//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mana yang tertinggi?  (Read 34991 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #15 on: 04 June 2009, 01:48:37 AM »
Bro Chingik,
Dalam Theravada, Dasa Paramita adalah prasyarat untuk mencapai Penerangan Sempurna, baik sebagai Sammasambuddha, Paccekabuddha, maupun Savakabuddha. jadi bukan monopoli sammasambuddha, para savaka juga perlu mempraktikkan dasa paramita untuk mencapai Arahat

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #16 on: 04 June 2009, 01:43:11 PM »
Mungkin rekan2 non Mahayanis bisa menjelaskan apa bedanya nibanna Sammasambuddha, Paccekabuddha, dan Savakabuddha ya? Karena sampai sekarang saya belum menemukan buku atau referensi yang jelas dan tuntas dalam mengulas hal ini.

Amiduofo,

Tan

Offline Nagaratana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #17 on: 05 June 2009, 12:06:49 AM »
Quote
Sdr. Chingik yang pemilih,

...perhatikan pernyataan Large Sutra on Perfect Wisdom berikut:
hal 172: A Bodisattva should avoid disciple thought and Pratyekabuddha thought because it is not the path to enlightenment.
Bodhisattva harus menghindarkan pemikiran sravaka (Sotapana hingga Arahat) dan Pratyekabuddha, karena bukan jalan ke arah pencerahan.


Jelas bukan kalau Nirvana dalam konsep Mahayana itu bertingkat?
Itu pun kalau Arahat = mencapai Nirvana dalam konsep Mahayana.

Begitu bukan? Atau bukankah begitu?
Maklumlah kalo anda gak ngerti isi Sutra.
Seorang Bodhisatva memang tidak boleh memiliki pemikiran savaka. Kalo boleh, maka Sumedha tidak perlu beralih ke Dasa Paramita. Ngerti gak maksud ku? Jadi bukan berarti Sravaka itu its not a path to enlightenment, melainkan bagi seorang yg telah menempuh jalan bodhisatva, maka jalan savaka bukan jalur pilihan dia lagi utk mencapai pencerahan.  So, jangan tafsirkan sepotong2, baca keseluruhan isi Sutra dan pahami esensinya.

Nirvana dalam Mahayana memang bertingkat.
Lantas, Buddha dalam Theravada bertingkat toh? bukan begitu, begitu bukan? 
 Dasa paramita itu jalan menuju Sammasambuddha bukan? ayo jalan menuju Sammasambuddha bukan?
 

Mungkin rekan2 non Mahayanis bisa menjelaskan apa bedanya nibanna Sammasambuddha, Paccekabuddha, dan Savakabuddha ya? Karena sampai sekarang saya belum menemukan buku atau referensi yang jelas dan tuntas dalam mengulas hal ini.

Amiduofo,

Tan

Sdr. Chingik yang pintar menafsirkan Sutra,

dan

Sdr. Tan yang sedang mencari buku,

Bodhisattva, dalam hal ini Bodhisattva dalam konsep Mahayana - yang hendak menjadi Samyaksambuddha, tentu saja TIDAK AKAN memiliki pemikiran Sravaka. Sravaka adalah pengikut dari Samyaksambuddha. Sravaka dicapai setelah merealisasi penembusan Dharma dari apa yang diajarkan oleh Samyaksambuddha. Oleh sebab itu Seorang Bodhisattva SUDAH MEMILIKI PRINSIP DASAR sendiri, yakni merealisasi Pencerahan dengan usaha sendiri.

"A Bodisattva should avoid disciple thought and Pratyekabuddha thought because it is not the path to enlightenment."

Di atas tertulis dengan jelas bahwa pencapaian Srvaka dan Pratyeka bukanlah Pencerahan. Bahkan di topik sebelah juga dinyatakan dengan jelas bahwa Sravaka masih memiliki  jneyavarana. Lantas kali ini siapa yang merendahkan siapa?

Nirvana memang bertingkat dalam konsep Mahayana; ada Nirvana absolut dan ada Nirvana minor.
Begitu bukan? Atau bukankah begitu?

