//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.  (Read 56477 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #165 on: 20 March 2009, 02:24:51 PM »
Saudara Tesla yang baik,

Saya tak akan menanggapi hal ini, karena jelas sekali saudara tidak menyimak dan mempelajari apa yang saya tulis dan saudara selalu berusaha menyama-nyamakan metode Mahasi dengan metode campur sari yang saudara anut.

Bagai seseorang yang mengenakan kacamata biru, maka semua yang dilihatnya nampak biru atau mengandung warna biru...

_/\_

yg saya tulis adalah tuntunan Mahasi Sayadaw dari ebook yg ada di website DhammaCitta :)
saya hanya membantu meringkaskan point2 penting & mempostkan disini. Jika ingin lengkapnya silahkan download ebook tsb dan baca sendiri.

Quote
Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw

Kapan dan dimana saya pernah mengatakan melatih metode Pa Auk Sayadaw kita memperhatikan kembung kempis perut?  :) Bila melatih suatu metode, lupakan metode lain dan adopsi sepenuhnya metode tersebut, jadi dengan kata lain:
-bila melatih metode Mahasi Sayadaw lupakan meditasi yang lain laksanakan sesuai petunjuk, (umpamanya perhatikan kembang kempis perut dsbnya)
- Bila melatih metode Pa Auk Sayadaw lakukan sepenuhnya metode anapanasati, lakukan sepenuhnya petunjuk yang diberikan oleh guru pembimbing (misalnya perhatikan keluar masuk-nafas di hidung)
point saya bukan letak objeknya, apakah perut atau di hidung, namun metoda dimana perhatian yg menetap pada 1 titik, mis: hidung ataupun perut selama 1,2,3 jam atau lebih adalah tuntunan Pa Auk Sayadaw.

sedangkan pada tuntunan Mahasi Sayadaw, dapat dibaca sendiri pada ebook yg saya maksud. kalimat lengkapnya saya postkan disini demi kepentingan pembaca yg lain :)

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

Quote
Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw
yah, utk pemeditasi yg ingin serius, sebaiknya membaca tuntunan Mahasi Sayadaw sendiri daripada membaca diskusi ini :))

sedikit promosi, yg di DhammaCitta dapat di download di sini: Purpose of Practising Kammatthana Meditation

with metta,
:lotus:
Saudara Tesla yang baik,

Hal 29  bab 6 baris ke 10, e-book yang anda bilang:"Purpose of Practising Kammatthana Meditation" :

Sementara itu dalam Vipassana Kamatthana, perenungan juga harus dilakukan terhadap faktor batin yang mengembara itu, setelah perenungan dengan cara ini, maka perenungan seyogyanya dikembalikan kepada objek naik-turun seperti semula. Ini adalah salah satu butir-butir perbedaan antara samatha bhavana dengan vipassana bhavana dalam hal mengatasi rintangan batin (nivarana)

Terus berusaha untuk mendistorsi ajaran Mahasi Sayadaw... nggak capek ya...?  Lain kali bila ingin berbicara sesuatu, kita harus mendalami terlebih dahulu apa yang kita bicarakan... 

Masih melihat meditasi Mahasi Sayadaw dengan kacamata MMD ya...?  :)

Sukhi hotu,

 _/\_

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #166 on: 20 March 2009, 03:16:06 PM »
Saudara Tesla yang baik,

Hal 29  bab 6 baris ke 10, e-book yang anda bilang:"Purpose of Practising Kammatthana Meditation" :

Sementara itu dalam Vipassana Kamatthana, perenungan juga harus dilakukan terhadap faktor batin yang mengembara itu, setelah perenungan dengan cara ini, maka perenungan seyogyanya dikembalikan kepada objek naik-turun seperti semula. Ini adalah salah satu butir-butir perbedaan antara samatha bhavana dengan vipassana bhavana dalam hal mengatasi rintangan batin (nivarana)

rekan fabian yg baik,
pada awal latihan metoda Mahasi Sayadaw, memang perhatian dikembalikan pada objek semula. namun berikutnya, tidak dibutuhkan kembali ke objek semula.

