//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Etika Diskusi  (Read 61917 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Etika Diskusi
« Reply #15 on: 16 February 2010, 10:18:55 AM »
mengenai masalah penghapusan thread.. mungkin sedang dalam tahap pembicaraan internal pengurus dc..
mudah2an keputusan yang diambil bisa memuaskan pihak kebanyakan..
jadi bro sukuhong bersabar ya.. :)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Etika Diskusi
« Reply #16 on: 16 February 2010, 10:21:44 AM »
Quote
Vajrayogini, the red Queen of the Dakinis who is frequently depicted drinking her own menstrual blood from a skullcup held in her left hand.

How truth will you go ?
1. Apakah itu Red Quieen (Vajrayogini) ? ada berapakah didunia RQ tsb?
2. Lebih tepat dilokasi manakah dan kapankah (musim?) dapat menemukan RQ ?
3. Kenapa RQ itu ada? asalnya dari manakah RQ ?
4. Secara rinci tahap demi tahap bagaimanakah RQ menjadi Tantra di Tibet ?
5. Apakah ada laporan yg lebih (mungkin lebih berbobot) tentang adanya RQ ?

Quote
Prof. Miranda Shaw menyebutkan beberapa skolar India yang mengatakan "Tantra itu sendiri (Buddhist dan Hindu)  berasal dari pendeta wanita dan dukun-dukun suku matrilineal dan masyarakat pedesaan.

6. beberapa skolar India, Siapakah mereka (nama) ? dan bukti dari mana mereka mengatakan (menulis) tentang hal tsb RQ ?
7. Benefit apa yg didapat dari riset/pencari tau Prof. Miranda Shaw bagi umat/aliran Buddha tertentu?
8. Apakah meminun Strawbery Juice saat ini dapat mempermudah/mempercepat PENCERAHAN ?

Quote
TrueLover : Bila saya mengatakan "mas Johan bajunya tidak rapi"
1. akan gw katakan thanks, tapi secara Buddhist, lebih penting bajunya bro TL rapi.
    pencapaian kebebasan adalah tentang diri kita sendiri, pikiran, ucapan, tindakan
    kita sendiri...melatih diri kita sendiri dan udah tentu ::::
    tidak ada sangkut pautnya dgn baju org lain rapi atau tidak.
2. Setiap manusia memiliki pengetahuan, jodoh, karma, kesukaan tersendiri utk memilih kepercayaan/aliran (termasuk aliran Buddhist) yg dia merasa nyaman dan cocok. Jadi tidak tepat utk "mencari2/membeberkan" sesuatu yg kurang bermanfaat bagi perkembangan batin kita masin2.... terutama mengenai MEMINUM WILD STRAWBERY JUICE tsb..., malah2 nanti yg lain gak napsu makan siang. hahahaaa
3. Bila kita memperhatikan Buddha Gautama, pernahkah dia melakukan sharing informasi dari aliran lain yg kurang bermanfaat ?

Quote
MOD Chingik :
Padahal dalam forum buddhist international, semua aliran dapat berjalan berdampingan, karena masing2 menyadari memiliki perbedaan dan saling menghormati doktrin/metode masing2, dan saling mengakui, bukan saling mencela.
Setuju dgn Mod Chingik, tidak saling memberikan info2 negatip yg gak bermanfaat bagi pengembangan batin. (Strawberry Juice)!


 _/\_ 8) 8)

« Last Edit: 16 February 2010, 10:45:46 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #17 on: 16 February 2010, 10:32:19 AM »
hendaklah postingan
BAIK
BENAR
BIJAK

mangga di cerna doelo

Setuju sekali. Tapi:

BAIK MENURUT SIAPA?
BENAR MENURUT SIAPA?
BIJAK MENURUT SIAPA?