Dalam tradisi Theravada, dikenal tiga jenis pencapaian Nibbana yaitu :
- Pencapaian sebagai Sammasambuddha
- Pencapaian sebagai Pacceka Buddha
- Pencapaian sebagai Savaka Buddha

Ketiga jenis pencapaian ini sama-sama Pencerahan. Artinya ketiga pencapaian ini adalah pencapaian Pembebasan Mutlak, Nibbana, terlepas dari dukkha, sukses menembus Dhamma. Yang membedakan kualitasnya adalah tumpukan parami dalam usaha pencapaiannya. Tidak ada tingkatan Nibbana atau tingkatan kesucian yang menandakan bahwa satu pencapaian lebih tinggi dari pencapaian lainnya. Yang menjadi perbedaan hanyalah perbedaan CARA PENCAPAINNYA.

Karena itulah tidak ada penjelasan tentang perbedaan Nibbana antara Sammasambuddha, Pacceka Buddha dan Savaka Buddha di Sutta Theravada. Nibbana adalah kemutlakan. Bagaimana mungkin kemutlakan masih memiliki derajat kualitas yang bervariasi. Bukankah itu menujukkan konsep yang in-konsisten?

Begitu bukan? Atau bukankah begitu?

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #18 on: 05 June 2009, 12:44:19 AM »
Quote
Sdr. Chingik yang pemilih,

...perhatikan pernyataan Large Sutra on Perfect Wisdom berikut:
hal 172: A Bodisattva should avoid disciple thought and Pratyekabuddha thought because it is not the path to enlightenment.
Bodhisattva harus menghindarkan pemikiran sravaka (Sotapana hingga Arahat) dan Pratyekabuddha, karena bukan jalan ke arah pencerahan.


Jelas bukan kalau Nirvana dalam konsep Mahayana itu bertingkat?
Itu pun kalau Arahat = mencapai Nirvana dalam konsep Mahayana.

Begitu bukan? Atau bukankah begitu?
Maklumlah kalo anda gak ngerti isi Sutra.
Seorang Bodhisatva memang tidak boleh memiliki pemikiran savaka. Kalo boleh, maka Sumedha tidak perlu beralih ke Dasa Paramita. Ngerti gak maksud ku? Jadi bukan berarti Sravaka itu its not a path to enlightenment, melainkan bagi seorang yg telah menempuh jalan bodhisatva, maka jalan savaka bukan jalur pilihan dia lagi utk mencapai pencerahan.  So, jangan tafsirkan sepotong2, baca keseluruhan isi Sutra dan pahami esensinya.

Nirvana dalam Mahayana memang bertingkat.
Lantas, Buddha dalam Theravada bertingkat toh? bukan begitu, begitu bukan? 
 Dasa paramita itu jalan menuju Sammasambuddha bukan? ayo jalan menuju Sammasambuddha bukan?
 

Mungkin rekan2 non Mahayanis bisa menjelaskan apa bedanya nibanna Sammasambuddha, Paccekabuddha, dan Savakabuddha ya? Karena sampai sekarang saya belum menemukan buku atau referensi yang jelas dan tuntas dalam mengulas hal ini.

Amiduofo,

Tan

Sdr. Chingik yang pintar menafsirkan Sutra,

dan

Sdr. Tan yang sedang mencari buku,

Bodhisattva, dalam hal ini Bodhisattva dalam konsep Mahayana - yang hendak menjadi Samyaksambuddha, tentu saja TIDAK AKAN memiliki pemikiran Sravaka. Sravaka adalah pengikut dari Samyaksambuddha. Sravaka dicapai setelah merealisasi penembusan Dharma dari apa yang diajarkan oleh Samyaksambuddha. Oleh sebab itu Seorang Bodhisattva SUDAH MEMILIKI PRINSIP DASAR sendiri, yakni merealisasi Pencerahan dengan usaha sendiri.

"A Bodisattva should avoid disciple thought and Pratyekabuddha thought because it is not the path to enlightenment."

Di atas tertulis dengan jelas bahwa pencapaian Srvaka dan Pratyeka bukanlah Pencerahan. Bahkan di topik sebelah juga dinyatakan dengan jelas bahwa Sravaka masih memiliki  jneyavarana. Lantas kali ini siapa yang merendahkan siapa?

