//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tentang Praktik Blessing dan Amulet  (Read 21239 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #30 on: 02 May 2013, 01:57:05 PM »
Saudara Sedhamma Sekalian, mohon maaf saya tidak pernah menyebutkan atau menjanjikan kalau Luang Pu akan bagi-bagi amulet di acara waisak ini (kok jadi pada berpikir ada bagi2 amulet???).

Saya juga ga berpikir kalo luang pu mau bagi-bagi amulet...

Saya hanya merasa kurang setuju kalau seorang bhikkhu bagi-bagi amulet, bhikkhu di manapun, siapapun... (terlepas dari Luang Pu, atau bukan. Acara waisak, atau bukan)

Quote
Tidak juga menyebutkan dan menjanjikan bahwa dapat blessing dari Luang Pu pasti bisa sukses.

Memang tidak... Mungkin yang perlu diluruskan adalah 'apa tujuan blessing'..

Quote
Dan karena yang datang kali ini adalah Luang Pu Suang bhikkhu senior dari Thailand yang sangat dihormati (plus Luang Pu Rut dan nanti lebih dari 30 Bhikkhu yang hadir) tentunya dalam poster acara, kita kedepankan sosok Luang Pu Suang. Gak mungkinkan Luang Pu Suang yang datang, yang kita kasih profil diposter ketua panitia waisak kan ? Jadi mohon jangan ditarik kemana-mana (bagi yang tidak suka ya tidak masalah, karena setiap orang punya pemikiran sendiri).

Tentang poster, saya komennya berdasarkan semua komposisi gambar dan tulisan. Lalu saya menarik kesimpulan berdasarkan itu semua (jadi tidak semata-mata hanya dari gambar). Tapi kalo km merasa ga benar, ya sudah, ga perlu dibahas lagi..
« Last Edit: 02 May 2013, 02:03:31 PM by dhammadinna »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #31 on: 02 May 2013, 02:08:07 PM »
Bisa dijelaskan pemercikan air ini untuk apa?
Saya tidak menyamakan percik dan mandi, tapi menekankan pada 'keampuhan air'.

Boleh diceritakan di sini dalam rangka apa percikan + Ratanasutta dilakukan, supaya jelas di sini?

Walaupun tidak ada tradisinya dulu, bukan berarti satu 'ritual' salah. Dan sebaliknya, walaupun ada kasusnya dalam tradisi Buddhis jaman dulu, belum tentu pasti pelaksanaannya sesuai.

Silahkan penjelasannya.

Penjelasan lengkap bisa dibaca di RAPB (Riwayat Agung Para Buddha) karya Tipitakadhara Mingun Sayadaw halaman 1111 s/d 1120.   Salah satu penyunting buku ini adalah om Kaynin Kutho yang menanyakan pertanyaan di atas.  8-} ^-^  Ebooknya bisa didownload di DC.

Karena kepiawaian pembuat ebook ini, tulisan di dalamnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bisa dicopy paste ke sini.  Huruf2 copasnya jadi tak terbaca. :'(   Karena itu, silahkan dibaca (kembali) sendiri.  ;D

Ringkasnya cerita mengenai Ratana Sutta ini sbb:
Ketika itu, di kota Vesali mengalami wabah kelaparan yang mengakibatkan banyak korban kematian bagi penduduknya terutama kaum miskin. Karena adanya mayat yang membusuk, makhluk halus mulai bergentayangan di kota itu; yang kemudian diikuti dengan wabah penyakit. Mewabahnya ketiga jenis ketakutan ini: kelaparan, mahluk halus jahat, dan wabah penyakit mengakibatkan penduduk mencari bantuan kepada Sang Buddha yang saat itu berdiam di Rajagaha.

Diikuti dengan sejumlah besar Bhikkhu termasuk Yang Mulia Ananda, pengikut setiaNya, Sang Buddha datang ke kota Vesali. Tibanya Sang Buddha diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu semua mayat membusuk hingga udara menjadi jernih dan kota menjadi bersih.

Setelahnya, Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai bagaimana Ia harus berkeliling kota bersama penduduk Licchavi membaca Sutra untuk tanda perlindungan bagi penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda mengikuti perintah tersebut dan memercikkan air suci dari mangkok Sang Buddha kepada penduduk kota. Karenanya, semua makhluk jahat terusir dan wabah penyakitpun menyusut.