Quote
Terus berusaha untuk mendistorsi ajaran Mahasi Sayadaw... nggak capek ya...?  Lain kali bila ingin berbicara sesuatu, kita harus mendalami terlebih dahulu apa yang kita bicarakan... 
saya hanya menulis kembali apa yg tertulis di ebook itu.
yg saya tulis jelas ada di halaman 27:
...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

kemudian di halaman 37:
...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan.

anjuran anda utk mendalami berlaku utk saya, anda & semua orang :)
yg jelas, sayapun menganjurkan orang lain membaca ebook itu secara menyeluruh daripada membaca diskusi ini (yg isinya cuma pandangan dari kacamata fabian c & tesla). tidak efisien jika memposting seluruh isi buku ke sini, namun saya sadar akan kemungkinan orang lain mengatakan saya hanya mengambil bagian2 yg mendukung pernyataan saya dan membuang yg lain... maka sejak semula saya menganjurkan orang lain utk membaca buku tsb sendiri. [Download]

Quote
Masih melihat meditasi Mahasi Sayadaw dengan kacamata MMD ya...?  :)
cuma serangan pribadi tak berdasar dari seorang pemeditator senior... menyedihkan

_/\_

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #167 on: 20 March 2009, 04:59:31 PM »
Quote
Saudara Tesla yang baik,

Hal 29  bab 6 baris ke 10, e-book yang anda bilang:"Purpose of Practising Kammatthana Meditation" :

Sementara itu dalam Vipassana Kamatthana, perenungan juga harus dilakukan terhadap faktor batin yang mengembara itu, setelah perenungan dengan cara ini, maka perenungan seyogyanya dikembalikan kepada objek naik-turun seperti semula. Ini adalah salah satu butir-butir perbedaan antara samatha bhavana dengan vipassana bhavana dalam hal mengatasi rintangan batin (nivarana)

rekan fabian yg baik,
pada awal latihan metoda Mahasi Sayadaw, memang perhatian dikembalikan pada objek semula. namun berikutnya, tidak dibutuhkan kembali ke objek semula.

Saudara Tesla yang baik,

Yang kita bicarakan awal latihan atau tingkat advance?,

Quote
Quote
Terus berusaha untuk mendistorsi ajaran Mahasi Sayadaw... nggak capek ya...?  Lain kali bila ingin berbicara sesuatu, kita harus mendalami terlebih dahulu apa yang kita bicarakan... 
saya hanya menulis kembali apa yg tertulis di ebook itu.
yg saya tulis jelas ada di halaman 27:
...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

 :) Ini yang disebut meditasi pada daily activities (meditasi pada waktu melakukan kegiatan sehari-hari), karena memang daily activities tidak memiliki objek utama, umpamanya pada waktu makan, mandi dsbnya...

Itulah sebabnya saya katakan mendalami sesuatu sebelum memberi komentar... Apakah saudara Tesla pernah ikut meditasi Mahasi Sayadaw? Belum kan?

Quote
kemudian di halaman 37:
...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan.

Diatas sudah saya katakan apakah kita membahas tingkat awal atau tingkat advance? Saudara mengutip keadaan batin mereka yang telah mencapai Patisankha Nyana yang merupakan tingkat advance...  :)

Quote
anjuran anda utk mendalami berlaku utk saya, anda & semua orang :)
yg jelas, sayapun menganjurkan orang lain membaca ebook itu secara menyeluruh daripada membaca diskusi ini (yg isinya cuma pandangan dari kacamata fabian c & tesla). tidak efisien jika memposting seluruh isi buku ke sini, namun saya sadar akan kemungkinan orang lain mengatakan saya hanya mengambil bagian2 yg mendukung pernyataan saya dan membuang yg lain... maka sejak semula saya menganjurkan orang lain utk membaca buku tsb sendiri. [Download]

