama, ketika anda mempelajari Ciptaan, anda melihat bukti desain, dan desain itu merujuk kepada seorang desainer. Mata merupakan suatu system dari kompleksitas yang tidak dapat di reduksi, yang terdiri dari suatu retina, kornea, lensa, pelumas yang mengandung air dan bersifat seperti kaca. Mata seperti itu tidak mungkin menjadi hasil dari suatu proses yang sembarangan. Mata diciptakan dengan suatu desain tertentu, dan di buat untuk melihat ; dan masing-masing bagiannya mengandaikan berfungsi nya seluruh bagian yang lain. Apakah organ itu melayani tahap-tahap hipotetis sebelumnya -sebelum organ itu bisa melihat.? Sama sekali tidak. Mata itu di buat dengan mengingat tujuannya ; untuk melihat. Segala sesuatu juga mengandung kebenaran seperti itu, dari partikel sub-atomik dan sel-sel sampai pada system dan galaksi matahari. Ilmu empiris menjadi mungkin karena Alam Semesta ini Teratur, terpola, simetris, dapat di cermati, dan (sekurang-kurangnya dalam derajat tertentu) dapat diukur dan dapat diduga. Kita dapat menyimpulkan dengan Nalar bahwa alat yang kita temukan di pantai itu berasal dari suatu pabrik, dan pabrik pembuat itu punya tujuan ketika membuatnya. Sebuah jam tentu memerlukan pembuat jam. Dengan demikian, Alam Semesta yang Teratur juga memerlukan adanya Pencipta Yang Cerdas, dan kita menyebut Pencipta itu Tuhan

Masih segudang Cara yang lain untuk membuktikan Keberadaan Tuhan. ^:)^   


Silakan baca di sini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7934.0

Masih segudang Cara yang lain lagi utk membuktikan Ketakberadaan Tuhan ^:)^
Tp kembali lg, saya ngga tertarik, ini cuman mencoba memaparkan aja dan mematahkan tesis dr sis Sukma aja, dgn demikian tesis-antitesis akan membentuk sebuah kesempurnaan lg..
en, it`s all up 2 u kembali, mau believe Him or not.. Coz what`s the point in belief then? ;D

mettacittena
_/\_
« Last Edit: 04 January 2009, 11:11:32 PM by xuvie »
appamadena sampadetha

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: "YANG LAIN"
« Reply #156 on: 04 January 2009, 11:01:54 PM »
Quote
Secara naluri kehewanan, seekor singa yang buas tidak akan membunuh sesama saudara sendiri.
Maap mengecewakan bro sebagai pecinta singa hehe :D
bunuh-bunuhan dan kanibalisme di kalangan singa juga udah biasa bro. Terutama membunuh singa jantan yg masih kecil yg di masa depan bs menjadi pesaing. Begitu pula jika singa jantan dewasa kelaparan. Bahkan terkadang singa betina menjadi inceran.
Makanye aye lebih suka harimau. Koq jd bahas wild-life yak :)) :hammer:

Ow itu mah ogut juga tahu. Kucing kecil di kompleks ogut juga sering digebukin ama kucing jantan yang sudah dewasa. :hammer:

Tapi setidaknya saya belum pernah melihat seekor singa (biasa singa betina  ::)) membunuh anaknya sendiri. Bahkan anak singa juga tidak membunuh induknya.
« Last Edit: 04 January 2009, 11:07:02 PM by upasaka »

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: "YANG LAIN"
« Reply #157 on: 04 January 2009, 11:16:43 PM »
Spoiler: ShowHide
miaw saia di rumah dlu anaknya dimakan sama bapaknya miaw tuh, kepalanya hilang loh

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: "YANG LAIN"
« Reply #158 on: 04 January 2009, 11:22:36 PM »
kalau laba2 yang baru lahir dan memakan induknya?
:hammer:
korban keganasan

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: "YANG LAIN"
« Reply #159 on: 04 January 2009, 11:30:29 PM »
Spoiler: ShowHide
miaw saia di rumah dlu anaknya dimakan sama bapaknya miaw tuh, kepalanya hilang loh


