//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal  (Read 13782 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #30 on: 12 April 2011, 04:42:30 PM »
gpp :) dimana yang belum dipahami? saya akan coba bantu menjelaskan kembali

 pertanyaan pertanyaan saya diatas , saya merasa belum dapat memahami dan merasa belum mendapat jawaban yang benar2 dapat saya mengerti   _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #31 on: 12 April 2011, 04:58:31 PM »
Quote
Jika kita menganalisa, makhluk hidup khususnya manusia terdiri dari 2 bagian utama, yaitu:

1. Jasmani atau disebut Rupa.
2. Batin atau disebut Nama.

Jasmani dan batin ini terdiri dari Lima Kelompok Kehidupan atau Panca Khandha.
Panca Khandha (Pali) atau Panca Skandha (Sanskerta) berasal dari kata ”panca” dan ”khandha”. Panca berarti lima dan khandha berarti kelompok/kumpulan. Jadi panca khandha berarti lima kelompok pembentuk kehidupan.
Guru Buddha dalam Satta Sutta; Radha Samyutta; Samyutta Nikaya 23.2 {S 3.189} menjelaskan:
”Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup.”
Jadi, apa yang disebut sebagai makhluk hidup termasuk manusia, dalam pandangan Buddha Dhamma adalah hanya merupakan perpaduan dari Panca Khandha yang saling bekerja sama secara erat satu sama yang lain. Tidak ditemukan suatu atma/atta atau roh yang kekal dan abadi.

Panca Khandha terdiri dari:

1. Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.
2. Viññana = Kesadaran.
3. Sañña = Pencerapan.
4. Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental
5. Vedanä = Perasaan.

Rupa digolongkan sebagai Rupa (kaya) atau jasmani, sesuatu yang berbentuk dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki berikut hal-hal lainnya yang ada dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, pernapasan, suara, suhu tubuh, dan sebagainya. Rupa atau jasmani ini juga merupakan perpaduan dari 5 unsur, yaitu : unsur padat (pathavi dhatu), unsur cair (apo dhatu), unsur api/panas (tejo dhatu), unsur angin/gerak (vayo dhatu), dan unsur udara/oksigen (akasa dhatu).
Viññana, Sañña, Sankhära, Vedanä digolongkan sebagai Nama (citta) atau batin, sesuatu yang berada dalam jasmani dan tidak dapat dilihat. Di bawah ini merupakan penjelasan atas Viññana, Sañña, Sankhära, Vedanä sekaligus proses batin secara berurutan yang terjadi ketika jasmani kita melakuan kontak dengan sesuatu.
Viññana
Viññana berarti kesadaran atau juga disebut dengan citta. Keberadaannya dapat kita analisa ketika kita menyadari bahwa bathin kita telah menangkap suatu rangsangan ketika anggota tubuh kita berhubungan dengan sesuatu, misalnya:

- terjadi kontak antara mata dengan suatu bentuk.
- terjadi kontak antara jasmani dengan sentuhan.
- terjadi kontak antara telinga dengan suara.
- terjadi kontak antara hidung dengan bau-bauan.
- terjadi kontak antara pikiran dengan situasi.

Sañña
Sañña berarti pencerapan. Keberadaannya dapat kita analisa ketika batin kita mencerap atau menerima ataupun mengenal rangsangan-rangsangan yang terjadi pada tubuh kita melalui suatu bagian dari otak kita.

Sankhära
Sankhära berarti bentuk-bentuk pikiran. Keberadaannya dapat kita analisa ketika rangsangan pada tubuh yang telah disadari dan dicerap akan dibanding-bandingkan dengan pengalaman kita yang dulu-dulu melalui gambaran-gambaran pikiran yang tersimpan dalam batin kita, yang pernah kita lihat, dengar, sentuh dan lain-lain.

Vedanä
Vedanä berarti perasaan. Keberadaannya dapat kita analisa ketika kita telah membanding-bandingan rangsangan kemudian timbul perasaan senang (suka) atau tidak senang (tidak suka), bahagia maupun menderita, dan perasaan netral.