Nirvana memang bertingkat dalam konsep Mahayana; ada Nirvana absolut dan ada Nirvana minor.
Begitu bukan? Atau bukankah begitu?

Dalam tradisi Theravada, dikenal tiga jenis pencapaian Nibbana yaitu :
- Pencapaian sebagai Sammasambuddha
- Pencapaian sebagai Pacceka Buddha
- Pencapaian sebagai Savaka Buddha

Ketiga jenis pencapaian ini sama-sama Pencerahan. Artinya ketiga pencapaian ini adalah pencapaian Pembebasan Mutlak, Nibbana, terlepas dari dukkha, sukses menembus Dhamma. Yang membedakan kualitasnya adalah tumpukan parami dalam usaha pencapaiannya. Tidak ada tingkatan Nibbana atau tingkatan kesucian yang menandakan bahwa satu pencapaian lebih tinggi dari pencapaian lainnya. Yang menjadi perbedaan hanyalah perbedaan CARA PENCAPAINNYA.

Karena itulah tidak ada penjelasan tentang perbedaan Nibbana antara Sammasambuddha, Pacceka Buddha dan Savaka Buddha di Sutta Theravada. Nibbana adalah kemutlakan. Bagaimana mungkin kemutlakan masih memiliki derajat kualitas yang bervariasi. Bukankah itu menujukkan konsep yang in-konsisten?

Begitu bukan? Atau bukankah begitu?
Tafsiran anda ttg prajnaparamita tidak valid. Mengapa? Secara keseluruhan, mahayana tetap mengakui Siswa savaka telah mencapai pencerahan. Lihat saja setiap pembukaan sutra akan memuji para siswa savaka yg mencapai pencerahan seperti sariputra, moggallana, dll. Ini bukti otentik dari sutra, jangan selalu menuduh mahayana menghina. Cuma tetap dibedakan jenis pencerahannya. Ketika menyebutkan jalan savaka itu tidak ideal, itu bertujuan utk mendorong siswa savaka agar tidak statis di level itu saja, karena setiap makhluk memiliki potensi meraih Kemahatahuan dan Abhinihara.

Terus,..JIka nibbana memiliki derajat kemutlakan yg sama di antara Sammasambuddha, paccekabuddha dan Savakabuddha, maka menjadi rancu dengan pernyataan "Semesta ini tidak mungkin terdapat 2 orang Buddha dalam satu masa". Mengapa tidak mungkin terdapat 2 orang? dinilai dari apanya ? cara mencapainya? lah apa yang salah dengan sebuah cara hingga tidak mungkin menampung 2 orang Buddha pd saat yg sama? aneh kan? Jadi dari pemenuhan paramitanya? lho berarti memang beda dong kualitasnya kalo begitu? jadi yg inkonsisten yg mana?
Kalo sekedar sama-sama terbebas dari siklus samsara, itu bukan kemutlakan. Mahayana juga menganggap savaka terbebas dari siklus samsara. Tapi tidak layak disebut kemutlakan. Kemutlakan itu meliputi semua aspek. ya atas, bawah, kiri, kanan, luar, dalam, semuaanya, itu baru kemutlakan namanya. Savakabuddha tidak mampu mengetahui kejadian lampau diluar 10ribu kappa bgm bisa disebut kemutlakan? Tidak perlu bantah bahwa kemutlakan itu hanya dalam hal mengikis kekotoran batin. Sekali lagi, kalo cuma itu , bukan kemutlakan namanya.
iya begini ? begini iya?
 

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #19 on: 05 June 2009, 08:56:37 AM »
Seringkali kita mendengar aliran spiritual yang satu mengklaim lebih tinggi dari yang lain
Mahayana mengklaim lebih tinggi dari Theravada
Tantrayana mengklaim lebih tinggi daripada Mahayana
Karesten mengklaim lebih tinggi dari semua ajaran Buddhis
Moslem mengklaim Islam merupakan perbaikan dari semuanya

Sebenarnya bila dikatakan balik apanya yang lebih tinggi? apakah jalan Bodhisattva lebih tinggi? apakah cara Nien fo lebih tinggi?

