//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Poll

Apakah Metoda Meditasi anda ? (Rutin)

Anapanasati
10 (45.5%)
Metta Bhavana
0 (0%)
Samatha Lainnya (kasina dst)
2 (9.1%)
Vipassana Mahasi Sayadaw
1 (4.5%)
Vipassana Goenka
0 (0%)
Melantunkan mantra (Buddho, amitofo, dst)
2 (9.1%)
Kombinasi
2 (9.1%)
Duduk diam mengamati saja
2 (9.1%)
Tidak tahu
0 (0%)
Saya tidak meditasi rutin
3 (13.6%)

Total Members Voted: 22

Author Topic: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?  (Read 28239 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #15 on: 04 August 2007, 12:39:33 AM »
Vipassana ada beberapa metoda, yang banyak dikenal adalah metoda Ven. Mahasi Sayadaw dan Goenka.

Coba saja baca ebook berikut yang ditulis oleh ven. Mahasi Sayadaw
http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/meditasi/the-purpose-of-practising-kammatthana-meditation
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #16 on: 04 August 2007, 12:41:17 AM »
thx
Vipassana ada beberapa metoda, yang banyak dikenal adalah metoda Ven. Mahasi Sayadaw dan Goenka.

Coba saja baca ebook berikut yang ditulis oleh ven. Mahasi Sayadaw
http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/meditasi/the-purpose-of-practising-kammatthana-meditation


thx meluncur...
 _/\_

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #17 on: 04 August 2007, 07:14:05 AM »
Selain itu di indonesia juga ada model MMD yang dikembangkan oleh Dr. Hudoyo Hupudio, MPH yang lebih loose dan tidak kaku, metodanya berdasarkan bahiya sutta. Metodanya dibuat sekuler dan ditargetkan untuk semua kalangan dan agama/kepercayaan. Beliau mantan bhikkhu juga.

Ada juga model Pa Auk Sayadaw (http://www.paauk.org/)
There is no place like 127.0.0.1

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #18 on: 06 August 2007, 09:15:57 AM »
saya melakukan metode yg sama seperti saudara uwi lakukan.... duduk diam dan mengamati secara pasif...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #19 on: 19 August 2007, 11:01:25 PM »
saya melakukan metode yg sama seperti saudara uwi lakukan.... duduk diam dan mengamati secara pasif...


ini dulu yg menjadi pertanyaan saya, bagaimana cara mengamati secara pasif, sedangkan kata mengamati sendiri itu membutuhkan suatu usaha, berarti pikiran akan berprilaku aktif...

mohon pencerahan  ^:)^

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #20 on: 20 August 2007, 07:16:48 AM »
AFAIE sih yah,

Berpikir = to think. itu hal yang terpisah dengan mengamati.
Misalnya ketika melihat objek A atau mendengar B. Sampai disana adalah mengamati. Biasanya setelah itu pikiran akan bergerak, misalnya Si A ngapain nih ? Bunyi B ini berisik atau indah.
There is no place like 127.0.0.1

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #21 on: 20 August 2007, 05:22:12 PM »
AFAIE sih yah,

Berpikir = to think. itu hal yang terpisah dengan mengamati.
Misalnya ketika melihat objek A atau mendengar B. Sampai disana adalah mengamati. Biasanya setelah itu pikiran akan bergerak, misalnya Si A ngapain nih ? Bunyi B ini berisik atau indah.

jadi maksudnya mengamati secara pasif itu camana ? apakah cukup stop sampai proses mengamati, tapi proses berpikir nya di abaikan/di rem  ???

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #22 on: 20 August 2007, 06:28:11 PM »
Kalau kita misalnya perhatikan nafas, kita dengan sadar mengamati penuh nafas itu keluar dan masuk. nah ketika kita berpikir, maka kita tidak sedang memperhatikan nafas kan ? jadi tidak berpikir sambil memperhatikan nafas.
There is no place like 127.0.0.1

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #23 on: 21 August 2007, 05:42:34 PM »
Kalau kita misalnya perhatikan nafas, kita dengan sadar mengamati penuh nafas itu keluar dan masuk. nah ketika kita berpikir, maka kita tidak sedang memperhatikan nafas kan ? jadi tidak berpikir sambil memperhatikan nafas.

terima kasih atas pencerahannya suhu momod ^:)^

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #24 on: 21 August 2007, 10:52:51 PM »
I think many Buddhists confuse with their meditation methods, while they lose their mindfulness in the present moment.

