Sy ga tahu mau post di mana,jadi post di sini aja...
Dari postingan gachapin timbul satu pertanyaan dibatinku...
begini om-om dan tante-tante. ada satu hal yang kurang saya setujui, yaitu pembenaran.
seringkali kita beralasan yang aneh-aneh bila melakukan sesuatu yang kurang baik.
misalnya, saya berbohong, saya beralasan untuk kebaikan anak, untuk kebaikan orang lain, demi perdamaian, demi anu, demi itu, demikian, ...
tanpa kita sadari kita jadikan hal itu sebagai pembenaran, lama-lama ditambah sedikit lagi, berbohong sedikit, lama-lama mulai kendur lagi, jadikan alasan lagi, lama-lama...
akhirnya sila yang seharusnya jadi latihan untuk mengakhiri dukkha, hilang sama sekali.
kita lupa bahwa mengambil sila adalah latihan bagi batin sendiri, sebaiknya bila kita salah, kita melihat ke dalam batin kita, sadari penyebabnya. Sang Buddha mengajarkan kita melihat ke dalam, bukan mencari-cari pembenaran atau alasan keluar.
inti postingan gachapin adalah menjalankan sila dalam kondisi apapun...
Kasusnya,akhir2 ini bos sering mengajakku ke gereja(temanin bos),
okelah sy temanin bos ke tempat ibadahnya.
Masalahnya,di tempat ibadahnya itu,sering jingkrak2(lompat2)+nyanyi2 lagu pujian...
Trus ada sesi/moment,yg mereka klaim sedang di jamah roh kudu* (komat-kamit) ga tahu ngucapin apa tu...
Semua umat yg ada di tempat ibadah itu komat-kamit(ada yg teriak2,ada yg nangis2) *mungkin karna terbawa suasana..
mau ga mau,gw juga ikut komat-kamit,tangan keatas...
*Tapi yg gw ucapin 'sabbe satta bhavantu sukkhitata'
hampir semua jenis doa gw ikutin di situ...
Nah,pertanyaanya termasuk melanggar sila ke 4 ga?
Soalnya ga mungkin kalo gw bersikap anjali disitu(bisa dilempat sepatu)