//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Fangsen" di Indonesia  (Read 7059 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline her

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 23
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
"Fangsen" di Indonesia
« on: 02 December 2008, 03:35:28 PM »
Terinspirasi video dari vihara mengenai fangsen, ada yang ingin saya diskusikan mengenai hal ini,

Bagaimana yah kalau negara seperti Indonesia ini melakukan fangsen (pelepasan makhluk) apakah berguna ??

Kalau burung emprit sih it's ok lah... ga ada yang mau ambil lagi, dan bisa terbebas selamanya, tapi kalau :

- Kambing/sapi (idul adha ini ratusan juta hewan di sembelih), kita lihat loh di lingkungan kita dalam keadaan siap potong

- Ayam : hampir tiap hari milyaran ayam di potong

- Ikan : Jutaaan Ton / hari ditangkap manusia menggunakan kapal canggih khusus penangkap ikan

Kodok, Burung dara, ular, anjing, bahkan sekarang kucing pun ada yang konsumsi....

Nah pertanyaannya adalah negara seperti kita ini kan tahu sendirilah, binatang apa yang tidak ada empunya pasti habis dimangsa manusia.... jadi buat apa yah fangsen lagi... toh sama saja membelinya/membebaskannya dari satu tangan untuk dibunuh oleh tangan lainnya ....

Apa pendapat teman-teman mengenai ini ? Hal ini juga untuk menjawab pertanyaan kenapa kita tidak boleh membunuh serangga, semut, dll padahal secara nyata dan jelas kita saja tidak bisa mencegah orang membunuh binatang setiap harinya ??.... atau yang penting kita ga bunuh ga pa pa, walau kita liat orang bunuhpun kita ga salah ??

 _/\_

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #1 on: 02 December 2008, 04:33:32 PM »
Ini Adalah Proses hukum Alam , Dalam Buddhist mengenal Panca Niyama Dhamma (Utu Niyama,Bija Niyama,Kamma Niyama,Citta Niyama dan Dhamma Niyama). Panca Niyama ini bekerja dengan sendirinya dan bersifat universal.....
Sebagai Buddhist atau Upasaka kita harus berlatih Untuk Tidak membunuh makhluk Hidup (Sila Pertama yg bersifat pasif) dan kita harus mengembangkan menjadi Metta-Karuna (Panca Dhamma yg bersifat aktif) seperti melakukan Fangshen dll.

Quote
Apa pendapat teman-teman mengenai ini ? Hal ini juga untuk menjawab pertanyaan kenapa kita tidak boleh membunuh serangga, semut, dll padahal secara nyata dan jelas kita saja tidak bisa mencegah orang membunuh binatang setiap harinya ??.... atau yang penting kita ga bunuh ga pa pa, walau kita liat orang bunuhpun kita ga salah ??


Kita sbg buddhist cuma bisa meminimalisasi pembunuhan makhluk hidup di mulai dari diri sendiri dan kita tidak bisa mencegah 100% pembunuhan makhluk hidup yang ada di sekitar kita. jadi sebaiknya kita serahkan kpd Panca Niyama atau hukum Alam bekerja.

Just My Opinion

 _/\_
Thanks & Best Regarda
Gunawan S S
« Last Edit: 02 December 2008, 04:45:50 PM by Gunawan »
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #2 on: 02 December 2008, 04:52:43 PM »
Bila manusia mengerti melenyapkan lobha(greed),dosa(anger) dan moha,maka dunia akan aman.mau berkata fangshen juga disana LDM bekerja.yang penting adalah menekan gaya hidup untuk selalu sederhana maka otomatis peternakan kambing sapi,dll juga akan berkurang.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline her

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 23
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #3 on: 02 December 2008, 04:58:54 PM »
saya setuju banget dengan pendapatnya, mungkin yang agak ditekankan di sini adalah : "apabila kita melakukan fangshen di Indonesia"... sebagai contoh begini ... kita melepaskan seekor ayam yang ingin disembelih di jakarta timur trus kita lepaskan di jakarta barat .... nah sebelum kita melakukan hal tersebut, kan kita sudah tahu hasilnya..bahwa pasti ayam itu akan ditangkap dan disembelih juga oleh orang di jakarta barat..

Kalau kita sudah tahu bahwa hal tersebut percuma berarti kita kan melakukan kebodohan .. ?? CMIIW
apakah masih relevan melakukan fangshen di Indonesia khususnya Jakarta ?? atau kiegiatan ini hanya untuk di perkampungan yang dekat dengan hutan dimana habitat hewan tersebut masih exist ??...

