Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: Lily W on 15 January 2008, 09:49:41 AM

Title: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 15 January 2008, 09:49:41 AM
CITTA VITHI

CITTA = Kesadaran/Pikiran
VITHI  = Proses yang berkesinambungan yang tak terhenti

Jadi CITTA VITHI adalah Proses Keberlangsungan Kesadaran yang sinambung (terus menerus) tanpa Jeda Kosong.

Quote
Jika ada yg bilang meditasi untuk kosongkan pikiran...itu adalah omong kosong....karena Kesadaran tidak pernah kosong.

CITTA VITHI terdiri dari 2 jenis :

1. Panca Dvara Vithi = Proses keberlangsungan Pikiran melalui Pintu Panca Indera
ada 17 saat saat pikiran :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Ket :
1 2 3 = Bhavanga Citta = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar kehidupan ato rangkaian kehidupan Pintu Panca Indera
4 = Kesadaran yang berfungsi mengarahkan indera ke objek
5 = Kesadaran indera (melihat), Kesadaran indera (mendengar), Kesadaran indera (mencium wewangian), Kesadaran indera (mengecap rasa kecapan) dan Kesadaran indera (mengalami sentuhan).
6 = Kesadaran yang menerima pengalaman (5)
7 = Kesadaran memeriksa pengalaman yang dialami oleh (6)
8 = Kesadaran yg memutuskan apa yg di periksa oleh (7)
9-15 = Javana = Kesadaran yg mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang diambil oleh kesadaran ( 8 )
16-17 = Tadarammana Citta = Kesadaran yg fungsinya mencatat pengalaman yg diambil oleh (4-15)

Contoh:
Pada saat ada objek penglihatan, itu belum terjadi kesadaran melihat. kesadaran kita masih memiliki objek yang lampau (1), pada saat objek muncul, kesadaran yang memiliki objek lampau bergetar (2)... sampai akhirnya di interupsi, selesai (berakhir)(3). itu namanya bhavanga citta. Pada saat dia berakhir, ada kesadaran yang berfungsi mengarahkan indera terhadap objek (4)....ini belum melihat, pintu sudah terbuka tapi belum muncul kesadaran melihat. Ada kesadaran yang mengarahkan Indera terhadap objek, barulah terjadinya kesadaran melihat (5)...setelah terjadi kesadaran melihat, ada kesadaran lain yg berfungsi menerima pengalaman melihat tadi(6), kemudian ada kesadaran lain yang memeriksa apa yang telah diterima(7), kemudian ada kesadaran lain yang berfungsi memutuskan apa yang telah di periksa ( 8 ) baik/buruk, apa yang harus dilakukan? maka terjadilah kesadaran yang mendorong terjadinya perbuatan (9-15), setelah selesai itu ada kesadaran yang berfungsi mencatat (16-17) pengalaman apa yang telah di arahkan, lihat, di terima, di periksa, di putuskan dan dilakukan (4-15)

2. Mano Dvara Vithi = Proses keberlangsungan Pikiran melalui Pintu Indera Pikiran
ada 13 saat saat Pikiran :
1 2 3 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 2 3 = Bhavanga Citta = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar kehidupan
8 = Kesadaran yg memutuskan
9-15 = Javana = Kesadaran yg mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang diambil oleh kesadaran ( 8 )
16-17 = Tadarammana Citta = Kesadaran yg fungsinya mencatat pengalaman yg diambil oleh (8-15)

Note :
Saat saat pikiran itu adalah satu paket dan tidak bisa di pisahkan.
Setelah cukup 1 paket saat saat pikiran tsb, pikiran atau kesadaran kembali menjadi  Bhavanga (mulai dari 1 2 3 dstnya dan beruntun)... Begitulah proses kognisi Pintu Panca Indera dan Pintu Indera Pikiran.

Faktor-faktor terjadinya kesadaran :
1. ada objek
2. ada alat indera
3. ada media
4. ada perhatian
5. ada kontak
Kelima faktor ini akan kontak bersama-sama maka timbul proses Kesadaran.
Jika salah satu faktornya tidak ada, maka proses Kesadaran tidak akan timbul.

