//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal  (Read 13777 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline junxiong

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 940
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« on: 09 April 2011, 05:26:19 PM »
Salam semuanya,

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa jiwa itu tidak kekal?
bagaimana cara membuktikan bahwa jiwa itu tidak kekal?
"The most likely way for the world to be destroyed, most experts argue, is by accident. That’s where we come in; we’re computer professionals. We cause accidents." - Nathaniel Borenstein

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #1 on: 09 April 2011, 05:37:07 PM »
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa jiwa itu tidak kekal?buktikan sendiri

bagaimana cara membuktikan bahwa jiwa itu tidak kekal?latihlah meditasi vipasanna
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #2 on: 09 April 2011, 08:00:58 PM »
Jiwa tidak kekal, tapi citta abadi
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #3 on: 09 April 2011, 08:03:16 PM »
pertama tama harus tahu apa difinisi jiwa yang anda maksud? soalnya di budhis tidak mengenal kata jiwa atau roh tetapi ada kata bathin tapi kondisi bathin mungkin tidak sama dengan yang anda katakan jiwa? kalau anda maksud ke istilah "jiwa dan raga" maka mungkin lebih condong ke istilah "nama dan rupa" dalam Budhisme.

di Budhis kenal nya nama dan rupa, nama=bathin, rupa = fisik 
« Last Edit: 09 April 2011, 08:07:21 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #4 on: 09 April 2011, 08:05:48 PM »
Jiwa tidak kekal, tapi citta abadi
mirip ajaran Dhammakaya atau ...?

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #5 on: 09 April 2011, 08:31:03 PM »
Jiwa tidak kekal, tapi citta abadi

Citta abadi maksudnya apa bro? Jelasin dunk.
yaa... gitu deh

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #6 on: 09 April 2011, 08:46:30 PM »

arti 'jiwa' seperti kepercayaan tetangga  ???
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #7 on: 09 April 2011, 10:12:40 PM »
Jiwa tidak kekal, tapi citta abadi


 _/\_ apa itu citta abadi? mohon pencerahannya , thx
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #8 on: 09 April 2011, 10:20:40 PM »

 _/\_ apa itu citta abadi? mohon pencerahannya , thx

sudah pernah dibahas sekilas, silakan http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11628.msg195520#msg195520

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #9 on: 09 April 2011, 10:25:10 PM »
Salam semuanya,

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa jiwa itu tidak kekal?
bagaimana cara membuktikan bahwa jiwa itu tidak kekal?

tidak kekal = mengalami perubahan

adakah dalam diri kita yg tidak mengalami perubahan? adakah dalam diri kita yang bisa kita kendalikan? seperti biarlah jiwa saya seperti ini (dalam keadaan menyenangkan) biarkan jiwa saya tidak seperti ini (dalam keadaan tidak menyenangkan)

*dikutip dari buku annattalakhana sutta
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #10 on: 09 April 2011, 10:35:27 PM »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline junxiong

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 940
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #11 on: 10 April 2011, 01:09:22 PM »
kemungkinan saya menggunakan istilah yang salah... seharusnya batin
seperti dalam nama dan rupa~

terima kasih atas koreksiannya  _/\_
"The most likely way for the world to be destroyed, most experts argue, is by accident. That’s where we come in; we’re computer professionals. We cause accidents." - Nathaniel Borenstein

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #12 on: 10 April 2011, 11:31:11 PM »
Woww... Citta abadi

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #13 on: 11 April 2011, 06:59:57 PM »
Spt yg dikatakan sdr. Silemot, ketidakkekalan jiwa/batin bisa dibaca di Anattalakkhana Sutta....

Utk citta yang abadi saya gak pernah dengar/baca, baru tadi ketika mengunjungi link yg diberikan sdr. Indra. Mungkin ini sudah OOT, tapi dalam Pabhassara Sutta, Anguttara Nikaya disebutkan tentang "pabhassara citta" (luminous mind) yg mungkin menarik dan berhubungan dengan citta yg sejati ini:

Quote

AN 1.49-52
PTS: A i 10
(I,v,9-10; I,vi,1-2)
Pabhassara Sutta: Luminous
translated from the Pali by
Thanissaro Bhikkhu
© 1995–2011

"Luminous, monks, is the mind.[1] And it is defiled by incoming defilements." {I,v,9}

"Luminous, monks, is the mind. And it is freed from incoming defilements." {I,v,10}

"Luminous, monks, is the mind. And it is defiled by incoming defilements. The uninstructed run-of-the-mill person doesn't discern that as it actually is present, which is why I tell you that — for the uninstructed run-of-the-mill person — there is no development of the mind." {I,vi,1}

"Luminous, monks, is the mind. And it is freed from incoming defilements. The well-instructed disciple of the noble ones discerns that as it actually is present, which is why I tell you that — for the well-instructed disciple of the noble ones — there is development of the mind." {I,vi,2}

Note:

1. This statement has engendered a great deal of controversy over the centuries. The commentary maintains that "mind" here refers to the bhavanga-citta, the momentary mental state between periods when the mental stream adverts to objects, but this statement raises more questions than it answers. There is no reference to the bhavanga-citta or the mental stream in any of the suttas (they appear first in an Abhidhamma treatise, the Patthana); and because the commentaries compare the bhavanga-citta to deep sleep, why is it called luminous? And why would the perception of its luminosity be a prerequisite for developing the mind? And further, if "mind" in this discourse means bhavanga-citta, what would it mean to develop the bhavanga-citta?

    Another interpretation equates the luminosity of the mind with the "consciousness without feature," desribed as "luminous" in MN 49 and DN 11, but this interpretation also has problems. According to MN 49, that consciousness partakes of nothing in the describable world, not even the "Allness of the All," so how could it possibly be defiled? And, because it is not realized until the goal of the practice is reached, why would the perception of its luminosity be a prerequisite for developing the mind? And again, if "mind" here means consciousness without feature, how could the sutta talk of its development?

    A more reasonable approach to understanding the statement can be derived from taking it in context: the luminous mind is the mind that the meditator is trying to develop. To perceive its luminosity means understanding that defilements such as greed, aversion, or delusion are not intrinsic to its nature, are not a necessary part of awareness. Without this understanding, it would be impossible to practice. With this understanding, however, one can make an effort to cut away existing defilements, leaving the mind in the stage that MN 24 calls "purity in terms of mind." This would correspond to the luminous level of concentration described in the standard simile for the fourth jhana: "And furthermore, with the abandoning of pleasure & pain — as with the earlier disappearance of elation & distress — he enters & remains in the fourth jhana: purity of equanimity & mindfulness, neither-pleasure-nor-pain. He sits, permeating the body with a pure, bright awareness. Just as if a man were sitting covered from head to foot with a white cloth so that there would be no part of his body to which the white cloth did not extend; even so, the monk sits, permeating the body with a pure, bright awareness. There is nothing of his entire body unpervaded by pure, bright awareness." From this state it is possible to develop the discernment that not only cuts away existing defilements but also uproots any potential for them to ever arise again. Only in the stages of Awakening that follow on those acts of discernment would "consciousness without feature" be realized.

Sumber: http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an01/an01.049.than.html

Menurut Dr. Sri Walpoda Rahula dalam Alaya Vijnana, Store Consciousness, pabhassara citta ini berkaitan dengan konsep alaya vijnana/tathagatagarbha dalam Mahayana:

Quote

In the Lankavatarasutra the term tathagatagarbha is used as a synonym for alayavijnana and is described as 'luminous by nature' (prakrtiprabhasvara) and 'pure by nature' (prakrtiparisuddha) but appearing as impure 'because it is sullied by adventitious defilements' (agantuklesopaklistataya). In the Anguttaranikaya, citta is described as 'luminous' (pabhassara), but it is 'sullied by adventitious minor defilements' (agantukehi upakkilesehi upakkilittham). One may notice here that alaya-vijnana (or tathagatgarbha) and citta are described almost by the same terms. We have seen earlier that the Sandhi-nirmocana-sutra says that alayavijnana is also called citta. Asanga too mentions that it is named citta.

Sumber: http://www.buddhismtoday.com/english/philosophy/maha/032-Alayavijnana.htm

Mungkin ada konsep yg serupa tetapi tidak sama antara keduanya....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #14 on: 11 April 2011, 07:50:40 PM »
mungkin saya bisa tambahkan sedikit mengenai citta yg abadi.

IMO, citta tidak abadi. citta tidak tetap, tidak berubah, juga tidak dapat dikendalikan. tanpa citta suatu benda tidak dapat dikatakan makluk hidup. jika seseorang yang menganut paham kekekalan(nihilisme) maka jiwa = citta. namun bagi yg menganut paham kekosongan(eternalisme) maka jiwa != citta.

dan menurut jalan tengah, citta !(jiwa = citta) dan !(jiwa !=citta). citta sama seperti udara dalam ruangan kosong. tidak berubah (krn volume udara dlm suatu ruangan tidak berubah jumlahnya), tidak tetap(krn udara yang masuk dan keluar dari lubang fentilasi dsbnya membuat udara tsb berganti terus menerus), tidak dapat dikendalikan(udara yang masuk dan keluar tidak dapat dipresentasikan seberapa banyak udara yang masuk, dan seberapa banyak udara yang keluar) juga.

CMIIW
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #15 on: 11 April 2011, 07:57:05 PM »
paling gampang ke pasar hewan,
setelah hewan2 tsb dibantai dan diambil bagian tubuh-nya, Anda juga bisa ikut2an membongkar isi dari tubuh hewan tsb (kalau kuat melihat-nya)

kemudian carilah jiwa didalam tubuh yang sudah tercerai berai itu, apakah ada yang kekal ? apakah ada yang dinamakan jiwa?
apakah ada yang dinamakan jiwa yang kekal ?

lalu renungkan lah dan perhatikan sendiri, jika badan kita ini adalah tubuh hewan itu
lalu renungkan lah dan perhatikanlah sendiri, jika kehancuran badan ini, Adakah jiwa ?



semoga membantu,
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline junxiong

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 940
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #16 on: 12 April 2011, 08:58:56 AM »
kalau merenungi bangkai hewan, yang dapat dilihat mata kasar ini hanyalah ketidakkekalan tubuh.
Bagaimana dapat merenungi ketidakkekalan batin?
"The most likely way for the world to be destroyed, most experts argue, is by accident. That’s where we come in; we’re computer professionals. We cause accidents." - Nathaniel Borenstein

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #17 on: 12 April 2011, 09:19:11 AM »
pertama tama harus tahu apa difinisi jiwa yang anda maksud? soalnya di budhis tidak mengenal kata jiwa atau roh tetapi ada kata bathin tapi kondisi bathin mungkin tidak sama dengan yang anda katakan jiwa? kalau anda maksud ke istilah "jiwa dan raga" maka mungkin lebih condong ke istilah "nama dan rupa" dalam Budhisme.

di Budhis kenal nya nama dan rupa, nama=bathin, rupa = fisik 

Kata jiwa dalam bahasa Indonesia tampaknya berasal dari bahasa Pāli atau Sansekerta. Dalam bahasa Pāli ada kata 'jiva'. Di antara 10 pertanyaan yang diperdebatkan oleh para filsuf pada jaman Sang Buddha, dua pertanyaan berkaitan dengan  "jiva'. 1. Tam jivam tam sāriraṃ - apakah jiwa sama dengan jasmani?, 2. aññaṃ jivaṃ aññaṃ sāriraṃ - apakah jiwa berbeda dari jasmani.

Jiwa di atas mengacu kepada 'entitas / diri / atta' yang kekal yang dipercaya oleh kebanyakan filsuf pada jaman Buddha. Sang Buddha tidak mau menjawab pertanyaan di atas karena memang tidak bermanfaat dan tidak mengarahkan kepada nibbāna.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #18 on: 12 April 2011, 09:33:03 AM »
jiwa sama ama kesadaran/citta ya? citta asalnya dari mana ya? kenapa ada citta, dan apakah kekal ato bs padam (spt lilin)?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #19 on: 12 April 2011, 02:01:36 PM »
paling gampang ke pasar hewan,
setelah hewan2 tsb dibantai dan diambil bagian tubuh-nya, Anda juga bisa ikut2an membongkar isi dari tubuh hewan tsb (kalau kuat melihat-nya)

kemudian carilah jiwa didalam tubuh yang sudah tercerai berai itu, apakah ada yang kekal ? apakah ada yang dinamakan jiwa?
apakah ada yang dinamakan jiwa yang kekal ?

lalu renungkan lah dan perhatikan sendiri, jika badan kita ini adalah tubuh hewan itu
lalu renungkan lah dan perhatikanlah sendiri, jika kehancuran badan ini, Adakah jiwa ?



semoga membantu,

kekal = tetap (tidak berubah, tidak bergeser, dsb) selama-lamanya; abadi; lestari
sedangkan yang selama ini saya tau  jiwa = roh yg membuat raga kita hidup dan bergerak,yg erat berkaitan dengan perasaan, pikiran, angan-angan, dsb, sedangkan raga= jasmani kita , tubuh kita

jika jiwa tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?
 mohon di koreksi jika salah _/\_ 

