apa itu RAPB? _/\_ kalau bs sertakan link nya ya makasih :)
jawab aja pertanyaan kedua deh
Kenapa Brahma harus meminta Buddha mengajar?
1. Karena Dhamma itu sangat berharga, tidak bisa diberikan tanpa diminta. Jika diberikan begitu saja akan mengurangi persepsi atas nilai Dhamma di mata orang
2. Brahma adalah makhluk yg dipuja oleh manusia pada saat itu, sehingga tepat bahwa dia yg menjadi perwakilan untuk meminta ajaran
jawab aja pertanyaan kedua deh
Kenapa Brahma harus meminta Buddha mengajar?
1. Karena Dhamma itu sangat berharga, tidak bisa diberikan tanpa diminta. Jika diberikan begitu saja akan mengurangi persepsi atas nilai Dhamma di mata orang
2. Brahma adalah makhluk yg dipuja oleh manusia pada saat itu, sehingga tepat bahwa dia yg menjadi perwakilan untuk meminta ajaran
coba baca RAPB , pertanyaan bisa terjawab deh
aku ingin bertanya nih _/\_ :),to the point aja
1.pertanyaan ini sy dpt wkt dulu berdiskusi dhamma di vhr ;D, kr2 pertanyaan ttg penyataan seorang calon samma sambuddha kepada samma sambuddha saat itu untuk menjadi samma-sambuddha berikutnya, pertanyaan samma buddha yg pertama akan menyatakan pernyataan kpd siapa?
setiap calon Samma SamBuddha harus menyatakan tekad ingin menjadi Buddha di depan seorang Samma SamBuddha, dimana ada 8 faktor yang harus telah di penuhi antara lain:
Pada saat Buddha-Dipankara menyatakan hal tersebut diatas, Petapa Sumedha memang telah memenuhi kedelapan faktor yang diperlukan untuk menerima ramalan kepastian bahwa kelak ia akan menjadi Buddha. Kedelapan faktor tersebut adalah :
1.Ia adalah manusia
2.Ia adalah laki-laki
3.Telah memenuhi semua kondisi seperti Kesempurnaan yang diperlukan untuk meraih tingkat ke-Arahatta-an dalam kehidupan itu juga
4.Dia harus bertemu muka dengan muka dengan seorang Buddha yang hidup.
5.Dia harus menjadi seorang Petapa yang percaya hukum karma (Kammavadi) atau pernah menjadi anggota Sangha dalam masa kehidupan seorang Buddha.
6.telah mencapai Jhana.
7.Berusaha keras untuk mengembangkan kesempurnaan tanpa memperdulikan hidupnya .
8.Dia harus memiliki kebulatan tekad yang kuat untuk menjadi seorang Buddha
Calon sammasambuddha pertama, beradithana di hadapan siapa ?
tidak pernah baca
mungkin juga tidak pernah diceritakan.
ada quote atau referensi menyatakan bahwa SETIAP calon sammasambuddha harus ber-adithana di hadapan Buddha yang lain. Dengan analogi yang sama (SETIAP), maka timbul pertanyaan, kepada siapakah sammasambuddha pertama ber-adithana ?
ada quote atau referensi menyatakan bahwa SETIAP calon sammasambuddha harus ber-adithana di hadapan Buddha yang lain. Dengan analogi yang sama (SETIAP), maka timbul pertanyaan, kepada siapakah sammasambuddha pertama ber-adithana ?
wah menggiring ke awal alam semesta lagi dunk kl beginian :P hihihi just kidding..
Bakal Buddha Sakyamuni (petapa Sumedah) beradithana di hadapan Buddha Dipankara. Apakah ada referensi bakal buddha Dipankara (ntah siapa nama-nya) ber-adithana di hadapan Buddha yang mana ?Bodhisatta Dipankara beradhittana di hadapan Buddha Purana Dipankara. Waktu itu, ia adalah seorang petapa bernama Pacchima Dipankara dan Bodhisatta Gotama adalah saudari tirinya. Buddha Purana Dipankara memberikan ramalan petapa Pacchima Dipankara akan menjadi Buddha Dipankara dan saudari tirinya tersebut akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankara.
ada quote atau referensi menyatakan bahwa SETIAP calon sammasambuddha harus ber-adithana di hadapan Buddha yang lain. Dengan analogi yang sama (SETIAP), maka timbul pertanyaan, kepada siapakah sammasambuddha pertama ber-adithana ?Sama seperti pertanyaan 'asal mula dunia', karena masa itu adalah tak terpikirkan, maka tidak ada jawaban pasti atas 'siapa Buddha pertama?'.
Bodhisatta Dipankara beradhittana di hadapan Buddha Purana Dipankara. Waktu itu, ia adalah seorang petapa bernama Pacchima Dipankara dan Bodhisatta Gotama adalah saudari tirinya. Buddha Purana Dipankara memberikan ramalan petapa Pacchima Dipankara akan menjadi Buddha Dipankara dan saudari tirinya tersebut akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankara.
Sama seperti pertanyaan 'asal mula dunia', karena masa itu adalah tak terpikirkan, maka tidak ada jawaban pasti atas 'siapa Buddha pertama?'.
Bodhisatta Dipankara beradhittana di hadapan Buddha Purana Dipankara. Waktu itu, ia adalah seorang petapa bernama Pacchima Dipankara dan Bodhisatta Gotama adalah saudari tirinya. Buddha Purana Dipankara memberikan ramalan petapa Pacchima Dipankara akan menjadi Buddha Dipankara dan saudari tirinya tersebut akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankara.
Sama seperti pertanyaan 'asal mula dunia', karena masa itu adalah tak terpikirkan, maka tidak ada jawaban pasti atas 'siapa Buddha pertama?'.
Buddha Purana Dipankara mengatakan bahwa Bodhisatta akan menerima ramalan pasti. Apakah ramalan dari Buddha Purana Dipankara terhadap Bodhisatta Gotama itu ramalan pasti ?Mungkin maksudnya Buddha Dipankara nanti yang akan memberikan kepastiannya (bisa jadi Buddha atau tidak, kapan terjadinya). Sepertinya pada saat itu, Buddha Purana Dipankara belum bisa memberikan kepastian pada Bodhisatta Gotama.
Kita tidak mencari siapa Buddha yang pertama... tetapi istilah setiap sammasambuddha harus beradithana di hadapan sammasambuddha lainnya, maka pertanyaanya adalah kepada siapakah sammasambuddha pertama (jika memang ada / bukan untuk dibayangkan) akan beradithana ? Jika memang itu merupakan Hukum Alam...Sebetulnya sama saja karena intinya merunut terus ke belakang. Contoh lain adalah seperti dalam rantai sebab-musabab-yang-saling-bergantungan, kalau kita lihat secara 'hukum alam'-nya, berarti ada awal sebelum adanya Avijja, kemudian ada Avijja, teruslah sampai jadi kelahiran. Terus begitu sampai mencapai nibbana.
Mungkin maksudnya Buddha Dipankara nanti yang akan memberikan kepastiannya (bisa jadi Buddha atau tidak, kapan terjadinya). Sepertinya pada saat itu, Buddha Purana Dipankara belum bisa memberikan kepastian pada Bodhisatta Gotama.
Sebetulnya sama saja karena intinya merunut terus ke belakang. Contoh lain adalah seperti dalam rantai sebab-musabab-yang-saling-bergantungan, kalau kita lihat secara 'hukum alam'-nya, berarti ada awal sebelum adanya Avijja, kemudian ada Avijja, teruslah sampai jadi kelahiran. Terus begitu sampai mencapai nibbana.
Jadi memang penelusuran terus ke belakang sampai waktu tak hingga, tidak pernah dibicarakan dan dianggap spekulasi yang tidak membantu pada lenyapnya LDM.
awal dari semua itu TIDAK dikatakan TIDAK ADA... tetapi dikatakan TIDAK TERBAYANGKAN...Sepertinya hipotesis 'ada, tidak ada, ada & tidak, bukan ada bukan tidak', semuanya ditolak karena di luar batas kemampuan berpikir sih. Kalau dulu saya baca buku Buddhisme 'gado-gado' yah memang yang pertama itu "Adi-Buddha", semacam Prima Causa. Tapi tetap kembali lagi banyak kelemahan dari argumen satu titik sebagai asal mula.
ada quote atau referensi menyatakan bahwa SETIAP calon sammasambuddha harus ber-adithana di hadapan Buddha yang lain. Dengan analogi yang sama (SETIAP), maka timbul pertanyaan, kepada siapakah sammasambuddha pertama ber-adithana ?
Bodhisatta Dipankara beradhittana di hadapan Buddha Purana Dipankara. Waktu itu, ia adalah seorang petapa bernama Pacchima Dipankara dan Bodhisatta Gotama adalah saudari tirinya. Buddha Purana Dipankara memberikan ramalan petapa Pacchima Dipankara akan menjadi Buddha Dipankara dan saudari tirinya tersebut akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankara.
Sama seperti pertanyaan 'asal mula dunia', karena masa itu adalah tak terpikirkan, maka tidak ada jawaban pasti atas 'siapa Buddha pertama?'.
Sepertinya hipotesis 'ada, tidak ada, ada & tidak, bukan ada bukan tidak', semuanya ditolak karena di luar batas kemampuan berpikir sih. Kalau dulu saya baca buku Buddhisme 'gado-gado' yah memang yang pertama itu "Adi-Buddha", semacam Prima Causa. Tapi tetap kembali lagi banyak kelemahan dari argumen satu titik sebagai asal mula.
Kainyn_Kutho on Today at 04:41:01 PMjd buddha dipankara tdk beradittana dgn buddha saranankara ?(buddha sarankara merupakan buddha sebelum buddha dipankara) , trus siapa buddha purana dipankara? karena tidak ad dlm daftar dlm 28 buddha
Bodhisatta Dipankara beradhittana di hadapan Buddha Purana Dipankara. Waktu itu, ia adalah seorang petapa bernama Pacchima Dipankara dan Bodhisatta Gotama adalah saudari tirinya. Buddha Purana Dipankara memberikan ramalan petapa Pacchima Dipankara akan menjadi Buddha Dipankara dan saudari tirinya tersebut akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankara.
Sama seperti pertanyaan 'asal mula dunia', karena masa itu adalah tak terpikirkan, maka tidak ada jawaban pasti atas 'siapa Buddha pertama?'.
Jadi apa itu tidak memungkinkan? Dia kan hanya menemukan apa yg belum pernah orang temukan sebelumnya. Sama seperti orang menemukan pesawat, komputer, yg belum pernah ditemukan sebelumnya. Jadi apakah itu memungkinkan ? Dari sudut pandang ini, saya tidak menemukan unsur kemustahilannya. Ini hanya hipotesa sepintas dari saya.
setelah sy search dan dpt di forum W*bGaul
1. Buddha Tanhankara
2. Buddha Medankara
3. Buddha Saranankara
4. Buddha Dipankara
Saya jg tidak pernah menemukan ada penyebutan Buddha pertama.Kemungkinan selalu ada, tetapi itu berarti spekulasi, dan jumlah kemungkinannya tidak berhingga. Yang namanya 'tanpa awal' sendiri kalau didefinisikan, maka berarti itu sudah bukan lagi 'tanpa awal'. (Jika tanpa awal = x, maka selalu ada x - 1, x - 2, dst; tanpa awal tidak bisa didefinisikan kecuali berlandaskan prima causa.)
Tapi menurut saya, Kebuddhaan adalah suatu realiasi jalan menuju akhir samsara, atau dalam bahasa ilmuwan : penemu metode utk mengakhiri penderitaan. Sebagai sebuah penemuan , semestinya dipandang secara berbeda dengan definisi "asal mula makhluk, asal mula semesta"
Sebagai contoh, awal dari ditemukannya cara menerbangkan benda ke luar angkasa itu ada, bukan tanpa awal.