Yang ada di setiap moment Pikiran :
1. Kontak (Phasa)
2. Vedana (Perasaan)
3. Sanna (Pencerapan/Persepsi)
4. Kehendak (Cetana)
5. Konsentrasi (Ekaggata)
6. Perhatian (Manasikara)
7. Vitalitas Hidup (Jivitindriya)


Demikianlah Citta Vithi ini yg bisa saya sampaikan......Citta Vithi emang rumit...tapi kalo kita bisa memanage di angka ( 8 ) maka kita akan merasakan kegembiraan yang lain....
Semoga Frens bisa merenungkannya ato kalo kurang jelas bisa belajar di kelas Abhidhamma.....
Anumodana.......


 _/\_  :lotus:

 
 Kesadaran Normal :
(http://i352.photobucket.com/albums/r352/lily_warsiti/dying2liveD1.jpg)
 
Menurut Hakikat sesungguhnya... Proses kehidupan itu adalah muncul tengelam satu kesadaran dan di susul oleh kesadaran yang lain yang berlangsung dengan cepat sekali dan berkesinambungan.
contoh : Kesadaran melalui Pintu Indera ada 17 citta (coba perhatikan gambar pertama yg di atas).... waktu citta pertama muncul kemudian tengelam langsung di susul oleh citta yang kedua, begitu juga dengan citta kedua tengelam di susul oleh citta yang ketiga...dstnya....tanpa henti prosesnya.
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: bond on 15 January 2008, 12:57:12 PM
Bagus mami, thanks uda dipostingin cittha vitthi _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 15 January 2008, 02:20:54 PM
CITTA VITHI

Demikianlah Citta Vithi ini yg bisa saya sampaikan......Citta Vithi emang rumit...tapi kalo kita bisa memanage di angka ( 8 ) maka kita akan merasakan kegembiraan yang lain....
 


Aku lagi mikir2, kenapa yah kita harus me-manage di nomor 8 (kesadaran yg memutuskan apa yg dialami oleh indra).

Apa karna nomor 8 ini 'menentukan' yg nomor 9 yah? (Nomor 9 kalau aku perhatikan adalah Cetana/Niat untuk berbuat).



::



 
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 15 January 2008, 06:16:20 PM
Aku lagi mikir2, kenapa yah kita harus me-manage di nomor 8 (kesadaran yg memutuskan apa yg dialami oleh indra).
Apa karna nomor 8 ini 'menentukan' yg nomor 9 yah? (Nomor 9 kalau aku perhatikan adalah Cetana/Niat untuk berbuat).
::

Nomor 8 yang memutuskan yaitu memutuskan objek sebagai kusala, akusala, dan kiriya.
Dan nomor 9 adalah sebagai dorongan terjadinya aksi, yaitu dorongan terhadap objek yang telah menjadi kusala, akusala dan kiriya.
Nomor 9 = Javana 1 = menimbulkan kamma yang hanya dapat berbuah langsung di kehidupan ini
Nomor 10-14 = Javana 2-6 = menimbulkan kamma yang dapat berbuah sepanjang waktu samsara hingga parinibbana
Nomor 15 = Javana 7 = menimbulkan kamma yang dapat berbuah setelah kehidupan ini ( di satu kehidupan yang akan datang ).

Note :
Kiriya = bukan kusala, bukan Akusala dan bukan vipaka. Kiriya dimiliki oleh Arahat

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 15 January 2008, 09:22:30 PM
setau saya sih, cetana ada di setiap citta yang muncul...

jadi poin pentingnya adalah pengendalian no. 8, agar bisa mengerem javana, yang akan membuat vipaka...
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 15 January 2008, 11:01:44 PM
bagaimana kita cara me-manage proses yg ke8 itu agar tidak membuat vipaka lagi?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 16 January 2008, 09:03:40 AM
bagaimana kita cara me-manage proses yg ke8 itu agar tidak membuat vipaka lagi?

dear tesla,

selama ini, kita selalu lose control.... jadi dalam memutuskan, mengikuti like and dislike kita......

itu kenapa dalam abhidhamma dan juga vipassana, biasanya dimulai dengan mengerem pelan2 pikiran kita yang selama ini dibiarkan "liar" itu

Pada awalnya, kita masih sering kebablasan, sama seperti mobil yang lari 200 km/jam, tidak mgkn dipaksakan langsung jadi 0 km/jam. Jika dipaksakan pun, tentunya akan terpelanting

Dalam praktek kehidupan nyata, hal ini biasanya dilakukan oleh mereka yg ingin cepat mencapai "kesucian".... mereka berkeras untuk berkonsentrasi, dimana pada akhirnya banyak yang "tersesat"......