Menganjurkan orang lain membaca buku itu baik, lebih baik lagi bila menyelami dengan berlatih, jadi mengerti dengan benar isi buku itu sehingga tidak mengambil kesimpulan berdasarkan kacamata sendiri. Saya bukan mengambil kesimpulan berdasarkan baca buku, tetapi berdasarkan praktek.
Quote
Quote
Masih melihat meditasi Mahasi Sayadaw dengan kacamata MMD ya...?  :)
cuma serangan pribadi tak berdasar dari seorang pemeditator senior... menyedihkan

_/\_

Berdasarkan yang saya ketahui metode MMD adalah persis dengan yang anda kutip:

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka... (tanpa objek utama....)

...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan... (keadaan pada Patisankha Nyana, nyana ke 10..)...

semua sesuai dengan kutip sana kutip sini MMD.... Saya kira jawaban saya cukup sampai disini, karena diskusi ini tak bermanfaat untuk anda dan juga hanya membuang waktu dan tenaga saya...

sukhi hotu

 _/\_
« Last Edit: 20 March 2009, 05:04:22 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #168 on: 20 March 2009, 05:13:41 PM »
Apakah saudara Tesla pernah ikut meditasi Mahasi Sayadaw? Belum kan?
saya rasa saya hanya perlu menjawab ini. yg lain tidak perlu dijawab lagi, krn bisa dilihat dari postingan anda sebelumnya yg berputar2.

jika anda tanya saya apakah saya pernah ikut "retret" Mahasi Sayadaw, maka jawaban saya adalah belum. namun apakah saya pernah melaksanakan tuntunan meditasi Mahasi Sayadaw, jawaban saya adalah sudah.

dg keyakinan anda menyatakan saya "belum pernah", saya yakin yg anda maksud adalah retret. yah dari pandangan saya, jika anda berpikir mengikuti retret itu memiliki sesuatu yg menjadikan anda lebih dibanding orang yg tidak pernah ikut retret, itu terserah anda. saya tidak berpandangan demikian. meditasi seseorang tidak ditandai dg ia ikut retret atau dia udah tapa di hutan berapa tahun, dia berguru sama guru ternama yg mana :)

Quote
Berdasarkan yang saya ketahui metode MMD adalah persis dengan yang anda kutip:

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka... (tanpa objek utama....)

...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan... (keadaan pada Patisankha Nyana, nyana ke 10..)...

semua sesuai dengan kutip sana kutip sini MMD....
semua yg saya kutip berasal dari buku tuntunan metoda Mahasi, tidak berasal dari tuntunan metoda MMD ataupun metoda lain. mengenai pandangan bahwa saya kutip yg berguna utk memperkuat posisi MMD, itu terserah anda saja. haha :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #169 on: 22 March 2009, 12:28:21 AM »
[at]  atas,

so, tidak hanya Jhana yang "mengandung" bahaya, pandangan terang pun ada bahayanya. Sebagaimana yang sering dikhotbahkan Ajahn Chah, "tidak melekat".

Memasuki Kota

Beberapa orang bingung karena dewasa ini terdapat begitu banyak guru dan sistem meditasi. Akan tetapi, ini ibaratmemasuki sebuah kota dari arah berlainan. Apakah Anda berjalan mengikuti arah ini atau itu, cepat atau lambat, sama saja semuanya. Seringkali, berbagai sistem meditasi hanya berbeda dari tampak luarnya saja. Ada satu hal penting yang harus dicapai oleh latihan yang baik - Ketidakmelekatan. Pada akhirnya, Anda harus melepaskan semua sistem meditasi itu, bahkan gurunya sekalipun. Jika suatu sistem menuntun Anda menuju sikap melepaskan, tidak melekat, itulah latihan yang benar.