Jadi hal ini membuka kemungkinan bahwa di masa tanpa awal bisa saja orang belum menemukan jalan mengakhiri samsara, makhluk hanya terus menerus lahir mati lahir mati dlam siklus ini. Tetapi dgn berprosesnya waktu, seseorang lalu menemukan jalan tersebut. Dan saat itu tentu orang tersebut sebagai awal nya , sang penemu jalan, Buddha.
Jadi apa itu tidak memungkinkan? Dia kan hanya menemukan apa yg belum pernah orang temukan sebelumnya. Sama seperti orang menemukan pesawat, komputer, yg belum pernah ditemukan sebelumnya. Jadi apakah itu memungkinkan ? Dari sudut pandang ini, saya tidak menemukan unsur kemustahilannya. Ini hanya hipotesa sepintas dari saya.Dalam kosmologi Buddhisme, luas galaksi adalah tidak terhitung dan jumlah makhluknya tak berhingga. Misalkan ada 2 Buddha di galaksi berbeda muncul pada saat yang sama, maka sudah tidak bisa bilang yang satu lebih dulu dari yang lain. Lebih gampang kita spekulasikan tetes air pertama di samudera daripada 'asal mula' tersebut.
setelah sy search dan dpt di forum W*bGaulBuddha Purana Dipankhara adalah Buddha yang muncul 20 Asankhyeyya + 100.000 kappa lalu, ketika itu Bodhisatta Dipankara baru memulai tekadnya dan kemudian menjalani latihannya selama 16 Asankhyeyya + 100.000 kappa dan kemudian mencapai Kebuddhaan, di mana saat itu, Bodhisatta Gotama menerima ramalan pasti dan mulai berlatih selama 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa.
1. Buddha Tanhankara
2. Buddha Medankara
3. Buddha Saranankara
4. Buddha Dipankara
5. Buddha Kondanna
6. Buddha Mangala
7. Buddha Sumana
8. Buddha Revata
9. Buddha Sobhita
10. Buddha Anomadassi
11. Buddha Paduma
12. Buddha Narada
13. Buddha Padumuttara
14. Buddha Sumedha
15. Buddha Sujata
16. Buddha Piyadassi
17. Buddha Atthadassi
18. Buddha Dhammadassi
19. Buddha Siddhatta
20. Buddha Tissa
21. Buddha Phussa
22. Buddha Vipassi
23. Buddha Sikhi
24. Buddha Vessabhu
25. Buddha Kakusandha
26. Buddha Konagamana
27. Buddha Kassapa
28. Buddha Gotama
Menurut Buddhavamsa hanya ada 25 Buddha, 3 nama Buddha pertama (Buddha Tanhankara, Buddha Medankara, Buddha Saranankara) tidak ada karena tidak termasuk dalam era sekarang. http://home.earthlink.n*t/~mpaw1234/id5.html
#ini merupakan kutipan dari anggota forum di sana yg bernama hyper.
namun menurut post dr sdrQuoteKainyn_Kutho on Today at 04:41:01 PMjd buddha dipankara tdk beradittana dgn buddha saranankara ?(buddha sarankara merupakan buddha sebelum buddha dipankara) , trus siapa buddha purana dipankara? karena tidak ad dlm daftar dlm 28 buddha
Bodhisatta Dipankara beradhittana di hadapan Buddha Purana Dipankara. Waktu itu, ia adalah seorang petapa bernama Pacchima Dipankara dan Bodhisatta Gotama adalah saudari tirinya. Buddha Purana Dipankara memberikan ramalan petapa Pacchima Dipankara akan menjadi Buddha Dipankara dan saudari tirinya tersebut akan menerima ramalan pasti dari Buddha Dipankara.
Sama seperti pertanyaan 'asal mula dunia', karena masa itu adalah tak terpikirkan, maka tidak ada jawaban pasti atas 'siapa Buddha pertama?'.
tp dikatakan bahwa (tiga buddha pertama) tidak termasuk dalam era sekarang , apakah artinya buddha dipankara tidak beradhittana dgn buddha saranankara? jk bgt maka akan kembali pertanyaan ke siapa buddha purana dipankara yg disebut kainyn namun jika ttp beradhittana ,bagaimana dgn buddha tanhankara?(dgn pertanyaan yg sama yaitu pertanyaan nomor 1)
_/\_ :)
jd buddha dipankara tdk beradittana dgn buddha saranankara ?(buddha sarankara merupakan buddha sebelum buddha dipankara) , trus siapa buddha purana dipankara? karena tidak ad dlm daftar dlm 28 buddhawew kalau melihat umur2 kappa,..apakah para Buddha yang disebutkan adalah dari planet Bumi yang sama?? apakah terjadi dibumi ini?apakah terjadi dibumi lain? ;D
tp dikatakan bahwa (tiga buddha pertama) tidak termasuk dalam era sekarang , apakah artinya buddha dipankara tidak beradhittana dgn buddha saranankara? jk bgt maka akan kembali pertanyaan ke siapa buddha purana dipankara yg disebut kainyn namun jika ttp beradhittana ,bagaimana dgn buddha tanhankara?(dgn pertanyaan yg sama yaitu pertanyaan nomor 1)
_/\_ :)
Buddha Purana Dipankhara adalah Buddha yang muncul 20 Asankhyeyya + 100.000 kappa lalu, ketika itu Bodhisatta Dipankara baru memulai tekadnya dan kemudian menjalani latihannya selama 16 Asankhyeyya + 100.000 kappa dan kemudian mencapai Kebuddhaan, di mana saat itu, Bodhisatta Gotama menerima ramalan pasti dan mulai berlatih selama 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa.
Dalam Tradisi Theravada, Buddha yang sering dibahas berjumlah 25, dari Buddha Dipankara (yang merupakan awal dari perjuangan Bodhisatta Gotama), terus ke Buddha Gotama (masa kita ini), dan 1 setelahnya, yaitu Buddha Metteyya.
Buddha Tanhakara, Buddha Medhankara, dan Buddha Saranankara juga kadang disebut karena muncul pada kappa yang sama dengan Buddha Dipankara, yaitu 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa yang lalu.
wew kalau melihat umur2 kappa,..apakah para Buddha yang disebutkan adalah dari planet Bumi yang sama?? apakah terjadi dibumi ini?apakah terjadi dibumi lain? ;DYang disebutkan di sini sepertinya hanya dari tata surya yang sama, sebab ketika seseorang menerima ramalan pasti, ia selalu terlahir di tata surya yang sama.
Yang disebutkan di sini sepertinya hanya dari tata surya yang sama, sebab ketika seseorang menerima ramalan pasti, ia selalu terlahir di tata surya yang sama.wew ngitungnya dlm tahun dunia gimana ya? wew ada 28 Buddha sebelum Buddha gotama, dan satu periode Buddha perkappa,..1kappa= berapa tahun?? wew berarti umur bumi itu berapa tahun ya? jadi agama Buddha agama paling tua dunk?? tapi kl sejarah perwayangan diindia, agama Hindu adalah yang paling tua,.wew kenapa ya dibuku sejarah nggak dituliskan ?? dan kl melihat prasati kaki Buddha sampai mencapai 2 meter,.apakah manusia berevolusi juga? Dinosaurus dan hewan prasejarah ada diurutan keberapa ya kalau begitu? :o :o
wew ngitungnya dlm tahun dunia gimana ya? wew ada 28 Buddha sebelum Buddha gotama, dan satu periode Buddha perkappa,..1kappa= berapa tahun?? wew berarti umur bumi itu berapa tahun ya? jadi agama Buddha agama paling tua dunk?? tapi kl sejarah perwayangan diindia, agama Hindu adalah yang paling tua,.wew kenapa ya dibuku sejarah nggak dituliskan ?? dan kl melihat prasati kaki Buddha sampai mencapai 2 meter,.apakah manusia berevolusi juga? Dinosaurus dan hewan prasejarah ada diurutan keberapa ya kalau begitu? :o :oDalam kepercayaan Theravada di mana waktu berlalu adalah tidak berhingga, maka jumlah Buddha terdahulu juga adalah sudah tak terhingga banyaknya. Yang biasa disebutkan hanyalah 25 saja (dari mulai Bodhisatta mendapatkan ramalan pasti), karena tidak ada juntrungannya menyebut sampai ribuan Buddha ke belakang. Info saja, jarak antara Bodhisatta Dipankara menerima ramalan pasti sampai mencapai Kebuddhaan, melewati masa 512 Buddha.
Tidak usah mencari tahu siapa sammasambuddha pertama...Sama juga seperti saya katakan Paticcasamuppada. Sebelum kelahiran sebelumnya lagi, tentu ada 'awal mula' dari avijja sendiri. Sesuai logika, avijja juga tidak muncul dengan sendirinya, bukan? Berarti sebelum avijja muncul, apakah orang sedang dalam 'nibbana'?
Tetapi dari analogi logika, pernyataan bahwa SETIAP calon sammasambuddha harus bertemu dengan seorang sammasambuddha, ber-adithana dan mendapat ramalan pasti, maka terminologi "SETIAP" ini akan menjadi salah karena calon sammasambuddha yang pertama tidak akan bisa beradithana di hadapan sammasambuddha yang lainnya, karena toh dia yang pertama...
SPEKULASI saya... Pernyataan tersebut tidak begitu tepat... yang benar mungkin adalah bahwa PETAPA SUMEDHA telah memiliki 8 persyaratan sebagaimana sammasambuddha sebelumnya (tradisi seorang sammasambuddha sebelumnya, kecuali mungkin sammasambuddha yang pertama) untuk kualifikasi mendapat ramalan pasti pencapaian annutara sammasambuddha.
pernyataan itu adalah benar, ini sama seperti pernyataan bahwa semua manusia dilahirkan oleh ibunya, walaupun benar tapi tidak berlaku utk manusia pertama.
Sama juga seperti saya katakan Paticcasamuppada. Sebelum kelahiran sebelumnya lagi, tentu ada 'awal mula' dari avijja sendiri. Sesuai logika, avijja juga tidak muncul dengan sendirinya, bukan? Berarti sebelum avijja muncul, apakah orang sedang dalam 'nibbana'?
dalam kisah kehancuran dunia, ketika dunia hancur... makhluk2 terlahir kembali ke alam abhasara (alam cahaya)... konsep paticcasamupada tentu-nya menjelaskan awal mula-nya kemunculan makhluk2 yang ada rupa-nya.Jadi maksud bro dilbert, paticcasamuppada tidak berlaku bagi Arupa Brahma?
Jadi maksud bro dilbert, paticcasamuppada tidak berlaku bagi Arupa Brahma?
ntah ya... di patticasammupada yang ada adalah :Memang Arupa dan Asannasatta adalah yang exceptional di antara semua alam kehidupan, tapi menurut saya, Paticcasamuppada juga berlaku bagi semua makhluk, di mana ada 'Avijja' sebagai penopangnya.
"Dari kesadaran (vinnana) sebagai kondisi penyebab maka muncullah batin dan jasmani (nama-rupa)"...
Kemungkinan selalu ada, tetapi itu berarti spekulasi, dan jumlah kemungkinannya tidak berhingga. Yang namanya 'tanpa awal' sendiri kalau didefinisikan, maka berarti itu sudah bukan lagi 'tanpa awal'. (Jika tanpa awal = x, maka selalu ada x - 1, x - 2, dst; tanpa awal tidak bisa didefinisikan kecuali berlandaskan prima causa.)
Dalam kosmologi Buddhisme, luas galaksi adalah tidak terhitung dan jumlah makhluknya tak berhingga. Misalkan ada 2 Buddha di galaksi berbeda muncul pada saat yang sama, maka sudah tidak bisa bilang yang satu lebih dulu dari yang lain. Lebih gampang kita spekulasikan tetes air pertama di samudera daripada 'asal mula' tersebut.
