teman-teman, ikut sharing pendapat ya?
Kelihatannya kita terjebak pada status bhikkhuni...
Padahal bila kita teliti kembali tujuan menjadi bhikkhuni itu apa sih..? apakah statusnya...? jubahnya....? atau vinayanya...?
bila menjadi bhikkhuni hanya mencari status atau jubah saja sangat disayangkan sekali...
Tetapi saya rasa sebaiknya seseorang bertujuan menjadi bhikkhuni untuk menjalankan vinayanya, dan inilah tujuan yang pantas...
Lantas bila seseorang ingin menjalankan sila yang lebih tinggi (sila bhikkhuni), maka tentu bukan suatu persoalan besar apakah ia dianggap bhikkhuni atau tidak karena, jika ia tulus ingin menjadi bhikkhuni (berdasarkan tekad menjalankan sila yang lebih tinggi) maka yang terpenting adalah ia menjalankan vinaya bhikkhuni dengan sungguh sungguh dan tidak terlalu peduli mengenai orang menganggap ia bhikkhuni atau bukan....
Di mata saya dan di mata umat, tentu ia akan dihormati layaknya seorang bhikkhuni, walaupun ia tetap berstatus anagarini (seperti yang dilakukan oleh Ayya Khema pada masa awal ia memakai jubah bhikkhuni).
Sehingga ia mendapat berkah kebahagiaan terbebas dari konflik...
(((semoga kita semua semakin maju dalam Dhamma)))
yup, saya setujuuuuuuu bangettttttt..
saya pribadi dulu pengen banget jadi bhikkhuni..(aliran theravada)
tapi saya dengar, bhikkhuni theravada uda g ada...
katanya cuma bisa jadi meichi (silacarini)....
yah...waktu tu saya tanya sama bhante(uda lupa nama bhantenya), apa blh jadi meichi tapi jalanin sila bhikkhuni??
bhantenya jawab : "boleh saja"... nah, so, saya punya tekad mau jadi meici, tapi ngejalanin sila bhikkhuni...
menurut saya itu lbh bagus,
akhirnya berpulang pada diri sendiri ....bagaimana yang cocoknya aja...