Sekian dan semoga cukup jelas. 
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #32 on: 02 May 2013, 02:22:25 PM »
Saudara Sedhamma Sekalian, mohon maaf saya tidak pernah menyebutkan atau menjanjikan kalau Luang Pu akan bagi-bagi amulet di acara waisak ini (kok jadi pada berpikir ada bagi2 amulet???). Tidak juga menyebutkan dan menjanjikan bahwa dapat blessing dari Luang Pu pasti bisa sukses. Dan karena yang datang kali ini adalah Luang Pu Suang bhikkhu senior dari Thailand yang sangat dihormati (plus Luang Pu Rut dan nanti lebih dari 30 Bhikkhu yang hadir) tentunya dalam poster acara, kita kedepankan sosok Luang Pu Suang. Gak mungkinkan Luang Pu Suang yang datang, yang kita kasih profil diposter ketua panitia waisak kan ? Jadi mohon jangan ditarik kemana-mana (bagi yang tidak suka ya tidak masalah, karena setiap orang punya pemikiran sendiri).
Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung anda. Memang tidak ada dikatakan demikian, tapi di gambarnya ada menyinggung Luang Pu tersebut ahli bikin amulet ayam dan saya pribadi kurang cocok. Itu saja kok, tidak memaksa orang lain sependapat, apalagi kalau sampai menghalangi acaranya. Jadi silahkan lanjutkan saja. Perbedaan pendapat sudah biasa di sini, tidak berarti anda melanggar peraturan kok. :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #33 on: 02 May 2013, 02:23:28 PM »
Penjelasan lengkap bisa dibaca di RAPB (Riwayat Agung Para Buddha) karya Tipitakadhara Mingun Sayadaw halaman 1111 s/d 1120.   Salah satu penyunting buku ini adalah om Kaynin Kutho yang menanyakan pertanyaan di atas.  8-} ^-^  Ebooknya bisa didownload di DC.

Karena kepiawaian pembuat ebook ini, tulisan di dalamnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bisa dicopy paste ke sini.  Huruf2 copasnya jadi tak terbaca. :'(   Karena itu, silahkan dibaca (kembali) sendiri.  ;D

Ringkasnya cerita mengenai Ratana Sutta ini sbb:
Ketika itu, di kota Vesali mengalami wabah kelaparan yang mengakibatkan banyak korban kematian bagi penduduknya terutama kaum miskin. Karena adanya mayat yang membusuk, makhluk halus mulai bergentayangan di kota itu; yang kemudian diikuti dengan wabah penyakit. Mewabahnya ketiga jenis ketakutan ini: kelaparan, mahluk halus jahat, dan wabah penyakit mengakibatkan penduduk mencari bantuan kepada Sang Buddha yang saat itu berdiam di Rajagaha.

Diikuti dengan sejumlah besar Bhikkhu termasuk Yang Mulia Ananda, pengikut setiaNya, Sang Buddha datang ke kota Vesali. Tibanya Sang Buddha diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu semua mayat membusuk hingga udara menjadi jernih dan kota menjadi bersih.

Setelahnya, Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai bagaimana Ia harus berkeliling kota bersama penduduk Licchavi membaca Sutra untuk tanda perlindungan bagi penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda mengikuti perintah tersebut dan memercikkan air suci dari mangkok Sang Buddha kepada penduduk kota. Karenanya, semua makhluk jahat terusir dan wabah penyakitpun menyusut.


Sekian dan semoga cukup jelas. 
OK, bagaimana dengan blessing percik yang biasa dilakukan itu? Bagaimana praktik dan pengertiannya?

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #34 on: 02 May 2013, 09:17:20 PM »
Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung anda. Memang tidak ada dikatakan demikian, tapi di gambarnya ada menyinggung Luang Pu tersebut ahli bikin amulet ayam dan saya pribadi kurang cocok. Itu saja kok, tidak memaksa orang lain sependapat, apalagi kalau sampai menghalangi acaranya. Jadi silahkan lanjutkan saja. Perbedaan pendapat sudah biasa di sini, tidak berarti anda melanggar peraturan kok. :)


Siiippp. Thanks.
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #35 on: 02 May 2013, 09:18:45 PM »
Saya juga ga berpikir kalo luang pu mau bagi-bagi amulet...