Kembali lagi, membicarakan sesuatu masa yang tak terpikirkan, digabung dengan jumlah manusia/galaksi yang tak terhitung, dibumbui spekulasi, menurut saya sangatlah sia-sia. Boleh sih dibicarakan, tapi apalah manfaatnya?
bagaimana pula Sammasambuddha2 di bumi lainnya yang mencapai ribuan atau jutaan bahkan miliaran selain bumi yang kita huni !_/\_ bumi lain itu masih termasuk alam semesta ini kan , alam semesta hanya ada 1 samma-sambuddha*CMIIW*
apakah bisa berakhir ?
Sama juga seperti saya katakan Paticcasamuppada. Sebelum kelahiran sebelumnya lagi, tentu ada 'awal mula' dari avijja sendiri. Sesuai logika, avijja juga tidak muncul dengan sendirinya, bukan? Berarti sebelum avijja muncul, apakah orang sedang dalam 'nibbana'?jadi "awal mula" avijja adalah??
yg dibold. yaah seperti yg dibicarakan dlm tradisi mahayana, tak terhingga jumlah sistem semesta dengan jumlah Buddha yg tak terbatasDalam hal jumlah semesta tak terbatas dengan masing-masing Sammasambuddhanya, pandangan Theravada dan Mahayana saya pikir memang sama.
jadi "awal mula" avijja adalah??Tidak ada dijelaskan 'awal mula' dari avijja, sebagaimana tidak dijelasakan 'awal mula' dunia. Yang dijelaskan adalah kebenaran dukkha dan akhir dari dukkha.
Dalam hal jumlah semesta tak terbatas dengan masing-masing Sammasambuddhanya, pandangan Theravada dan Mahayana saya pikir memang sama.
kutip dari RAPB hal 673Kalau menurut saya, memang Buddha hanya memeriksa lokadhatu ini saja. 3 Alam sepertinya adalah manusia, deva, dan Brahma.
Buddha Bertekad untuk Hidup Dalam Dhamma
Setelah pencapaian penerangan sempurna, selagi Buddha berdiam selama seminggu di Ajapala, Ia berpikir, “Betapa menyedihkan hidup tanpa menghormati orang lain (tidak seorang pun yang dihormati). Siapa yang harus didekati dan dihormati oleh-Ku, seseorang yang telah melenyapkan semua kotoran, yang telah melenyapkan semua kajahatan?” Kemudian Beliau melanjutkan, “Aku harus menetap di dekat mereka yang lebih tinggi dari diri-Ku dalam hal Moralitas, Konsentrasi, Kebijaksanaan, dan Kebebasan sehingga Moralitas, Konsentrasi, Kebijaksanaan, dan Kebebasan-Ku yang masih belum lengkap dan belum mencukupi akan menjadi lengkap dan cukup.” Kemudian Buddha mencari dengan Kemahatahuan-Nya mereka yang lebih tinggi daripada-Nya dalam hal Moralitas, Konsentrasi, Kebijaksanaan, dan Kebebasan.
Melihat bahwa tidak ada makhluk yang demikian di tiga alam, Beliau berpikir, “Lebih baik Aku hanya hidup dengan menghormati Dhamma yang telah Kutembus.”
---
Apakah penelitian Buddha Gautama hanya sampai pada tata surya kita (lokhadathu) atau sampai ke tak terhingga dunia di luar sana ?
1. Jika penelitian hanya pada tata surya kita (lokhadathu) berarti ada kemungkinan di tata surya lain ada sammasambuddha lain
2. Jika penelitian di lakukan ke seluruh alam semesta, maka pada dasarnya tidak ada 2 sammasambuddha pada satu periode sasana (ajaran).
Kalau menurut saya, memang Buddha hanya memeriksa lokadhatu ini saja. 3 Alam sepertinya adalah manusia, deva, dan Brahma.
_/\_ bumi lain itu masih termasuk alam semesta ini kan , alam semesta hanya ada 1 samma-sambuddha*CMIIW*buddhavamsa hanya menceritakan kisah para buddha yg berhubungan dengan bodhisatta gotama, selain para buddha itu masih ada tdk terhitung banyaknya para buddha di alam semesta yg tanpa awal ini
jadi sy maish bingung nih
[at]adilim
jd samma-buddha pertama itu siapa :), jd menurut anda selain samma-sambuddha yg disebutkan di buddhavamsa ada samma-sambuddha lain?
_/\_
setelah sy search dan dpt di forum W*bGaulBodhisatta Metteya bertekad menjadi Buddha di hadapan Buddha Mahutta, 16 Asankheyya kappa + 100.000 kappa yang lampau. Karena beliau jenis Boddhisatta Viriyadikha maka parami yang di jalankan jauh lebih lama dari Petapa Sumedha yang kemudian menjadi Buddha Gotama.
1. Buddha Tanhankara
2. Buddha Medankara
3. Buddha Saranankara
4. Buddha Dipankara
5. Buddha Kondanna
6. Buddha Mangala
7. Buddha Sumana
8. Buddha Revata
9. Buddha Sobhita
10. Buddha Anomadassi
11. Buddha Paduma
12. Buddha Narada
13. Buddha Padumuttara
14. Buddha Sumedha
15. Buddha Sujata
16. Buddha Piyadassi
17. Buddha Atthadassi
18. Buddha Dhammadassi
19. Buddha Siddhatta
20. Buddha Tissa
21. Buddha Phussa
22. Buddha Vipassi
23. Buddha Sikhi
24. Buddha Vessabhu
25. Buddha Kakusandha
26. Buddha Konagamana
27. Buddha Kassapa
28. Buddha Gotama
Bodhisatta Metteya bertekad menjadi Buddha di hadapan Buddha Mahutta, 16 Asankheyya kappa + 100.000 kappa yang lampau. Karena beliau jenis Boddhisatta Viriyadikha maka parami yang di jalankan jauh lebih lama dari Petapa Sumedha yang kemudian menjadi Buddha Gotama.
Buddha Mahutta tidak termasuk dalam 28 Buddha ??
dalam karir Bodhisatta Gotama selama 4 assankheyya kappa + 100 rb kappa, terdapat 25 Buddha (+Metteya), jadi secara arimatik, maka 16 assankheyya kappa itu terdapat 100 Buddha, berarti Buddha Mahutta itu 75 Buddha sebelum Buddha Dipankara, jelas tidak termasuk dalam 28 Buddha terakhiriya sick .... udah tau ;D
Bagaimana dengan penelitian Buddha Gautama tentang yang termulia di alam semesta ini, sejauh pandangan Buddha, katanya tidak ada makhluk yang semulia Buddha Gautama ? Apakah dalam konteks lokadhatu ini (tata surya ini saja) ?
Karena dalam berbagai kesempatan, ketika para dewa berkumpul, dikatakan bahwa dewa SAKKA dari berbagai dunia / tata surya juga hadir.
buddhavamsa hanya menceritakan kisah para buddha yg berhubungan dengan bodhisatta gotama, selain para buddha itu masih ada tdk terhitung banyaknya para buddha di alam semesta yg tanpa awal ini
_/\_ bumi lain itu masih termasuk alam semesta ini kan , alam semesta hanya ada 1 samma-sambuddha*CMIIW*
jadi sy maish bingung nih
[at]adilim
jd samma-buddha pertama itu siapa :), jd menurut anda selain samma-sambuddha yg disebutkan di buddhavamsa ada samma-sambuddha lain?
_/\_
iya sick .... udah tau ;D
dengan massa waktu yg lebih lama 16 assankheya + 100rb kappa, Bodhisatva Metteya tentu lebih dulu ber-adhitthana daripada Bodhisatta Gotama di Kappa yg sama (Aoren ?? )
cuma yg jadi pertanyaan utama .... darimana tau ada nama Buddha Mahutta, ada di sutta mana ??
iya sick .... udah tau ;D
dengan massa waktu yg lebih lama 16 assankheya + 100rb kappa, Bodhisatva Metteya tentu lebih dulu ber-adhitthana daripada Bodhisatta Gotama di Kappa yg sama (Aoren ?? )
cuma yg jadi pertanyaan utama .... darimana tau ada nama Buddha Mahutta, ada di sutta mana ??
sepertinya tidak ada sutta tentang hal ini, mungkin ada di sutra. sutra kan memuat cerita yg menjangkau milyaran kalpa.
namanya juga 'tetangga', datang2 ikut merayakan boleh aja :))
IMO
Samma sambuddha pertama tidak diketahui siapa ! karena tiada awal dan juga tiada akhir
pasti ada Sammasambuddha lain selain yang di Buddhavamsa
apakah ada referensi yang defacto menyatakan bahwa tiada awal dan tiada akhir ? karena yang di benak saya, awal keseluruhan itu TIDAK TERBAYANGKAN... beda kan antara TIDAK TERBAYANGKAN dan TIDAK ADA
apakah ada referensi yang defacto menyatakan bahwa tiada awal dan tiada akhir ? karena yang di benak saya, awal keseluruhan itu TIDAK TERBAYANGKAN... beda kan antara TIDAK TERBAYANGKAN dan TIDAK ADAKalau dikatakan tidak terpikirkan/terbayangkan, maka tidak bisa dipersepsi pikiran sebagai ada maupun tidak ada.
sammasambuddha dari dunia lain gak datang ?
Sammasambuddha tidak perlu datang.
karena Kemampuannya tentu bisa menjangkau ^-^
Kalau dikatakan tidak terpikirkan/terbayangkan, maka tidak bisa dipersepsi pikiran sebagai ada maupun tidak ada.
Sammasambuddha tidak perlu datang.Konon, ketika Bodhisatta lahir, dunia bergetar 7 kali karena besarnya kemuliaan dan kebajikan dari Sang Bodhisatta tersebut. Dunia tidak 'kuat' menopang 2 Bodhisatta sekaligus, maka dikatakan tidak ada 2 Samma Sambuddha pada masa dan tempat yang sama.
karena Kemampuannya tentu bisa menjangkau ^-^
Konon, ketika Bodhisatta lahir, dunia bergetar 7 kali karena besarnya kemuliaan dan kebajikan dari Sang Bodhisatta tersebut. Dunia tidak 'kuat' menopang 2 Bodhisatta sekaligus, maka dikatakan tidak ada 2 Samma Sambuddha pada masa dan tempat yang sama.
dan di pali kanon, apakah ada kisah bahwa ada sammasambuddha dari konstelasi dunia lain "memantau" khotbah2 buddha gautama ?
Apakah sekarang ini (pada waktu yang paralel), ada sammasambuddha di konstelasi dunia lain ?sesuai keyakinan terhadap Sang Tiratana, ai jawab YES
apakah manusia di planet bumi ini bisa terlahir di dunia tersebut,maybe yes maybe no
sehingga tidak perlulah kita menunggu Buddha Metteya terlahir di dunia pada masa mendatang (yang tidak tahu kapan)
Apakah sekarang ini (pada waktu yang paralel), ada sammasambuddha di konstelasi dunia lain ?Kalau secara dhamma, sepertinya memang ada.
apakah manusia di planet bumi ini bisa terlahir di dunia tersebut, sehingga tidak perlulah kita menunggu Buddha Metteya teralhir di dunia pada masa mendatang (yang tidak tahu kapan)Saya pikir bisa saja jika memang ada kamma yang mendukungnya.
Kalau secara dhamma, sepertinya memang ada.
Saya pikir bisa saja jika memang ada kamma yang mendukungnya.
apakah ada referensi Pali Kanon bahwa Buddha Gautama "mendeteksi" adanya sammasambuddha di konstelasi dunia yang lain. Kalau di Sanskrit Kanon, mis : Amitabha Sutra kan jelas sudah ada dijelaskan bahwa di Bagian Barat ada sammasambuddha Amitabha, Di bagian Timur ada sammasambuddha bhaisjayaguru.
