Konon ada dua dana makanan yang buahnya paling baik (di antara seluruh dana makanan lain), yaitu dana makanan terhadap Bodhisattva sebelum beliau mencapai pencerahan sempurna, dan kepada Sammasambuddha sebelum parinibanna.
Menurut interpretasi terdahulu, makanan yang diberikan oleh Cunda bukanlah makanan beracun, melainkan makanan yang hanya bisa dicerna oleh Sammasambuddha (kalau menurut Theravada, karena banyak deva yang turut berdana sari-sari surgawi di makanan tersebut, sehingga terlalu ekstrim bagi makhluk selain Sammasambuddha).
Interpretasi bahwa makanan tersebut beracun atau meyebabkan kontrasi otot perut yang mengakibatkan meninggalnya Sang Buddha adalah interpretasi belakangan dan tidak didukung dengan kuat oleh teks-teks catatan klasik. Saya pribadi menyebut interpretasi ini adalah interpretasi logis dan meterialis belaka.
Sang Buddha tidak "menghukum", melainkan Ia mengetahui bahwa akan ada orang lain yang menyalahkan Cunda, sehingga Sang Buddha menyatakan bahwa Cunda tidak bersalah.