Apakah ada Nirvana yang lebih tinggi?

Sebenarnya apa yang lebih tinggi? kalau saya ambil kesimpulan dari diskusi di thread sebelah nampaknya dianggap bahwa Nien fo lebih tinggi dari meditasi. Karena kalau kita Nienfo bisa terlahir disurga di sebelah Barat. Bila meditasi tidak demikian.

Mungkin nampaknya para ahli dari berbagai aliran yang lebih tinggi perlu menjelaskan mengenai hal ini. Sehingga kita tahu mana yang tertinggi

Terima kasih

bro truth yg merasa lebih tinggi ayo mulai dong menjelaskannya..:)

Lho? bukannya Mahayana merasa lebih tinggi, dan Theravada hanya basic?  Lebih tinggi lagi Tantra tuh katanya..  ;D


Seringkali kita mendengar aliran spiritual yang satu mengklaim lebih tinggi dari yang lain
Mahayana mengklaim lebih tinggi dari Theravada
Tantrayana mengklaim lebih tinggi daripada Mahayana
Karesten mengklaim lebih tinggi dari semua ajaran Buddhis
Moslem mengklaim Islam merupakan perbaikan dari semuanya

Sebenarnya bila dikatakan balik apanya yang lebih tinggi? apakah jalan Bodhisattva lebih tinggi? apakah cara Nien fo lebih tinggi?

Apakah ada Nirvana yang lebih tinggi?

Sebenarnya apa yang lebih tinggi? kalau saya ambil kesimpulan dari diskusi di thread sebelah nampaknya dianggap bahwa Nien fo lebih tinggi dari meditasi. Karena kalau kita Nienfo bisa terlahir disurga di sebelah Barat. Bila meditasi tidak demikian.

Mungkin nampaknya para ahli dari berbagai aliran yang lebih tinggi perlu menjelaskan mengenai hal ini. Sehingga kita tahu mana yang tertinggi

Terima kasih

bro truth yg merasa lebih tinggi ayo mulai dong menjelaskannya..:)

Sdr. Chingik yang tinggi,
Theravada HANYA menerapkan jalan Savaka Buddha. Sedangkan Mahayana menerapkan jalan Bodhisattva. Meskipun goalnya adalah sama-sama Nibbana / Nirvana.

Ini menunjukkan kalau Mahayana memiliki konsep Nirvana yang bertingkat.
Begitu bukan? Atau bukankah begitu?
Kata siapa Theravada hanya menerapkan jalan Savaka? Lupa ya dengan Jataka, Buddhavamsa yg mengapresiasi jalan bodhisatta dengan dasa paramitanya.

Apalagi guru Buddha Gotama itu menerapkan jalan Bodhisatta makanya menjadi Sammasambuddha dan mengajar kita. Tidak tau berterima kasih nih...
haha












Apakah cara berterima kasih kepada SECIAMUNIFO dengan menyebut AMIDUOFO?   ;D

Quote
Sdr. Chingik yang pemilih,

...perhatikan pernyataan Large Sutra on Perfect Wisdom berikut:
hal 172: A Bodisattva should avoid disciple thought and Pratyekabuddha thought because it is not the path to enlightenment.
Bodhisattva harus menghindarkan pemikiran sravaka (Sotapana hingga Arahat) dan Pratyekabuddha, karena bukan jalan ke arah pencerahan.


Jelas bukan kalau Nirvana dalam konsep Mahayana itu bertingkat?
Itu pun kalau Arahat = mencapai Nirvana dalam konsep Mahayana.

Begitu bukan? Atau bukankah begitu?
Maklumlah kalo anda gak ngerti isi Sutra.
Seorang Bodhisatva memang tidak boleh memiliki pemikiran savaka. Kalo boleh, maka Sumedha tidak perlu beralih ke Dasa Paramita. Ngerti gak maksud ku? Jadi bukan berarti Sravaka itu its not a path to enlightenment, melainkan bagi seorang yg telah menempuh jalan bodhisatva, maka jalan savaka bukan jalur pilihan dia lagi utk mencapai pencerahan.  So, jangan tafsirkan sepotong2, baca keseluruhan isi Sutra dan pahami esensinya.

Nirvana dalam Mahayana memang bertingkat.
Lantas, Buddha dalam Theravada bertingkat toh? bukan begitu, begitu bukan? 
 Dasa paramita itu jalan menuju Sammasambuddha bukan? ayo jalan menuju Sammasambuddha bukan?
 


Eit tunggu dulu, Buddha tidak dianggap bertingkat karena, kesuciannya sama dan identik (entah itu Sammasambuddha, Paccekabuddha maupun Savaka Buddha), dan Nirvananya juga sama dan identik.   
Belajar lebih banyak dulu mengenai Theravada sebelum komentar mengenai Theravada mas Chingik   :P 

metta
The truth, and nothing but the truth...

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #20 on: 05 June 2009, 03:20:45 PM »
Quote
Lho? bukannya Mahayana merasa lebih tinggi, dan Theravada hanya basic?  Lebih tinggi lagi Tantra tuh katanya.. 
Itu kan pendapat dari para skolar saja. Tidak mewakili pandangan ajaran Mahayana itu sendiri.
Ajaran Mahayana tidak pernah menyinggung ttg Theravada sbg basic. Anda saja yg selalu merasa demikian. Bahkan Theravada juga mengajar aspek mahayana yg disebut Abhinihara dan memuji kemuliaan jalan bodhisatta dengan dasa paramitanya.
Jadi jgn mengangkat pendapat2 yg subjektif utk diperdebatkan ya..hehe..

Quote
Apakah cara berterima kasih kepada SECIAMUNIFO dengan menyebut AMIDUOFO?   
1. Memangnya praktisi Nienfo tidak pernah berterima kasih pd Sakyamuni? SEbelum melafal nama buddha, ritual nienfo itu diawali dengan namaskara pada Triratna, termasuk Buddha Sakyamuni, lalu diikuti dengan menghormati Buddha2 lain. Masak berterima kasih pd Sakyamuni harus melarang orang menyebut Amituofo. Picik sekali
Bahkan Mahayana juga tidak mengabaikan ritual menghormati 6 Buddha masa lalu (Vipassin, Sikhin, Vessabhu, Kakusandha, Konagama, Kassapa).
Soal berterima kasih pada Buddha, siapa yg bisa menandingi Mahayanis? SEmua Buddha di seluruh alam semesta dari kalpa tak terhitung lalu hingga kalpa tak terhitung akan datang setiap saat kita dianjurkan utk berterima kasih pada Buddha. Ini tercermin dari Kitab ikrar dan perilaku Bodhisatva Samantabhadra.

2. Menyebut Amituofo adalah anjuran dari Buddha Sakyamuni (lihat Amitabha Sutra). Jadi bagi Mahayana, kalo tidak menyebut Amituofo berarti tidak menghormati anjuran Buddha Sakyamuni.  Ini sekedar salah satu praktik Mahayana. Menghormati Sakyamuni tentu lebih banyak lagi pada aspek lain di sutra lain.

Quote
Eit tunggu dulu, Buddha tidak dianggap bertingkat karena, kesuciannya sama dan identik (entah itu Sammasambuddha, Paccekabuddha maupun Savaka Buddha), dan Nirvananya juga sama dan identik.   
Belajar lebih banyak dulu mengenai Theravada sebelum komentar mengenai Theravada mas Chingik

Saya bilang Buddha dlm Theravada itu bertingkat bukan dari aspek nirvananya. Tapi dari aspek paraminya dan kualitas lainnya (seperti jangkauan pengetahuan Sammasambuddha lebih luas dari pengetahuan Arahat) karena berbeda maka saya katakan bertingkat. Tentu anda tdk mau terima, tapi ya memang begitu ketika anda bilang mahayana begini2, saya tdk terima karena sebenarnya itu juga atas dasar penafsiran subjektif anda.     ;D

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #21 on: 05 June 2009, 07:15:56 PM »
Quote
Lho? bukannya Mahayana merasa lebih tinggi, dan Theravada hanya basic?  Lebih tinggi lagi Tantra tuh katanya..  
Itu kan pendapat dari para skolar saja. Tidak mewakili pandangan ajaran Mahayana itu sendiri.
Ajaran Mahayana tidak pernah menyinggung ttg Theravada sbg basic. Anda saja yg selalu merasa demikian. Bahkan Theravada juga mengajar aspek mahayana yg disebut Abhinihara dan memuji kemuliaan jalan bodhisatta dengan dasa paramitanya.
Jadi jgn mengangkat pendapat2 yg subjektif utk diperdebatkan ya..hehe..