Buddha Amitabha dan Bhaisajyaguru hanya ada dalam teks Mahayana. Tetapi satu2nya kitab non mahayana yang menyebutkan SammaBuddha lain di konstelasi lain ada di kitab Agama Sutra - Ekottaragama Sutra bagian 29 : "Maha Maudgalyayana bersujud di kaki Hyang Bhagava, lenyap dari hadapan Tathagata, menuju ke Buddhaksetra di arah timur sejauh 7 kali jumlah pasir sungai gangga , terdapat seorang Buddha bernama Qi Guang Ru Lai , yang telah mencapai pencerahan sempurna, [Maha Maudgalyayana] muncul di alam tersebut"
apakah ada referensi Pali Kanon bahwa Buddha Gautama "mendeteksi" adanya sammasambuddha di konstelasi dunia yang lain. Kalau di Sanskrit Kanon, mis : Amitabha Sutra kan jelas sudah ada dijelaskan bahwa di Bagian Barat ada sammasambuddha Amitabha, Di bagian Timur ada sammasambuddha bhaisjayaguru.Kalau dalam kanon Pali, saya belum menemukan ada dikatakan tentang Samma Sambuddha lain di galaksi lain.
Kalau dalam kanon Pali, saya belum menemukan ada dikatakan tentang Samma Sambuddha lain di galaksi lain.
Di luar kanon Pali, saya pernah baca tentang Maha-Maudgalyayana yang mencoba pergi sejauh mungkin di mana ia tidak lagi mendengar suara Buddha Sakyamuni. Ia sampai ke satu dunia di mana ada Buddha Lokesvararaja dan manusia di situ tinggi sekali sehingga Maudgalyayana hanya setinggi sejengkal mereka. Di situ pun ia masih bisa mendengar suara Buddha Sakyamuni, dan kemudian Buddha Lokesvararaja memberitahunya bahwa jika Buddha menghendaki, memang suaranya bisa terdengar sampai sejuta culanika (tisahassi-mahasahassi).
Pali Kanon = Tidak ada kisah sammasambuddha lain di konstelasi dunia lain selain Sammasambuddha Gautama di waktu yang paralel (sama)Mengapa pula harus diceritakan? Apakah manfaatnya menceritakan yang jauh dan tidak berhubungan?
Mengapa tidak ada kisah tersebut, dengan kemampuan seorang sammsambuddha ?
kitab non mahayana, apakah kitab pali ? nama sutta-nya apa ya ?
Mengapa pula harus diceritakan? Apakah manfaatnya menceritakan yang jauh dan tidak berhubungan?Saya hanya menganalisa, kira2 begini:
Saya hanya menganalisa, kira2 begini:Kalau menurut bro chingik, dalam Kanon Mahayana, Buddha menceritakan tentang Buddha-Buddha di galaksi lain untuk tujuan apa?
Dalam nikaya2 mungkin wajar tidak diceritakan. Karena memang tidak diklasifikasikan ke situ.
Dalam sejarah perpecahan antar sekte, masing2 memiliki kanon sendiri. Konon, sekte Dharmaguptaka di luar dari kanon Tripitaka (Sutra, Vinaya, Abhidharma), mereka juga memiiliki Dharani pitaka dan Bodhisatva pitaka. Sekte Vatsiputriya (pecahan dari Sthaviravada) memiliki 4 pitaka: Sutra, Vinaya, Abhidharma dan Dharani. Sekte Mahasanghika juga memilki 4 pitaka, selain 3 pitaka , ditambahkan Khuddaka pitaka.
Sumber: http://www.hudong.com/wiki/%E4%B8%89%E8%97%8F
Mengapa pula harus diceritakan? Apakah manfaatnya menceritakan yang jauh dan tidak berhubungan?
Bukan-kah sama manfaat-nya menceritakan adanya sammasmabuddha lain di konstelasi dunia lain (yang sedang hidup dan mengajar) dengan cerita/kisah sammasambuddha jaman lampau yang sudah parinibbana.Menurut saya berbeda.
Menurut saya berbeda.
Pertama dari segi alasan diceritakannya, kebanyakan kisah tentang Para Buddha di masa lampau bersinggungan dengan pengalaman Bodhisatta sendiri di masa lampau seperti kisah Bodhisatta yang menjadi Jotipala pada masa Buddha Kassapa dikisahkan karena pada saat itu Buddha Gotama melewati tempat di Kosala tempat di mana dulu Buddha Kassapa berdiam. Buddha Gotama tersenyum dan Ananda menanyakannya, maka dikhotbahkanlah Ghatikarasutta tersebut.
Sebab lain dari menyinggung kisah Buddha masa lampau adalah bercerita tentang sebab akibat masa lampau sehingga terjadi sesuatu di masa sekarang, seperti kisah Sivali yang tidak pernah kekurangan sebab pada jaman Buddha vipassi, ia pernah mendanakan madu pada Sangha (berjumlah 6.8 juta bhikkhu).
Hal semacam ini berhubungan hanya pada Buddha masa lampau, tidak ada hubungannya dengan Buddha sekarang di galaksi lain.
Yang ke dua adalah masalah spekulasi. Baik Buddha masa lampau, masa sekarang di galaksi lain, dan masa depan, adalah di luar jangkauan manusia normal. Tanpa kemampuan bathin mengingat kehidupan lampau dan mata dewa yang luar biasa, tidak akan bisa membuktikannya.
Namun mengenai Buddha masa lampau, selalu dikisahkan betapa agung dan dahsyat Buddhasasana tersebut, hanya bertahan sekian tahun, lalu akan menurun, rusak, dan terlupakan. Ini mengingatkan kita betapa segala hal yang berkondisi adalah sangat rapuh dan tidak kekal. Buddhasasana di masa sekarang juga kita bisa lihat langsung perubahannya. Tapi Buddhasasana sekarang di galaksi lain akan menjadi spekulasi orang apakah lebih baik, lebih bertahan lama, sama/berbeda dengan Buddhasasana di sini sekarang. Ini perbedaannya.
NB: Buddha di masa depan, Metteyya, dikisahkan dalam konteks 'evolusi' dari manusia yang taat pada dhamma dan hidup bahagia, kemudian mulai menyimpang dan turun sampai titik terendah, lalu mulai membaik lagi, sampai akhirnya memuncak di Jaman Buddha Metteyya nanti. Intisari dari khotbah tersebut adalah agar seseorang selalu menjadikan diri sendiri sebagai pelindung, menjadikan dhamma sebagai pelita hidup, bukan 'menantikan Buddha Metteyya di masa depan'.
Jadi menurut bro kainyn... kalaupun memang ada sammasambuddha di konstelasi dunia lain pada waktu bersamaan dengan buddha gautama di dunia saha kita ini, TIDAK ADA MANFAATNYA untuk di-kisahkan oleh Buddha Gautama itu sendiri ?Menurut saya, secara pandangan Theravada, saya belum ketemu apa manfaatnya. Mungkin bro dilbert mau bantu?
Menurut saya, secara pandangan Theravada, saya belum ketemu apa manfaatnya. Mungkin bro dilbert mau bantu?
riwayat para buddha selain menceritakan konektivitas (hubungan) antara bakal calon buddha gautama dengan sammasambuddha sebelumnya, mungkin dapat kita petik adalah keselarasan dan konsistensi ajaran Buddha dari jaman dahulu sampai dengan jaman lampau dan ini membentuk suatu kesatuan doktrin buddhisme (theravada) yang jelas.Intisari dari Ajaran Buddha tidaklah memerlukan cerita dari Buddha masa lampau karena berkenaan dengan yang 'di sini, sekarang'. Seandainya tidak diceritakan pun, inti dari doktrin tetap tersampaikan.
Jadi "spekulasi" saya, jika memang ada sammasambuddha lain di konstelasi dunia lain pada waktu bersamaan, seharusnya bisa diceritakan/dikisahkan setidaknya menjadi satu kesatuan tambahan kisah yang ikut mendukung doktrin tersebut.Mendukung dari sisi apa?
Intisari dari Ajaran Buddha tidaklah memerlukan cerita dari Buddha masa lampau karena berkenaan dengan yang 'di sini, sekarang'. Seandainya tidak diceritakan pun, inti dari doktrin tetap tersampaikan.
kisah para buddha kan membentuk satu kesatuan CERITA/DOKTRIN yang menyatakan bahwa para buddha dari jaman lampau, jaman sekarang ataupun yang akan datang akan mengajarkan KEsunyataan ttg dukkha dan jalan menuju lenyapnya dukkhaJadi maksudnya perlu cerita lengkap juga supaya menyatakan Buddha di galaksi ini dan galaksi lain semua mengajarkan kebenaran tentang dukkha & lenyapnya dukkha juga? Yah bisa saja kalau mau dibilang begitu, tapi menurut saya tidak perlu. Akan lebih banyak potensi spekulasi ketimbang manfaat. Seperti contohnya Metteyya saja dispekulasikan begitu hebat sampai ada alirannya sendiri, bahkan sampai ada yang bilang nabi tetangga adalah sang Metteyya (maha-metta -> Mohammed). Kalau orang mengembangkan kebijaksanaan, tidak usah diberitahu juga akan memahami bahwa kelahiran, entah di alam mana, galaksi mana, tetap adalah ketidakpuasan.
Jadi maksudnya perlu cerita lengkap juga supaya menyatakan Buddha di galaksi ini dan galaksi lain semua mengajarkan kebenaran tentang dukkha & lenyapnya dukkha juga? Yah bisa saja kalau mau dibilang begitu, tapi menurut saya tidak perlu. Akan lebih banyak potensi spekulasi ketimbang manfaat. Seperti contohnya Metteyya saja dispekulasikan begitu hebat sampai ada alirannya sendiri, bahkan sampai ada yang bilang nabi tetangga adalah sang Metteyya (maha-metta -> Mohammed). Kalau orang mengembangkan kebijaksanaan, tidak usah diberitahu juga akan memahami bahwa kelahiran, entah di alam mana, galaksi mana, tetap adalah ketidakpuasan.
Berarti Buddha Gotama sendiri juga harus dipandang sbg potensi timbulnya spekulasi. Karena Beliau sudah dianggap sbg avatar dewa Hindu. Jadi menceritakan keberadaan Buddha di sistem dunia lain tidak relevan dengan alasan resiko timbulnya spekulasi.Kalau jaman sekarang, semua juga spekulasi. Ini kita bayangkan bahwa di jaman Buddha, Buddha Gotama sendiri ada dan nyata, namun Buddha lain pada saat yang sama adalah tidak nyata (bagi orang biasa). Yang tidak nyata itu berpotensi spekulasi.
Kalau jaman sekarang, semua juga spekulasi. Ini kita bayangkan bahwa di jaman Buddha, Buddha Gotama sendiri ada dan nyata, namun Buddha lain pada saat yang sama adalah tidak nyata (bagi orang biasa). Yang tidak nyata itu berpotensi spekulasi.
Mengenai dianggap sebagai Avatar Vishnu dan sebagainya, saya pikir itu juga belakangan. Kalau pada jaman Buddha sendiri, tentu Buddha bisa mengklarifikasinya sendiri.
Jika yang tdk nyata dianggap potensi timbulnya spekulasi, dewa dan brahma yg juga tidak nyata bagi orang biasa mengapa tdk dianggap demikian.mungkin karena dewa dan brahma dijelaskan oleh Sang Buddha yg secara nyata pernah ada, bukan dikatakan oleh Buddha yg diragukan eksistensinya.
Saya setuju bro Kay megatakan secara pandangan Theravada dlm hal tujuan mnecapai kearahatan tidak bermanfaat. Tapi bila ada praktisi yang membangkitkan cita2 sammasambuddha, sy rasa ia perlu memahami keberadaan Buddha2 itu. Tujuannya utk memberi dorongan semangat bahwa cita2 itu terbuka lebar utk dicapai. Saat ia mengetahui sistem dunia lain trdapat banyak Buddha, ia merasa ia juga akan dapat mencapainya. Jika tdk, mungkin ia akan berkecil hati sambil berpikir bhw semesta yang maha luas dan tak terbatas ini tidak ada Buddha lain? Apa mungkin berikutnya hanya saya saja yang akan merealisasinya, sdgkan arahat saja belum saya realisasi (walaupun ia merasa sanggup). Atas alasan inilah, manfaat Buddha menceritakannya.Ya, menurut saya kalau dari sisi Mahayana memang demikian, sebab memang konsep ke-arahat-annya berbeda.