Mungkin ada baiknya mas Andry merumuskan batasannya demi kebaikan kita semua, ok?
The truth, and nothing but the truth...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Etika Diskusi
« Reply #18 on: 16 February 2010, 10:34:11 AM »
Kagak disangka ada org yg tdk sadar diri disini. menyedihkan sekali, padahal belajar Dhamma,atau jgn jgn pihak luar yg ingin memecah belah Buddist... sampai sampai tindakannya tdk sesuai Dhamma,
Dhamma mengajarkan agar kita lebih weles asih, bertindak sopan santun, lemah lembut, tdk kasar, namun yang saya liat postingan Truth lover udh dikatagorikan kasar..
Kemudian jg Dhamma tdk pernah mengajarkan bahwa kita harus menjelekkan suatu aliran, bahkan di jaman Buddha sekalipun, byk aliran aliran yg muncul, namun Sang Buddha sama sekali tdk pernah berusaha untuk menjelek jelekkan aliran mereka, ataupun berusaha menjatuhkan aliran lain, tp sebaliknya truth lover malah melakukan hal yg berlawanan...

Soal penulisan, bisa saja u anggap penulisan kita SD dibandingkan dgn penulisan dari Truth lover yg diambil dr sumber yg ditulis oleh seseorg yg sudah dianggap SMA ataupun udh kuliah, namun tulisan itu tdk menjamin kebenaran. ATas dasar apa Truth lover mengclaim bahwa hal itu benar, dan mati matian membela serta menjelekkan yang lainnya, dgn mengatakan pendapat kalian tdk bermutu, pendapat kalian hanya penafsiran kalian...
Jika truth lover bisa berpikir secara matang, dan memandang dr semua sudut pandang, maka truth lover tdk akan berpikir demikian adanya. tdk mentah mentah menerima tulisan org yg hanya bersifat kontraversi..  :whistle:

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #19 on: 16 February 2010, 10:49:15 AM »
untuk mas Change: memang demikianlah di dunia ini sangat mudah menuduh orang lain salah, sehingga langsung hapus tanpa memeriksa dengan seksama. Dan lebih banyak manusia yangmenghakimi orang lain tanpa memeriksa lebih dahulu akar persoalannya.

- membuat postingan tanpa rujukan yang baik dianggap salah,
- membuat postingan dengan rujukan yang baik juga salah,
- membuat postingan yang tidak berkenan di hati orang lain salah,
- membuat postingan hanya menyenangkan  orang lain juga salah,
- mengungkapkan kebenaran salah,
- tidak mengungkapkan kebenaran  juga salah,
- diam saja membiarkan tindakan sewenang-wenang terjadi salah,
- mengritik orang lain atas tindakan sewenang-wenang yang terjadi juga salah,
- membela diri salah,
- tidak membela diri juga salah,
- menunjukkan kesalahan orang lain salah,
- tidak menunjukkan kesalahan orang juga salah,
- tidak mengetahui kesalahan diri sendiri juga salah,
- balas mengeritik orang lain periksa dirimu sendiri sebelum menghakimi orang lain juga salah

hidup saya jadi serba salah  :))

« Last Edit: 16 February 2010, 10:52:17 AM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #20 on: 16 February 2010, 10:51:24 AM »
Kagak disangka ada org yg tdk sadar diri disini. menyedihkan sekali, padahal belajar Dhamma,atau jgn jgn pihak luar yg ingin memecah belah Buddist... sampai sampai tindakannya tdk sesuai Dhamma,
Dhamma mengajarkan agar kita lebih weles asih, bertindak sopan santun, lemah lembut, tdk kasar, namun yang saya liat postingan Truth lover udh dikatagorikan kasar..
Kemudian jg Dhamma tdk pernah mengajarkan bahwa kita harus menjelekkan suatu aliran, bahkan di jaman Buddha sekalipun, byk aliran aliran yg muncul, namun Sang Buddha sama sekali tdk pernah berusaha untuk menjelek jelekkan aliran mereka, ataupun berusaha menjatuhkan aliran lain, tp sebaliknya truth lover malah melakukan hal yg berlawanan...

