Kokuzo,
kayanya inti masalahnya sangat simple... herannya kok ga ngerti n terus2 ngebela maitreya ini ya... Roll Eyes
intinya : maitreya make2 embel2 agama buddha tapi yang dia ajarin bukanlah agama buddha sesungguhnya... itu 'menyesatkan' pandangan dan pengetahuan orang tentang agama Buddha 'sebenarnya'. titik... beres...
kalo inti ajaran beda, jangan pake embel2 agama buddha, silahakan namanin Maitreya, Yi kuan Tao, Future Buddha, Best Religion, or whatever. Mau dalam khotbahnya ngehina Buddha atopun Sangha, gw no problem... Silahkan... Mau ngubah isi tipitaka sesuka hati, silahkan. Asal jelas : ini bukanlah 'agama Buddha'. beres...
Lagi-lagi "embel-embel agama Buddha" adalah "milikku" yah?
Anguttara Nikaya 3.43
"Bhikkhu, seseorang yang dalam dirinya melihat 3 perubahan yang berfaedah, harus mengajarkan dhamma kepada yang lain tanpa ragu-ragu. Apakah tiga itu? Dia yang mengajar dapat mengalami makna dan ajarannya. Dia yang mendengar dapat mengalami makna dan ajarannya. Dan kedua orang itu, baik guru dan murid dapat mengalami makna dan ajarannya. Bhikkhu, orang yang dalam dirinya melihat 3 perubahan yang berfaedah, harus mengajarkan dhamma kepada yang lain tanpa ragu-ragu."
----------------
Sebelum tergesa-gesa mengajarkan, seharusnya pengajar juga mengerti ajaran itu sendiri.
Anguttara Nikaya 5.159
"...
'Saya akan memberikan khotbah yang bertahap', dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang lain.
'Saya akan memberikan khotbah yang masuk akal', dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang lain.
'Saya akan berbicara karena tergerak oleh simpati', dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang lain.
'Saya akan berbicara bukan demi keuntungan duniawi', dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang lain.
'Saya akan berbicara tanpa menyindir diri sendiri atau orang lain', dengan cara itulah seharusnya Dhamma diajarkan kepada orang lain."
---------------
Bukan mengharapkan hal instan, bukan berdasarkan kepercayaan, bukan karena antipati (pada ajaran lain), bukan karena keuntungan organisasi duniawi, bukan dengan menyindir pihak tertentu seharusnya orang mengajar dhamma.
Anguttara Nikaya 6.44
"... Janganlah tergesa-gesa mengkritik orang lain, janganlah secara sepintas menilai orang lain. Orang yang menyampaikan penilaian terhadap orang lain merugikan dirinya sendiri. Hanya Aku (Tathagata) sendiri, Ananda, atau orang seperti Aku, yang dapat menilai orang lain."