Jika yang tdk nyata dianggap potensi timbulnya spekulasi, Dewa dan brahma juga tidak nyata bagi orang biasa.Deva dan Brahma sudah menjadi bagian dari budaya saat itu. Sudah jadi 'legenda' umum bahwa jika seseorang mengasingkan diri selama musim hujan, menjaga api puja dan mengembangkan 'Brahmavihara' sampai jhana, maka Brahma akan mendatanginya. Konon, pada saat itu kunjungan Deva & Brahma ke alam manusia pada saat ada Buddha muncul, adalah umum. Jadi seharusnya (kalau mengikuti kisahnya), para Deva & Brahma lumayan nyata bagi manusia pada saat itu.
Konsep dewa dan brahma hanyalah bagian dr sistem kepercayaaan masyarakat dan penganut brahmanisme. Apa yang dipercayai secara umum tidak berarti dianggap nyata. Hal ini diperkuat lagi dengan muncul para guru petapa yang melawan sistem brahmanisme. Bahkan terdapat guru dari aliran nihilis seperti Ajita Kesakambala yang secara nyata menolak eksistensi dewa, brahma, surga, neraka.Memang demikian. Karma dan tumimbal lahir juga sudah menjadi bagian kepercayaan masyarakat walaupun ada juga penganut akiriya dan nihilisme. Tapi toh, Buddha tetap mengajarkan karma & tumimbal lahir, meskipun tidak ada satupun orang yang bisa membuktikan cara kerja karma. Hal ini diajarkan untuk membimbing pada pola pikir yang benar (sebab-akibat).
Pada sisi lain bahkan Sang Buddha lebih jauh menceritakan eksistensi sistem dunia yang berlipat ;cula;majjhima; maha sahassi lokadhatu dengan masing2 jumlah 1000 surga catur-maharajika, 1000 surga Tavatimsa, dst.. hingga 1000 alam Brahma di setiap sistemnya, yang sangat sulit dijangkau pikiran awam. Apalagi kepercayaan masa itu hanya mengenal 1 MahaBrahma sbg pencipta alam smesta. Tidak mungkin ini tidak dianggap sbg potensi spekulasi.Betul, itupun sudah berpotensi spekulasi juga, tapi setidaknya menjelaskan bahwa Buddha tidak mengatakan di semesta ini, kehidupan cuma hanya di sini saja. Ini banyak pengaruhnya terutama dalam pertanyaan 'kalau masa penyusutan galaksi, manusia terlahir di mana?' oleh orang berpandangan lain.
Maka, menurut pendapat saya, berdasarkan ini, mengatakan bahwa menceritakan eksistensi Buddha di konstelasi lain memberi potensi spekulasi bukanlah analisa yang tepat . Di samping itu, saya menganggap menceritakan eksistensi Buddha lain merefleksikan jangkauan pengetahuan Buddha yang tak terbatas. Sama seperti Buddha menceritakan eksistensi Buddha masa lalu yang tak terjangkau pikiran awam. Memperkenalkan Buddha masa lalu dan akan datang adalah paparan yang linear, memperkenalkan Buddha di konstelasi lain adalah paparan yang paralel. Keduanya adalah pandangan yang saling melengkapi.OK, saya berikan perumpamaan, ada satu ilmuwan yang mahatahu. Ia menjelaskan begini:
Konklusi dari diskusi ini hanya bisa begini: kalo pandangan mahayana ya bisa diterima. Theravada tidak. That's all.Memang betul, karena kembali lagi saya katakan pandangan Mahayana dan Theravada berbeda. Khotbah tentang Buddha di galaksi lain bisa saja bermanfaat bagi pandangan Mahayana, tapi kalau dari Theravada, menurut saya, tidak bermanfaat.
Konsep dewa dan brahma hanyalah bagian dr sistem kepercayaaan masyarakat dan penganut brahmanisme. Apa yang dipercayai secara umum tidak berarti dianggap nyata. Hal ini diperkuat lagi dengan muncul para guru petapa yang melawan sistem brahmanisme. Bahkan terdapat guru dari aliran nihilis seperti Ajita Kesakambala yang secara nyata menolak eksistensi dewa, brahma, surga, neraka.
Pada sisi lain bahkan Sang Buddha lebih jauh menceritakan eksistensi sistem dunia yang berlipat ;cula;majjhima; maha sahassi lokadhatu dengan masing2 jumlah 1000 surga catur-maharajika, 1000 surga Tavatimsa, dst.. hingga 1000 alam Brahma di setiap sistemnya, yang sangat sulit dijangkau pikiran awam. Apalagi kepercayaan masa itu hanya mengenal 1 MahaBrahma sbg pencipta alam smesta. Tidak mungkin ini tidak dianggap sbg potensi spekulasi.
Maka, menurut pendapat saya, berdasarkan ini, mengatakan bahwa menceritakan eksistensi Buddha di konstelasi lain memberi potensi spekulasi bukanlah analisa yang tepat . Di samping itu, saya menganggap menceritakan eksistensi Buddha lain merefleksikan jangkauan pengetahuan Buddha yang tak terbatas. Sama seperti Buddha menceritakan eksistensi Buddha masa lalu yang tak terjangkau pikiran awam. Memperkenalkan Buddha masa lalu dan akan datang adalah paparan yang linear, memperkenalkan Buddha di konstelasi lain adalah paparan yang paralel. Keduanya adalah pandangan yang saling melengkapi.
Konklusi dari diskusi ini hanya bisa begini: kalo pandangan mahayana ya bisa diterima. Theravada tidak. That's all.
Fenomena yang gambarannya tidak ada, atau tidak dapt dilihat dengan peralatan, itu disebabkan oleh keterbatasan alat dan segelintir orang. Tetapi jika secara nyata telah diketahui oleh si ilmuwan, maka bagi ilmuwan sejati adalah mengajarkan cara mengetahuinya dan tentu lalu memaparkan fenomena2 yang masih terdengar asing itu.
Ya, dari awal sy setuju dlm pandangan Theravada tidak membawa manfaat dlm mencari tahu keberadaan Buddha di konstelasi bagi tujuan pelatihannya. Saya kembalikan pd sesama rekan Theravadin lain utk melanjutkan.
bagi seorang sammasambuddha tentunya tidak perlu mencari tahu lagi, karena dengan kemahatahuannya, semua hal di alam semesta ini bisa dijangkau-nya. Bisa saja ada alasan bahwa pengetahuan tentang adanya sammasambuddha di konstelasi dunia lain itu tidak penting. Tetapi menurut saya tidak seserdahana itu mengapa Buddha Gautama bisa menceritakan kisah Buddha jaman lampau, tetapi tidak ada kisah tentang sammasambuddha di konstelasi dunia lain pada waktu bersamaan (dalam referensi Pali Kanon)
sebaliknya, para buddha yg menurut Theravada adalah imajiner, menurut Mahayana para buddha itu juga dijelaskan oleh Sang Buddha Sakyamuni, tercatat dalam sutra tapi tidak tercatat dalam sutta.
Kalau Sutra (mahayana) sudah defacto jelas tertulis bahwa ada banyak tak terhingga sammasambuddha di alam semesta ini. Justru itu saya bertanya (wonder) dalam koridor doktrin Theravada (pali kanon) :
IF (jika) memang ada sammasambuddha lain di konstelasi dunia lain pada waktu bersamaan dengan buddha sakyamuni, mengapa tidak ada kisahnya, setidaknya dengan kemahatahuan seorang sammasambuddha itu bisa menjangkau dunia tersebut. ATAU memang seorang sammasambuddha tidak bisa mengetahui konstelasi dunia lain ?
menurut mahayana memang ada ajaran tertentu yg tidak diajarkan oleh Sang Buddha Gotama kepada para pengikut hinayana, (bahkan lucunya) ada kisah bahwa Ananda memberikan 2 kali (dengan 2 versi) pengulangan khotbah2 Sang Buddha, yaitu, pertama dalam versi theravada dan kali ke dua dalam versi mahayana, (entah untuk tujuan memecah-belah atau tujuan lainnya).
menurut mahayana memang ada ajaran tertentu yg tidak diajarkan oleh Sang Buddha Gotama kepada para pengikut hinayana, (bahkan lucunya) ada kisah bahwa Ananda memberikan 2 kali (dengan 2 versi) pengulangan khotbah2 Sang Buddha, yaitu, pertama dalam versi theravada dan kali ke dua dalam versi mahayana, (entah untuk tujuan memecah-belah atau tujuan lainnya).
IMOyah semoga aja ini jawaban yg paling ditunggu2 dan memuaskan dahaga sesama gank anda :))
bukan memecahkan, tapi ada versi berbeda supaya bisa dijadikan objek utk menarik pengikut !
yah semoga aja ini jawaban yg paling ditunggu2 dan memuaskan dahaga sesama gank anda :))
Wah jangan2 apa yang dikatakan dlm versi mahayana benar, buktinya kan memang terpecah jadi lebih kurang 18-20 sekte kan? Tapi kenapa ya dalam Theravada sendiri bisa pecah juga, bro ingin bilang itu salah Mahayana? :D
Bro Dilbert mungkin boleh telusuri sekte2 awal perpecahan dlm Theravada, konon jumlah pitaka tidak hanya 3 pd bberapa sekte itu, berarti keberadaaan sammasambuddha di konstelasi lain ada di salah satu kitab milik sekte pecahan itu.
maksud?
yah semoga aja ini jawaban yg paling ditunggu2 dan memuaskan dahaga sesama gank anda :))
Bodhisatta Metteya bertekad menjadi Buddha di hadapan Buddha Mahutta, 16 Asankheyya kappa + 100.000 kappa yang lampau. Karena beliau jenis Boddhisatta Viriyadikha maka parami yang di jalankan jauh lebih lama dari Petapa Sumedha yang kemudian menjadi Buddha Gotama.masih gk ngerti
Buddha Mahutta tidak termasuk dalam 28 Buddha ??
masih gk ngerti
bodhisatta metteya bknya beradhitthana di hdp buddha sakyamuni?
_/\_ :)
bagi seorang sammasambuddha tentunya tidak perlu mencari tahu lagi, karena dengan kemahatahuannya, semua hal di alam semesta ini bisa dijangkau-nya. Bisa saja ada alasan bahwa pengetahuan tentang adanya sammasambuddha di konstelasi dunia lain itu tidak penting. Tetapi menurut saya tidak seserdahana itu mengapa Buddha Gautama bisa menceritakan kisah Buddha jaman lampau, tetapi tidak ada kisah tentang sammasambuddha di konstelasi dunia lain pada waktu bersamaan (dalam referensi Pali Kanon)
Seandainya dijelaskan :
1. Apakah hal tersebut dapat dibuktikan oleh para murid murid Nya ?
2. Apakah hal tersebut berguna bagi perkembangan bathin murid murid Nya ?
doktrin Theravada tentang ke-buddha-an (terutama sammasambuddha) adalah semua sammasambuddha mengajarkan tentang hal yang sama yaitu (kesunyataan tentang dukkha dan jalan menuju terhenti-nya dukkha).
Jadi manfaat-nya sama dengan kisah para sammasambuddha pendahulu yang dikisahkan oleh Buddha Gautama (27 sammasambuddha sebelumnya), bedanya hanya yang 27 itu berbeda waktu, kalau kisah sammasambuddha di konstelasi dunia lain adalah pada waktu bersamaan (paralel).