Secara singkat, proses batin yang terjadi ketika tubuh kita menerima rangsangan sebagai berikut:
Kesadaran => Pencerapan => Pikiran => Perasaan
(proses batin ini terjadi secara cepat)
Karena makhluk hidup khususnya manusia merupakan perpaduan dari berbagai unsur atau kelompok kehidupan (khandha), maka sesuai dengan hukum Tiga Corak Kehidupan (Tilakkhana), maka makhluk hidup apapun juga memiliki sifat tidak kekal (anicca), bukan diri sejati (anatta), dan dapat menimbulkan penderitaan (dukkha).
« Last Edit: 12 April 2011, 05:02:49 PM by M14ka »

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #32 on: 12 April 2011, 05:11:26 PM »
 :-?
lalu jiwa itu apa?
jiwa itu kekal atau tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?

 _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #33 on: 12 April 2011, 05:38:35 PM »
tidak ada sesuatu yg disebut jiwa atau roh yg berpindah dari suatu jasmani yg mati ke jasmani lain yg akan dilahirkan. ini adalah pandangan yg mungkin sampai saat ini masih eksklusif hanya dalam Buddhism. ketika satu makhluk mati, pada saat yg sama akan muncul makhluk yg sama sekali baru yg terhubung hanya oleh kesadaran kelahiran kembali. ini dijelaskan secara lebih terperinci dalam Abhidhamma, jadi memohonlah kepada para pakar abhidhamma di forum ini untuk menjelaskan hal ini.

dalam banyak literatur buddhis, sering digunakan perumpamaan api lilin untuk menjelaskan hal ini. sebatang lilin menyala, kemudian lilin ke dua dinyalakan dari lilin pertama, api lilin ke dua adalah api yg berdiri sendiri, tapi kemunculannya adalah berasal dari lilin pertama.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #34 on: 12 April 2011, 06:14:23 PM »
jika jiwa itu bukan kesadaran, lantas jiwa itu apa?

satu kesatuan dari diri  adalah nama dan rupa, bukan kah rupa adalah wajah = raga?

mohon maaf jika terlalu banyak pertanyaan  _/\_

Bro Wang Ai Lie yang baik, nimbrung ya...?

Jawaban dari yang di bold mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan bro... Jadi apakah yang disebut jiwa....? Pandangan non Buddhis mengatakan setiap mahluk memiliki jiwa, jiwa ini bisa ditemukan pada diri seseorang atau suatu mahluk. Dalam ajaran lain jiwa ini disebut atma (atta). Jadi menurut pandangan lain ada jiwa dan raga.

Pertanyaan TS bila dikaitkan dengan pandangan non-Buddhis tentu saja tak sinkron, karena menurut pandangan non-Buddhis jiwa adalah kekal.

Pandangan Buddhis agak berbeda. Menurut pandangan Buddhis mahluk adalah kumpulan dari kesadaran (vinnana), perasaan (vedana), persepsi/ingatan (sanna), bentuk-bentuk pikiran (sankhara) dan jasmani (rupa).

kumpulan kesadaran, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran disebut batin (nama) Sedangkan rupa bisa berarti bentuk, jasmani, materi.

Batin timbul tenggelam sesuai dengan kondisi yang melandasinya. Dalam hal ini kesadaran, timbul mengikuti kondisi yang melandasinya, umpamanya kesadaran bila melihat sesuatu disebut kesadaran mata.
Kesadaran mendengar sesuatu adalah kesadaran telinga. dstnya.
Kesadaran mata timbul ketika kita melihat sesuatu, tetapi ia akan lenyap ketika kita tidur atau pingsan dsbnya. Jadi inilah dimaksud dengan kesadaran yang timbul-tenggelam.

Demikian juga perasaan, persepsi dll, muncul dan lenyap sesuai kondisi yang melandasinya.
Karena mahluk hidup adalah kumpulan dari unsur-unsur batin dan jasmani, sedangkan dari contoh-contoh tersebut ternyata ia selalu muncul-lenyap oleh karena itu ia disebut tidak kekal.

Pada waktu bermeditasi Vipassana sifat timbul lenyapnya batin ini akan nampak lebih jelas lagi. Demikian juga dengan proses muncul dan lenyapnya dapat teramati dengan jelas.