Karena itu, cara mengeremnya mulai dengan menyadari jika kita melakukan segala sesuatu....... misal kita sudah biasa marah atau emosi (dosa mula citta), jika itu terjadi, jgn disesali, namun sadari bhw kita sudah melakukan akusala, sehingga jika akan marah atau emosi lagi di masa yg akan datang, kita sudah mulai bisa mengeremnya.

kelihatannya amat sangat mudah, namun ternyata sangat sulit diterapkan loh........  ;).... namun seperti yg  disebut oleh mentor Ko Selamat dalam tulisannya diatas, bahwa jika kita bisa memanage no. 8 maka kita akan bisa merasakan kegembiraan yang lain _/\_ 
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 16 January 2008, 09:29:55 AM
bagaimana kita cara me-manage proses yg ke8 itu agar tidak membuat vipaka lagi?

Seperti yg dijelaskan oleh Bro. Markos diatas, dimulai dari 'Menyadari' gerak-gerik batin kita.
Untuk bisa 'menyadari' ini tentu kita harus siap pula dengan pengetahuan yg lengkap tentang berbagai jenis batin/citta yg akan kita awasi tsb, supaya tidak akan membingungkan nantinya.

Saya kutip sedikit kata2 dari Nina Van Gorkom, seorang pakar Abhidhamma:

"Mungkin orang akan bertanya-tanya, apakah ada gunanya untuk mempelajari demikian banyak hal secara terperinci. Dalam kehidupan sehari-hari akan kita lihat, bahwa mengetahui berbagai jenis citta (kesadaran) dan mengetahui citta mana yg menjadi dasar timbulnya suatu perbuatan, adalah sangat perlu."

::
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 16 January 2008, 10:17:05 AM
Apa karna nomor 8 ini 'menentukan' yg nomor 9 yah? (Nomor 9 kalau aku perhatikan adalah Cetana/Niat untuk berbuat).
::

Nomor 9 bukan niat tapi hanyalah kesadaran yg melandasi tindakan-tindakan.
contoh :
melandasi bergetarnya pita suara, melandasi geraknya tangan dll...

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 16 January 2008, 10:23:25 AM
Jadi cukup menyadari saat akusala citta muncul ya...

Kadang2 binggung jg mana yg akusala & mana yg kusala... bagaimana patokannya?

Lalu apakah kiriya muncul sebelum arahat? bagaimana tau bahwa ini adalah citta kiriya?

Anumodana
_/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 16 January 2008, 11:08:16 AM
Jadi cukup menyadari saat akusala citta muncul ya...
Kadang2 binggung jg mana yg akusala & mana yg kusala... bagaimana patokannya?
Lalu apakah kiriya muncul sebelum arahat? bagaimana tau bahwa ini adalah citta kiriya?
Anumodana
_/\_

Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.

Kiriya tidak akan muncul sebelum Arahat.

Yang tau itu kiriya citta adalah Yang bersangkutan karena kiriya muncul di batin
& sering kan kita bisa "acting"...
Kecuali yg nampak jelas, misalnya tertawa ngakak... Hal ini tidak akan muncul pada Arahat (yg memiliki kiriya-citta)... Dari 54 varian citta di alam kita ini (kamavacara), ada 6 citta yg tidak akan muncul pada seorang awam seperti kita, artinya yg hanya muncul pada mereka yg sudah mencapai Arahat... Salah satu dari 6 citta itu adalah: Senyum Arahat...
Jadi kalo ada yg "ngaku" Arahat... tapi masih bisa ngakak, itu bukti jelas dia belum Arahat (kiriya)... Tertawa terbahak2 itu kan ada lobha-mula-citta (kamma) lho...

Bro Tesla.....ingat ya....jangan mencoba menyelami bathin Arahat... Bisa gila lho... :)) :)) :))

 _/\_ :lotus:



Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 16 January 2008, 11:20:58 AM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.
nah... ini yang saya binggung... kadang2 kita tidak bisa membedakan mana yg bermanfaat ataupun tidak bermanfaat.
ada hal yg di awal bermanfaat diakhir tidak bermanfaat, dan sebaliknya. & penulusuran tingkat manfaat tiap individu adalah berbeda.

misalnya seperti menyumbangkan uang kepada anak2 jalanan yg ngemis di lampu merah. apakah bermanfaat atau tidak nantinya?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 16 January 2008, 11:40:40 AM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.
nah... ini yang saya binggung... kadang2 kita tidak bisa membedakan mana yg bermanfaat ataupun tidak bermanfaat.
ada hal yg di awal bermanfaat diakhir tidak bermanfaat, dan sebaliknya. & penulusuran tingkat manfaat tiap individu adalah berbeda.
misalnya seperti menyumbangkan uang kepada anak2 jalanan yg ngemis di lampu merah. apakah bermanfaat atau tidak nantinya?