MEmang maunya beda dimana ?
aku ingin bertanya nih _/\_ :),to the point aja
1.pertanyaan ini sy dpt wkt dulu berdiskusi dhamma di vhr ;D, kr2 pertanyaan ttg penyataan seorang calon samma sambuddha kepada samma sambuddha saat itu untuk menjadi samma-sambuddha berikutnya, pertanyaan samma buddha yg pertama akan menyatakan pernyataan kpd siapa?
2.samma-sambuddha itu maha tahu dan maha bijaksana,namun kenapa saat pemutusan untuk pembabaran dhamma , seorang brahma turut ikut memberikan saran?
itu dulu pertanyaan, makasih yg mau memberikan jawaban :)
Untuk pertanyaan no 1.
Bagai mana kalau pertannyaannya dirubah menjadi "Siapakah yang menahbisan Sang Buddha Sakyamuni sehingga Beliau dipanggil Bhante oleh murid-muridNya ?"
Boleh tau apa manfaatnya untuk anda pribadi ??
SEANDAINYA, Buddha Sakyamuni / Gotama menceritakan bahwa digalaksi lain ada juga sammasambuddha yg sedang membabarkan Dharmma, apakah hal tersebut dapat dibuktikan oleh murid-murid Beliau pada saat itu ?
Dan seperti pertanyaan-pertanyaan anda diatas, kalau ada sammasambuddha digalaksi lain, ada kemungkinan anda akan menanyakan :
- siapakah nama Buddha tersebut ?
- siapakah orang tua Nya ?
- dari suku apa ?
- berapa umurNya, berapa banyak muridNya, dan banyak pertannyaan lagi.
Terus kapan praktek dhammanya ??
Yang saya tau, Sang Buddha hanya mengajarkan sesuatu yang dapat dibuktikan dan bermanfaat untuk perkembangan bhatin murid-murid Nya agar terbebas dari samsara.
Semoga anda mendapatkan pencerahan
maaf saya orang baru, masi harus banyak belajar...
mohon bimbingannya agan-agan sekalian..
^:)^ ^:)^ ^:)^
engga ada gunanya deh bahas soal buddha yg ad di konstelasi galaksi lain..
jadi debat kusir deh akhirnya..
_/\_
1. apakah kisah BUDDHA jaman lampau itu bermanfaat atau tidak sehingga ada tercantum di dalam Tipitaka ?
2. Jika jawaban no.1 = BERMANFAAT, maka seharusnya kalau memang ada "kisah" sammasambuddha di konstelasi dunia lain pada waktu yang bersamaan, maka seharusnya kisah tersebut juga BERMANFAAT, karena toh sama-sama menceritakan tentang kisah sammasambuddha.
3. Jika jawaban no.1 = TIDAK BERMANFAAT, kok bisa-bisa-nya apa yang tercantum di dalam Tipitaka itu TIDAK BERMANFAAT = kontradiksi dengan SIMSAPA SUTTA (SN 56:31). dan tentu-nya kisah SAMMASAMBUDDHA di konstelasi dunia lain juga menjadi tidak BERMANFAAT.
[/bisa tolong diuraikan kutipannya?? saya juga masih belajar, jadi mohon bimbingannya ]
1. apakah kisah BUDDHA jaman lampau itu bermanfaat atau tidak sehingga ada tercantum di dalam Tipitaka ?
2. Jika jawaban no.1 = BERMANFAAT, maka seharusnya kalau memang ada "kisah" sammasambuddha di konstelasi dunia lain pada waktu yang bersamaan, maka seharusnya kisah tersebut juga BERMANFAAT, karena toh sama-sama menceritakan tentang kisah sammasambuddha.
3. Jika jawaban no.1 = TIDAK BERMANFAAT, kok bisa-bisa-nya apa yang tercantum di dalam Tipitaka itu TIDAK BERMANFAAT = kontradiksi dengan SIMSAPA SUTTA (SN 56:31). dan tentu-nya kisah SAMMASAMBUDDHA di konstelasi dunia lain juga menjadi tidak BERMANFAAT.
bisa tolong diuraikan kutipannya?? saya juga masih belajar, jadi mohon bimbingannya ]
Simsapa Sutta (Samyutta Nikaya 56.31)
Daun-Daun Simsapa
Diterjemahkan dari bahasa Pāḷi ke bahasa Inggris oleh
Bhikkhu Thanissaro
© 2009-2011
Ketika Yang Terberkahi tinggal di Kosambi didalam hutan simsapa.[1] Kemudian, memungut beberapa lembar daun simsapa dengan tangannya, beliau bertanya pada para bhikkhu, "Menurut kalian, para bhikkhu; Manakah yang lebih banyak, beberapa lembar ditanganku atau yang berada diatas di hutan simsapa?"
"Daun-daun yang berada ditangan Yang Terberkahi lebih sedikit, Yang Mulia. Yang diatas di hutan simpasa lebih banyak."
"Demikianlah, para bhikkhu, hal-hal yang telah saya ketahui dengan pengetahuan langsung tetapi tidak diajarkan lebih banyak [dibandingkan dengan apa yang saya ajarkan]. Dan mengapa aku tidak mengajarkannya? Karena hal-hal tersebut tidak berhubungan dengan tujuan, tidak berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan tidak membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Karena itulah aku tidak mengajarkannya.
"Dan apakah yang aku ajarkan?" 'Ini dukkha... Inilah penyebab dari dukkha... Inilah berhentinya dari dukkha... Inilah jalan latihan yang membawa pada berhentinya dukkha': INILAH YANG AKU AJARKAN. Dan mengapa aku mengajarkan hal-hal tersebut? Karena hal-hal tersebut berhubungan dengan tujuan, berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Inilah mengapa aku mengajarkan hal-hal tersebut.
"Karena itu tugas kalian adalan merenungkan, 'Inilah dukkha... Inilah sumber dari dukkha... Inilah berhentinya dukkha.' Tugas kalian adalah merenungkan, 'Inilah jalan latihan yang membawa pada berhentinya dukkha."
kan udah keliatan, apa yg diajarkan oleh sang buddha hanya mengenai dukkha, sebab dukkha, akhir dukkha, dan sang jalan..
lalu, apa kah ada dikatakan oleh sang buddha bahwa pengetahuan mengenai samma sambuddha lain berpengaruh terhadap perkembangan jalan kebuddhaan yang kita tempuh??
apa yang diajarkan oleh sang buddha mengenai pengetahuan tentang samma sambuddha lain hanya sekedar informasi dan memberi kita pengertian tentang apa yang diajarkan oleh semua buddha pada hakekatnya adalah sama, yaitu cattari ariya saccani
CMIIW
_/\_
kan udah keliatan, apa yg diajarkan oleh sang buddha hanya mengenai dukkha, sebab dukkha, akhir dukkha, dan sang jalan..
lalu, apa kah ada dikatakan oleh sang buddha bahwa pengetahuan mengenai samma sambuddha lain berpengaruh terhadap perkembangan jalan kebuddhaan yang kita tempuh??
apa yang diajarkan oleh sang buddha mengenai pengetahuan tentang samma sambuddha lain hanya sekedar informasi dan memberi kita pengertian tentang apa yang diajarkan oleh semua buddha pada hakekatnya adalah sama, yaitu cattari ariya saccani
1. apakah kisah BUDDHA jaman lampau itu bermanfaat atau tidak sehingga ada tercantum di dalam Tipitaka ?
2. Jika jawaban no.1 = BERMANFAAT, maka seharusnya kalau memang ada "kisah" sammasambuddha di konstelasi dunia lain pada waktu yang bersamaan, maka seharusnya kisah tersebut juga BERMANFAAT, karena toh sama-sama menceritakan tentang kisah sammasambuddha.
3. Jika jawaban no.1 = TIDAK BERMANFAAT, kok bisa-bisa-nya apa yang tercantum di dalam Tipitaka itu TIDAK BERMANFAAT = kontradiksi dengan SIMSAPA SUTTA (SN 56:31). dan tentu-nya kisah SAMMASAMBUDDHA di konstelasi dunia lain juga menjadi tidak BERMANFAAT.
sudah keliatan.. bukan orang biasa.. kloneng ..kloneng..bel pun berbunyi ..kloneng..kloneng ..begitulah bunyinya :))maksudnya??
^^^maksunya gimana bro?? tolong bisa dijelaskan lebih rinci??
id baru tapi 'stok lama' :))
tidak diperlukan penahbisan untuk menjadi guru, tapi memang perlu penahbisan untuk menjadi murid.
bagi sebagian orang bermanfaat, bagi sbagian orang tidak bermanfaat, silahkan masing2 pilih. tidak ada paksaan kok, bagi yang merasa tidak bermanfaat silahkan keluar dari topik ini, tidak ada yang memaksa anda masuk ke topik ini.
Simsapa Sutta (Samyutta Nikaya 56.31)
Daun-Daun Simsapa
Diterjemahkan dari bahasa Pāḷi ke bahasa Inggris oleh
Bhikkhu Thanissaro
© 2009-2011
Ketika Yang Terberkahi tinggal di Kosambi didalam hutan simsapa.[1] Kemudian, memungut beberapa lembar daun simsapa dengan tangannya, beliau bertanya pada para bhikkhu, "Menurut kalian, para bhikkhu; Manakah yang lebih banyak, beberapa lembar ditanganku atau yang berada diatas di hutan simsapa?"
"Daun-daun yang berada ditangan Yang Terberkahi lebih sedikit, Yang Mulia. Yang diatas di hutan simpasa lebih banyak."
"Demikianlah, para bhikkhu, hal-hal yang telah saya ketahui dengan pengetahuan langsung tetapi tidak diajarkan lebih banyak [dibandingkan dengan apa yang saya ajarkan]. Dan mengapa aku tidak mengajarkannya? Karena hal-hal tersebut tidak berhubungan dengan tujuan, tidak berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan tidak membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Karena itulah aku tidak mengajarkannya.
"Dan apakah yang aku ajarkan?" 'Ini dukkha... Inilah penyebab dari dukkha... Inilah berhentinya dari dukkha... Inilah jalan latihan yang membawa pada berhentinya dukkha': Inilah yang aku ajarkan. Dan mengapa aku mengajarkan hal-hal tersebut? Karena hal-hal tersebut berhubungan dengan tujuan, berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Inilah mengapa aku mengajarkan hal-hal tersebut.
"Karena itu tugas kalian adalan merenungkan, 'Inilah dukkha... Inilah sumber dari dukkha... Inilah berhentinya dukkha.' Tugas kalian adalah merenungkan, 'Inilah jalan latihan yang membawa pada berhentinya dukkha."
engga ada gunanya deh bahas soal buddha yg ad di konstelasi galaksi lain..
jadi debat kusir deh akhirnya..
_/\_
Ini pernyataan MODERATOR atau DIKTATOR
Ini pernyataan MODERATOR atau DIKTATORoh ga suka ya?
jadi anda mengatakan kalo anda menelan bulat2 semua apa yang dikatakan oleh kitab suci adalah berguna??
buddha mendukung kebebasan berpikir bagi kita untuk memilah mana yang berguna dan mana yang tidak berguna bagi kita...
jangan mentang2 semua itu tertulis dalam kitab suci, jadi anda menganggapnya berguna bagi pengembangan sang jalan...
kalo anda mempunyai argumen seperti itu, berarti anda sama saja seperti agama "tetangga", dimana semua yang dikatakan oleh tuhan mereka adalah mutlak, tidak kurang, tidak lebih, dan tidak boleh protes...
itu pandangan primitif, yang dianut oleh orang2 djaman doeloe...
sekarang yang dijunjung adalah kebebasan berpikir untuk memilah manfaat2 dari kitab suci itu..
ingat, dhamma itu diajarkan sang buddha kepada kita adalah untuk kita juga, bukan kita untuk dhamma...