 :)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #4 on: 02 December 2008, 05:00:10 PM »
Terinspirasi video dari vihara mengenai fangsen, ada yang ingin saya diskusikan mengenai hal ini,

Bagaimana yah kalau negara seperti Indonesia ini melakukan fangsen (pelepasan makhluk) apakah berguna ??

Kalau burung emprit sih it's ok lah... ga ada yang mau ambil lagi, dan bisa terbebas selamanya, tapi kalau :

- Kambing/sapi (idul adha ini ratusan juta hewan di sembelih), kita lihat loh di lingkungan kita dalam keadaan siap potong

- Ayam : hampir tiap hari milyaran ayam di potong

- Ikan : Jutaaan Ton / hari ditangkap manusia menggunakan kapal canggih khusus penangkap ikan

Kodok, Burung dara, ular, anjing, bahkan sekarang kucing pun ada yang konsumsi....

Nah pertanyaannya adalah negara seperti kita ini kan tahu sendirilah, binatang apa yang tidak ada empunya pasti habis dimangsa manusia.... jadi buat apa yah fangsen lagi... toh sama saja membelinya/membebaskannya dari satu tangan untuk dibunuh oleh tangan lainnya ....

Apa pendapat teman-teman mengenai ini ? Hal ini juga untuk menjawab pertanyaan kenapa kita tidak boleh membunuh serangga, semut, dll padahal secara nyata dan jelas kita saja tidak bisa mencegah orang membunuh binatang setiap harinya ??.... atau yang penting kita ga bunuh ga pa pa, walau kita liat orang bunuhpun kita ga salah ??

 _/\_

pada saat melihat makhluk yang sedang menderita... kalau bisa diselamatkan, selamatkanlah... jangan berpikir, setelah dibebaskan bagaimana makhluk tersebut, apakah besoknya bisa selamat, apakah 1 minggu lagi bisa ditangkap lagi, apakah 1 tahun kemudian bisa berakhir di tempat yang sama dsbnya...

inti-nya... PADA SAAT INI...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #5 on: 02 December 2008, 05:04:39 PM »
PADA SAAT ini namun didukung oleh kondisi yang tepat seperti
lingkungan tempat fangshen(termasuk kondisi makanan.bertumbuh,rasa aman)

karena kita bukan melepas makhluk dari kandang masuk ke mulut singa kembali bukan?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #6 on: 02 December 2008, 05:06:45 PM »
PADA SAAT ini namun didukung oleh kondisi yang tepat seperti
lingkungan tempat fangshen(termasuk kondisi makanan.bertumbuh,rasa aman)

karena kita bukan melepas makhluk dari kandang masuk ke mulut singa kembali bukan?


setuju brother... harus diselamatkan dengan safe and sound... jangan diselamatkan dari mulut buaya lantas diceburkan ke mulut singa... hehehehe
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline her

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 23
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #7 on: 02 December 2008, 05:12:24 PM »
nah itu maksud saya ...  :)

karena kita kan tidak mau melakukan tindakan "BODOH".... karena sudah tahu hasilnya tapi masih melaukannya juga... sama seperti analogi 1 + 1 = 2, tapi kita melakukan perhitungan dengan 1+1-1+1=2 ..hehehe

Berarti kalau di jakarta ga mungkin yah melakukan fangshen... kecuali yang mau dibebaskan itu burung emprit, atau di bebaskan di luar kota..

Di masyarakat indonesia juga ada kebiasaan pelepasan makhluk, tapi lebih bertujuan kepada "buang sial"

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #8 on: 02 December 2008, 05:14:03 PM »
nah itu maksud saya ...  :)

karena kita kan tidak mau melakukan tindakan "BODOH".... karena sudah tahu hasilnya tapi masih melaukannya juga... sama seperti analogi 1 + 1 = 2, tapi kita melakukan perhitungan dengan 1+1-1+1=2 ..hehehe

Berarti kalau di jakarta ga mungkin yah melakukan fangshen... kecuali yang mau dibebaskan itu burung emprit, atau di bebaskan di luar kota..

Di masyarakat indonesia juga ada kebiasaan pelepasan makhluk, tapi lebih bertujuan kepada "buang sial"

lha.. kalau fangshen ayam di kota... mana mungkin... pasti nasib ayam-nya akan berakhir di panci/kuali...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #9 on: 02 December 2008, 05:15:25 PM »
nah itu maksud saya ...  :)

karena kita kan tidak mau melakukan tindakan "BODOH".... karena sudah tahu hasilnya tapi masih melaukannya juga... sama seperti analogi 1 + 1 = 2, tapi kita melakukan perhitungan dengan 1+1-1+1=2 ..hehehe

Berarti kalau di jakarta ga mungkin yah melakukan fangshen... kecuali yang mau dibebaskan itu burung emprit, atau di bebaskan di luar kota..