Buddhist meditation was classified into Vipassana and Samatha by Buddhagosa, not by Buddha.  The Buddha taught Mindfulness in the present moment and Clear Comprehension. 

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #25 on: 21 August 2007, 11:01:46 PM »
yah, sudah didoktrinasi gitu sih bhante dari awalnya ;D
Banyak yang terima bulet2x tidak cek ulang lagi. Untung sekarang udah ada internet jadi lebih mudah mendapatkan informasi.
« Last Edit: 21 August 2007, 11:06:41 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline sala45

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -9
  • ******* sela7N1*******
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #26 on: 09 June 2017, 08:31:09 PM »
AFAIE sih yah,

Berpikir = to think. itu hal yang terpisah dengan mengamati.
Misalnya ketika melihat objek A atau mendengar B. Sampai disana adalah mengamati. Biasanya setelah itu pikiran akan bergerak, misalnya Si A ngapain nih ? Bunyi B ini berisik atau indah.


Ini benar jika anda mulai dgn 1 dari 40 obyek meditasi.jika langsung setahu sy itu salah.
bukan ajaran Buddha.

saya melakukan metode yg sama seperti saudara uwi lakukan.... duduk diam dan mengamati secara pasif...


Ini bukan mediitasi. bahkan jhana 1 sj tdk sampai. memang benar jadinya kesadaran meningkat.
Tapi jauh kualitasnya dibandingkan mulai dgn salah satu dari 40 obyek meditasi.

Selain itu di indonesia juga ada model MMD yang dikembangkan oleh Dr. Hudoyo Hupudio, MPH yang lebih loose dan tidak kaku, metodanya berdasarkan bahiya sutta. Metodanya dibuat sekuler dan ditargetkan untuk semua kalangan dan agama/kepercayaan. Beliau mantan bhikkhu juga

Ada juga model Pa Auk Sayadaw (http://www.paauk.org/)

Mantan bhikkhu khan bukan bhikkhu.anda terlalu membela mantan.
Coba pada waktu dia jadi bhikkhu, kmd ngajar meditasi spt ini, apa boleh
sama gurunya.


« Last Edit: 09 June 2017, 08:37:55 PM by sala45 »

Offline sala45

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -9
  • ******* sela7N1*******
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #27 on: 09 June 2017, 09:54:50 PM »
[quoe author=hudoyo link=topic=2355.msg34157#msg34157 date=1208516297]
Apakah MMD (Meditasi Mengenal Diri) itu? MMD adalah suatu meditasi yang unik. Bagaimana keunikannya akan terlihat dalam artikel-artikel--dan mungkin juga diskusi-diskusi--dalam thread ini.

Untuk pertama kali, saya forward artikel dari blogspot Dewi Lestari (penulis, selebriti) tentang MMD.

Salam,
hudoyo


Dari: http://dee-idea.blogspot.com/

Thursday, June 21, 2007

TUJUH TAHUN MENUJU MENDUT

Barangkali inilah artikel dengan tingkat kesulitan paling tinggi yang pernah saya tulis, karena saya akan mencoba menuliskan sesuatu yang sudah pasti tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Semua yang saya tulis berikut ini ibarat setetes air laut mencoba menjelaskan samudera. Kendati terdengar sia-sia, mudah-mudahan upaya ini masih punya makna.

Selama tiga hari, berlokasikan di Vihara Mendut – Magelang, saya mengikuti Meditasi Mengenal Diri (MMD) di bawah bimbingan Pak Hudoyo Hupudio. Beliau, MMD, dan milis spiritualnya, sudah saya kenal sejak tujuh tahun yang lalu lewat internet, bahkan beliau pernah saya “todong” untuk membuat pengantar buku pertama saya “Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh”. Namun baru tahun inilah saya berkenalan langsung dengan Pak Hudoyo. Pertama, ketika kami sama-sama menjadi pembicara dalam diskusi tentang meditasi di Bandung bulan Februari lalu, dan kedua ketika saya menjadi peserta MMD angkatan ke-99 di Mendut.