Nih...ada kutipan sedikit kata2 dari Nina Van Gorkom, seorang pakar Abhidhamma:

Akusala Citta dan Kusala Citta merupakan kenyataan hidup sehari-hari. Agar kita dapat memahami tentang kenyataan-kenyataan ini, terlebih dahulu kita seharusnya mencoba memahami diri sendiri.
Apabila kita belum dapat memahami diri sendiri, maka kita akan sulit untuk dapat menolong orang lain.
Hal ini bukan berarti, bahwa kita harus menunggu seumur hidup untuk mengerti diri sendiri, sebelum mulai menolong orang lain; akan tetapi, mereka yang baru mengerti pun tentang segala sesuatu sebagaimana adanya, telah dapat menolong orang lain untuk memperoleh pengertian yang benar.
==============================

Quote
misalnya seperti menyumbangkan uang kepada anak2 jalanan yg ngemis di lampu merah. apakah bermanfaat atau tidak nantinya?

Saat kita menyumbangkan uang kepada anak2 jalanan itu adalah merupakan Kusala bagi kita. Kalo nantinya itu....adalah hal lain lagi. Kalo berniat berdana...dana aja langsung....jangan pikir2 nantinya....kesempatan cepat berlalu lho...

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: EVO on 16 January 2008, 12:07:46 PM
Quote
Nih...ada kutipan sedikit kata2 dari Nina Van Gorkom, seorang pakar Abhidhamma:

Akusala Citta dan Kusala Citta merupakan kenyataan hidup sehari-hari. Agar kita dapat memahami tentang kenyataan-kenyataan ini, terlebih dahulu kita seharusnya mencoba memahami diri sendiri.
Apabila kita belum dapat memahami diri sendiri, maka kita akan sulit untuk dapat menolong orang lain.
Hal ini bukan berarti, bahwa kita harus menunggu seumur hidup untuk mengerti diri sendiri, sebelum mulai menolong orang lain; akan tetapi, mereka yang baru mengerti pun tentang segala sesuatu sebagaimana adanya, telah dapat menolong orang lain untuk memperoleh pengertian yang benar.
===========================
betul sekali
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 16 January 2008, 01:39:43 PM
Anumodana :lotus:

 _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Sumedho on 16 January 2008, 03:30:01 PM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.
Ci Lily, Kamma itu adalah kehendak/cetana.

keknya lebih mengarah pada si kehendak daripada si hasilnya.
misalnya niat nolong eh, malahan yg ditolong jadi mati...
atao mau celakain orang, eh malah si korban jadi hoki...

Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 16 January 2008, 04:26:56 PM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.
Ci Lily, Kamma itu adalah kehendak/cetana.

keknya lebih mengarah pada si kehendak daripada si hasilnya.
misalnya niat nolong eh, malahan yg ditolong jadi mati...
atao mau celakain orang, eh malah si korban jadi hoki...



IMO, kalau murni ''''hanya'''' niat, maka kita tidak perlu mengembangkan kebijaksanaan lagi. terus terang saya jg masih binggung apa yg dimaksud dengan moha. kebodohan apa yg dimaksud?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 16 January 2008, 04:28:11 PM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.
Ci Lily, Kamma itu adalah kehendak/cetana.
keknya lebih mengarah pada si kehendak daripada si hasilnya.
misalnya niat nolong eh, malahan yg ditolong jadi mati...
atao mau celakain orang, eh malah si korban jadi hoki...

Dalam Bahitika-Sutta, Majjima Nikaya II, Raja Vagga, dapat kita baca tentang Kusala Kamma, yaitu percakapan baik dan pikiran-pikiran baik. Raja Pasenadi bertanya kepada Ananda tentang maksud dari kebaikan atau kemahiran dalam bertingkah laku, sbb :

Raja Pasenadi :
"Yang Mulia, apakah yang dimaksud kebaikan atau kemahiran dalam bertingkah laku itu?"

Ananda :
"Segala tindak tanduk yang dilakukan dengan tubuh, yang tidak ternoda".

Raja Pasenadi :
"Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tidak ternoda?"