Soal penulisan, bisa saja u anggap penulisan kita SD dibandingkan dgn penulisan dari Truth lover yg diambil dr sumber yg ditulis oleh seseorg yg sudah dianggap SMA ataupun udh kuliah, namun tulisan itu tdk menjamin kebenaran. ATas dasar apa Truth lover mengclaim bahwa hal itu benar, dan mati matian membela serta menjelekkan yang lainnya, dgn mengatakan pendapat kalian tdk bermutu, pendapat kalian hanya penafsiran kalian...
Jika truth lover bisa berpikir secara matang, dan memandang dr semua sudut pandang, maka truth lover tdk akan berpikir demikian adanya. tdk mentah mentah menerima tulisan org yg hanya bersifat kontraversi..  :whistle:

komentar abang Katsu terhadap abang Truth saya tidak setuju !
saya membaca komentar abang Truth mengenai postingan dari abang andry mengenai 'BAIK BENAR & BIJAK'
tidak salah ! bisa dibenarkan juga
BAIK, BENAR, BIJAK di ukur dari siapa menilai ?, memang ini benar ! kenyataan yang harus diterima.
kalau penilaian dari kacamata pengetahuan abang Truth lain dengan para mod/pemirsa Dhammacitta, sah2 saja !

yang abang Katsu nilai itu Kebaikan Umum, ok lah !
tapi belum tentu Kebaikan Umum sama dengan Dhamma Sejati.
pernah saya mendengar pengetahuan kata2 dari kursus Dasar Abhidhamma, bahwa ternyata selama ini yang kita anggap INDAH (SUBHA) ternyata TIDAK INDAH (ASUBHA), kira2 sperti ini abang Katsu.
kam sia abang Katsu



Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #21 on: 16 February 2010, 10:53:58 AM »
untuk mas Change: memang demikianlah di dunia ini sangat mudah menuduh orang lain salah, sehingga langsung hapus tanpa memeriksa dengan seksama. Dan lebih banyak manusia yangmenghakimi orang lain tanpa memeriksa lebih dahulu akar persoalannya.
- membuat postingan tanpa rujukan yang baik dianggap salah,
- membuat postingan dengan rujukan yang baik juga salah,
- membuat postingan yang tidak berkenan di hati orang lain salah,
- membuat postingan hanya menyenangkan  orang lain juga salah,
- mengungkapkan kebenaran salah,
- tidak mengungkapkan kebenaran  juga salah,
- diam saja membiarkan tindakan sewenang-wenang terjadi salah,
- mengritik orang lain atas tindakan sewenang-wenang yang terjadi juga salah,
- membela diri salah,
- tidak membela diri juga salah,
- menunjukkan kesalahan orang lain salah,
- tidak menunjukkan kesalahan orang juga salah,
- tidak mengetahui kesalahan diri sendiri juga salah,
- balas mengeritik orang lain periksa dirimu sendiri sebelum menghakimi orang lain juga salah
hidup saya jadi serba salah  :))

Memang demikian abang Truth terima saja ^:)^ kamma buruk berbuah :))
hitung2 nambah ilmu untuk mengenal 'batin makhluk lain' supaya lebih mantep :))
kam sia ya
« Last Edit: 16 February 2010, 10:55:50 AM by sukuhong »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Etika Diskusi
« Reply #22 on: 16 February 2010, 11:07:49 AM »
untuk mas Change: memang demikianlah di dunia ini sangat mudah menuduh orang lain salah, sehingga langsung hapus tanpa memeriksa dengan seksama. Dan lebih banyak manusia yangmenghakimi orang lain tanpa memeriksa lebih dahulu akar persoalannya.

- membuat postingan tanpa rujukan yang baik dianggap salah,
- membuat postingan dengan rujukan yang baik juga salah,
- membuat postingan yang tidak berkenan di hati orang lain salah,
- membuat postingan hanya menyenangkan  orang lain juga salah,
- mengungkapkan kebenaran salah,
- tidak mengungkapkan kebenaran  juga salah,
- diam saja membiarkan tindakan sewenang-wenang terjadi salah,
- mengritik orang lain atas tindakan sewenang-wenang yang terjadi juga salah,
- membela diri salah,
- tidak membela diri juga salah,
- menunjukkan kesalahan orang lain salah,
- tidak menunjukkan kesalahan orang juga salah,
- tidak mengetahui kesalahan diri sendiri juga salah,
- balas mengeritik orang lain periksa dirimu sendiri sebelum menghakimi orang lain juga salah

hidup saya jadi serba salah  :))



Saya tidak menganggap posting truth lover sebagai "salah" kok, terutama jika memang memiliki referensi. Kita angkat satu topik di sini memang untuk dibahas, terlepas dari benar atau tidak. Nanti referensi tersebut keliru atau tidak, kita bahas bersama, kalau bisa juga menggunakan referensi lain. Setelah dibahas, baru kita bisa masing-masing menyimpulkan yang mana yang benar atau tidak.

Namun terlepas dari benar dan salah, bro truth lover bisa menilai sendiri bukan apakah postingnya lebih banyak memberi manfaat atau menimbulkan "kekacauan". Bukan salah posting-nya, tetapi mungkin salah "lawan-diskusi"-nya. Kalau sudah tidak ada kecocokan 'lawan diskusi', apakah perlu dipaksakan harus ada konklusinya?


Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Etika Diskusi
« Reply #23 on: 16 February 2010, 11:14:07 AM »
hendaklah postingan
BAIK
BENAR
BIJAK

mangga di cerna doelo

Setuju sekali. Tapi:

BAIK MENURUT SIAPA?
BENAR MENURUT SIAPA?
BIJAK MENURUT SIAPA?

Mungkin ada baiknya mas Andry merumuskan batasannya demi kebaikan kita semua, ok?

mungkin maksud bro andry,

sesuatu dikerjakan dengan 3B, dengan tujuan 3B, maka hasilnya akan 3B.
walaupun masih ada faktor ketidaktahuan dan ketidakpahaman, hasilnya akan tetap 3B bila masing2 mau bertindak 3B.

*3B = BAIK, BENAR, & BIJAK
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Etika Diskusi
« Reply #24 on: 16 February 2010, 11:28:23 AM »
untuk mas Change: memang demikianlah di dunia ini sangat mudah menuduh orang lain salah, sehingga langsung hapus tanpa memeriksa dengan seksama. Dan lebih banyak manusia yangmenghakimi orang lain tanpa memeriksa lebih dahulu akar persoalannya.

- membuat postingan tanpa rujukan yang baik dianggap salah,
- membuat postingan dengan rujukan yang baik juga salah,
- membuat postingan yang tidak berkenan di hati orang lain salah,
- membuat postingan hanya menyenangkan  orang lain juga salah,
- mengungkapkan kebenaran salah,
- tidak mengungkapkan kebenaran  juga salah,
- diam saja membiarkan tindakan sewenang-wenang terjadi salah,
- mengritik orang lain atas tindakan sewenang-wenang yang terjadi juga salah,
- membela diri salah,
- tidak membela diri juga salah,
- menunjukkan kesalahan orang lain salah,
- tidak menunjukkan kesalahan orang juga salah,
- tidak mengetahui kesalahan diri sendiri juga salah,
- balas mengeritik orang lain periksa dirimu sendiri sebelum menghakimi orang lain juga salah

hidup saya jadi serba salah  :))



Saya tidak menganggap posting truth lover sebagai "salah" kok, terutama jika memang memiliki referensi. Kita angkat satu topik di sini memang untuk dibahas, terlepas dari benar atau tidak. Nanti referensi tersebut keliru atau tidak, kita bahas bersama, kalau bisa juga menggunakan referensi lain. Setelah dibahas, baru kita bisa masing-masing menyimpulkan yang mana yang benar atau tidak.

Namun terlepas dari benar dan salah, bro truth lover bisa menilai sendiri bukan apakah postingnya lebih banyak memberi manfaat atau menimbulkan "kekacauan". Bukan salah posting-nya, tetapi mungkin salah "lawan-diskusi"-nya. Kalau sudah tidak ada kecocokan 'lawan diskusi', apakah perlu dipaksakan harus ada konklusinya?



