"suññam idaṃ attena vā attaniyena vā"
dari Atta
[at] Bro Cumi: minta bimbingan juga, apakah yang dimaksud sunyata
seperti yang Sang Buddha katakan bahwa kesadaran itu tiada atta?
jadi sunyata itu artinya tanpa aku kah?
[Note:
[at] semuanya mohon bimbingan
krn sy kurang jelas dengan istilah kosong atau sunyata atau 空 itu]
Sorry nih sebelumnya, buat Umat Mahayana,
sy bukan antipati tapi
cuma tambahan dan sekedar tahu saja
agar kita bisa lebih arif dalam menanggapi hal hal umum yang membingungkan:
Mahayana yang berkembang di China
telah terpengaruh oleh agama Taoism dan Confusius
maka itu filosofi mereka mengenai 空
dimasukkan kedalam Buddhisme China
itu merujuk kepada alam semesta yang tak terbatas pada ajaran agama di RRC.
dianggap "Nol / lingkaran tak ada ujung / kosong" 空 berputar tak berakhir.
belum lagi kitab Mahayana Sansekerta sendiri
yang berbaur dengan istilah istilah non Buddhisme
seperti istilah
Nilakanta
[ini sebenarnya adalah sebutan khusus untuk Lord Shiva dalam kitab Veda
yang berarti makluk mulia, tapi dipakai untuk sebagai gambaran Mahkluk Besar nan Mahapengasih
yang dianggap sebagai Buddha itu sendiri atau disebut Avalokitesvara, Beliau bukanlah Dewi tapi Buddha,
maka itu di kitab Veda dikatakan bahwa Buddha itu sendiri titisan dari Devata tertentu
dalam agama Hindu atau kaum agama Brahmanisme]
dan juga sebutan Aum
hal ini jelas Hindu.
sampai ke istilah Avalokitesvara pun
Orang Buddhist Mahayana Sekarang merujuk kepada sumber yang cuma melegenda saja
tapi tidak melihat kitab Tripitaka,
yaitu kisah Puteri miào shàn 妙善公主,
tapi maaf sekali lagi, legenda ini telah ada di China
sebelum istilah Avalokitesvara Bodhisatva masuk ke China.
sayangnya umat Mahayana tidak melihat kitab Buddhism Mahayana yang
menggambarkan Avalokitesvara yang dijabarkan sebagai Pria.
tapi kalau memang demikian yang dipercaya
dipercayalah, karena yah namanya keyakinan sudah terbentuk
selama masih bisa mewujudkan kebaikan dan saling menghargai
saya rasa sebagai umat yg blm suci, ok ok aja,
asal jangan merubah2 vinaya dan sutta yang sekarang sudah ada.
kalau Sutra mungkin memang sudah terbaur dengan agama lain.
seperti yang Solasiban, eh salah maksudnya Sol
tulis di postingan sebelah
lage di bas..gk ada kerjaan...kluarin 1 buku kecil yg isine Diamond Sutra dan Prajna Paramita Sutra...Iseng ajah pengen tao isine ape....trus bukane ngacak...kebuka halaman 13...liat sesuatu yg meng-kagetkan...
Inilah yg gw baca di Halaman Tersebut :
"Subhuti, To Sum up, the merits resulting from this Sutra are inconceivable, inestimable and without limit. The Tathagata expounds it to those initiated into the Mahayana and the Supreme Yana. If they are able to receive, hold (in mind), read and recite it and expound it widely to others, the Tathagata will know and will see that they will achieve inexpressible and inconceivable merits that are without measure or limit. They will bear (responsibility for) the Tathagata's supreme Enlightenment (Anuttara-samyak-sambodhi) Why? Because, Subhuti, those who take delight in the Hinayana and hold the view of an ego, a personality, a being and a life, cannot listen to, receive, hold (in mind), read and recite this Sutra and explain it to others."
dari halaman ke-13(my lucky number)
Liat yg di bold boss???
pada zaman sang Buddha jelas2 belum ada yg namanya perpecahan Sangha.......^^
Saya baru sadar
thanks sol