Ananda :
"Segala tindak tanduk tubuh yang tidak menyakiti"

Raja Pasenadi :
"Yang Mulia, apakah yang dimaksud tindak tanduk tubuh yang tidak menyakiti?"

Ananda :
"Segala tindak-tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan".

Raja Pasenadi :
"Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tindak-tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan?'

Ananda :
"Segala yang dilakukan oleh tubuh yang tidak menimbulkan penyiksaan diri dan tidak menimbulkan siksaan bagi orang lain, serta tidak menyiksa kedua-duanya, dimana ketidaktahuan akan berkurang dan kemampuan berbuat baik akan bertambah".

Begitu pula halnya dengan ucapan dan pikiran yang baik ( perbuatan melalui ucapan dan pikiran ). Percakapan di atas menunjukkan makna Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas. Banyak intensitas dari Kusala Kamma. Ada Kusala Kamma  yang tingkatannya lebih tinggi daripada hanya sekedar menghindari perbuatan jahat, dengan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain.

(Buddhism in Daily Life : Nina Van Gorkom )

 _/\_  :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Sumedho on 16 January 2008, 05:27:28 PM
nah ini dia ci lily

Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.

Quote
Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tindak-tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan?'

Ananda :
"Segala yang dilakukan oleh tubuh yang tidak menimbulkan penyiksaan diri dan tidak menimbulkan siksaan bagi orang lain, serta tidak menyiksa kedua-duanya, dimana ketidaktahuan akan berkurang dan kemampuan berbuat baik akan bertambah".

kan ada beda antara kusala kamma dengan tindak tanduk yg membawa kebahagiaan.

Misalnya contoh tadi, kita menolong orang, eh malahan kita di marahi oleh orang itu..... itu kusala kamma atau bukan ? yang pasti tidak membawa kebahagiaan untuk kita kan....
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 January 2008, 08:33:11 PM
Quote
Misalnya contoh tadi, kita menolong orang, eh malahan kita di marahi oleh orang itu..... itu kusala kamma atau bukan ? yang pasti tidak membawa kebahagiaan untuk kita kan....

bukannya membawa kebahagiaan nantinya? sekarang mungkin karma buruk yang terdahulu baru berbuah,
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 January 2008, 08:59:19 AM
dear tesla,

sekedar menambahkan yg juga dikatakan mentor kami:

1. jika ada kesempatan utk berbuat baik, lakukan sesegera mungkin seolah tidak ada hari esok... dengan demikian, batin akan terlatih untuk selalu berada dalam kondisi "kusala"

2. namun jika kita sudah mengetahui bahwa anak2 pengemis tersebut menggunakan uang untuk mabuk2an, dan perbuatan tidak baik lainnya, hendaknya janganlah menyokong perbuatan itu dengan memberikan uang....
Dalam hal ini, kita bisa mengalihkan uang tersebut ke objek lain, misal pembangunan vihara, atau membantu anak yatim yg putus sekolah.....

kalo istilah bro gun, harus B3 yaitu niat Baik, tindakan Benar dan pikiran Bijaksana

semoga bisa dimengerti yah
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 January 2008, 09:10:53 AM
nah ini dia ci lily

Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.

Quote
Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tindak-tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan?'

Ananda :
"Segala yang dilakukan oleh tubuh yang tidak menimbulkan penyiksaan diri dan tidak menimbulkan siksaan bagi orang lain, serta tidak menyiksa kedua-duanya, dimana ketidaktahuan akan berkurang dan kemampuan berbuat baik akan bertambah".

kan ada beda antara kusala kamma dengan tindak tanduk yg membawa kebahagiaan.

Misalnya contoh tadi, kita menolong orang, eh malahan kita di marahi oleh orang itu..... itu kusala kamma atau bukan ? yang pasti tidak membawa kebahagiaan untuk kita kan....

dear sumedho,

bukannya justru kedua Quote itu sama??? tidak membawa kerugian bagi diri sendiri maupun org lain.... dan tidak menyiksa diri sendiri, org lain dan kedua2nya.

mengenai berbuat baik tapi dimarahi org : itu adalah kusala kamma, karena kusala atau akusala, tergantung dari pelaku, bukan dari hasilnya (dimarahi)
hasil dimarahi adalah akusala vipaka namun jika kita ikut marah, berarti kita melekat pada perbuatan baik itu.... hal ini banyak terjadi pada kita semua......

sebenarnya sama saja seperti mencium bau sampah atau diomelin orang lain....... itu adalah akusala vipaka, yang sebenarnya tidak berarti apa-apa jika kita menanggapinya dengan sati......  _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 January 2008, 09:37:39 AM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.
Ci Lily, Kamma itu adalah kehendak/cetana.

keknya lebih mengarah pada si kehendak daripada si hasilnya.
misalnya niat nolong eh, malahan yg ditolong jadi mati...
atao mau celakain orang, eh malah si korban jadi hoki...