Tapi untuk jawaban secara umum sifat tidak kekal batin dapat dilihat dengan cara yang telah saya uraikan, kita menyadari bahwa kesadaran mata tidak hadir terus-menerus, demikian juga kesadaran telinga dll. Namun walaupun kita mengetahui semua hal itu bisa muncul-lenyap, bagi non-meditator tidak dapat melihat dengan jelas kapan timbul atau lenyapnya kesadaran tsb. Hanya dengan perhatian yang seksama dan terkonsentrasi kita dapat melihat seluruh proses tersebut.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #35 on: 12 April 2011, 06:23:27 PM »
:-?
lalu jiwa itu apa?
jiwa itu kekal atau tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?

 _/\_

Bro Wang Ai Lie yang baik, kesadaran yang muncul dan lenyap kembali (on-off) ini mati ketika ia lenyap dan hidup ketika ia muncul kembali.

Pada waktu tumimbal lahir (rebirth) kesadaran yang ada pada tubuh yang satu katakanlah sebagai si Polan, mati (off). Dan hidup (on) kembali ketika ada kondisi yang mendukung yaitu jasmani yang baru pada tubuh si Bejo dstnya.

Jadi sebenarnya tak ada perpindahan kesadaran. Yang ada adalah kesadaran yang muncul kembali ketika ada kondisi baru yang mendukung kemunculannya.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #36 on: 12 April 2011, 06:24:58 PM »
terima kasih bro fabian atas penjelasannya   _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #37 on: 12 April 2011, 07:18:08 PM »
:-?
lalu jiwa itu apa?
jiwa itu kekal atau tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?

 _/\_

Penjelasan sdr. Fabian sudah cukup lengkap. Saya cuma mau menambahkan sedikit:

Secara Abhidhamma (saya bukan ahli Abhidhamma, tetapi tahu sedikit tentang Abhidhamma, so cmiiw), apa yang umum dianggap orang sebagai jiwa tak lain adalah batin (nama) atau pikiran (citta) yang terdiri dari kesadaran (vinnana) yang timbul dan lenyap bersamaan dengan fungsi-fungsi mental (cetasika) yang menyertainya, yaitu perasaan (vedana), persepsi/pencerapan (sanna), dan bentuk-bentuk pikiran (sankhara). Ibarat buah apel sangat sulit dibedakan dari atribut2 yg menyertainya (misalnya bentuk, warna, bau dr apel tsb), demikian juga kesadaran sangat sulit dibedakan dari faktor2 mentalnya.

Namun kesadaran ini bukanlah kesadaran yg kekal atau jiwa spt pandangan umum. Menurut Abhidhamma, kesadaran merupakan proses berpikir yang timbul, bertahan sebentar, dan lenyap utk kemudian digantikan oleh proses berpikir selanjutnya. Menurut komentar, dlm waktu sekejap kilatan cahaya halilintar, bermilyar2 proses kesadaran bs terjadi. Untuk lebih lanjut tentang proses berpikir/kesadaran ini bisa dipelajari dlm Abhidhamma.

Untuk proses kelahiran kembali menurut Abhidhamma terjadi tanpa melibatkan adanya perpindahan kesadaran/jiwa. Untuk detail bagaimana proses kelahiran kembali yg tanpa melibatkan sesuatu yg berpindah dr satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, bisa dibaca dlm Abhidhamma stlh memahami proses berpikir (krn proses berpikir saat kematian kurang lebih sama dg proses berpikir normal, cuma objeknya berbeda).

Secara singkat dikatakan bhw saat kematian, kesadaran terakhir pd kehidupan ini yg disebut cuti-citta (kesadaran kematian) berproses dan berubah menjadi kesadaran baru pd kehidupan berikutny yg disebut patisandhi-vinnana (kesadaran kelahiran kembali). Kesadaran kematian ini serupa tetapi tidak sama dengan kesadaran kelahiran kembali. Dikatakan serupa krn kesadaran kematian berproses menjadi kesadaran kelahiran kembali, dikatakn tidak sama krn kesadaran kematian lenyap dan kesadaran kelahiran kembali timbul krn lenyapnya kesadaran kematian.