« Last Edit: 12 April 2011, 02:03:09 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #20 on: 12 April 2011, 03:47:20 PM »
jiwa sama ama kesadaran/citta ya? citta asalnya dari mana ya? kenapa ada citta, dan apakah kekal ato bs padam (spt lilin)?

citta adalah bagian dari jiwa / atta
suatu benda dibilang makluk hidup jika memiliki citta.  citta tidak kekal, selalu ada, tidak tetap.

kekal = tetap (tidak berubah, tidak bergeser, dsb) selama-lamanya; abadi; lestari
sedangkan yang selama ini saya tau  jiwa = roh yg membuat raga kita hidup dan bergerak,yg erat berkaitan dengan perasaan, pikiran, angan-angan, dsb, sedangkan raga= jasmani kita , tubuh kita

jika jiwa tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?
 mohon di koreksi jika salah _/\_


IMO kesadaran tidak bisa mati. tapi kesadaran tidak tetap. kesadaran setiap orang sama, namun upaya "menyadari" adanya kesadaran tiap orang berbeda2.
yg menuju ke 4 alam adalah satu kesatuan dari diri ini. sama halnya sebuah mobil tidak akan jalan jika tidak memiliki roda.

pertanyaan terakhir saya kurang faham. mungkin yang lain bisa membantu :)

CMIIW
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #21 on: 12 April 2011, 03:56:08 PM »
Bila sudah mencapai nibbana apakah citta masi tetap ada/berubah?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #22 on: 12 April 2011, 04:02:45 PM »

IMO kesadaran tidak bisa mati. tapi kesadaran tidak tetap. kesadaran setiap orang sama, namun upaya "menyadari" adanya kesadaran tiap orang berbeda2.
yg menuju ke 4 alam adalah satu kesatuan dari diri ini. sama halnya sebuah mobil tidak akan jalan jika tidak memiliki roda.


CMIIW

 apakah jiwa =kesadaran?
apa bisa lebih spesifik  seperti apa dan apa itu satu kesatuan dari diri ini  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #23 on: 12 April 2011, 04:05:19 PM »
Bila sudah mencapai nibbana apakah citta masi tetap ada/berubah?

citta masi ada jika makluk masi berada dalam 31 alam kehidupan. jika nibanna yg dicapai adl Saupadisesa - Nibbana, maka citta akan tetap ada sampai beliau parinibanna

CMIIW
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #24 on: 12 April 2011, 04:06:55 PM »
apakah jiwa =kesadaran?
apa bisa lebih spesifik  seperti apa dan apa itu satu kesatuan dari diri ini  _/\_

jiwa bukan kesadaran, tapi kesadaran adalah bagian dari jiwa. satu  kesatuan dari diri ini adalah nama dan rupa

CMIIW
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #25 on: 12 April 2011, 04:09:46 PM »
jiwa bukan kesadaran, tapi kesadaran adalah bagian dari jiwa. satu  kesatuan dari diri ini adalah nama dan rupa

CMIIW

jika jiwa itu bukan kesadaran, lantas jiwa itu apa?

satu kesatuan dari diri  adalah nama dan rupa, bukan kah rupa adalah wajah = raga?

mohon maaf jika terlalu banyak pertanyaan  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #26 on: 12 April 2011, 04:15:34 PM »
jika jiwa itu bukan kesadaran, lantas jiwa itu apa?

satu kesatuan dari diri  adalah nama dan rupa, bukan kah rupa adalah wajah = raga?

mohon maaf jika terlalu banyak pertanyaan  _/\_

ketika anda membelah pohon lalu mengupas kulitnya untuk mencari inti dari pohon tersebut, apakah anda akan menemukan inti dari pohon tersebut? yang akan anda temukan hanyalah kekosongan.

nama = rohani dan rupa = jasmani.

saya disini juga masi belajar, mari kita sama2 belajar :)
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #27 on: 12 April 2011, 04:31:55 PM »
 _/\_ maaf juga saya memang ingin tau lebih jauh dan saya juga masih belajar ,mohon maklum kalau banyak pertanyaan bukan maksud hati menyudutkan tapi apa jawaban bro silemot masih belum dapat saya pahami _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #28 on: 12 April 2011, 04:34:03 PM »
gpp :) dimana yang belum dipahami? saya akan coba bantu menjelaskan kembali
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #29 on: 12 April 2011, 04:34:26 PM »
ketika anda membelah pohon lalu mengupas kulitnya untuk mencari inti dari pohon tersebut, apakah anda akan menemukan inti dari pohon tersebut? yang akan anda temukan hanyalah kekosongan.

