//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Si?sap?sutta?  (Read 16550 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cunda

  • Guest
Si?sap?sutta?
« on: 21 January 2009, 12:39:30 PM »
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Hormat pada Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Pencerahan Sempurna

Sīsapāvanasuttaṃ


Saṃyuttanikāyo; Mahāvaggo; 12. Saccasaṃyuttaṃ; 1. Sīsapāvanasuttaṃ 1001


Ekaṃ samayaṃ bhagavā kosambiyaṃ viharati sīsapāvane

Pada suatu ketika Bhagavā bersemayam di Kosambi, di hutan Sīsapā (Siṃsapā)


Atha kho bhagavā parittāni sīsapāpaṇṇāni pāṇinā gahetvā bhikkhū āmantesi –
‘‘taṃ kiṃ maññatha, bhikkhave, katamaṃ nu kho bahutaraṃ – yāni vā mayā parittāni sīsapāpaṇṇāni pāṇinā gahitāni yadidaṃ upari sīsapāvane’’ti?


Kemudian setelah menggenggam sedikit daun Sīsapā dalam tangan Nya, kemudian Bhagavā berkata para Bhikkhu:
“Bagaimana pendapatmu, o para Bhikkhu, yang manakah yang lebih banyak, apakah daun yang ada dalam genggaman Ku atau yang ada di puncak hutan Sīsapā?”.


‘Appamattakāni, bhante, bhagavatā parittāni sīsapāpaṇṇāni pāṇinā gahitāni; atha kho etāneva bahutarāni yadidaṃ upari sīsapāvane’’ti.

“Lebih sedikit, o Bhante, daun yang ada dalam genggaman tangan Bhagavā, dan lebih banyak yang ada di hutan Sīsapā.


‘‘Evameva kho, bhikkhave, etadeva bahutaraṃ yaṃ vo mayā abhiññāya anakkhātaṃ.
Kasmā cetaṃ, bhikkhave, mayā anakkhātaṃ?


Demikianlah sesungguhnya, o para Bhikkhu, yang banyak ini walaupun telah Aku ketahui namun tidak Aku ungkapkan.
Dan mengapa, o para Bhikkhu, hal itu tak Aku ungkapkan?.


Na hetaṃ, bhikkhave, atthasaṃhitaṃ nādibrahmacariyakaṃ na nibbidāya na virāgāya na nirodhāya na upasamāya na abhiññāya na sambodhāya na nibbānāya saṃvattati; tasmā taṃ mayā anakkhātaṃ’’.


O para Bhikkhu, karena tidak berhubungan dengan manfaat, tidak berlandaskan hidup suci, tidak menuntun kepada: tanggalnya keduniawian, tanpa nafsu, padamnya nafsu, ketenteraman, pemahaman, pencerahan dan nibbāna, Oleh karena itu hal tersebut tidak Aku ungkapkan


‘‘Kiñca, bhikkhave, mayā akkhātaṃ? ‘Idaṃ dukkha’nti, bhikkhave, mayā akkhātaṃ, ‘ayaṃ dukkhasamudayo’ti mayā akkhātaṃ, ‘ayaṃ dukkhanirodho’ti mayā akkhātaṃ, ‘ayaṃ dukkhanirodhagāminī paṭipadā’ti mayā akkhātaṃ’’.


Apakah o para Bhikkhu yang telah Aku ungkapkan?
Aku telah mengungkapkan: “Inilah dukkha, inilah asal mula dukkha, inilah akhir dukkha, inilah jalan menuju akhir dukkha”


‘‘Kasmā cetaṃ, bhikkhave, mayā akkhātaṃ?
Etañhi, bhikkhave, atthasaṃhitaṃ etaṃ ādibrahmacariyakaṃ etaṃ nibbidāya virāgāya nirodhāya upasamāya abhiññāya sambodhāya nibbānāya saṃvattati; tasmā taṃ mayā akkhātaṃ.


Mengapa o para Bhikkhu, telah Aku ungkapkan?
O para Bhikkhu, karena hal itu bermanfaat, berlandasakan hidup suci, menuntun kepada: tanggalnya keduniawian, tanpa nafsu, padamnya nafsu, ketenteraman, pemahaman, pencerahan dan nibbāna, Oleh karena itu hal tersebut Aku ungkapkan


‘‘Tasmātiha, bhikkhave, ‘idaṃ dukkha’nti yogo karaṇīyo…pe… ‘ayaṃ dukkhanirodhagāminī paṭipadā’ti yogo karaṇīyo’’ti.