Di masyarakat indonesia juga ada kebiasaan pelepasan makhluk, tapi lebih bertujuan kepada "buang sial"

Kalo mau fangshen mgkn diperlukan kebijaksanaan juga... kl benar2 berniat fangshen tentu bisa mencari tempat yang sesuai untuk fangshen... misalkan kita melepaskan burung emprit di Jakarta, apakah burun emprit itu bisa bertahan hidup??...kl ngga bisa bukankah sama aja membunuhnya secara perlahan?.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #10 on: 02 December 2008, 05:17:05 PM »
nah itu maksud saya ...  :)

karena kita kan tidak mau melakukan tindakan "BODOH".... karena sudah tahu hasilnya tapi masih melaukannya juga... sama seperti analogi 1 + 1 = 2, tapi kita melakukan perhitungan dengan 1+1-1+1=2 ..hehehe

Berarti kalau di jakarta ga mungkin yah melakukan fangshen... kecuali yang mau dibebaskan itu burung emprit, atau di bebaskan di luar kota..

Di masyarakat indonesia juga ada kebiasaan pelepasan makhluk, tapi lebih bertujuan kepada "buang sial"

Kalo mau fangshen mgkn diperlukan kebijaksanaan juga... kl benar2 berniat fangshen tentu bisa mencari tempat yang sesuai untuk fangshen... misalkan kita melepaskan burung emprit di Jakarta, apakah burun emprit itu bisa bertahan hidup??...kl ngga bisa bukankah sama aja membunuhnya secara perlahan?.

kayaknya lebih kecil kesempatan hidup di dalam kurungan penjual / penangkap burung daripada dibebaskan di alam bebas... jadi masih lebih positif fangshen emprit daripada dikurung di dalam kurungan penjual/penangkap.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #11 on: 02 December 2008, 05:21:32 PM »
at. her

Kalau anda berniat fangsen, janganlah ragu-ragu dengan pikiran seperti itu, kebajikan sekecil apapun pasti akan mendatangkan kebahagiaan, begitu juga sebaliknya.
Contoh :
Anda ke pasar melihat ikan/kodok yang pasti dijagal, timbulah niat anda untuk membeli dengan melepas makhluk itu, sesudah dilepas ke kali/sungai, kemudian 10 hari ditangkap kembali dan makhluk itu masuk kepasar lagi, berarti memang Kamma makhluk ikan sudah sedemikian rupa harus 'dijagal', tapi anda jangan kecewa.
Dalam hal ini anda sudah berbuat KeBajikan dimana, anda memperpanjang nyawa makhluk itu juga 10 hari, dan harus di ingat, nyawa 10 hari bagi seekor ikan sangat berarti dibanding dengan masa hidup manusia, masa hidup seekor ikan mungkin beberapa bulan atau tahun (tergantung besar/kecil ikannya)
anggaplah masa hidup ikan kecil bisa 1 tahun (365 hari) berarti anda memperpanjang nyawa ikan kecil itu 2,73 % masa hidup makhluk ikan itu, jika dikonversikan dengan nyawa manusia (75 tahun) itu adalah 747 hari hidup manusia., bermamfaat ? Bagaimana kalau makhluk itu tidak tertangkap lagi artinya hidup bebas ! Lebih baguskan.
Hitung2an seperti diatas ini cuma ilustrasi untuk meyakinkan anda berbuat kebajikan dengan menolong makhluk hidup apapun pasti berbuah menghasilkan kebahagiaan.
Dalam ajaran Buddha, membunuh serangga atau makhluk kecil apapun tetap perbuatan buruk,dan tidak dibenarkan.

Memang dalam dunia saha ini, pembunuhan makhluk hidup tidak dapat dicegah.
Jadi semua kembali kepada diri sendiri untuk melatih bathin masing2 untuk agar dapat terhindar dari tiga akar kejahatan.
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #12 on: 02 December 2008, 05:24:05 PM »
nah itu maksud saya ...  :)

karena kita kan tidak mau melakukan tindakan "BODOH".... karena sudah tahu hasilnya tapi masih melaukannya juga... sama seperti analogi 1 + 1 = 2, tapi kita melakukan perhitungan dengan 1+1-1+1=2 ..hehehe

Berarti kalau di jakarta ga mungkin yah melakukan fangshen... kecuali yang mau dibebaskan itu burung emprit, atau di bebaskan di luar kota..