nama = rohani dan rupa = jasmani.

saya disini juga masi belajar, mari kita sama2 belajar :)

untuk perumpamaan pohon, biasanya digunakan pohon pisang, bukan pohon kayu lainnya

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #30 on: 12 April 2011, 04:42:30 PM »
gpp :) dimana yang belum dipahami? saya akan coba bantu menjelaskan kembali

 pertanyaan pertanyaan saya diatas , saya merasa belum dapat memahami dan merasa belum mendapat jawaban yang benar2 dapat saya mengerti   _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #31 on: 12 April 2011, 04:58:31 PM »
Quote
Jika kita menganalisa, makhluk hidup khususnya manusia terdiri dari 2 bagian utama, yaitu:

1. Jasmani atau disebut Rupa.
2. Batin atau disebut Nama.

Jasmani dan batin ini terdiri dari Lima Kelompok Kehidupan atau Panca Khandha.
Panca Khandha (Pali) atau Panca Skandha (Sanskerta) berasal dari kata ”panca” dan ”khandha”. Panca berarti lima dan khandha berarti kelompok/kumpulan. Jadi panca khandha berarti lima kelompok pembentuk kehidupan.
Guru Buddha dalam Satta Sutta; Radha Samyutta; Samyutta Nikaya 23.2 {S 3.189} menjelaskan:
”Radha, napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup.”
Jadi, apa yang disebut sebagai makhluk hidup termasuk manusia, dalam pandangan Buddha Dhamma adalah hanya merupakan perpaduan dari Panca Khandha yang saling bekerja sama secara erat satu sama yang lain. Tidak ditemukan suatu atma/atta atau roh yang kekal dan abadi.

Panca Khandha terdiri dari:

1. Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.
2. Viññana = Kesadaran.
3. Sañña = Pencerapan.
4. Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental
5. Vedanä = Perasaan.

Rupa digolongkan sebagai Rupa (kaya) atau jasmani, sesuatu yang berbentuk dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki berikut hal-hal lainnya yang ada dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, pernapasan, suara, suhu tubuh, dan sebagainya. Rupa atau jasmani ini juga merupakan perpaduan dari 5 unsur, yaitu : unsur padat (pathavi dhatu), unsur cair (apo dhatu), unsur api/panas (tejo dhatu), unsur angin/gerak (vayo dhatu), dan unsur udara/oksigen (akasa dhatu).
Viññana, Sañña, Sankhära, Vedanä digolongkan sebagai Nama (citta) atau batin, sesuatu yang berada dalam jasmani dan tidak dapat dilihat. Di bawah ini merupakan penjelasan atas Viññana, Sañña, Sankhära, Vedanä sekaligus proses batin secara berurutan yang terjadi ketika jasmani kita melakuan kontak dengan sesuatu.
Viññana
Viññana berarti kesadaran atau juga disebut dengan citta. Keberadaannya dapat kita analisa ketika kita menyadari bahwa bathin kita telah menangkap suatu rangsangan ketika anggota tubuh kita berhubungan dengan sesuatu, misalnya:

- terjadi kontak antara mata dengan suatu bentuk.
- terjadi kontak antara jasmani dengan sentuhan.
- terjadi kontak antara telinga dengan suara.
- terjadi kontak antara hidung dengan bau-bauan.
- terjadi kontak antara pikiran dengan situasi.

Sañña
Sañña berarti pencerapan. Keberadaannya dapat kita analisa ketika batin kita mencerap atau menerima ataupun mengenal rangsangan-rangsangan yang terjadi pada tubuh kita melalui suatu bagian dari otak kita.

Sankhära
Sankhära berarti bentuk-bentuk pikiran. Keberadaannya dapat kita analisa ketika rangsangan pada tubuh yang telah disadari dan dicerap akan dibanding-bandingkan dengan pengalaman kita yang dulu-dulu melalui gambaran-gambaran pikiran yang tersimpan dalam batin kita, yang pernah kita lihat, dengar, sentuh dan lain-lain.

Vedanä
Vedanä berarti perasaan. Keberadaannya dapat kita analisa ketika kita telah membanding-bandingan rangsangan kemudian timbul perasaan senang (suka) atau tidak senang (tidak suka), bahagia maupun menderita, dan perasaan netral.