_/\_
Di forum ini, siapapun boleh meng-kritis-i Kitab Tipitaka (jika memang ada kemampuan dan pengetahuan akan kritikan itu). Silahkan, monggo....
Setuju !!!
Kita kaum Buddhis adalah kaum cendikiawan, kaum terpelajar yang benar benar tahu realita alam semesta, bukannya kaum penghayal asal baca asal ngayal.
bukannya daripada baca dan belajar, mendingan praktek untuk mencapai pencerahan???
dalam meditasi khan tdk pernah dibawa teori2 dari buku2...
Loh, bukannya meditasi perlu cara yang benar dari teori yang benar, kalau begitu caranya, kaum kaum diluar Thervada dapat mencapai kesucian dong, sebab mereka juga punya meditasi, Hindu juga meditasi.Memang meditasi perlu dengan cara dan dilandasi pandangan benar. Dan juga benar bahwa kaum petapa di luar Theravada dan Buddhisme BISA mencapai kesucian bahkan tanpa dapat ajaran teori apapun. Mereka dikenal sebagai Pacceka Buddha. Jadi tidak usahlah berlebihan menyikapi Theravada.
Memang meditasi perlu dengan cara dan dilandasi pandangan benar. Dan juga benar bahwa kaum petapa di luar Theravada dan Buddhisme BISA mencapai kesucian bahkan tanpa dapat ajaran teori apapun. Mereka dikenal sebagai Pacceka Buddha. Jadi tidak usahlah berlebihan menyikapi Theravada.
Muncul pertanyaan pada saya
1. Apakah Pacceka Buddha hadir hanya pada saat kekosongan ajaran ?
2. apakah jaman sekarang ini masih ada-nya ajaran (Buddha sasana) ?
3. Jika (1) dan (2) jawabanya "YA", maka pada saat ini tidak mungkin ada pacceka Buddha di luar Buddhisme !
Apakah penting utk mempertanyakan ajaran diluar Buddhisme bisa merealisasikan pencerahan atau tidak?... kita yang katanya mendapatkan atau mempelajari ajaran Buddha (katanya asli) masih belum juga merealisasikan pencerahan...daripada mengurusi orang lain... saya rasa buktikan dulu utk kita kalo sudah merealisasikan pencerahan baru kita membimbing orang lain....
Diluar Theravada tidak menganut konsep anatta , semuanya percaya roh roh, jadi mereka semua tidak akan bisa mencapai kesucian karena mereka punya pandangan kotor itu
Diluar Theravada tidak menganut konsep anatta , semuanya percaya roh roh, jadi mereka semua tidak akan bisa mencapai kesucian karena mereka punya pandangan kotor itu
Bila seseorang memukul anda, apakah ada perasaan yang timbul dalam diri anda?
Bila saya menghina anda, adakah atta yang marah di dalam diri anda?
Bila seseorang menghina ajaran buddha, adakah atta yang marah di dalam diri anda?
Bila ajaran Buddha akan lenyap, mengapa seorang lucky merasa perlu memperjuangkan? Kalau memang anda mengetahui anatta, mengapa ada perasaan yang timbul?
Ataukah alasan kedua, anda sesungguhnya tidak memahami konsep anatta, namun seperti bebek liar, anda berkoar2 mengenai anatta?
Gak peduli, mendingan gw Buddhis yang tahu dan yakin akan teori kebenaran akan anatta ini daripada orang lain yang kaga tau teori ini. Bukankah demikian ?
Jika ini tidak menjadikan saya lebih istimewa daripada yang tidak mengenalnya, jadi buat apa anatta dibabarkan ? Kita umat Buddhis itu lebih unggul daripada yang lain sebab kita punya teori Anatta.
Begini Black,
Apakah mengenal Dhamma nan agung ini tidak patut dibanggakan ? kalau kita sendiri tidak percaya diri dan bangga pada Dhamma, bisa jadi bahan limbasan kaum kaum evang eng eng lilis lilis , dan kesesatan aliran lain.
Mending kita dikatai sombong lah, angkuh lah, kasar lah, benci lah, gpp... asal para kaum sesat bisa tersadarkan, inilah metta karuna yang sejati. Menurut saya kita semua yang berjuang di forum ini maupun tempat lain, berusaha menang dalam debat dan dengan berbagai cara yang menguras emosi serta meninggikan posisi Dhamma dengan berbagai makian , sindiran dan ejekan yang terampil, merupakan praktek nyata Dhamma, yaitu catur Brahmavihara. Dibandingkan dengan yang cuma duduk diam merenung entah kemana , menahan ucapan , menahan emosi dan keinginan tapi sama sekali tidak membawa kemajuan bagi semangat Dhamma. Saya lebih segan pada teman teman seperjuangan yang berani dan penuh enerjik , trampil dalam perdebatan dan berkata kata, inilah generasi Dhamma yang sejati.
Maksud saya, cara meninggiikan Dhamma memuji Dhamma itu bukan dengan cara chanting wes ewes ewes
atau duduk diam ngelamun apaan
tapi dengan cara aktif memberantas pandangan sesat dari kaum kaum sesat, saya yakin kami semua yang telah berusaha dengan jerih payah, meluangkan waktu untuk mencaci dan mengejek para kaum sesat , memperoleh kekuatan untuk samadhi dalam kebenaran sejati. Sebab kita lakukan praktek metta yang sejati berharap semua bahagia dalam Dhamma, karuna sejati supaya berakhir kebodohan mereka dalam tahyul, mudita sejati dimana kita turut suka cita dengan teman teman seperjuangan, upekkha sejati dengan memandang bahwa kita semua setara maka semua pantas dapatkan Dhamma yang agung ini, maka saya tidak akan menyimpannya sendiri, usahakanlah supaya mereka semua tersadar dari kebodohan.
Maksud saya, cara meninggiikan Dhamma memuji Dhamma itu bukan dengan cara chanting wes ewes ewes
atau duduk diam ngelamun apaan
tapi dengan cara aktif memberantas pandangan sesat dari kaum kaum sesat, saya yakin kami semua yang telah berusaha dengan jerih payah, meluangkan waktu untuk mencaci dan mengejek para kaum sesat , memperoleh kekuatan untuk samadhi dalam kebenaran sejati. Sebab kita lakukan praktek metta yang sejati berharap semua bahagia dalam Dhamma, karuna sejati supaya berakhir kebodohan mereka dalam tahyul, mudita sejati dimana kita turut suka cita dengan teman teman seperjuangan, upekkha sejati dengan memandang bahwa kita semua setara maka semua pantas dapatkan Dhamma yang agung ini, maka saya tidak akan menyimpannya sendiri, usahakanlah supaya mereka semua tersadar dari kebodohan.
sang buddha tidak pernah "memberantas kaum sesat" pada masa hidupnya, bahkan masih ada 6 guru besar yang sesat yang hidup pada masa sang buddha, tapi kenapa tidak diberantas oleh sang buddha sendiri???
apakah itu artinya sang buddha tidak mengikuti "dhamma sejati" versi anda???
Begini Black,
Apakah mengenal Dhamma nan agung ini tidak patut dibanggakan ? kalau kita sendiri tidak percaya diri dan bangga pada Dhamma, bisa jadi bahan limbasan kaum kaum evang eng eng lilis lilis , dan kesesatan aliran lain.
Mending kita dikatai sombong lah, angkuh lah, kasar lah, benci lah, gpp... asal para kaum sesat bisa tersadarkan, inilah metta karuna yang sejati. Menurut saya kita semua yang berjuang di forum ini maupun tempat lain, berusaha menang dalam debat dan dengan berbagai cara yang menguras emosi serta meninggikan posisi Dhamma dengan berbagai makian , sindiran dan ejekan yang terampil, merupakan praktek nyata Dhamma, yaitu catur Brahmavihara. Dibandingkan dengan yang cuma duduk diam merenung entah kemana , menahan ucapan , menahan emosi dan keinginan tapi sama sekali tidak membawa kemajuan bagi semangat Dhamma. Saya lebih segan pada teman teman seperjuangan yang berani dan penuh enerjik , trampil dalam perdebatan dan berkata kata, inilah generasi Dhamma yang sejati.
Saya bisa makan "Kentucky Fried Chicken" karena ada orang lain yang motong ayam...apa hubungannya?? ??? ??? ???
Saya rasa kita harus balik merenungklan ke-tiga akar (lobha, dosa, moha) ketika kita berpikir, berucap, dan bertindak... Kalo yg kita umbar adalah lobha dan dosa tentu tidak akan membawakan kemajuan buat diri sendiri dan orang lain.... coba dulu jalankan untuk diri sendiri ga usah terburu2 sudah harus meluruskan orang lain... jangan takut Alam ini akan tetap menunggu kita krn umurnya jauh lebih panjang dari umur kita, nah kalo kita sudah terapkan dlm hidup kita dan telah berhasil..ketika kita membimbing orang lain, kita berpikir, berucap dan bertindak ke orang lain penuh dengan cinta kasih tentu orang akan bisa mengikut pemikiran kita dengan pelan2.....dengan demikian bisa membimbing mereka....
uda kejauhan ko ryu...
ga tau lagi topiknya uda mental kemana =)) =)) =))
Saya rasa kita harus balik merenungklan ke-tiga akar (lobha, dosa, moha) ketika kita berpikir, berucap, dan bertindak... Kalo yg kita umbar adalah lobha dan dosa tentu tidak akan membawakan kemajuan buat diri sendiri dan orang lain.... coba dulu jalankan untuk diri sendiri ga usah terburu2 sudah harus meluruskan orang lain... jangan takut Alam ini akan tetap menunggu kita krn umurnya jauh lebih panjang dari umur kita, nah kalo kita sudah terapkan dlm hidup kita dan telah berhasil..ketika kita membimbing orang lain, kita berpikir, berucap dan bertindak ke orang lain penuh dengan cinta kasih tentu orang akan bisa mengikut pemikiran kita dengan pelan2.....dengan demikian bisa membimbing mereka....
Menurut saya, saya dilandari oleh perasaan metta, karuna, mudita dan upekha, supaya mereka juga bersama menikmati Dhamma nan agung. Saya tidak mau jadi orang yang acuh pada mereka yang dibelenggu pandangan sesat.wong sang buddha ajah engga peduli sama orang sesat pada zamannya, kecuali mreka memiliki kematangan mendengar dhamma...
Itu kan hanya "katanya" teks.
sebaiknya sih anda ambil ikrar luhur, tidak akan mencapai kebudaan sampai semua aliran sesat di berantas.setuju...
setuju...
tapi kira2 kapan selesainya yah ikrar itu??
Yah ini yang saya maksud. Sebenarnya kita sejalan, hanya saja anda sekalian masih tabu dengan istilah saling menyindir, mengejek, mengangkat ego dsb. Toh itu semua hanya istilah. Cobalah kita jujur pada diri sendiri bahwa Dhamma agung ciptaan batin kita masing2 yang selama ini kita kobarkan , angkat setinggi tingginya, demi menopang batin kita yg rapuh , yang merasa terasing tanpa sebuah pengakuan dan kepuasan semu. Bahwa tujuan hidup kita yang sejati adalah untuk melibas segala pandangan sesat dengan berbagai cara sesuai apa yang bisa kita lakukan dan batas keberanian kita masing2. Saya bangga dan haru, masih banyak teman2 seperjuangan saya, walau mereka masih tidak mengenal jati dirinya.
kalau saya malah berpendapat bahwa orang seperti anda adalah orang yang dangkal..
untuk apa kita bersemangat menyebarkan dhamma kalau kita masih punya ego(ingin pendapat kita didengar, merasa agama kita yang paling benar)...
ini tidak sejalan dengan hukum anatta sama sekali, dan kita tidak akan pernah bisa memasuki sang jalan kalau terus begini cara kita memandang buddhisme...