Di masyarakat indonesia juga ada kebiasaan pelepasan makhluk, tapi lebih bertujuan kepada "buang sial"

Kalo mau fangshen mgkn diperlukan kebijaksanaan juga... kl benar2 berniat fangshen tentu bisa mencari tempat yang sesuai untuk fangshen... misalkan kita melepaskan burung emprit di Jakarta, apakah burun emprit itu bisa bertahan hidup??...kl ngga bisa bukankah sama aja membunuhnya secara perlahan?.

kayaknya lebih kecil kesempatan hidup di dalam kurungan penjual / penangkap burung daripada dibebaskan di alam bebas... jadi masih lebih positif fangshen emprit daripada dikurung di dalam kurungan penjual/penangkap.

Kalo saya melihat mgkn didalam sangkar lbh bisa bertahan lama...soalnya tersedia makanan dan juga air yang cukup biasanya...sedangkan kl sudah dilepaskan di Jakarta dimana sudah tidak susah untuk bertahan hidup...karena burung ini makanannya adalah biji-bijian...nah kelihatannya dijakarta tidak ada tumbuhan yg menghasilkan biji2an seperti padi ato rumput yang menghasilkan biji2an...

dulu saya tinggal di kampung dan wkt masih kecil suka sekali menangkap burung jenis ginian...(sebelum mengenal dhamma)...dan kl dalam sangkar dan dikasih makan dan air yang cukup bisa hidup bertaon-taon.... jd berdasarkan pengalaman ini sih rasanya susah buat burung ini bisa survive kalo dilepaskan di Jakarta...

Hanya opini pribadi aja...

Offline her

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 23
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #13 on: 02 December 2008, 05:42:42 PM »
betul...semuanya betul ...

selama tindakan mulia itu tidak menjadikan kita 'bodoh',

karena kebodohan kan juga kamma buruk yah... cmiiw....

seperti contoh kita membeli ayam tadi... karena dilepas dimanapun di jakarta, pasti bakal di sembelih juga

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: "Fangsen" di Indonesia
« Reply #14 on: 02 December 2008, 05:43:28 PM »
nah itu maksud saya ...  :)

karena kita kan tidak mau melakukan tindakan "BODOH".... karena sudah tahu hasilnya tapi masih melaukannya juga... sama seperti analogi 1 + 1 = 2, tapi kita melakukan perhitungan dengan 1+1-1+1=2 ..hehehe

Berarti kalau di jakarta ga mungkin yah melakukan fangshen... kecuali yang mau dibebaskan itu burung emprit, atau di bebaskan di luar kota..

Di masyarakat indonesia juga ada kebiasaan pelepasan makhluk, tapi lebih bertujuan kepada "buang sial"

Kalo mau fangshen mgkn diperlukan kebijaksanaan juga... kl benar2 berniat fangshen tentu bisa mencari tempat yang sesuai untuk fangshen... misalkan kita melepaskan burung emprit di Jakarta, apakah burun emprit itu bisa bertahan hidup??...kl ngga bisa bukankah sama aja membunuhnya secara perlahan?.

kayaknya lebih kecil kesempatan hidup di dalam kurungan penjual / penangkap burung daripada dibebaskan di alam bebas... jadi masih lebih positif fangshen emprit daripada dikurung di dalam kurungan penjual/penangkap.

Kalo saya melihat mgkn didalam sangkar lbh bisa bertahan lama...soalnya tersedia makanan dan juga air yang cukup biasanya...sedangkan kl sudah dilepaskan di Jakarta dimana sudah tidak susah untuk bertahan hidup...karena burung ini makanannya adalah biji-bijian...nah kelihatannya dijakarta tidak ada tumbuhan yg menghasilkan biji2an seperti padi ato rumput yang menghasilkan biji2an...

dulu saya tinggal di kampung dan wkt masih kecil suka sekali menangkap burung jenis ginian...(sebelum mengenal dhamma)...dan kl dalam sangkar dan dikasih makan dan air yang cukup bisa hidup bertaon-taon.... jd berdasarkan pengalaman ini sih rasanya susah buat burung ini bisa survive kalo dilepaskan di Jakarta...

Hanya opini pribadi aja...

kalau dipelihara memang kesempatan hidupnya jadi naik... tetapi kan konteksnya adalah di dalam sangkar/kurungan penjual, yang  biasanya berjubel jubel...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan