//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Dana tertinggi"  (Read 19114 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #30 on: 23 July 2011, 09:03:23 AM »
Temannya juga orang jahat, sesama perampok.. Jika perampok menolong perampok dari tangkapan polisi, memang menolong tapi bukannya jika tidak di penjara, bisa saja berkeliaran merampok lagi? Walaupun di penjara, terus keluar dari penjara mungkin bisa saja merampok lagi, tapi kan perbuatan jahatnya tertunda karena di penjara..
Mungkin om Indra bisa jelaskan yg benar?


saya ambil contoh fangshen, misalnya kita melepas ikan dengan niat untuk menyelamatkan ikan itu dari kematian akibat dibunuh oleh koki, perbuatan melepaskan ikan itu adalah tetap perbuatan mulia, walaupun mungkin saja setelah kita lepaskan, ikan itu mati karena tertangkap oleh ikan besar lain, atau terperangkap dalam jala penangkap ikan, atau jatuh terpeleset kulit pisang. matinya ikan itu bukan urusan kita, dan kita tidak terlibat dalam matinya itu.

apakah temen kita akan merampok lagi setelah kita tolong, itu bukan urusan kita. hal itu sepenuhnya keputusan si teman itu, jika ia tau diri, ia akan bersyukur karena telah ditolong dan mengubah cara hidupnya, jika sebaliknya, maka itu adalah urusannya sendiri, dan dia tidak bisa berharap akan dapat ditolong lagi kelak. intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #31 on: 23 July 2011, 10:43:49 AM »
Pengorbanan dan ketulusan memang sangat penting di dalam berbuat suatu kebajikan, karena ketulusan itu sendiri satu bentuk dari berbuat baik dengan "melepas". saya hanya menambahkan dari sisi pengorbanan dan ketulusan dari dilakukan sesorang dalam kisah nyata ini seperti memberikan inspirasi kepada pihak lain ikut termotivasi karena ketulusan tersebut.


SEPATU BEKAS YANG MENGUBAH HIDUP

Aku baru saja bercerai, sendirian membesarkan anak-anakku : Morgan, Hannah, dan Christoper, semuanya masih balita. Aku memiliki penghasilan yang lumayan sebagai peñata rambut dan memiliki rumah yang bagus. Tetapi aku merasa bersalah akan perceraianku sehingga aku memanjakan anak-anakku berlebihan. Aku membawa mereka berlibur ke tempat-tempat eksotis dan belanja sepatu-sepatu mermerek mahal, apapun yang mereka inginkan. Aku memberi mereka banyak kompensasi. Itu adalah caraku untuk menunjukkan kepada mereka hal yang kupikir adalah kasih sayang.

Pada musim semi tahun 1999 aku pergi ke Peten, Guatemala, untuk mengikuti lomba semi marathon. Sewaktu berlari, aku melihat sekelompok anak merendam kaki mereka ke cairan hitam yang lengket.

“Apa itu?” aku bertanya kepada pelari lainya. “Mereka melumuri telapak kaki mereka dengan tar karena mereka tidak memiliki sepatu,” jelasnya. “Bila berkaki telanjang, mereka akan rentan terhadap luka goresan dan bakteri. Mereka pikir tar akan melindungi kaki mereka.”

Aku memandang ke bawah dan melihat sepatu lariku yang seharga 100 dollar. Aku merasa tidak nyaman. Anak-anak itu berjalan bermil-mil dengan kaki telanjang, di sepanjang jalan kerikil yang panas.

Selama penerbangan pulang aku tidak dapat mengenyahkan hal tersebut dari kepalaku. Bagaimana anak-anak itu bisa bermain seperti anak-anak lain? Aku memikirkan anak-anakku sendiri dan betapa banyak hal yang mereka miliki. Semua dikarenakan aku merasa bersalah. Sekarang perasaan bersalah yang lain menusuk hatiku.

