jika jiwa itu bukan kesadaran, lantas jiwa itu apa?
satu kesatuan dari diri adalah nama dan rupa, bukan kah rupa adalah wajah = raga?
mohon maaf jika terlalu banyak pertanyaan
Bro Wang Ai Lie yang baik, nimbrung ya...?
Jawaban dari yang di bold mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan bro... Jadi apakah yang disebut jiwa....? Pandangan non Buddhis mengatakan setiap mahluk memiliki jiwa, jiwa ini bisa ditemukan pada diri seseorang atau suatu mahluk. Dalam ajaran lain jiwa ini disebut atma (atta). Jadi menurut pandangan lain ada jiwa dan raga.
Pertanyaan TS bila dikaitkan dengan pandangan non-Buddhis tentu saja tak sinkron, karena menurut pandangan non-Buddhis jiwa adalah kekal.
Pandangan Buddhis agak berbeda. Menurut pandangan Buddhis mahluk adalah kumpulan dari kesadaran (vinnana), perasaan (vedana), persepsi/ingatan (sanna), bentuk-bentuk pikiran (sankhara) dan jasmani (rupa).
kumpulan kesadaran, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran disebut batin (nama) Sedangkan rupa bisa berarti bentuk, jasmani, materi.
Batin timbul tenggelam sesuai dengan kondisi yang melandasinya. Dalam hal ini kesadaran, timbul mengikuti kondisi yang melandasinya, umpamanya kesadaran bila melihat sesuatu disebut kesadaran mata.
Kesadaran mendengar sesuatu adalah kesadaran telinga. dstnya.
Kesadaran mata timbul ketika kita melihat sesuatu, tetapi ia akan lenyap ketika kita tidur atau pingsan dsbnya. Jadi inilah dimaksud dengan kesadaran yang timbul-tenggelam.
Demikian juga perasaan, persepsi dll, muncul dan lenyap sesuai kondisi yang melandasinya.
Karena mahluk hidup adalah kumpulan dari unsur-unsur batin dan jasmani, sedangkan dari contoh-contoh tersebut ternyata ia selalu muncul-lenyap oleh karena itu ia disebut tidak kekal.
Pada waktu bermeditasi Vipassana sifat timbul lenyapnya batin ini akan nampak lebih jelas lagi. Demikian juga dengan proses muncul dan lenyapnya dapat teramati dengan jelas.
Tapi untuk jawaban secara umum sifat tidak kekal batin dapat dilihat dengan cara yang telah saya uraikan, kita menyadari bahwa kesadaran mata tidak hadir terus-menerus, demikian juga kesadaran telinga dll. Namun walaupun kita mengetahui semua hal itu bisa muncul-lenyap, bagi non-meditator tidak dapat melihat dengan jelas kapan timbul atau lenyapnya kesadaran tsb. Hanya dengan perhatian yang seksama dan terkonsentrasi kita dapat melihat seluruh proses tersebut.
Mettacittena,