Spoiler: ShowHide
Sisa tubuh anaknya miaw saia di rumah dulu yang habis dimakan miaw jantan lain, digondol pulang sampai di depan pintu utama ama nyokapnya. Apalagi ditambah ekspresi induk betina miaw saya yang sedih itu T.T

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: "YANG LAIN"
« Reply #160 on: 04 January 2009, 11:31:46 PM »
kalau laba2 yang baru lahir dan memakan induknya?
:hammer:

Wew... Yang saya tahu, laba-laba jantan yang dimakan oleh laba-laba betina setelah selesai resepsi pernikahannya. ^-^

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "YANG LAIN"
« Reply #161 on: 04 January 2009, 11:34:29 PM »
hmmm.... gak ngarti aye...??

Bro/sis Sukma, bisa dijelaskan dengan singkat apa yang ingin anda sampaikan pada thread ini, dengan bahasa sehari-hari tentunya ?

Apakah menurut anda yang dimaksud sebagai "yang lain" oleh Levinas adalah hal yang sama dengan yg dimaksud dengan Krisna dengan "realitas mutlaknya"-nya.? Dan apakah hubungannya dengan Buddhism ??

Trima kasih sebelumnya.
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "YANG LAIN"
« Reply #162 on: 04 January 2009, 11:37:49 PM »
Mungkin saya salah..............

Saya melihat ujung2nya adalah,
Hati nurani sebagai pengejawantahan/emanasi/pancaran - Yang lain/ Tuhan / Allah/ Realitas Mutlak-  sebagai "Kasih".
« Last Edit: 04 January 2009, 11:39:40 PM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "YANG LAIN"
« Reply #163 on: 05 January 2009, 12:14:10 AM »
kalau laba2 yang baru lahir dan memakan induknya?
:hammer:

Wew... Yang saya tahu, laba-laba jantan yang dimakan oleh laba-laba betina setelah selesai resepsi pernikahannya. ^-^


tentang anak laba laba yang menyebabkan kematian induknya, ITU BENAR dan saya lihat sendiri dokumentasinya di TV. Ada spesies laba laba tertentu yang induknya akan mengorbankan dirinya mati kena racun dari anak-anaknya demi untuk meningkatkan daya racun dan bobot tubuh anak-anaknya menjadi 2,5 x lipat tubuh setelah anak laba laba menyuntikkan racun ke tubuh induknya. Walaupun bobot racun anak anaknya masih sedikit, tetapi karena jumlah anak anaknya bisa mencapai ratusan, maka konsentrasi racun yang disuntikkan ke dalam tubuh induknya akan mencapai taraf mematikan bagi induknya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "YANG LAIN"
« Reply #164 on: 05 January 2009, 12:32:13 AM »
Makanya berkebalikan dr tesis 'cogito ergo sum', saat 'aku' ini tidak berpikir.. ya tidak ada 'aku'.. buddhism banget tuh heheh ;D

Setuju, pertama dgn adanya konsep 'aku' ya kemudian muncul konsep 'yang lain' dalam upaya menjawab misteri yg ada..
yg bermain itu kan 'aku' ;)


to Bro Xuvie,

Yang dibold biru diatas bukan Buddhism, tapi MMD  ;D

Pikiran/berpikir bukanlah "aku". Sama halnya unsur2 batin yang lain (perasaan, persepsi, kesadaran, dll) bukanlah "aku".
Menyatakan berpikir sebagai "aku", secara tidak langsung menyatakan bahwa "aku" ada, yaitu proses berpikir, sedangkan anatta, menurut pemahaman intelektual saya, secara tegas menyatakan tidak ada diri/aku.

Jadi tidak ada yang salah dalam berpikir,
yang ada adalah pemahaman/pandangan salah tentang aku, yaitu "aku berpikir maka aku ada".

Demikianlah yang saya pahami (secara intelektual) sekarang ini.

yaa... gitu deh

 

anything