Spt yg dikatakan sdr. Fabian, utk mengetahui timbul dan lenyapnya kesadaran ini kita perlu melatih vipassana. Mempelajari Abhidhamma saja tidak cukup jk tidak diterapkan dlm latihan vipassana. Para meditator dr ajaran lain yg tdk dpt melihat timbul dan lenyapnya proses kesadaran  yang sangat cepat ini menyangka kesadaran (atau unsur batin lainnya seperti perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran) adalah kekal, tidak berubah, dan mrpk jiwa yg berpindah dr satu kehidupan ke kehidupan lainnya.

Dlm bhs yg lebih sederhana YA Bhikkhu Nagasena menjelaskan proses kelahiran kembali ini dlm Milinda Panha (Pertanyaan Raja Milinda):

Quote
Raja Milinda (M):“Orang yang terlahir kembali, Nagasena, apakah dia orang yang sama atau berbeda?”
Bhikkhu Nagasena (N):“Bukan sama namun juga bukan berbeda.”
M: “Berikanlah ilustrasi.”
N: “Sama halnya seperti susu yang pertama-tama berubah menjadi dadih lalu menjadi mentega dan kemudian menjadi ghee. Tidak benar bila dikatakan bahwa ghee, mentega, dan dadih tersebut sama dengan susu, tetapi semuanya itu berasal dari susu. Begitu juga tidaklah benar bila dikatakan bahwa ghee, mentega, dan dadih itu sesuatu yang bukan susu.”

M: “Apa yang terlahir kembali itu, Nagasena?’
N: “Batin (nama) dan jasmani (rupa).”
M: “Apakah batin dan jasmani yang ini juga yang terlahir kembali?”
N: “Bukan, tetapi oleh batin dan jasmani inilah maka perbuatan-perbuatan (kamma) dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itulah maka batin dan jasmani yang lain terlahir kembali. Walaupun demikian, batin dan jasmani itu tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya.”
M: “Berikanlah ilustrasi.”
N: “Seperti halnya api yang dinyalakan seseorang. Setelah merasa hangat, mungkin orang itu pergi meninggalkan dalam keadaan menyala. Andaikan saja api tersebut kemudian menjalar dan membakar ladang orang lain, lalu pemilik ladang itu menyeretnya ke hadapan raja serta menuntut orang yang menyalakan api tersebut. Bila dia berkata, ‘Baginda yang mulia, saya tidak membakar ladang orang ini. Api yang saya tinggalkan itu berbeda dengan api yang membakar ladang orang ini. Saya tidak bersalah’, apakah dia patut dihukum?”
M: “Tentu saja, karena tak peduli apa pun yang dia katakan, api itu berasal dari api sebelumnya.”
N: “Demikian juga, O baginda, oleh batin dan jasmani ini perbuatan-perbuatan dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu maka batin dan jasmani baru akan terlahir kembali; tetapi batin dan jasmani tersebut tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya.”

Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/bab-dua-kelahiran-kembali/
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #38 on: 16 April 2011, 05:20:02 PM »
Salam semuanya,

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa jiwa itu tidak kekal?
bagaimana cara membuktikan bahwa jiwa itu tidak kekal?



termasuk dimanakah jiwa itu nama (batin) atau rupa (jasmani) ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline jimmy tahir

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #39 on: 21 September 2011, 07:16:37 PM »
jiwa hanyalah hasil kontak antara roh dan fisik
biar begitu.. kita butuhkan jiwa, untuk mengerti segala sesuatu(jiwa hanya untuk merasakan) tidak untuk menilai, baik buruk, bagi diri sendiri.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #40 on: 21 September 2011, 08:18:14 PM »
jiwa hanyalah hasil kontak antara roh dan fisik
biar begitu.. kita butuhkan jiwa, untuk mengerti segala sesuatu(jiwa hanya untuk merasakan) tidak untuk menilai, baik buruk, bagi diri sendiri.

Roh Jung Nam yang dari korea itu yah...
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #41 on: 22 September 2011, 09:12:19 AM »
Roh Jung Nam yang dari korea itu yah...

lebih terkenal ex presiden korea ROH TAE WOO,  =))

 :backtotopic:
« Last Edit: 22 September 2011, 09:15:11 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.