Meski berbasiskan meditasi vipassana, MMD sendiri merupakan meditasi lintas agama, terbukti dari komposisi peserta yang beragam. Angkatan ke-99 yang berjumlah total 31 orang ini, mayoritas peserta beragama Katholik dan Islam, disusul Buddhis sebanyak lima orang, dan yang beragama Protestan sebanyak empat orang.

Sekalipun sudah delapan tahun menggeluti dan merenungi masalah spiritualitas, saya bukanlah meditator yang disiplin. Kegiatan bermeditasi saya lakukan dengan frekuensi dan intensitas yang acak. Saya tidak asing dengan konsep vipassana, tapi baru di Mendutlah saya secara fokus menyelami pengalaman mengamati diri.

Hari pertama dimulai dengan pengarahan. Pak Hudoyo berpesan agar kami meninggalkan semua pemahaman, pengetahuan, harapan, dan segala teknik yang kami ketahui. Tidak ada doa. Tidak bicara. Tidak ada apa-apa. Tugas kami hanya menjadi pengamat pasif. Total. Dan beliau mengingatkan, “Kalian akan memasuki neraka.” Neraka yang dimaksud adalah segala sakit yang akan dimuntahkan oleh badan, segala resah dan bimbang yang akan dimuntahkan oleh batin, dan sekali lagi, tugas kami hanya mengamati.

Kami bermeditasi kurang lebih dua belas jam sehari, diselingi tiga kali diskusi, satu kali istirahat, dan dua kali makan. Neraka itu saya alami dalam tiga sesi pertama. Perjuangan berat untuk sekadar duduk diam satu jam, dan perjuangan lebih berat lagi untuk mengalami apa artinya “mengamati”.
--------------------------------

Sankhara upekkha nyana

--------------------------

Saya mulai dengan tidak menjustifikasi dan bereaksi, tapi hanya memberi label pada segala fenomena batin yang terungkap: “perasaan”, “memori”, “gambar”, “bosan”, “pegal”, dan seterusnya. Hingga pada satu titik saya kelelahan sendiri dengan proses memberi label itu. Fenomena fisik seperti rasa pegal dan kesemutan pun enggan hilang, bahkan ketika saya pikir saya sudah “mengamati”.

--------------------------

Tdk akan hilang kalau begitu caranya.

-----------------------


Pada saat meditasi pagi hari ke-2, saya mulai mengalami sesuatu. Selagi pikiran saya lepaskan mengembara tanpa label, tiba-tiba saya seperti terjatuh. Tepatnya, seperti dibangunkan. Bukan oleh kehendak, melainkan terjadi tiba-tiba di luar kendali sang “aku”. Dan deskripsi paling mendekati dari kondisi terbangun itu adalah… hening. Tak lama, pikiran kembali lolos seperti belut licin dan mulai berkata “Barangkali ini hening yang dimaksud. Bagaimana caranya bisa kembali ke sini?” Seketika, hening itu hilang.

-----------------------

Salah. Konsentrasi kurang.Mesti tahu sebelum ada 'diam'. Itu bukan hening.tahu setelah 'diam' ada berarti metode salah.

----------------------

Saya merenungi pengalaman sekian detik itu dan menyadari bahwa manusia menghabiskan hidupnya dalam bermimpi. Kita hidup dalam kuasa pikiran yang tak pernah dibiarkan berhenti. Tak henti-hentinya tertarik ke masa lalu dan terdorong ke masa depan. Dan kita menyangka kita sungguhan hidup. Guru saya pernah berkata: Mind is always delayed. Evaluating is the job description of the mind. That’s why, the mind is always slightly behind, and at the same time always trying to be slightly forward so it can protect. Hal itu juga dikonfirmasi oleh penjelasan Pak Hudoyo saat diskusi, pikiran adalah alat manusia untuk bertahan hidup, tapi ketika pikiran dijadikan penuntun maka selamanya kita terseret-seret ke masa lalu yang sudah tidak ada dan masa depan yang belum terjadi. Kita bermimpi sekalipun kita terjaga. Kita bermimpi tentang cinta, tentang hidup, dan tentang Tuhan. Tanpa menghentikan pikiran, tak sekalipun kita mengalami cinta, hidup, dan Tuhan yang sesungguhnya. Yang ada hanyalah konsep dan upaya.