Tolong dong ada nggak yang bisa ngingetin siapa ya yang di forum ini nulis Theravada basic, lebih tinggi Mahayana, dan lebih tinggi lagi Tantra? Hayo yang nulis ngaku dong..., tuh kata mas Chingik itu cuma pendapat pribadi..hehe..

Quote
Quote
Apakah cara berterima kasih kepada SECIAMUNIFO dengan menyebut AMIDUOFO?  
1. Memangnya praktisi Nienfo tidak pernah berterima kasih pd Sakyamuni? SEbelum melafal nama buddha, ritual nienfo itu diawali dengan namaskara pada Triratna, termasuk Buddha Sakyamuni, lalu diikuti dengan menghormati Buddha2 lain. Masak berterima kasih pd Sakyamuni harus melarang orang menyebut Amituofo. Picik sekali
Bahkan Mahayana juga tidak mengabaikan ritual menghormati 6 Buddha masa lalu (Vipassin, Sikhin, Vessabhu, Kakusandha, Konagama, Kassapa).
Soal berterima kasih pada Buddha, siapa yg bisa menandingi Mahayanis? SEmua Buddha di seluruh alam semesta dari kalpa tak terhitung lalu hingga kalpa tak terhitung akan datang setiap saat kita dianjurkan utk berterima kasih pada Buddha. Ini tercermin dari Kitab ikrar dan perilaku Bodhisatva Samantabhadra.

2. Menyebut Amituofo adalah anjuran dari Buddha Sakyamuni (lihat Amitabha Sutra). Jadi bagi Mahayana, kalo tidak menyebut Amituofo berarti tidak menghormati anjuran Buddha Sakyamuni.  Ini sekedar salah satu praktik Mahayana. Menghormati Sakyamuni tentu lebih banyak lagi pada aspek lain di sutra lain.


Tapi sangat-sangat jarang sekali terdengar SECIAMUNIFO disebut ya? banyakan disebut AMIDAFO. Kepengen terlahir di surga Sukhavati ya?   ;D


Quote
Quote
Eit tunggu dulu, Buddha tidak dianggap bertingkat karena, kesuciannya sama dan identik (entah itu Sammasambuddha, Paccekabuddha maupun Savaka Buddha), dan Nirvananya juga sama dan identik.  
Belajar lebih banyak dulu mengenai Theravada sebelum komentar mengenai Theravada mas Chingik

Saya bilang Buddha dlm Theravada itu bertingkat bukan dari aspek nirvananya. Tapi dari aspek paraminya dan kualitas lainnya (seperti jangkauan pengetahuan Sammasambuddha lebih luas dari pengetahuan Arahat) karena berbeda maka saya katakan bertingkat. Tentu anda tdk mau terima, tapi ya memang begitu ketika anda bilang mahayana begini2, saya tdk terima karena sebenarnya itu juga atas dasar penafsiran subjektif anda.     ;D

Jangkauan pengetahuan Arahat yang satu dengan yang lain berbeda, bahkan dikatakan ada Arahat tak punya Jhana, ada Arahat yang lain punya kesaktian luar biasa. Ada Arahat yang pengetahuannya sepadan dengan umunya Arahat -Arahat yang lain, ada Arahat yang pengetahuannya jauh mengungguli Arahat yang lain.
Apakah dengan begitu berarti Arahat juga ada bertingkat?  

Apakah Nirvana identik dengan pengetahuan/kesaktian atau identik dengan kesucian?  

SECIAMUNIFO  _/\_
The truth, and nothing but the truth...

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #22 on: 06 June 2009, 05:26:46 PM »
Bro TL... bro TL....