Jawaban datang secara mendadak. Apa yang dilakukan teman krabatku dengan sepatu lama mereka? Membuangnya, biasanya masih dalam kondisi bagus. Dan anak-anak? Mereka berganti sepatu dan pakaian hampir secepat kita dapat membelikan mereka yang baru.

Aku tahu apa yang harus dilakukan – mengumpulkan sejumlah sepatu dan membawanya ke Guatemala. Aku menyampaikan gagasanku kepada teman, tetangga, anak-anakku dan semua orang yang bersedia mendengarnya. Ada yang memandangku dengan aneh dan ada juga yang memberikan sepatu bekas mereka.

“Ini Bu, sepatu ini sudah hampir tidak muat untukku,” ujar Hannah, anakku yang berumur 7 tahun, sembari menyerahkan sepatu Mary Jane berwarna hitam kesukaannya. Aku sangat bangga terhadapnya.

Tidak memakan waktu lama hingga garasiku penuh dengan berbagai macam sepatu, hingga akhirnya tumpah ruah ke halaman.
Menjelang Natal aku kembali ke panti asuhan di pinggir Kota Guatemala City. Aku berjalan dengan susah payah menuju ke pintu masuknya di mana seorang biarawati berdiri di depan pintu.

“Aku memiliki tiga kardus berisi sepatu-sepatu untuk disumbangkan,: kataku. “Silahkan masuk!” jawabnya. Aku hampir tersedak oleh suasananya, begitu miskinya. Dapatkah aku benar-benar bisa membuat perbedaan di sini? Dengan segera, anak-anak mengerumuniku. Kebanyakan berkaki telanjang. Ketika mereka melihat tumpukan sepatu kets dan sandal, mereka langsung bersemangat! Mereka terkikih satu sama lain sembari menyisiri kardus itu satu persatu.

“Sepatu-sepatu ini adalah hadiah Natal satu-satunya bagi anak-anak ini,” ujar biarawati itu dengan suara menahan tangis.
Kami memastikan tiap anak mendapat sepasang dan membiarkan sisanya untuk didistribusikan. Kurasa itulah dia – perubahan baiku. Aku mengucapkan selamat tinggal dan beranjak ke luar.

Kemudian aku mendengar suara biarawati itu. “Tunggu!” Teriaknya. Aku memutar kepalaku. “Kapan Anda akan kembali lagi?”

Itu dia, pertanyaan yang mengguncang hingga dasar hati nuraniku. Nona, ini adalah hal yang hanya dilakukan satu kali saja, bathinku. “Kami memerlukan bantuan,” ujarnya. “Kami selalu memerlukan lebih.’

Lagi-lagi dalam penerbangan pulang aku tidak dapat menghalau bayangan anak-anak tersebut dari pikiranku, seperti Tuhan menaruh hal tersebut di mataku. Sewaktu kembali ke rumah aku memberitahu teman-temanku, “Kita harus tetap melakukan hal ini.”

Aku memprakarsai berdirinya organisasi Share Your Soles. Apapun boleh, mulai dari sepatu bot hingga sandal dan selop, bahkan roller blades dan sepatu bola, disumbangkan kepada kami. Proyek ini telah berkembang melebihi rumahku. Perusahaan real-estate setempat, mendengar tentang kami dan menyumbangkan sebuah gudang. Kami mendapat sukarelawan lebih banyak dan menjadi terorganisir. Sepatu kets dicuci, sepatu pesta disemir. Sepatu untuk pemakaian sehari-hari diperbaiki.

Share Your Soles berkembang pesat hingga American Airlanes menawarkan untuk menerbangkan kami ke tempat-tempat pendistribusian di seluruh dunia secara Cuma-Cuma. Kami dapat mengirim 13.000 pasang sepatu ke korban badai Katrina di New Orleasns dan 15.000 pasang sepatu ke korban bencana Sri Lanka di Thailand.

Aku sangat menyukai tugas mengantar sepatu, dan kadangkala aku membawa anak-anakku turut serta. Itu adalah cara baruku dalam memanjakan mereka – dengan menunjukkan betapa kita diberkati dengan mampu membantu orang lain. Apakah itu dengan membawa bot musim dingin ke daerah penampungan orang Indian Amerika, sandal ke Afrika ataupun sepatu kets ke Amerika Tengah, anak-anakku suka melihat ekspresi kebahagiaan yang terpancar di wajah anak-anak yang mendapatkan sepasang sepatu. Hal itu melebihi segala hal yang mempu kubeli untuk mereka.
Sepatu bekas dapat memilki dampak besar terhadap kehidupan seorang anak: sepatu tersebut dapat menjadi sebuah sarana transportasi, sebuah perangkat pendidikan (ada anak-anak yang tidak diterima oleh sekolah bila tidak bersepatu), dan sumber kepercayaan diri. Sepasang sepatu dapat memiliki makna yang besar. Sepatu dapat mengubah hidup seseorang.

Share Your Soles telah mendistribusikan lebih dari 350.000 pasang sepatu. Semua orang, mulai dari Pramuka hingga anak-anak cacat hinggar orang-orang dengan berbagai kepercayaan turut menjadi sukarelawan. Aku bertanya kepada mereka pertanyaan yang pernah ditanyakan kepadaku: “Kapan Anda akan kembali lagi?” Aku sadar sekarang bahwa bila kita memperhatikan sekitar kita, kita dapat mengubah hidup seseorang , bahkan hidup kita sendiri.

Semoga Bermanfaat

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #32 on: 23 July 2011, 01:47:29 PM »
 [at]  stephen chow

OK, intinya adalah pengorbanan. Jadi seandainya pelita 20rb, lalu bro SC punya uang 100rb, beli 1, sumbang. Di sisi lain, saya tidak punya uang, harus cari uang dulu, jadi calo tiket atau ngamen, dapet uang, beli pelita 20rb juga. Tapi karena saya lebih miskin, berarti 20rb = pengorbanan lebih besar. Berarti kalau pelita dihembus angin Tavatimsa, punya saya ga mati.

Kesimpulan: jadi orang miskin dananya lebih mantep, bukan? ;D


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #33 on: 23 July 2011, 03:30:35 PM »
dana tertinggi itu pengorbanan dan ketulusan lantas kata2 bhwa dana dhamma lah yang tertinggi apa masih bisa di gunakan? mohon pencerahannya
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #34 on: 23 July 2011, 03:36:12 PM »
dana tertinggi itu pengorbanan dan ketulusan lantas kata2 bhwa dana dhamma lah yang tertinggi apa masih bisa di gunakan? mohon pencerahannya

tergantung konteksnya, kalo lagi ada proyek cetak buku, maka dana dhamma lah yg tertinggi

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #35 on: 23 July 2011, 03:39:20 PM »
tergantung konteksnya, kalo lagi ada proyek cetak buku, maka dana dhamma lah yg tertinggi
jadi semua itu tergantung dari situasi dan kondisi bro dan tidak bisa di lihat dari segi besarnya materi yang di keluarkan?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #36 on: 23 July 2011, 03:42:55 PM »
jadi semua itu tergantung dari situasi dan kondisi bro dan tidak bisa di lihat dari segi besarnya materi yang di keluarkan?

maksud saya, jika ada penggalangan dana cetak buku, dan anda mengatakan dana dhamma tidak bernilai, siapa yg mau dana? ini hanyalah bahasa marketing

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #37 on: 24 July 2011, 01:13:23 PM »
saya ambil contoh fangshen, misalnya kita melepas ikan dengan niat untuk menyelamatkan ikan itu dari kematian akibat dibunuh oleh koki, perbuatan melepaskan ikan itu adalah tetap perbuatan mulia, walaupun mungkin saja setelah kita lepaskan, ikan itu mati karena tertangkap oleh ikan besar lain, atau terperangkap dalam jala penangkap ikan, atau jatuh terpeleset kulit pisang. matinya ikan itu bukan urusan kita, dan kita tidak terlibat dalam matinya itu.