Saya hanya merasa kurang setuju kalau seorang bhikkhu bagi-bagi amulet, bhikkhu di manapun, siapapun... (terlepas dari Luang Pu, atau bukan. Acara waisak, atau bukan)

Memang tidak... Mungkin yang perlu diluruskan adalah 'apa tujuan blessing'..

Tentang poster, saya komennya berdasarkan semua komposisi gambar dan tulisan. Lalu saya menarik kesimpulan berdasarkan itu semua (jadi tidak semata-mata hanya dari gambar). Tapi kalo km merasa ga benar, ya sudah, ga perlu dibahas lagi..

OK. Thanks atas replynya.
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #36 on: 02 May 2013, 11:08:30 PM »
wuahhhh jd panjang. suruh siapa di tonjolkan mengenai amulet di poster.

kan bisa, "bikkhu hutan masa vassa sekian xx tahun"...
untung org2 DC msh kritis....
Samma Vayama

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #37 on: 03 May 2013, 09:47:34 AM »
OK, bagaimana dengan blessing percik yang biasa dilakukan itu? Bagaimana praktik dan pengertiannya?

Karena belum ada jawaban, saya akan coba jelaskan perbedaannya.

Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.


Nah, yang saya mau tahu acara blessing ini bagaimana penjelasan dan prinsipnya. Kalau saya pernah alami, sepertinya air itu dibacakan paritta, lalu yang terciprat akan jadi 'hoki', yang menyebabkan terbesitnya pikiran tentang kesamaan dengan pandangan mandi di sungai tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang. Sama-sama 'air sakti', padahal bahkan komentar itu sendiri tidak menjelaskan tentang air yang bermuatan 'hoki', namun pembacaan sutta yang mengajak semua makhluk hidup memuji Tiratana.

Dan sekali lagi, terlepas apakah acara ini sesuai dengan dhamma, kurang sesuai, atau bahkan bertentangan, saya tidak punya kepentingan untuk menghalangi. Silahkan saja kalau mau ikutan.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #38 on: 03 May 2013, 09:59:59 AM »
Karena belum ada jawaban, saya akan coba jelaskan perbedaannya.

Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.


Nah, yang saya mau tahu acara blessing ini bagaimana penjelasan dan prinsipnya. Kalau saya pernah alami, sepertinya air itu dibacakan paritta, lalu yang terciprat akan jadi 'hoki', yang menyebabkan terbesitnya pikiran tentang kesamaan dengan pandangan mandi di sungai tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang. Sama-sama 'air sakti', padahal bahkan komentar itu sendiri tidak menjelaskan tentang air yang bermuatan 'hoki', namun pembacaan sutta yang mengajak semua makhluk hidup memuji Tiratana.

Dan sekali lagi, terlepas apakah acara ini sesuai dengan dhamma, kurang sesuai, atau bahkan bertentangan, saya tidak punya kepentingan untuk menghalangi. Silahkan saja kalau mau ikutan.

good point..

untuk itu klik +1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #39 on: 03 May 2013, 10:09:11 AM »
good point..

untuk itu klik +1
Sorry, blom bisa bales. :)

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #40 on: 03 May 2013, 10:16:42 AM »
Sorry, blom bisa bales. :)

no problem  8)

nah lanjutkan, jika saat ini katakanlah saya sangat bernafsu mendapat air kepretan yang katanya suci ini, lalu setelah keciprat lalu saya merasa (mungkin secara sugesti) lebih nyaman dan aman (aduh gimana sih bahasa yang tepatnya?) diberkahi air suci ini. menurut abang kainyn, apakah hal ini tidak bermanfaat atau bermanfaat? dan apakah bhikkhu layak melakukan hal ini?

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #41 on: 03 May 2013, 10:25:01 AM »
:) Saya rasa sih, itu bukan kenyataan dunia saat ini. Jaman dulu juga kalo mau adain acara, pasti butuh modal. Tapi kalau mau galang dana, ya galang aja… tidak perlu bhikkhu nya dijadikan “pemanis”.

Saya tidak bilang kalo saya mencari festival demikian. Dan saya tidak merasa perlu mengikuti perayaan waisak dimanapun.