Sesungguhnya, justru ego bisa kita transformasikan, ego kemelekatan pada pribadi, ingin pribadi menjadi tambah baik, ini menyebabkan timbulnya suatu penyesalan karena belum mencapai suatu tingkatan batin yang berearti, dan penyesalan ini sangat tidak baik bagi kondisi batin. Menyebabkan tertekan dan tidak tenang. Oleh karena itu, ego perlu kita transformasikan untuk kepentingan Dhamma sesuai pendapat kita, supaya yang lain bisa mendengar dan harus bisa menerima pendapat kita, Dhamma yang telah diciptakan oleh kemurnian hati kita. Sesungguhnya Anda adalah siswa Buddha yang berbakat, dan saya mensyukuri bahwa ternyata di Indonesia ini masih banyak insan insan Dhamma dengan pencapaian tinggi melebihi kaum kaum sesat yang tidak mampu mengontrol kesadaran dengan baik karena mereka meyakini konsep yang sesat. Gunakanlah metta karuna mu untuk maju membimbing insan semua yang tersesat.
Memang sesungguhnya saya gusar, kenapa ketenangan dan pengendalian saya masih bisa kalah dengan para pengikut pengikut sesat, tapi saya cam kan dalam pikiran bahwa mereka memperolehnya dari karma baik masa lampau, ditambah faktor faktor keberuntungan. Sebab tidaklah mungkin ajaran diluar Dhamma menghasilkan insan insan yang mampu memiliki kedamaian batin dan pengendalian diri.
Saya sebenarnya sangsi akan kebenaran teori anatta, dimana sesungguhnya seumur umur kita semua tidak pernah bisa lepas dari ego, walau kita melakukan kebaikan juga apa yang kita lakukan juga sanggup dilakukan oleh umat umat sesat yang tidak paham teori anatta. Saya sangsi teori anatta ini hanya merupakan pemikiran semu yang digunakan demi mengalahkan atau menandingi teori kaum sesat.
^agreed...
ini bahas apa-an tuh, sehati-hati an... laskar dhamma... wow... sampe ke karma baik masa lampau n keberuntungan...
tu liat topic nya > "Pertanyaan tentang Samma-Sambuddha"
pesan buat lucky, di buddhism tidak minta ente percaya koq, buddhism kan bagi ajaran agama lain dikata sesat, ya uda, buang aja... klo ente penasaran, ya buktikan, bener kaga apa yg di katakan di dalam buddhism, simple, kaga usa pake komentar ini itu... useless n terlihat lucu tulisan ente yg lebih terlihat seperti domba yg kesasaran mencari domba2 lain nya...
Betul, bukankah kita dianjurkan tidak boleh menelan mentah mentah, kenapa saya mengatakan meragukan suatu konsep kok sepertinya dipandang sebagai pendosa ? Berarti anda menganut paham harus meyakini semua apa kata Tipitaka dong ?saya bukannya memprotes kalo anda harus percaya semua isi tipitaka...
Selama masih ada pandangan sesat berarti masih ada orang orang yang hidup dengan cara rendah, perlu di cela karena mereka tercela, supaya mereka sadar dan bisa hidup dengan Dhamma seperti kita !
saya bukannya memprotes kalo anda harus percaya semua isi tipitaka...
yang saya kritik, adalah agar bro bisa yakin dulu terhadap ajaran ini, baru menyampaikannya kpd orang lain...
kalau anda saja belum meyakini ajaran buddha, bagaimana anda bisa meyakinkan orang lain untuk percaya???
kalau tidak ada keyakinan dalam diri kita, bagaimana kita bisa menumbuhkan keyakinan dalam diri orang lain???
kalau sikap anda seperti itu sama saja dengan orang buta yang menunjukkan jalan pada orang buta...
kaga bakalan pernah tercapai toh tujuannya???
Betul, bukankah kita dianjurkan tidak boleh menelan mentah mentah, kenapa saya mengatakan meragukan suatu konsep kok sepertinya dipandang sebagai pendosa ? Berarti anda menganut paham harus meyakini semua apa kata Tipitaka dong ?
Selama masih ada pandangan sesat berarti masih ada orang orang yang hidup dengan cara rendah, perlu di cela karena mereka tercela, supaya mereka sadar dan bisa hidup dengan Dhamma seperti kita !
Justru keyakinan kita berasal dari penyelidikan.
Setelah saya selidiki mengenai anatman ini, ternyata demikianlah kesimpulan saya pada teori ini.
Kan bukan mentang mentang Tripitaka bilang ttg dongeng makhluk ini makhluk itu , kesaktian ini kesaktian itu lantas kita percaya aja. Siapa tau itu ada unsur pengaruh tradisi masa itu, atau ada tujuan tujuan tertentu , namun jangan konotasikan "tujuan tujuan tertentu" ini merupakan tujuan jahat, bisa juga bertujuan menandingi teori teori keyakinan sesat yang lain. Dan teori tandingan ini juga bukan kebenaran tertinggi. Jika kebenaran tertinggi , bukankah seharusnya yang mengenal teori ini udah dikatakan memperoleh kebenaran tertinggi. Maka dari itu saran saya jangan telah mentah mentah isi Tripitaka, sesuai wejangan Sang Buddha.
tulisan di dalam tipitaka memang kaga usa anda percaya, kenapa anda cape2 mau mengomentari, bukan kah jika anda tidak mempercayai nya harus anda telaah dan buktikan, bukan anda katakan macam2, justru ada agama yg sangat memalukan yg mengharuskan percaya diatas pembuktian, itu lah kebodohan sesungguhnya, bahkan kotoran anjing dikata sebagai coklat dari si tuhan, sungguh rendah para laskar dalam keyakinan itu, termasuk para umat nya... betul ?
wah, sy menemukan kata pendosa ? anda seorang domba dr gusti brewok ? kaga perlu bermunafik ria, berbicara seakan anda seorang umat buddhist namun anda menyusupkan kata2 yg menjatuhkan keyakinan umat buddhist disini, sungguh pengecut tindakan seperti itu...
justru itu para domba2 itu sy katakan tercela, berbohong atas nama tuhan nya, berbicara omong kosong demi mengagungkan nama tuhan nya... pandangan sesat dan rendah demikian yg patut di basmi, biar manusia lebih bijak dari pd menjadi manusia rendah tp mengaku bersih...
sepertinya emang keturunan dari mas brewok...
saya sudah agak2 curiga dengan gelagatnya dari awal, soalnya bahasa2 yang digunakan sepertinya lebay banget(lebih pas dipake pejuang '45 dari pada orang modern), berbeda dengan orang lain yang ada di forum ini...
udah gitu bahasanya itu2 aja...
berantas pandangan sesatlah, laskar dhammalah, pejuang dhamma lah...
mirip sekali sama keturunan mas brewok yang ngomong2 soal kasih terus tanpa tindakan...
Justru kalimat ini yang saya maksud, dengan demikian, mereka akan sadar, sebab orang jaman sekarang harus dicemooh baru dia akan malu akan tindakannya yang konyol. Saya sejak awal mau menjelaskan supaya kita bisa bersikap seperti kak william , jangan ragu mencemooh pandangan sesat, tapi bolak balik kakak tidak paham maksud saya. Tapi sekarang saya rasa kak wiliam sudah paham, bukan hanya paham tapi sudah dipraktekkan. Justru kata kata ejekan yang kita lontarkan merupakan praktek Dhamma yang sesungguhnya.
saudaraku, walau kalimat anda berkesan mencurigai saya, namun justru menunjukkan betapa saya sangat setuju pada kalimat anda, memang kita kudu tegas ! Masaaak semua kudu dipercaya, aneh kan ? Sebab siapa tahu kitab kitab ada tambahan dan tujuan tujuan, ini maksud saya. Entah kenapa saudara william menentang wejangan mulia kita bahwa kita perlu menelaah bukan menelan mentah mentah ttg teori.
Masalah anatta saya bahas di thread lain.
Justru saya mendukung bahwa kita harus berani seperti saudara , keyakinan keyakinan lain itu begitu menggelikan, masa kebenaran sejati brewok dan gondrong. Ada ada saja, itu pemikiran dangkal dan sempit.
Salut, kita memang harus budidayakan supaya mereka semua tahu bahwa keyakinan mereka lucuuuuuuu banget dan konyol. Sesungguhnya kalau keyakinannya konyol , sudah pasti hal tsb patut di cela. Menurut saya justru inilah praktek mulia metta karuna mudita dan upekkha.
Justru kalimat ini yang saya maksud, dengan demikian, mereka akan sadar, sebab orang jaman sekarang harus dicemooh baru dia akan malu akan tindakannya yang konyol. Saya sejak awal mau menjelaskan supaya kita bisa bersikap seperti kak william , jangan ragu mencemooh pandangan sesat, tapi bolak balik kakak tidak paham maksud saya. Tapi sekarang saya rasa kak wiliam sudah paham, bukan hanya paham tapi sudah dipraktekkan. Justru kata kata ejekan yang kita lontarkan merupakan praktek Dhamma yang sesungguhnya.
saudara ku tidak sedarah yg baik, walau anda bersilat lidah, tetap saja tulisan tidak bs berbohong... bisa anda pertegas, ajaran agama mana yg "lucuuuuuuu banget dan konyol" biar jelas aja...
ajaran tidak ada yg brewok dan gondrong, tp si pujaan nya yg gondrong kayak pengemis jalan, oleh orang2 tertentu di kira pendekar pengemis anak raja di istana sono... itu yg perlu di basmi, karena pasti sangat memalukan imajinasi yg kelewatan dangkal...
wait... jika anda tidak paham buddhism, jgn pandai menjudge apa itu metta-karuna-mudita-upekkha terlebih berani menyatakan bentuk prakteknya, omong kosong sperti tulisan anda yg sungguh memalukan dan pantas untuk di cela, karena terlalu banyak bermain di kandang domba yg bau dan kotor akan kejujuran...
saudara ku tidak sedarah yg baik, sekali lg, jika anda tidak paham akan buddhism jgn lah anda melontarkan kata2 yg tidak seharusnya anda lontarkan, jgn lah menjadi seorang pendosa yg pandai membuat propaganda, apakah cuma kemampuan itu yg anda miliki sebagai murid gusti brewok ?
sy sungguh setuju dengan sikap propaganda anda, tp alangkah lebih baik lg jika teknik propaganda anda, dipraktekkan didalam kalangan anda sendiri, itu adalah tingkatan tertinggi dari ajaran kasih gusti brewok... perhatikan saja, nti anda akan terlebih begitu kasih-an karena telah melampaui ajaran kasih tersebut... itulah praktek sejati dari kasih...
berhubung topic ini sudah OOT sekali, silahkan membuat thread baru untuk membahas masalah ini...
saya mau buat thread baru, tapi engga tau mau taro judul apa..
=))
Justru menurut saya kakak sedang mempraktekkan Dhamma yang sejati. Kak, mohon kita rneungkan saja, saat orangtua memarahi kita atau bahkan menghukum kita, semua dilandasi karena beliau peduli pada kita. Demikian juga ajakan saya untuk aktif memberantas pandangan sesat. Justru saya sangat setuju dengan reply an kakak, menurut saya sesungguhnya kakak yang benar benar memahami Dhamma. Makin seseorang paham Dhamma, makin muak pada ajaran sesat, sebab ajaran sesat adalah sumber samsara, kita ini muak pada samsara yang tidak memuaskan ini. Makin seseorang paham Dhamma, makin kita tahu betapa konyolnya ajaran ajaran gusti brewok dan gusti gusti lainnya.
Tidak ada yang OOT, disini kita membahas Samma-sambuddha. Untuk mencapainya tentu saja kita harus rajin berusaha memberantas pandangan sesat.
saya rasa tidak ada hubungannya antara samma-sambuddha dengan pandangan sesat...
coba tanya orang lain, apa hubungannya, pasti mereka tidak bsa menjawab...
atau mungkin otak saya saja yang agak lemot sehingga tidak tahu apa hubungan pandangan sesat dengan samma-sambuddha yah??