dari: Ajahn Chah, Sebatang Pohon di Tengah Hutan, hal. 177, Karaniya

benar sekali, latihan yg baik adalah Ketidakmelekatan.

menurut saya, meditasi pandangan terang (vipassana) dari awal sampai timbulnya nana2 (pengetahuan) memang dapat berupa metoda yg dilekati, namun setelah pengetahuan akan hakikat sesungguhnya setiap hal di dunia ini --- dukkha, anicca & anatta --- timbul, disitu akan muncul ketidakmelekatan. dan bagi saya, vipassana itu justru terjadi setelah pandangan tentang hakikat sesungguhnya muncul... sebelum itu, bagi saya belum vipassana. Jadi vipassana bagi saya tidak akan menghasilkan kemelekatan...

dalam hal ini saya memang berbeda pandangan dg Mahasi Sayadaw, dimana dalam metodanya, nana (nyana) --- Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan --- justru merupakan suatu kilesa (no.7).

Ajahn Chah pada sisi lain menegaskan yg berbahaya pada samadhi itu adalah jhana. ini kutipannya:

Quote
Samadhi is capable of bringing much harm or much benefit to the meditator, you can't say it brings only one or the other. For one who has no wisdom it is harmful, but for one who has wisdom it can bring real benefit, it can lead him to Insight.

That which can be most harmful to the meditator is Absorption Samadhi (Jhana), the samadhi with deep, sustained calm. This samadhi brings great peace. Where there is peace, there is happiness. When there is happiness, attachment and clinging to that happiness arise. The meditator doesn't want to contemplate anything else, he just wants to indulge in that pleasant feeling. When we have been practicing for a long time we may become adept at entering this samadhi very quickly. As soon as we start to note our meditation object, the mind enters calm, and we don't want to come out to investigate anything. We just get stuck on that happiness. This is a danger to one who is practicing meditation.

dan disisi lain, kalimat Ajahn Chah ini saya interpretasikan sebagai vipassana tidak akan berbahaya. mungkin akan ada interpretasi berbeda dari orang lain :)

Quote
So, there can be right samadhi and wrong samadhi. Wrong samadhi is where the mind enters calm and there's no awareness at all. One could sit for two hours or even all day but the mind doesn't know where it's been or what's happened. It doesn't know anything. There is calm, but that's all. It's like a well-sharpened knife which we don't bother to put to any use. This is a deluded type of calm, because there is not much self-awareness. The meditator may think he has reached the ultimate already, so he doesn't bother to look for anything else. Samadhi can be an enemy at this level. Wisdom cannot arise because there is no awareness of right and wrong.

With right samadhi, no matter what level of calm is reached, there is awareness. There is full mindfulness and clear comprehension. This is the samadhi which can give rise to wisdom, one cannot get lost in it. Practitioners should understand this well. You can't do without this awareness, it must be present from beginning to end. This kind of samadhi has no danger.

_/\_

Lihat yg saya bold ungu pada quote, itu berlaku untuk ketenangan dan pandangan terang :)

Tentang bahaya kemelekatan terhadap hasil Vipassana/pandangan terang dari Ajahn Chah dapat dilihat pada kutipan sbb:

"Atau mungkin suatu Vipassanu! Yakni suatu kekotoran batin yang amat halus, berupa keterikatan pada hasil-hasil meditasi. Kekotoran batin ini timbul karena seseorang begitu ingin memperoleh sesuatu dari latihannya. Ada yang mengembangkan kebaikan dan kemudian terikat padanya, ada yang mengembangkan kesucian lalu terikat pula, atau mengembangkan pengetahuan dan terikat pada pengetahuan itu. Keterikatan pada hasil positif meditasi ini disebut Vipassanu, kebijaksanaan yang terkotori dan akan menghambat latihan kita.