Kalo saya mau berbuat baik, akan saya lakukan tanpa embel-embel: "dalam rangka perayaan waisak", dan tanpa perlu mencari yang berbasis buddhis. Dan akan saya lakukan karena saya senang melakukannya, dan saya merasakan manfaat yang nyata dari perbuatan itu. Bukan demi sesuatu ga jelas yang berjudul “pertambahan deposit”.
saya kagum sama cici yang pemahamannya sudah sampai di tingkat ini. saluut ^:)^

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #42 on: 03 May 2013, 10:59:13 AM »
no problem  8)

nah lanjutkan, jika saat ini katakanlah saya sangat bernafsu mendapat air kepretan yang katanya suci ini, lalu setelah keciprat lalu saya merasa (mungkin secara sugesti) lebih nyaman dan aman (aduh gimana sih bahasa yang tepatnya?) diberkahi air suci ini. menurut abang kainyn, apakah hal ini tidak bermanfaat atau bermanfaat? dan apakah bhikkhu layak melakukan hal ini?
Kalau masalah sugesti bisa berpengaruh, saya pikir memang bisa. Banyak juga sugesti dan keyakinan dari dateng ke dukun, shaman, 'medicine man', yang membuat efek positif bagi seseorang. Seperti placebo effect saja.

Namun apakah sugesti dari anggapan tersebut sesuai dengan pandangan benar?

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #43 on: 03 May 2013, 11:14:35 AM »
Kalau masalah sugesti bisa berpengaruh, saya pikir memang bisa. Banyak juga sugesti dan keyakinan dari dateng ke dukun, shaman, 'medicine man', yang membuat efek positif bagi seseorang. Seperti placebo effect saja.

Namun apakah sugesti dari anggapan tersebut sesuai dengan pandangan benar?

sep.. i see the point.

mod, jika perlu, mungkin diskusi dari post #14 bisa di split menjadi thread tersendiri. kayaknya bagus juga diskusinya.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« Reply #44 on: 03 May 2013, 02:46:18 PM »
Ada kontradiksi dalam pernyataan anda. (bold)

Karena belum ada jawaban, saya akan coba jelaskan perbedaannya.

Ratanasutta itu sendiri adalah sebuah ajakan untuk semua makhluk agar hidup damai, memahami dhamma, dan memuji Tiratana. Tidak ada hubungannya dengan percik-memercik.

Kisah yang melatar-belakangi pembabaran Ratanasutta mengisahkan masa kelaparan di Vesali yang menyebabkan banyak orang meninggal. Entah karena orang-orang yang mati kelaparan di sana terlahir sebagai hantu di sana, atau mayat-mayat yang menarik makhluk-makhluk tersebut, kota tersebut jadi banyak gangguan hantu, dan tentu saja kalau banyak mayat yang tak terurus, otomatis penyakit menyebar, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan.

Para penduduk di sana meminta bantuan dari Buddha Gotama, yang kemudian ke sana bersama sejumlah bhikkhu, dan bersamaan dengan kedatangan Buddha dan Sangha ke sana, hujan yang sangat lebat turun membersihkan mayat-mayat dan kotoran. Kemudian Buddha menyuruh Ananda membacakan Ratanasutta ini keliling kota dan memercikkan air (dari patta Buddha sendiri) dan akibatnya para makhluk halus itu tidak lagi mengganggu.

Kisah ini terdapat hanya dalam komentar Sutta Nipata aliran Theravada. Padanan Ratanasutta, Svastyanagatha, tidak memiliki komentar serupa.


Nah, yang saya mau tahu acara blessing ini bagaimana penjelasan dan prinsipnya. Kalau saya pernah alami, sepertinya air itu dibacakan paritta, lalu yang terciprat akan jadi 'hoki', yang menyebabkan terbesitnya pikiran tentang kesamaan dengan pandangan mandi di sungai tertentu bisa mengubah kehidupan seseorang. Sama-sama 'air sakti', padahal bahkan komentar itu sendiri tidak menjelaskan tentang air yang bermuatan 'hoki', namun pembacaan sutta yang mengajak semua makhluk hidup memuji Tiratana.

Dan sekali lagi, terlepas apakah acara ini sesuai dengan dhamma, kurang sesuai, atau bahkan bertentangan, saya tidak punya kepentingan untuk menghalangi. Silahkan saja kalau mau ikutan.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »