Sy sudah menjalani pernikahan beda agama selama 16 tahun. Biasa2 saja, hari minggu kadang2 sy ajak anak ke vihara, istri di rumah. Ya, anak saya beragama Buddha seperti saya. Pada prinsipnya kita jangan memaksakan seseorang untuk mengikuti keyakinan yg kita anut. akar permasalahannya adalah di anak, ikut siapa? Namun bila kita menjalankan ajaran agama Buddha dengan benar, maka istri kita juga akan melihat bahwa agama Buddha adalah agama yg logis. Mungkin dia tidak sepaham dgn ajaran agama Buddha, namun setidaknya menghormatinya. Sebenarnya jika kita agama Buddha mau pindah agama itu mudah, tidak takut akan jadi umat murtad, tidak takut jadi anak murtad, tidak takut masuk neraka karena menolak diselamatkan oleh si gembala domba, tidak takut jadi kafir yg akan dikutuk oleh sang pengkutuk, beda dgn agama2 lain. Maka sering umat beragama Buddha mengalah untuk mengikuti kemauan umat agama lain. Tetapi perlu diingat, jika pacar kita agama lain mengatakan kalau kamu mencintai aku maka ikut agamaku, jika tidak kita tidak akan menikah, maka jawablah, aku mencintai kamu, maka aku menghormati agamamu, aku tidak akan memaksa kamu mengikuti agama yg aku anut. Mengapa kamu tidak menghormati agamaku jika kamu mencintai aku?