Jika demikian Deva19, candramukti , coedabgf tidak perlu diperingati bahkan sampai dibanned. Postingan mereka tidak salah tapi lawan diskusinya yg salah.  Dan maka mereka tidak perlu dibanned juga. ;D  Apakah begitu Moral rules of gamesnya. Jika demikian rules of gamenya maka tidak perlu banned, tidak perlu edit dsb...biarkan waktu yg membuktikan...apakah begitu? Jika demikian maka ada ketidak konsistenan dalam penerapan rules.

 [at] all
Alasan  penghapusan sudah jelas. Pemostingan isinya itu2 saja dan sering tidak nyambung dengan topik, dan isinya adalah menjelek2an aliran dithread ini. walaupun penjelasan sudah diberikan, pertanyaannya diulang2. sikap tidak menghargai perbedaan pendapat terlihat. Karena secara Nyata memang berbeda. Intinya ada unsur rasis agama yg dilakukan ekstrimis aliran tertentu yg mirip taliban. dan keberpihakan juga terlihat jelas sekali. Hanya ada beberapa bisa menahan diri, dan yang lainnya memback-up rasisme ini secara terselubung(terlihat ada indikasi intervensi tertentu) dan ada yg netral, bahkan ada klonengan yg memperkeruh suasana. Saya harap diforum ini tidak terjadi preseden buruk. Jika memang dibiarkan maka ya monggo saja hancur2an.Jika kalian dengan hati melihat Dhamma, maka praktekanlah apa yg kalian anggap cocok bagi diri kalian sendiri bukan memaksakan ajaran dengan kedok membuka kebenaran dengan berbagai alasan. Kebobrokan bisa terlihat dari perilaku. Kalau masih tidak sadar, ya memang begitulah yg dipelajarinya dan begitulah agama yg dipelajarinya.


Ini informasi yg perlu member ketahui dan silakan mempertimbangkan kembali. Ketegasan seharusnya bersifat netral tidak berpihak.

Konklusinya tau diri . _/\_
« Last Edit: 16 February 2010, 12:01:19 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Etika Diskusi
« Reply #25 on: 16 February 2010, 11:37:15 AM »
bro truth :

lebih baik mengakui kesalahan sendiri daripada susah payah mencari kesalahan orang lain..
hormatilah org lain terlebih dahulu, maka kita akan dihormati oleh orang lain..

without any offense...
_/\_

Saya bukan mencari penghormatan, saya hanya ingin mengungkapkan kebenaran sesuai motto saya, apakah saudara Elin keberatan jika kebenaran diungkapkan? Apakah salah berbicara mengungkapkan kebenaran?

Setiap orang pasti ingin mengungkapkan kebenaran jika ia menemukan kesalahan dlm sudut pandang nya..
Ia akan mencari bbrp pandangan org lain yg serupa dgn pemikiran dirinya, guna meyakinkan bahwa pandangan nya lah yang paling benar..
Dari sini bisa dilihat bahwa motif intinya adalah mencari pembenaran diri dan menyalahkan pandangan org lain, padahal belum tentu pandangan dirinya lah yang paling benar..

Tidak lah salah jika kita memberitahukan yang benar kepada org yg selama ini tidak tahu mana kebenaran tsb, akan tetapi jika kita telah berusaha untuk memberitahukan nya dan org tersebut memiliki pandangan bahwa yg selama ini ia yakini adalah benar, hal apa lagi yg bisa kita perbuat??

Berbesar hati lah, hargai pendapatnya (meskipun bagi kita tetap saja masih salah).
Apakah kita harus berkeras kepala untuk meluruskan pandangan nya? Sampai kapan?

Toh apa yg kita lakukan sudah benar, membantu meluruskan pandangan yg salah..
Apakah kita mengalami kerugian besar dgn pandangan salah nya??
Jika tidak, biarkan lah mereka dgn segala pandangan dan prinsip nya..

Kita lakukan apa yg terbaik untuk diri kita tanpa mengganggu org lain lagi..
Justru bukannya menghasilkan perbuatan baik, malah bisa menimbulkan rasa kecewa dari pihak lain thd diri kita..
Bukan kah itu menjadi kamma buruk bagi kita juga?

So, whats ur mission??
Hanya sekedar mengungkapkan kebenaran, atau ada misi lain?

Perlukah Elin kasih contoh lbh lanjut? :)
« Last Edit: 16 February 2010, 11:39:18 AM by Elin »

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #26 on: 16 February 2010, 12:17:44 PM »
Quote
Saya tidak menganggap posting truth lover sebagai "salah" kok, terutama jika memang memiliki referensi. Kita angkat satu topik di sini memang untuk dibahas, terlepas dari benar atau tidak. Nanti referensi tersebut keliru atau tidak, kita bahas bersama, kalau bisa juga menggunakan referensi lain. Setelah dibahas, baru kita bisa masing-masing menyimpulkan yang mana yang benar atau tidak.

Namun terlepas dari benar dan salah, bro truth lover bisa menilai sendiri bukan apakah postingnya lebih banyak memberi manfaat atau menimbulkan "kekacauan". Bukan salah posting-nya, tetapi mungkin salah "lawan-diskusi"-nya. Kalau sudah tidak ada kecocokan 'lawan diskusi', apakah perlu dipaksakan harus ada konklusinya?


Memang benar mas Kainyn, percuma kalau nggak  nyambung, saya tidak mengharapkan konklusi, saya cuma tidak terima tindakan sepihak tanpa peringatan dan tanpa bertanya lebih dahulu. Memang saya rasa diteruskan juga percuma, saya anggap banyak member kita belum siap diskusi ilmiah berdasarkan rujukan yang kredibel. Karena masih berbicara berdasarkan tafsir pribadi.

Quote
Setiap orang pasti ingin mengungkapkan kebenaran jika ia menemukan kesalahan dlm sudut pandang nya..
Ia akan mencari bbrp pandangan org lain yg serupa dgn pemikiran dirinya, guna meyakinkan bahwa pandangan nya lah yang paling benar..
Dari sini bisa dilihat bahwa motif intinya adalah mencari pembenaran diri dan menyalahkan pandangan org lain, padahal belum tentu pandangan dirinya lah yang paling benar..

Tidak lah salah jika kita memberitahukan yang benar kepada org yg selama ini tidak tahu mana kebenaran tsb, akan tetapi jika kita telah berusaha untuk memberitahukan nya dan org tersebut memiliki pandangan bahwa yg selama ini ia yakini adalah benar, hal apa lagi yg bisa kita perbuat??

Berbesar hati lah, hargai pendapatnya (meskipun bagi kita tetap saja masih salah).
Apakah kita harus berkeras kepala untuk meluruskan pandangan nya? Sampai kapan?

Toh apa yg kita lakukan sudah benar, membantu meluruskan pandangan yg salah..
Apakah kita mengalami kerugian besar dgn pandangan salah nya??
Jika tidak, biarkan lah mereka dgn segala pandangan dan prinsip nya..

ya saya setuju sama mas Elin, memang mudah sekali menghakimi orang  lain salah, menganggap diri sendiri lebih tinggi disebabkan kecongkakan, keyakinan juga demikian, keyakinan yang satu menganggap keyakinannya tertinggi diantara yang lainnya.

Itulah sebabnya saya menentang perbuatan sewenang-wenang, karena banyak doktrin yang menganggap mereka sendiri paling benar atau paling tinggi. Jadi pengikutnya juga cenderung demikian.

Quote
Memang demikian abang Truth terima saja ^:)^ kamma buruk berbuah :))
hitung2 nambah ilmu untuk mengenal 'batin makhluk lain' supaya lebih mantep :))
kam sia ya

memang kamma buruk lagi berbuah, kamsia juga  :))

The truth, and nothing but the truth...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Etika Diskusi
« Reply #27 on: 16 February 2010, 12:22:21 PM »
Quote
Saya tidak menganggap posting truth lover sebagai "salah" kok, terutama jika memang memiliki referensi. Kita angkat satu topik di sini memang untuk dibahas, terlepas dari benar atau tidak. Nanti referensi tersebut keliru atau tidak, kita bahas bersama, kalau bisa juga menggunakan referensi lain. Setelah dibahas, baru kita bisa masing-masing menyimpulkan yang mana yang benar atau tidak.

Namun terlepas dari benar dan salah, bro truth lover bisa menilai sendiri bukan apakah postingnya lebih banyak memberi manfaat atau menimbulkan "kekacauan". Bukan salah posting-nya, tetapi mungkin salah "lawan-diskusi"-nya. Kalau sudah tidak ada kecocokan 'lawan diskusi', apakah perlu dipaksakan harus ada konklusinya?


Memang benar mas Kainyn, percuma kalau nggak  nyambung, saya tidak mengharapkan konklusi, saya cuma tidak terima tindakan sepihak tanpa peringatan dan tanpa bertanya lebih dahulu. Memang saya rasa diteruskan juga percuma, saya anggap banyak member kita belum siap diskusi ilmiah berdasarkan rujukan yang kredibel. Karena masih berbicara berdasarkan tafsir pribadi.

Quote
Setiap orang pasti ingin mengungkapkan kebenaran jika ia menemukan kesalahan dlm sudut pandang nya..
Ia akan mencari bbrp pandangan org lain yg serupa dgn pemikiran dirinya, guna meyakinkan bahwa pandangan nya lah yang paling benar..
Dari sini bisa dilihat bahwa motif intinya adalah mencari pembenaran diri dan menyalahkan pandangan org lain, padahal belum tentu pandangan dirinya lah yang paling benar..

Tidak lah salah jika kita memberitahukan yang benar kepada org yg selama ini tidak tahu mana kebenaran tsb, akan tetapi jika kita telah berusaha untuk memberitahukan nya dan org tersebut memiliki pandangan bahwa yg selama ini ia yakini adalah benar, hal apa lagi yg bisa kita perbuat??

Berbesar hati lah, hargai pendapatnya (meskipun bagi kita tetap saja masih salah).
Apakah kita harus berkeras kepala untuk meluruskan pandangan nya? Sampai kapan?

Toh apa yg kita lakukan sudah benar, membantu meluruskan pandangan yg salah..
Apakah kita mengalami kerugian besar dgn pandangan salah nya??
Jika tidak, biarkan lah mereka dgn segala pandangan dan prinsip nya..

ya saya setuju sama mas Elin, memang mudah sekali menghakimi orang  lain salah, menganggap diri sendiri lebih tinggi disebabkan kecongkakan, keyakinan juga demikian, keyakinan yang satu menganggap keyakinannya tertinggi diantara yang lainnya.

Itulah sebabnya saya menentang perbuatan sewenang-wenang, karena banyak doktrin yang menganggap mereka sendiri paling benar atau paling tinggi. Jadi pengikutnya juga cenderung demikian.

Quote
Memang demikian abang Truth terima saja ^:)^ kamma buruk berbuah :))
hitung2 nambah ilmu untuk mengenal 'batin makhluk lain' supaya lebih mantep :))
kam sia ya

memang kamma buruk lagi berbuah, kamsia juga  :))


anda salah mas truth... coba anda baca dibawah :




































































































































































































































































































































































Elin itu cewe mas, bukan cowo  ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #28 on: 16 February 2010, 12:30:40 PM »
untuk mas Change: memang demikianlah di dunia ini sangat mudah menuduh orang lain salah, sehingga langsung hapus tanpa memeriksa dengan seksama. Dan lebih banyak manusia yangmenghakimi orang lain tanpa memeriksa lebih dahulu akar persoalannya.

- membuat postingan tanpa rujukan yang baik dianggap salah,
- membuat postingan dengan rujukan yang baik juga salah,
- membuat postingan yang tidak berkenan di hati orang lain salah,
- membuat postingan hanya menyenangkan  orang lain juga salah,
- mengungkapkan kebenaran salah,
- tidak mengungkapkan kebenaran  juga salah,
- diam saja membiarkan tindakan sewenang-wenang terjadi salah,
- mengritik orang lain atas tindakan sewenang-wenang yang terjadi juga salah,
- membela diri salah,
- tidak membela diri juga salah,
- menunjukkan kesalahan orang lain salah,
- tidak menunjukkan kesalahan orang juga salah,
- tidak mengetahui kesalahan diri sendiri juga salah,
- balas mengeritik orang lain periksa dirimu sendiri sebelum menghakimi orang lain juga salah

hidup saya jadi serba salah  :))



Saya tidak menganggap posting truth lover sebagai "salah" kok, terutama jika memang memiliki referensi. Kita angkat satu topik di sini memang untuk dibahas, terlepas dari benar atau tidak. Nanti referensi tersebut keliru atau tidak, kita bahas bersama, kalau bisa juga menggunakan referensi lain. Setelah dibahas, baru kita bisa masing-masing menyimpulkan yang mana yang benar atau tidak.

Namun terlepas dari benar dan salah, bro truth lover bisa menilai sendiri bukan apakah postingnya lebih banyak memberi manfaat atau menimbulkan "kekacauan". Bukan salah posting-nya, tetapi mungkin salah "lawan-diskusi"-nya. Kalau sudah tidak ada kecocokan 'lawan diskusi', apakah perlu dipaksakan harus ada konklusinya?



Jika demikian Deva19, candramukti , coedabgf tidak perlu diperingati bahkan sampai dibanned. Postingan mereka tidak salah tapi lawan diskusinya yg salah.  Dan maka mereka tidak perlu dibanned juga. ;D  Apakah begitu Moral rules of gamesnya. Jika demikian rules of gamenya maka tidak perlu banned, tidak perlu edit dsb...biarkan waktu yg membuktikan...apakah begitu? Jika demikian maka ada ketidak konsistenan dalam penerapan rules. [/quote]
Apakah saya memutar balikkan fakta sehingga anda membandingkan dengan deva 19, candramukti dan coedabgf?

Quote
[at] all
Alasan  penghapusan sudah jelas. Pemostingan isinya itu2 saja dan sering tidak nyambung dengan topik, dan isinya adalah menjelek2an aliran dithread ini. walaupun penjelasan sudah diberikan, pertanyaannya diulang2. sikap tidak menghargai perbedaan pendapat terlihat. Karena secara Nyata memang berbeda. Intinya ada unsur rasis agama yg dilakukan ekstrimis aliran tertentu yg mirip taliban. dan keberpihakan juga terlihat jelas sekali.

Silahkan anda berkaca apakah anda merasa netral?

Quote
Hanya ada beberapa bisa menahan diri, dan yang lainnya memback-up rasisme ini secara terselubung(terlihat ada indikasi intervensi tertentu) dan ada yg netral, bahkan ada klonengan yg memperkeruh suasana. Saya harap diforum ini tidak terjadi preseden buruk. Jika memang dibiarkan maka ya monggo saja hancur2an.Jika kalian dengan hati melihat Dhamma, maka praktekanlah apa yg kalian anggap cocok bagi diri kalian sendiri bukan memaksakan ajaran dengan kedok membuka kebenaran dengan berbagai alasan. Kebobrokan bisa terlihat dari perilaku. Kalau masih tidak sadar, ya memang begitulah yg dipelajarinya dan begitulah agama yg dipelajarinya.

Apakah yang tidak setuju dengan anda dianggap rasisme? dan ingat mas Bond anda sendiri merupakan bagian yang memperkeruh suasana.

Quote
Ini informasi yg perlu member ketahui dan silakan mempertimbangkan kembali. Ketegasan seharusnya bersifat netral tidak berpihak.

Konklusinya tau diri . _/\_

Ya seharusnya ketegasan juga berlaku untuk orang yang menuduh orang lain seperti taliban !!!
« Last Edit: 16 February 2010, 12:35:57 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Etika Diskusi
« Reply #29 on: 16 February 2010, 12:32:32 PM »
Oh gitu? Terima kasih mas Ryu, maaf mbak elin, kirain mas   ^:)^  :-[
« Last Edit: 16 February 2010, 12:37:14 PM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...