Ini Kisah nyata yang dituturkan kawan-kawan saya ketika mereka sedang bersenang-senang di pemandian air panas gunung pancar. Layaknya anak muda mereka kesana hanya untuk bersenang-senang, jadi ketika tiba di TKP mereka sudah membuat kegaduhan. Ketika berendam di air panas yang mengalir, ada seorang kawan yang iseng
menyiram badan yang lain, lalu yang lainnya pun membalas, akhirnya aksi siram-siraman pun tak terhindarkan. Ternyata ada seorang teman saya si Ucog namanya, yang tidak suka badannya disiram air panas. Selain airnya memang panas, dan disiram sampai ke muka, si Ucog memang dijadikan bulan-bulanan pada saat itu.
Dengan akalnya bulusnya si Ucog tau saja cara menghindar dari kawan-kawannya itu yang dikenalnya iseng tanpa tahu batas. Dia menghampiri dan duduk disebelah bapak yang sedang berendam sendirian kira-kira 15 meter dari tempatnya semula. dengan begitu ia dapat berendam dengan tenang dan kawan-kawannya tidak akan menghampirinya dan menjadikannya bulan-bulanan kejahilan mereka.
Duduk berdua dengan tenangnya akhirnya si Ucog membuka percakapan, "bapak sering, pak kemari !!!". "Wah sering sayah, ampir setiap hari de!". jawab si bapak dengan semangat. "ngapaain pa? ampir setiap hari kesini !?" si Ucog jadi penasaran. "Buat ngobatin penyakit saya !". jawab si Bapak masih dengan semangat, "emangnya bapak sakit apaan ?!" tanya si Ucog yang mangkin penasaran. lalu dengan spontan sibapak menjawab sambil mengangkat sebelah kakinya sampai ke muka "BOROK saya, NIHH !!!". Si Ucog mencoba menegaskan apa yang ia lihat, borok yang luas dikaki sudah hampir tak keruan bentuknya karena terendam air panas ("boroknya ampe benyenye" istilah si Ucog). Sadar apa yang didekatnya dari tadi si Ucog menjadi geli
, apalagi air mengalir dari arah si Bapak dulu baru dirinya. percakapan pun terhenti di awali dengan telanan air liur si Ucog. si Ucog memutuskan untuk kembali menjadi bulan-bulanan kawan-kawannya, namun kali ini dia bingung mencari taktik bagaimana meninggalkan si Bapak dengan sopan. jalan satu-satunya dia harus rela dahulu berendam bersama si Bapak kurang-lebih 5 menit lagi untuk memberi kesan tidak jijik
(
dasar. inilah akibat kentalnya budaya timur).
Akhirnya memang sahabat adalah obat yang terbaik untuk menghibur hati yang suram.
End of Story
Gimana ceritanya, cukup menghibur tidak. kalo aku sih pertama diceritain sampe