Oleh karena itu o para Bhikkhu, latihan tentang “Inilah dukkha” yang seharusnya dikembangkan, latihan tentang “Inilah asal-mula dukkha” yang seharusnya dikembangkan, latihan tentang “Inilah lenyapnya dukkha” yang seharusnya dikembangkan, latihan tentang “Inilah jalan menuju lenyapnya dukkha” yang seharusnya dikembangkan,
 


Sādhu sādhu sādhu



Mohon koreksi dari teman-teman

Thuti


Sumber Pustaka:
Chaţţha Sańgāyana CD-Rom - by Sayagyi Dr. S.N. Goenka –
Vipassana Research Institute, Dhammagiri - Igatpuri 422403 Dist Nashik India.


cunda

  • Guest
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #1 on: 05 February 2009, 04:36:10 PM »
namaste suvatthi hotu

Sīsapāsuttaṃ (Siṃsapāsuttaṃ) seringkali keliru ditafsirkan, bahwa masih banyak "Dhamma" yang belum diajarkan Buddha, sehingga ajaran kepercayaan lain juga bisa "benar/sesuai" dengan Dhamma yang diajarkan Buddha.

Berdasarkan referensi "ajaran guru lain" itulah kemudian banyak orang terperoksok pada kesimpulan sepihak yang dangkal bahwa ajaran yang tersurat dan tersirat di Tipitaka adalah "bualan belaka", atau sekedar karangan para bhikkhu yang bukan arahat, dsb.

Ketika ada seseorang yang berusaha menerangkan apa yang tertulis dalam tipitaka maka orang itu dituduh "fanatik membuta" pada teori yang tertulis dalam Tipitaka, dsb

Bahkan ada orang yang menarik kesimpulan seenaknya (tanpa penyelidikan seksama) bahwa "yang benar cuma ini yang lain keliru".

Sesungguhnya kita yang masih awam akan "Dhamma Sejati" hendaknya terus menerus belajar teori melalui sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya dan mau mencobanya dalam praktek ssecara bertahap dan berkala secara terus menerus, kita juga hendaknya mau berdiskusi dengan benar agar segala sesuatu yang belum jelas menjadi jelas, karena kita juga bisa mendengar dari orang lain apa-apa yang belum kita pernah dengar sebelumnya.

Melalui diskusi yang sehat kita bisa bertukar pengalaman dengan orang lain sehingga kita tidak terjebak pada pandangan picik "mau benar sendiri dan melecehkan yang lain", hanya mereka yang benar-benar melihat segala sesuatu apa adanya dengan pengetahuan/kebijaksanaan (yathābhūtaṃ ñāṇadassanaṃ) dapat terlepas dari kemelekatan "ke-ego-an" sehingga tidak memunculkan "kesombongan dan keserakahan baru", sedangkan kita yang masih belum mampu "melihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan" maka sebaiknya mau menahan diri agar tidak terjebak pada kesombongan.

Thuti


Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #2 on: 05 February 2009, 04:40:43 PM »
bertukar pandang boleh, tapi kalo asal copas dan berpuitis yg seakan akan indah apa itu yg disebut "Kebenaran"

tambahan :

ada juga yg memberikan informasi tetapi yg memberikan info gak tau akan kebenaran informasi tersebut.

sukur2 kalo infonya benar, kalo sesat kan artinya orang sesat menyesatkan orang lain.
« Last Edit: 05 February 2009, 04:43:14 PM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #3 on: 05 February 2009, 04:44:00 PM »
Setuju Romo.

Segenggam daun di dalam tangan Buddha adalah semua Ajaran yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan sebagai Buddhis, daun2 lainnya adalah pengetahuan yang tidak berguna untuk mencapai tujuan itu dan oleh karena itu tidak diajarkan oleh Buddha.

_/\_

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #4 on: 05 February 2009, 07:53:54 PM »
Sīsapāsuttaṃ (Siṃsapāsuttaṃ) seringkali keliru ditafsirkan, bahwa masih banyak "Dhamma" yang belum diajarkan Buddha, sehingga ajaran kepercayaan lain juga bisa "benar/sesuai" dengan Dhamma yang diajarkan Buddha.