Jadi apabila anda hendak mengembangkan Vipassana, berhati-hatilah! Waspadalah terhadap Vipassanu, karena keduanya begitu dekat dan sukar dibedakan. Tapi dengan pandangan benar kita dapat melihat mereka dengan jelas. Apabila ia Vipassanu, penderitaan akan muncul sebagai akibatnya. Tapi jika itu Vipassana, penderitaan tidak akan muncul, yang ada hanya ketenangan. Baik kebahagiaan maupun penderitaan berhasil dijinakkan. Hal itu dapat anda saksikan sendiri."

 





« Last Edit: 22 March 2009, 12:31:49 AM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #170 on: 22 March 2009, 01:08:11 AM »
Quote
So, there can be right samadhi and wrong samadhi. Wrong samadhi is where the mind enters calm and there's no awareness at all. One could sit for two hours or even all day but the mind doesn't know where it's been or what's happened. It doesn't know anything. There is calm, but that's all. It's like a well-sharpened knife which we don't bother to put to any use. This is a deluded type of calm, because there is not much self-awareness. The meditator may think he has reached the ultimate already, so he doesn't bother to look for anything else. Samadhi can be an enemy at this level. Wisdom cannot arise because there is no awareness of right and wrong.

With right samadhi, no matter what level of calm is reached, there is awareness. There is full mindfulness and clear comprehension. This is the samadhi which can give rise to wisdom, one cannot get lost in it. Practitioners should understand this well. You can't do without this awareness, it must be present from beginning to end. This kind of samadhi has no danger.

_/\_
[/quote]

Interpretasi saya terhadap yg dibold ungu adalah, apabila meditasi HANYA untuk Jhana, maka tidak ada gunanya. Namun apabila memiliki Jhana dan menggunakannya untuk memulai Vipassana, maka akan sangat berguna. Sebagaimana perumpamaan yang diberikan oleh Ajahn Chah bahwa Jhana seperti pisau tajam, apabila tidak digunakan tidak berguna, namun apabila digunakan (dengan bijaksana) maka tentulah akan sangat efektif untuk memotong.

Namun jangan disalah-artikan  bahwa saya menyarankan HARUS mencapai Jhana terlebih dahulu didalam Bhavana, tidak... tidak....
Karena (mengacu pada metode Mahasi Sayadaw) memang dimungkinkan untuk ber-vipassana tanpa mendapat Jhana terlebih dahulu, yaitu dengan tingkat konsentasi dibawahnya.

Alasan utama metode Mahasi Sayadaw yang terkesan "direct Vipassana" (sebutan ini menurut saya tidak tepat), adalah untuk memotong sakayaditthi yang merupakan syarat seorang Sotapanna, di dalam prosesnya tidak harus mencapai Jhana. Sementara kebanyakan manusia tidak mengetahui batas umur kehidupan sekarang, maka beliau menganjurkan melakukan vipassana tanpa harus masuk ke dalam Jhana terlebih dahulu, sehingga kepastian mencapai kesucian maksimal 7 kali kehidupan, tercapai pada kehidupan ini.

Mahasi Sayadaw sendiri tidak anti Jhana, lihat kutipan berikut,

"Jika mungkin untuk melakukan Vipassana Bhavana tanpa membuat gerakan dan mengubah sikap, Samadhi biasanya akan mudah tercapai. Setelah Samadhi tercapai maka Vipassana nana dapat dikembangkan. Jika Vipassana bhavana dilatih setelah Jhana Samadhi tercapai maka Vipassana nana dapat dicapai dengan mudah.

dari: Khotbah Vipassana (meditasi pandangan terang), Mahasi Sayadaw, Lembaga Satipathana Indonesia.

Jadi, tinggal masing2 meditator berefleksi, apabila berkemampuan untuk mendapatkan Jhana, mengapa tidak?, dan apabila sangat sulit masuk ke dalam Jhana, silakan mencoba masuk ke Vipassana, namun dengan tingkatan konsentrasi tertentu juga tentunya, hanya saja tidak setinggi Jhana.