----------------

Bersambung
« Last Edit: 09 June 2017, 09:57:26 PM by sala45 »

Offline sala45

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -9
  • ******* sela7N1*******
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #28 on: 09 June 2017, 10:01:16 PM »

----------------

Pada saat meditasi sore hari ke-2, entah bagaimana awalnya, tapi saya sebagai subjek mendadak melemah, dan saya tersadar bahwa selama ini saya hanya terpusat pada fenomena yang terjadi pada diri saya*pikiran, perasaan, kenangan, fisik*tapi tidak sekalipun saya memperhitungkan fenomena di sekitar saya seperti suara burung, suara mobil di kejauhan, atau bunyi gesekan karpet. Pengamatan saya yang tadinya berbatas seperti sorot senter, mendadak meluas seperti lampu ruangan. Dan saya menyadari bahwa hal-hal kecil yang saya lewatkan ternyata fenomena yang sama rata dengan pegal kaki atau celotehan benak saya. Setelah diberi perhatian yang serupa, mendadak tak ada yang menetap. Label lenyap, hanya murni mengamati. Dan pengamatan ini menghentikan semuanya, termasuk kaki saya yang kesemutan. Satu peserta bertanya saat diskusi, apakah saya pernah bermeditasi selama itu sebelumnya, karena dilihatnya saya bermeditasi dua jam tanpa bergerak. Saya jujur menjawab, belum. Itulah meditasi duduk terlama yang pernah saya lakukan.

-------------------

       Ini benar.saat itu sila baik.

------------------

Dari pengalaman tadi, saya menyadari betapa si “aku” menciptakan subjek dalam setiap diri kita, membuat kita pusat yang terpenting dan semua hanyalah objek dalam pengalaman si subjek. Namun tak sekalipun kita menyadari bahwa si subjek, si “aku”, juga rekaan. Dalam pengamatan murni, “aku” tereduksi menjadi objek, sama-sama cuma fenomena. Perasaan saya hanya fenomena, fisik saya juga fenomena, burung di udara pun fenomena. Sebagai konsep, kita bisa meneriakkan “kita adalah satu, we are one” dan membungkusnya dalam melodi indah. Namun tanpa berhentinya pikiran, kebersatuan hanyalah semboyan manis. Kita mengaku mengenal Tuhan dan beragama, tapi dalam mimpi kolektif kita tentang Tuhan dan agama, perdamaian hanya akan seperti hantu yang tak terkejar.

-------------------
Salah.
Seharusnya bukan self. ini lah yg menyebabkan jiddu krishna murti menyatakan 'bersatu'dgn
A, b , c , d dst .
Bukan ajaran Buddha.
Jika  hudoyo diam tanda setuju berarti dia seperti itu juga

------------------

Pada meditasi pagi hari ke-3, saya mulai memasuki suasana hening sejak berjalan menuju aula. Dan pagi itu, saya mengalami sesuatu yang sangat sulit diungkap dengan kata-kata. Segalanya menjadi denyut. Timbul dan lenyap begitu cepat. Denyut ini seperti “memakani” segala pengalaman seperti mulut PacMan. Tak ada yang dibiarkannya bertahan sedikit lama. Dengan ritme yang cepat dan cenderung tetap, semua fenomena yang muncul pun padam lagi tanpa kecuali. Bahkan luapan ekstase yang saya rasakan tak bisa bertahan lama. Pikiran yang hendak berkata-kata putus di tengah-tengah. Rasa haru yang singgah pun pergi lagi tanpa bisa saya cegah. Namun sebutir air mata berhasil lolos, saya merasakannya mengalir di pipi. Dan saat mata saya akhirnya membuka, air mata itu sudah kering tanpa bekas.

---------------------

Buddhicaritta, pendidikan luas.
Citta dan cettasika lebur.

-----------------

Dalam diskusi terakhir, Pak Hudoyo menjelaskannya sebagai pencerahan akan timbul dan lenyapnya fenomena. Apa yang kita pikir sebagai kontinuitas sesungguhnya adalah keterputusan. Seperti riil film yang sebenarnya cuma potongan gambar yang terputus-putus, tapi tampak bergerak kontinu ketika diputar. Para ilmuwan menelaahnya dalam fisika kuantum. Sebuah partikel sesungguhnya tidak diam statis, melainkan muncul dan lenyap. Anicca, atau impermanensi, adalah kata yang membersit saat saya merenungkan pengalaman meditasi saya tadi. Konsep yang sudah lama saya tahu dan akhirnya menjadi aktual lewat pengalaman.