apakah temen kita akan merampok lagi setelah kita tolong, itu bukan urusan kita. hal itu sepenuhnya keputusan si teman itu, jika ia tau diri, ia akan bersyukur karena telah ditolong dan mengubah cara hidupnya, jika sebaliknya, maka itu adalah urusannya sendiri, dan dia tidak bisa berharap akan dapat ditolong lagi kelak. intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat
terlepas dari ikan juga bisa jatuh kepleset kulit pisang <--- pengetahuan baru buat saya..  :)
saya ingin bertanya om, bagaimna kalau setelah kita menolong perampok yang kakinya terluka itu, kita lalu kedapatan oleh polisi dan diduga sebagai bagian dari kompotan perampok??
bukankah karna kamma baik menolong itu malah kita jadi terlibat masalah?
ataukah akan dijawab perbuatan menolong itu satu kamma baik, dan jika ternyata terbawa dalam masalah maka itu adalah vipaka dari kamma buruk kita yang lain (dalam hal ini bukan karena menolong)??


maksud saya, jika ada penggalangan dana cetak buku, dan anda mengatakan dana dhamma tidak bernilai, siapa yg mau dana? ini hanyalah bahasa marketing
sudah kuduga..  ;D
tapi apakah dana dhamma bukan benar2 yang tertinggi om indra??
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #38 on: 24 July 2011, 01:33:55 PM »
terlepas dari ikan juga bisa jatuh kepleset kulit pisang <--- pengetahuan baru buat saya..  :)
bisa saja kalau ikan itu sedang berjalan tidak hati2.

Quote
saya ingin bertanya om, bagaimna kalau setelah kita menolong perampok yang kakinya terluka itu, kita lalu kedapatan oleh polisi dan diduga sebagai bagian dari kompotan perampok??
bukankah karna kamma baik menolong itu malah kita jadi terlibat masalah?
ataukah akan dijawab perbuatan menolong itu satu kamma baik, dan jika ternyata terbawa dalam masalah maka itu adalah vipaka dari kamma buruk kita yang lain (dalam hal ini bukan karena menolong)??
melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat. tapi jika kita sedang berlatih untuk mengembangkan metta karuna, maka resiko tertangkap polisi layak dihadapi, bahkan jika hukuman bagi pelindung penjahat adalah hukum pancung.

Quote
sudah kuduga..  ;D
tapi apakah dana dhamma bukan benar2 yang tertinggi om indra??

tentu saja dana dhamma adalah dana tertinggi. tapi saat ini banyak sekali pihak yg mengecilkan makna dana dhamma ini untuk tujuan yg kurang mulia demi kepentingan pribadi atau kelompok. Dana Dhamma yg saya pahami adalah ketika seseorang menasihati orang lain agar menjalankan moralitas (pancasila untuk orang awam), mengokohkan keyakinan pada sang Tiratana, menghilangkan keragu2an sehubungan dengan 4KM. sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Sang Buddha dalam MN 142 Dakhinavibhanga Sutta.

terlepas dari ikan terpeleset kulit pisang itu, dalam konteks Parami, maka dana tertinggi dilakukan dengan mengorbankan nyawa.


Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #39 on: 24 July 2011, 01:53:01 PM »
bisa saja kalau ikan itu sedang berjalan tidak hati2.

melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat. tapi jika kita sedang berlatih untuk mengembangkan metta karuna, maka resiko tertangkap polisi layak dihadapi, bahkan jika hukuman bagi pelindung penjahat adalah hukum pancung.

tentu saja dana dhamma adalah dana tertinggi. tapi saat ini banyak sekali pihak yg mengecilkan makna dana dhamma ini untuk tujuan yg kurang mulia demi kepentingan pribadi atau kelompok. Dana Dhamma yg saya pahami adalah ketika seseorang menasihati orang lain agar menjalankan moralitas (pancasila untuk orang awam), mengokohkan keyakinan pada sang Tiratana, menghilangkan keragu2an sehubungan dengan 4KM. sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Sang Buddha dalam MN 142 Dakhinavibhanga Sutta.

terlepas dari ikan terpeleset kulit pisang itu, dalam konteks Parami, maka dana tertinggi dilakukan dengan mengorbankan nyawa.

terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)
intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat.
melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat..
makasih penjelasannya om..  :)

jadi apakah membantu (materi) penerbitan buku dhamma itu tidak termasuk dana dhamma om?
mungkin karena kalimat2 seperti itu sudah sangat sering tercetak di buku2, makanya tidak bermakna tinggi lagi..
dana dhamma menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan..
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #40 on: 24 July 2011, 02:16:54 PM »
terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)
intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat.
melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat..
makasih penjelasannya om..  :)

jadi apakah membantu (materi) penerbitan buku dhamma itu tidak termasuk dana dhamma om?
mungkin karena kalimat2 seperti itu sudah sangat sering tercetak di buku2, makanya tidak bermakna tinggi lagi..
dana dhamma menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan..

baca2 dulu thread ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18724.0

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #41 on: 24 July 2011, 02:28:46 PM »
setelah membaca dari link yang di berikan bro indra saya tertarik dengan yang ini
Ini bukan tentang media sih. Tapi, kalo mencetak buku dhamma, yang kita danakan adalah uang/materi (bukan Dhamma). mungkin begitu? CMIIW.

seperti pada awal saya tanyakan jika dana dhamma tertinggi apakah harus menggunakan materi?

sedangkan seperti om indra bilang seperti dibawah ini, yang lebih dapat di terima oleh saya , bahwa dana dhamma tertinggi adalah ketika kita memberikan pengetahuan atau pembabaran dhamma yang baik untuk orang lain adalah dhamma tertinggi
Quote
Dana Dhamma yg saya pahami adalah ketika seseorang menasihati orang lain agar menjalankan moralitas (pancasila untuk orang awam), mengokohkan keyakinan pada sang Tiratana, menghilangkan keragu2an sehubungan dengan 4KM. sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Sang Buddha dalam MN 142 Dakhinavibhanga Sutta.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #42 on: 24 July 2011, 02:30:55 PM »
terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)


jangan sampai terlepas semuanya, ntar jadi bugil

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #43 on: 24 July 2011, 02:55:10 PM »
jangan sampai terlepas semuanya, ntar jadi bugil
;D
terlepas dari semuanya <--- semoga ndak jadi bugil..
terima kasih untuk penjelasannya om, semoga itu adalah dhamma dana juga..  :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #44 on: 24 July 2011, 04:07:48 PM »
Jadi kalau orang kaya, harus mengorbankan hartanya sampai pada taraf 'gue bakal modar kelaparan nih' baru bisa menyaingi pemberian 1 nasi dari si miskin?

Bukankah ini berarti orang miskin dananya lebih besar dari orang kaya; orang lemah, dana tenaganya lebih baik dari orang kuat; orang bodoh, dana pengajarannya lebih besar dari orang pintar? Apakah Buddha mengajarkan sedemikian mudah berdana bagi orang miskin, lemah, bodoh, dan sejumlah kekurangan lainnya?

Saya tahu kok maksud bro Indra tentang 'pengorbanan', tapi menurut saya, dalam kisah ini tidak dijelaskan dengan baik, dan justru bisa menggiring pada pemahaman salah.


jadi orang miskin merupakan berkah utama, itulah ajaran buda =))

plus, dikomporin oleh Mr. Y:
"lebih mudah bagi unta untuk lolos di lubang jarum ketimbang orang kaya masuk sorga..."

 :))

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

 

anything