Secara singkat, proses batin yang terjadi ketika tubuh kita menerima rangsangan sebagai berikut:
Kesadaran => Pencerapan => Pikiran => Perasaan
(proses batin ini terjadi secara cepat)
Karena makhluk hidup khususnya manusia merupakan perpaduan dari berbagai unsur atau kelompok kehidupan (khandha), maka sesuai dengan hukum Tiga Corak Kehidupan (Tilakkhana), maka makhluk hidup apapun juga memiliki sifat tidak kekal (anicca), bukan diri sejati (anatta), dan dapat menimbulkan penderitaan (dukkha).
« Last Edit: 12 April 2011, 05:02:49 PM by M14ka »

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #32 on: 12 April 2011, 05:11:26 PM »
 :-?
lalu jiwa itu apa?
jiwa itu kekal atau tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?

 _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #33 on: 12 April 2011, 05:38:35 PM »
tidak ada sesuatu yg disebut jiwa atau roh yg berpindah dari suatu jasmani yg mati ke jasmani lain yg akan dilahirkan. ini adalah pandangan yg mungkin sampai saat ini masih eksklusif hanya dalam Buddhism. ketika satu makhluk mati, pada saat yg sama akan muncul makhluk yg sama sekali baru yg terhubung hanya oleh kesadaran kelahiran kembali. ini dijelaskan secara lebih terperinci dalam Abhidhamma, jadi memohonlah kepada para pakar abhidhamma di forum ini untuk menjelaskan hal ini.

dalam banyak literatur buddhis, sering digunakan perumpamaan api lilin untuk menjelaskan hal ini. sebatang lilin menyala, kemudian lilin ke dua dinyalakan dari lilin pertama, api lilin ke dua adalah api yg berdiri sendiri, tapi kemunculannya adalah berasal dari lilin pertama.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #34 on: 12 April 2011, 06:14:23 PM »
jika jiwa itu bukan kesadaran, lantas jiwa itu apa?

satu kesatuan dari diri  adalah nama dan rupa, bukan kah rupa adalah wajah = raga?

mohon maaf jika terlalu banyak pertanyaan  _/\_

Bro Wang Ai Lie yang baik, nimbrung ya...?

Jawaban dari yang di bold mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan bro... Jadi apakah yang disebut jiwa....? Pandangan non Buddhis mengatakan setiap mahluk memiliki jiwa, jiwa ini bisa ditemukan pada diri seseorang atau suatu mahluk. Dalam ajaran lain jiwa ini disebut atma (atta). Jadi menurut pandangan lain ada jiwa dan raga.

Pertanyaan TS bila dikaitkan dengan pandangan non-Buddhis tentu saja tak sinkron, karena menurut pandangan non-Buddhis jiwa adalah kekal.

Pandangan Buddhis agak berbeda. Menurut pandangan Buddhis mahluk adalah kumpulan dari kesadaran (vinnana), perasaan (vedana), persepsi/ingatan (sanna), bentuk-bentuk pikiran (sankhara) dan jasmani (rupa).

kumpulan kesadaran, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran disebut batin (nama) Sedangkan rupa bisa berarti bentuk, jasmani, materi.

Batin timbul tenggelam sesuai dengan kondisi yang melandasinya. Dalam hal ini kesadaran, timbul mengikuti kondisi yang melandasinya, umpamanya kesadaran bila melihat sesuatu disebut kesadaran mata.
Kesadaran mendengar sesuatu adalah kesadaran telinga. dstnya.
Kesadaran mata timbul ketika kita melihat sesuatu, tetapi ia akan lenyap ketika kita tidur atau pingsan dsbnya. Jadi inilah dimaksud dengan kesadaran yang timbul-tenggelam.

Demikian juga perasaan, persepsi dll, muncul dan lenyap sesuai kondisi yang melandasinya.
Karena mahluk hidup adalah kumpulan dari unsur-unsur batin dan jasmani, sedangkan dari contoh-contoh tersebut ternyata ia selalu muncul-lenyap oleh karena itu ia disebut tidak kekal.

Pada waktu bermeditasi Vipassana sifat timbul lenyapnya batin ini akan nampak lebih jelas lagi. Demikian juga dengan proses muncul dan lenyapnya dapat teramati dengan jelas.

Tapi untuk jawaban secara umum sifat tidak kekal batin dapat dilihat dengan cara yang telah saya uraikan, kita menyadari bahwa kesadaran mata tidak hadir terus-menerus, demikian juga kesadaran telinga dll. Namun walaupun kita mengetahui semua hal itu bisa muncul-lenyap, bagi non-meditator tidak dapat melihat dengan jelas kapan timbul atau lenyapnya kesadaran tsb. Hanya dengan perhatian yang seksama dan terkonsentrasi kita dapat melihat seluruh proses tersebut.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #35 on: 12 April 2011, 06:23:27 PM »
:-?
lalu jiwa itu apa?
jiwa itu kekal atau tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?

 _/\_

Bro Wang Ai Lie yang baik, kesadaran yang muncul dan lenyap kembali (on-off) ini mati ketika ia lenyap dan hidup ketika ia muncul kembali.

Pada waktu tumimbal lahir (rebirth) kesadaran yang ada pada tubuh yang satu katakanlah sebagai si Polan, mati (off). Dan hidup (on) kembali ketika ada kondisi yang mendukung yaitu jasmani yang baru pada tubuh si Bejo dstnya.

Jadi sebenarnya tak ada perpindahan kesadaran. Yang ada adalah kesadaran yang muncul kembali ketika ada kondisi baru yang mendukung kemunculannya.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #36 on: 12 April 2011, 06:24:58 PM »
terima kasih bro fabian atas penjelasannya   _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #37 on: 12 April 2011, 07:18:08 PM »
:-?
lalu jiwa itu apa?
jiwa itu kekal atau tidak kekal , apakah jiwa itu bisa mati?
dan jika jiwa itu bisa mati , apakah mungkin terjadi tumibal lahir ?
jika jiwa itu bisa mati, lalu yg menuju 4 macam alam yang menyedihkan, atau apa yg menuju alam yg lebih tinggi seperti alam sorga , alam dewa, alam arupa loka maupun alam rupa loka?
lalu apakah maksud yg ter tulis nakhasikha sutta dan kanakacchapa sutta yg berkaitan erat dengan tumibal lahir dan tujuan manusia setelah kematian?

 _/\_

Penjelasan sdr. Fabian sudah cukup lengkap. Saya cuma mau menambahkan sedikit:

Secara Abhidhamma (saya bukan ahli Abhidhamma, tetapi tahu sedikit tentang Abhidhamma, so cmiiw), apa yang umum dianggap orang sebagai jiwa tak lain adalah batin (nama) atau pikiran (citta) yang terdiri dari kesadaran (vinnana) yang timbul dan lenyap bersamaan dengan fungsi-fungsi mental (cetasika) yang menyertainya, yaitu perasaan (vedana), persepsi/pencerapan (sanna), dan bentuk-bentuk pikiran (sankhara). Ibarat buah apel sangat sulit dibedakan dari atribut2 yg menyertainya (misalnya bentuk, warna, bau dr apel tsb), demikian juga kesadaran sangat sulit dibedakan dari faktor2 mentalnya.

Namun kesadaran ini bukanlah kesadaran yg kekal atau jiwa spt pandangan umum. Menurut Abhidhamma, kesadaran merupakan proses berpikir yang timbul, bertahan sebentar, dan lenyap utk kemudian digantikan oleh proses berpikir selanjutnya. Menurut komentar, dlm waktu sekejap kilatan cahaya halilintar, bermilyar2 proses kesadaran bs terjadi. Untuk lebih lanjut tentang proses berpikir/kesadaran ini bisa dipelajari dlm Abhidhamma.

Untuk proses kelahiran kembali menurut Abhidhamma terjadi tanpa melibatkan adanya perpindahan kesadaran/jiwa. Untuk detail bagaimana proses kelahiran kembali yg tanpa melibatkan sesuatu yg berpindah dr satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, bisa dibaca dlm Abhidhamma stlh memahami proses berpikir (krn proses berpikir saat kematian kurang lebih sama dg proses berpikir normal, cuma objeknya berbeda).

Secara singkat dikatakan bhw saat kematian, kesadaran terakhir pd kehidupan ini yg disebut cuti-citta (kesadaran kematian) berproses dan berubah menjadi kesadaran baru pd kehidupan berikutny yg disebut patisandhi-vinnana (kesadaran kelahiran kembali). Kesadaran kematian ini serupa tetapi tidak sama dengan kesadaran kelahiran kembali. Dikatakan serupa krn kesadaran kematian berproses menjadi kesadaran kelahiran kembali, dikatakn tidak sama krn kesadaran kematian lenyap dan kesadaran kelahiran kembali timbul krn lenyapnya kesadaran kematian.

Spt yg dikatakan sdr. Fabian, utk mengetahui timbul dan lenyapnya kesadaran ini kita perlu melatih vipassana. Mempelajari Abhidhamma saja tidak cukup jk tidak diterapkan dlm latihan vipassana. Para meditator dr ajaran lain yg tdk dpt melihat timbul dan lenyapnya proses kesadaran  yang sangat cepat ini menyangka kesadaran (atau unsur batin lainnya seperti perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran) adalah kekal, tidak berubah, dan mrpk jiwa yg berpindah dr satu kehidupan ke kehidupan lainnya.

Dlm bhs yg lebih sederhana YA Bhikkhu Nagasena menjelaskan proses kelahiran kembali ini dlm Milinda Panha (Pertanyaan Raja Milinda):

Quote
Raja Milinda (M):“Orang yang terlahir kembali, Nagasena, apakah dia orang yang sama atau berbeda?”
Bhikkhu Nagasena (N):“Bukan sama namun juga bukan berbeda.”
M: “Berikanlah ilustrasi.”
N: “Sama halnya seperti susu yang pertama-tama berubah menjadi dadih lalu menjadi mentega dan kemudian menjadi ghee. Tidak benar bila dikatakan bahwa ghee, mentega, dan dadih tersebut sama dengan susu, tetapi semuanya itu berasal dari susu. Begitu juga tidaklah benar bila dikatakan bahwa ghee, mentega, dan dadih itu sesuatu yang bukan susu.”

M: “Apa yang terlahir kembali itu, Nagasena?’
N: “Batin (nama) dan jasmani (rupa).”
M: “Apakah batin dan jasmani yang ini juga yang terlahir kembali?”
N: “Bukan, tetapi oleh batin dan jasmani inilah maka perbuatan-perbuatan (kamma) dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itulah maka batin dan jasmani yang lain terlahir kembali. Walaupun demikian, batin dan jasmani itu tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya.”
M: “Berikanlah ilustrasi.”
N: “Seperti halnya api yang dinyalakan seseorang. Setelah merasa hangat, mungkin orang itu pergi meninggalkan dalam keadaan menyala. Andaikan saja api tersebut kemudian menjalar dan membakar ladang orang lain, lalu pemilik ladang itu menyeretnya ke hadapan raja serta menuntut orang yang menyalakan api tersebut. Bila dia berkata, ‘Baginda yang mulia, saya tidak membakar ladang orang ini. Api yang saya tinggalkan itu berbeda dengan api yang membakar ladang orang ini. Saya tidak bersalah’, apakah dia patut dihukum?”
M: “Tentu saja, karena tak peduli apa pun yang dia katakan, api itu berasal dari api sebelumnya.”
N: “Demikian juga, O baginda, oleh batin dan jasmani ini perbuatan-perbuatan dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu maka batin dan jasmani baru akan terlahir kembali; tetapi batin dan jasmani tersebut tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya.”

Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/bab-dua-kelahiran-kembali/
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #38 on: 16 April 2011, 05:20:02 PM »
Salam semuanya,

Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa jiwa itu tidak kekal?
bagaimana cara membuktikan bahwa jiwa itu tidak kekal?



termasuk dimanakah jiwa itu nama (batin) atau rupa (jasmani) ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline jimmy tahir

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #39 on: 21 September 2011, 07:16:37 PM »
jiwa hanyalah hasil kontak antara roh dan fisik
biar begitu.. kita butuhkan jiwa, untuk mengerti segala sesuatu(jiwa hanya untuk merasakan) tidak untuk menilai, baik buruk, bagi diri sendiri.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #40 on: 21 September 2011, 08:18:14 PM »
jiwa hanyalah hasil kontak antara roh dan fisik
biar begitu.. kita butuhkan jiwa, untuk mengerti segala sesuatu(jiwa hanya untuk merasakan) tidak untuk menilai, baik buruk, bagi diri sendiri.

Roh Jung Nam yang dari korea itu yah...
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bagaimana kita bisa tahu jiwa tidak kekal
« Reply #41 on: 22 September 2011, 09:12:19 AM »
Roh Jung Nam yang dari korea itu yah...

lebih terkenal ex presiden korea ROH TAE WOO,  =))

 :backtotopic:
« Last Edit: 22 September 2011, 09:15:11 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

 

anything