Sesuatu yang merupakan "dasar" bukan berarti mesti lebih rendah. Justru tanpa ada dasar di mana letak fondasi agama Buddha? Justru karena ada dasar [basic] maka segala perkembangan itu mungkin.

Sudah saya sebuatkan, Amitabha dan Sakyamuni adalah sama saja. Bahkan ajaran untuk berkonsentrasi pada Amitabha Buddha adalah ajaran Sakyamuni Buddha. Terserah deh anda mau bilang apa. Kalau masih nggak terima itu ya urusan anda.... hahaha.......

Haha... kalau pengetahuan duniawi dan alam2 semesta plus kelahiran terdahulu ya tiap Arhat berbeda2..... tapi kalau pengetahuan terhadap Hakikat Sejati pikiran, semua Sravaka Arahat ya sama tingkatnya.... piye toh....

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #23 on: 06 June 2009, 05:42:24 PM »
Quote
Tolong dong ada nggak yang bisa ngingetin siapa ya yang di forum ini nulis Theravada basic, lebih tinggi Mahayana, dan lebih tinggi lagi Tantra?

Gimana kalo dibalik?. Basic Tantra, medium mahayana dan tertinggi theravada :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #24 on: 06 June 2009, 05:46:45 PM »
Quote
Tolong dong ada nggak yang bisa ngingetin siapa ya yang di forum ini nulis Theravada basic, lebih tinggi Mahayana, dan lebih tinggi lagi Tantra?

Gimana kalo dibalik?. Basic Tantra, medium mahayana dan tertinggi theravada :))

Masalahnya untuk belajar Tantra dibutuhin ajaran dasar Theravada. :D

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #25 on: 06 June 2009, 06:32:15 PM »
duh duh... aduh... yg lebih tinggi aliran tonoyana, kitab sutta tono... dah jalani aja masing-masing, ga nge-fek... inti ada di meditasi, pratekin aja, pasti ga akan bertanya aliran mana yg lebih tinggi... :D

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #26 on: 06 June 2009, 06:39:15 PM »
Quote
Tolong dong ada nggak yang bisa ngingetin siapa ya yang di forum ini nulis Theravada basic, lebih tinggi Mahayana, dan lebih tinggi lagi Tantra?

Gimana kalo dibalik?. Basic Tantra, medium mahayana dan tertinggi theravada :))

Masalahnya untuk belajar Tantra dibutuhin ajaran dasar Theravada. :D

_/\_
The Siddha Wanderer

Termasuk belajar tantra sexnya kah? :o haiyaaa......tidak ada kamusnya om  ;D

Yg lebih tepat elsolyana  :whistle:
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #27 on: 06 June 2009, 06:44:56 PM »
elsolyana kurang tinggi dr pd tonoyana :)) di borobudur bagian bawah yg tertutup batu, itu ada relif yg gambar nya ehm... ehm... itu tantra sexnya :D

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #28 on: 06 June 2009, 06:45:27 PM »
Haiiissss.... nanti pembahasan malah melebar ke Karmamudra lagi... stop2...

Tapi yang pasti dalam belajar Tantra harus didasari oleh paham2 Theravada dulu. Maka dari itulah praktisi Tantra tetap menjaga ikrar Pratimoksha.

Yah masing2 sekte punya pandangan masing2 lah.... jangan dipaksa2in, yang penting hormatin.

Theravada bilang semuanya sama aja.... ya monggo...
Mahayana bilang lebih berkembang dari Theravada dan nggak ngakuin metode Tantrik Anuttarayoga..... ya monggo....
Vajrayana bilang lebih berkembang dari Theravada dan Mahayana serta mencakup keduanya.... ya monggo...

Yang penting masing2 bisa menghormati.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Mana yang tertinggi?
« Reply #29 on: 06 June 2009, 06:47:59 PM »
Quote
di borobudur bagian bawah yg tertutup batu, itu ada relif yg gambar nya ehm... ehm... itu tantra sexnya


Salahh.... bagian terbawah itu menceritakan hukum karma dan akibat2nya, kehidupan duniawi.... dan tidak semesum yang anda kira.

Teks Buddhis yang dipakai untuk relief itu adalah Mahakarmavibhanga.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.