Berdasarkan referensi "ajaran guru lain" itulah kemudian banyak orang terperoksok pada kesimpulan sepihak yang dangkal bahwa ajaran yang tersurat dan tersirat di Tipitaka adalah "bualan belaka", atau sekedar karangan para bhikkhu yang bukan arahat, dsb.
maaf nih, romo.

apa bener ada yg meragukan sutta2 dengan menggunakan penyalahtafsiran simsapa sutta sebagai senjata?
saya gak pernah baca yg begitu di sini...

dan kalo memang sasaran romo itu pak hudoyo, kenapa romo gak langsung berdiskusi aja dengan pak hudoyo dari dulu?
agak heran aja, romo sepertinya justru aktif berargumen di belakang orangnya...
seperti juga yg saya denger dari radio, romo bilang: cuman doyan berdebat dengan anak2.
kok waktu itu romo gak turun tangan sendiri meluruskan?

saya merasa lebih positif kalo terjadi dialog langsung dari pakar2nya, biar kita2 bisa belajar...
maaf kalo tulisan saya menyinggung
 ^:)^
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

cunda

  • Guest
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #5 on: 05 February 2009, 09:12:46 PM »

maaf nih, romo.

apa bener ada yg meragukan sutta2 dengan menggunakan penyalahtafsiran simsapa sutta sebagai senjata?
saya gak pernah baca yg begitu di sini...



Namaste suvatthi hotu

Salah tafsir tentang Siṃsapāsuttaṃ terjadi di masyarakat luas yang menyatakan ajaran kepercayaan lain juga mengajarkan Dhamma yang sama dengan yang di ajarkan Buddha.



Quote

dan kalo memang sasaran romo itu pak hudoyo, kenapa romo gak langsung berdiskusi aja dengan pak hudoyo dari dulu?
agak heran aja, romo sepertinya justru aktif berargumen di belakang orangnya...
seperti juga yg saya denger dari radio, romo bilang: cuman doyan berdebat dengan anak2.
kok waktu itu romo gak turun tangan sendiri meluruskan?


Untuk Siṃsapāsuttaṃ aku sama sekali tidak mengarah ke Pak Hudoyo, tapi Siṃsapāsuttaṃ sering dijadikan alasan oleh orang lain untuk membenarkan pendapatnya.

Apabila mengutip kata-kata di radio aku mohon anda tidak mengutip hanya sepenggal karena dampaknya akan serius,

Aku pernah mengusulkan diskusi soal MMD ditutup, ini aku sertakan kutipan postingan tersebut:

namaste suvatthi hotu

aku setuju dengan penjelasan Pak Hudoyo:

"Anda bukan arahat, seperti saya bukan arahat. Jadi marilah kita waspada apa yang ada di dalam batin kita sendiri, tidak usah menghiraukan orang lain".


Mari kita amati batin kita masing2 saja, dan mari tutup diskusi soal MMD disini

Semoga semua tercerahkan

Thuti



Demikianlah semoga menjadi lebih jelas

Thuti
« Last Edit: 05 February 2009, 09:16:59 PM by cunda »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #6 on: 05 February 2009, 11:18:16 PM »
Setuju Romo.

Segenggam daun di dalam tangan Buddha adalah semua Ajaran yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan sebagai Buddhis, daun2 lainnya adalah pengetahuan yang tidak berguna untuk mencapai tujuan itu dan oleh karena itu tidak diajarkan oleh Buddha.

_/\_

setuju dengan om cunda...

makanya seringkali salah ditafsirkan dan dijadikan pembenaran bahwa ada sekian banyak pintu dharma... dan ajaran ajaran mereka itu termasuk salah satu pintu dharma. padahal kalau dipelajari dan dibandingkan, malah kontradiksi satu sama lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #7 on: 06 February 2009, 10:24:05 AM »
Untuk Siṃsapāsuttaṃ aku sama sekali tidak mengarah ke Pak Hudoyo, tapi Siṃsapāsuttaṃ sering dijadikan alasan oleh orang lain untuk membenarkan pendapatnya.

Apabila mengutip kata-kata di radio aku mohon anda tidak mengutip hanya sepenggal karena dampaknya akan serius,
saya tahu pak hudoyo gak pernah memakai simsapa sutta sebagai alasannya.
apakah itu berarti jadi posting kedua romo di atas sama sekali gak mengacu pada pak hudoyo?

mengenai radio, mohon dikoreksi kalo ada yg salah, romo.

saya juga setuju dengan ajakan pak hudoyo di atas, namun kalo ada hal2 yg gak tuntas dan dilontarkan di belakang orangnya, saya pikir mendingan dilakukan terbuka saja.
maafkan keusilan saya romo...
 ^:)^
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #8 on: 06 February 2009, 10:37:49 AM »
Namaste suvatthi hotu

Salah tafsir tentang Siṃsapāsuttaṃ terjadi di masyarakat luas yang menyatakan ajaran kepercayaan lain juga mengajarkan Dhamma yang sama dengan yang di ajarkan Buddha.

Quote
Untuk Siṃsapāsuttaṃ aku sama sekali tidak mengarah ke Pak Hudoyo, tapi Siṃsapāsuttaṃ sering dijadikan alasan oleh orang lain untuk membenarkan pendapatnya.