--------------------

Nyana, proses nama rupa berubah bagai air mengalir. Masuk di gelas jadi gelas, masuk di aquarium jadi aquarium, masuk di sungai jadi sungai, masuk di samudra jadi samudra.

Tidak ada hubungan dgn hawking , teori quantum .

--------------------


Tiga hari bermeditasi di Mendut menjadi titik balik saya berikutnya. Sesudah Five Mindfulness Trainings di Hongkong yang memberi pemahaman segar tentang kode etik hidup,

------------------

Bukan beginner
Gurunya top.

------------------

Meditasi Mengenal Diri memberi pengalaman tentang realitas sejati dari hidup itu sendiri. Dan ada benang merah yang menalikan keduanya: Thich Nhat Hanh dan Hudoyo Hupudio dengan caranya masing-masing telah mampu menghadirkan ajaran universal Sang Buddha bagi siapa saja yang ingin bebas dari penderitaan*apa pun denominasi agama dan kepercayaannya. Vipassana sebaiknya tidak dipandang eksklusif milik umat Buddha, tapi siapa pun yang ingin mengenal diri. Lima Sila yang diikuti pemahaman benar dapat diterapkan dalam hidup siapa saja, selama mereka memang berkomitmen untuk menciptakan koeksistensi yang harmonis dengan semua makhluk.



Saya akan mengakhiri artikel ini dengan mengutip pesan Pak Hudoyo setiap usai berdiskusi: lupakan ini semua. Lupakan cerita saya. Setiap kata adalah upaya, bukan kenyataan yang sesungguhnya. Kenyataan itu sendiri telah pergi dan berganti. Pikiran kita hanya bisa mengejar dan berujar. Namun pada saat yang sama, kita pun bisa tersadar dan terbangun dari mimpi panjang ini.

--------------------
Habis memberi pengarahan, lupakan semua kata kata. Lha terus apa yg dikerjakan.
Buddha saja tdk seperti ini dihadapan murid.beginilah jadinya sinkritis.

J.k .murti memang pandai, namun tetap bukan ajaran Buddha.
Jhana adalah tidK kekal.mana mungkin ia mau berkomentar spt itu.
arupa jhana 5 memang langka di jaman sekarang.bukan berarti tdk ada yg mampu
lebih dari itu.


----------------



* Keterangan dan diskusi tentang MMD dapat disimak di milis-spiritual [at] yahoogroups.com atau meditasi-mengenal-diri [at] yahoogroups.com

Posted by Dewi Lestari at 3:58 PM
[/quote]

Offline Wijianto sugiato

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Metoda apa yang anda gunakan untuk bermeditasi ?
« Reply #29 on: 03 July 2017, 11:18:36 PM »
Saya bermeditasi tidak pakai semua cara yang dijumpai orang orang.

Saya bermeditasi hanya berbekal beberapa kalimat / gatha yang dijumpai dalam sutta sutta buddhis, hanya itu.
Tetapi keefektifannya dalam memasuki jhana tidak diragukan, bahkan baru merapal dalam hati dan langsung ketemu fenomena aneh dalam meditasi atau istilahnya memasuki jhana, sudah sering terjadi.

Saya bermeditasi sempat melihat makhluk yaksha, seibarat melihat dengan mata terbuka walau terpejam,
Saya bermeditasi sempat melihat saya yang dahulu sebelum memasuki rahim untuk dilahirkan,
Saya bermeditasi melihat selangkah lebih jauh disaat saya jadi hantu saya ada memasuki beberapa rumah dan berjalan di beberapa tempat...,
Saya bermeditasi di bawah pohon karena penasaran dengan cerita dalam Jataka sutta yang ada mengisahkan kehidupan lalu boddhisatwa sebagai dewa pohon, karena penasaran itulah maka saya bermeditasi di bawah pohon untuk mengecek kebenaran atau ingin tahu bagaimana sebenarnya dewa pohon tersebut, dan singkatnya saya ketemu dengan dewa pohon tersebut.

Satu hal aneh dari cara saya bermeditasi adalah bahwa samadhi instan bisa tercapai, alias saya tak perlu duduk terlalu lama.....