« Last Edit: 22 March 2009, 01:13:10 AM by hendrako »
yaa... gitu deh

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #171 on: 22 March 2009, 08:38:03 AM »
Quote
Alasan utama metode Mahasi Sayadaw yang terkesan "direct Vipassana" (sebutan ini menurut saya tidak tepat), adalah untuk memotong sakayaditthi yang merupakan syarat seorang Sotapanna, di dalam prosesnya tidak harus mencapai Jhana. Sementara kebanyakan manusia tidak mengetahui batas umur kehidupan sekarang, maka beliau menganjurkan melakukan vipassana tanpa harus masuk ke dalam Jhana terlebih dahulu, sehingga kepastian mencapai kesucian maksimal 7 kali kehidupan, tercapai pada kehidupan ini.
saya sependapat, umur kehidupan manusia sangat terbatas :)

Quote
Mahasi Sayadaw sendiri tidak anti Jhana, lihat kutipan berikut,
tentu saja, bahkan Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa juga tidak anti jhana. hanya saja, mereka menyampaikan bahwa ada bahaya dalam jhana agar pemeditator lain dapat menyadari & menghindari bahaya itu :)

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #172 on: 22 March 2009, 09:50:10 AM »
Tidak hanya dalam jhana ada bahaya, dalam vipasanna juga ada, kalau tidak ada wisdom yg baik dan pondasi yg benar.   :D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #173 on: 26 November 2017, 09:03:51 AM »
Setahu saya meditasi Vipassana untuk memunculkan sang Jalan.
Pada saat momen sang Jalan maka itu tidak lagi disebut vipassana, tetapi sudah sang Jalan.

Kemudian sang jalan dikembangkan hingga 4 jalan (3 jalan berikutnya), 4 buah, dan Nibbana.

Vippasana adalah titik awalnya. Vipassana itu tujuannya untuk melihat Dhamma, melihat segala sesuatu apa adanya, melihat tilakkhana, menembus Empat Kesunyatan Mulia pada momen memasuki-arus. atau dengan kata lain, untuk memperoleh "Mata-Dhamma = menjadi Pemasuk-arus".

Sebelum memasuki-arus maka ia hanya dikatakan "melatih vipassana". Ketika memasuki-arus, tidak lagi disebut vipassana, tetapi sang Jalan. Vipassana untuk membuka sang Jalan.

Vipassana hanya untuk membuka Pandangan Benar lokuttara = menghancurkan 3 belenggu.
Ketika terbuka maka sudah memasuki sang Jalan. Sang Jalanlah yang akan dikembangkan. Dalam pengembangan sang Jalan, itu tidak lagi disebut vipassana, tetapi sang Jalan.

Ketika seseorang menjadi Arahat, ia memang menggunakan vipassana, tetapi itu sebelumnya, ketika memasuki-arus. Arahat dikembangkan melalui "sang Jalan" atau "Buah dari sang Jalan".
Oleh karena itu, seseorang tidak mungkin menjadi Arahat kalau sebelumnya belum memasuki-arus. Semua Arahat mulai dari Yang Mulia Anna Konddanna (dan lima bhikkhu pertama), dua siswa utama, dan bhikku manapun, semuanya berawal dari memasuki-arus kemudian Arahat (atau setahap demi setahap).

Bahkan dikatakan, Sang Buddha juga (terlebih dulu) memasuki-arus kemudian mencapai Arahat. Dikatakan pula, Sang Buddha memasuki-arus (tanpa-jeda) langsung mencapai Arahat.

Setahu saya seperti ini.


Catatan:
Sang Jalan (magga) = Sotapanna magga, Sakadagami magga, Anagami magga, dan Arahat magga.
Buah (phala) dari sang Jalan = sotapanna phala, Sakadagami phala, Anagami phala, Arahat phala
« Last Edit: 26 November 2017, 09:17:16 AM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

 

anything