Bro Morpheus,
Romo sudah mengklarifikasi bahwa statement itu tidak ditujukan kepada Pak Hudoyo. Kenyataannya memang di forum ini Simsapa Sutta memang sering digunakan oleh banyak member dgn tujuan spt yg disebutkan oleh Romo Cunda. Mengapa anda memaksakan tuduhan anda?

_/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #9 on: 06 February 2009, 10:52:43 AM »
Setuju Romo.

Segenggam daun di dalam tangan Buddha adalah semua Ajaran yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan sebagai Buddhis, daun2 lainnya adalah pengetahuan yang tidak berguna untuk mencapai tujuan itu dan oleh karena itu tidak diajarkan oleh Buddha.

_/\_

Berarti harus hafal Tipitaka dulu baru bisa tercerahkan?


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #10 on: 06 February 2009, 11:01:51 AM »
Setuju Romo.

Segenggam daun di dalam tangan Buddha adalah semua Ajaran yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan sebagai Buddhis, daun2 lainnya adalah pengetahuan yang tidak berguna untuk mencapai tujuan itu dan oleh karena itu tidak diajarkan oleh Buddha.

_/\_

Berarti harus hafal Tipitaka dulu baru bisa tercerahkan?



Memahami tidak harus hapal, dan yang lebih penting adalah mempraktikkan. Kalau dengan menghapal bisa tercerahkan, Apakah Bro Kainyn sudah tercerahkan? ;D

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #11 on: 06 February 2009, 11:08:22 AM »
Bro Morpheus,
Romo sudah mengklarifikasi bahwa statement itu tidak ditujukan kepada Pak Hudoyo. Kenyataannya memang di forum ini Simsapa Sutta memang sering digunakan oleh banyak member dgn tujuan spt yg disebutkan oleh Romo Cunda. Mengapa anda memaksakan tuduhan anda?
bang indra, romo udah mengklarifikasi mengenai simsapa sutta dan pak hudoyo, tapi beliau gak mengklarifikasikan seluruh posting keduanya, contohnya kata2 "karangan para bhikkhu yang bukan arahat". setahu saya hanya pak hudoyo yg memakai kata2 itu, tidak ada orang lain.

kalo memang post romo itu dtujukan secara general saja, ya gapapa.
kalo ditujukan untuk pak hudoyo, alangkah bagusnya dan lebih bermanfaat kalo para pakar ini berdialog langsung, ketimbang sentil2an.
manfaatnya akan terasa untuk kita, untuk buddhisme di indonesia.
itu aja, bang.
sekali lagi maafkan keusilan saya.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #12 on: 06 February 2009, 11:16:30 AM »
Apakah kalimat yg diungkapkan om morph identik dengan pak hudoyo ya? Saya sendiri tidak melihat indikasi kesana lho. Mungkin karena sensi nih...

Kalau demikian patenkan saja semua kalimat yg ditulis ;D

Sory lagi usil juga ;D
« Last Edit: 06 February 2009, 11:18:27 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #13 on: 06 February 2009, 11:22:51 AM »
Saya sendiri tidak melihat indikasi kesana lho.
bang bond, thanks pendapat anda, tapi pertanyaan saya buat romo...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Si?sap?sutta?
« Reply #14 on: 06 February 2009, 11:28:57 AM »
Setuju Romo.

Segenggam daun di dalam tangan Buddha adalah semua Ajaran yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan sebagai Buddhis, daun2 lainnya adalah pengetahuan yang tidak berguna untuk mencapai tujuan itu dan oleh karena itu tidak diajarkan oleh Buddha.

_/\_

Berarti harus hafal Tipitaka dulu baru bisa tercerahkan?



Memahami tidak harus hapal, dan yang lebih penting adalah mempraktikkan. Kalau dengan menghapal bisa tercerahkan, Apakah Bro Kainyn sudah tercerahkan? ;D

Ya, betul. Paham ga harus hafal. Tetapi tetap bukanlah masalah "berapa banyak jumlah"-nya. Bukan juga masalah berapa banyak yang dipraktikkan (ref. Kisah Bhikkhu Ekudana dan Bhikkhu Tuccha Pothila). Banyaknya sutta adalah untuk mengayomi banyaknya kecenderungan manusia untuk mengerti tentang Dukkha.

Saya jelas bukan Arahat, dan juga akan "patah hati" kalau memang benar harus memahami seluruh Tipitaka dahulu untuk tercerahkan ;D Lebih baik saya cari agama tetangga yang kitabnya jauh lebih tipis
« Last Edit: 06 February 2009, 11:30:28 AM by Kainyn_Kutho »

 

anything