IMO, kalau murni ''''hanya'''' niat, maka kita tidak perlu mengembangkan kebijaksanaan lagi. terus terang saya jg masih binggung apa yg dimaksud dengan moha. kebodohan apa yg dimaksud?

moha sebenarnya adalah kebodohan secara batin, bukan secara fisik.

Kebodohan disini adalah tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk......
sama seperti yang bro tesla tanyakan, bagimana kita tahu apakah itu kusala atau akusala? ketidak mampuan untuk membedakan itulah yang dinamakan moha
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 17 January 2008, 09:54:15 AM
Bro Mark, maksud Bro Medho adalah yg ini:

Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.

Dari kata2 yg di blod, "perbuatan yg tidak menimbulkan kerugian" berarti barometernya adalah: hasil/result.
dan ada lanjutan: pada masa sekarang dan yad.

Sedangkan kita tidak pernah tau hasil/result merugikan orang /tidak dimasa yad. Yang ada hanyalah 'niat' untuk berbuat baik, 'niat' untuk tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Jadi, sy pikir mungkin ada kesalahterjemahan sedikit disitu.
Yg seyogyanya adalah:

Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak berlandaskan niat untuk menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.

 ???

::
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 January 2008, 10:05:54 AM
anumodana atas koreksinya bro will....

Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 17 January 2008, 10:35:07 AM
Quote
moha sebenarnya adalah kebodohan secara batin, bukan secara fisik.

Kebodohan disini adalah tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk......
sama seperti yang bro tesla tanyakan, bagimana kita tahu apakah itu kusala atau akusala? ketidak mampuan untuk membedakan itulah yang dinamakan moha

 [at] bro markos, Anumodana atas penjelasan mohanya _/\_

Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak berlandaskan niat untuk menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang

artinya niat tsb jg harus dilandasi analisa akibat kan?
jadi apakah faktor analisa tiap individu yg berbeda tsb menjadi faktor sebuah tindakan itu kusala atau akusala kamma.
kalau begitu bukannya lebih mudah bagi seorang yg punya daya analisis hanya untuk jangka pendek utk melakukan kusala kamma daripada seorang yg punya daya analisis jauh2 ke depan.

seingat saya, ignorance (ketidakperdulian) jg bagian dari moha. makanya saya binggung... mana yg akusala atau kusala kamma. apa saya salah ya, ignorance itu bukan bagian dari moha, jadi setiap mau melakukan tindakan, saya menganalisis & berhenti sampai mendapatkan akibat baik saja.

NB: maaf kalau ini sudah OOT dari Citta Vithi... ^:)^ perlu buka thread baru?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 January 2008, 11:04:42 AM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak berlandaskan niat untuk menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang

artinya niat tsb jg harus dilandasi analisa akibat kan?
jadi apakah faktor analisa tiap individu yg berbeda tsb menjadi faktor sebuah tindakan itu kusala atau akusala kamma.
kalau begitu bukannya lebih mudah bagi seorang yg punya daya analisis hanya untuk jangka pendek utk melakukan kusala kamma daripada seorang yg punya daya analisis jauh2 ke depan.

seingat saya, ignorance (ketidakperdulian) jg bagian dari moha. makanya saya binggung... mana yg akusala atau kusala kamma. apa saya salah ya, ignorance itu bukan bagian dari moha, jadi setiap mau melakukan tindakan, saya menganalisis & berhenti sampai mendapatkan akibat baik saja.

NB: maaf kalau ini sudah OOT dari Citta Vithi... ^:)^ perlu buka thread baru?


dear tesla,

tentu memikirkan akibatnya, kembali ke pernyataan tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri, orang lain atau keduanya.

analisis disini, kembali tidaklah tergantung dari fisik/IQ loh..... tapi ukurannya adalah tingkat batin....... itu kenapa buddha disebut sempurna tindak tanduknya  :-[

tentang ignorance/ketidak perdulian = moha : kalo saya bilang sih sebenarnya cenderung ke dosa yah, dimana dia sebenarnya menolak kondisi yang berbeda dengan yg dia inginkan...

tapi harus diingat, dalam citta yang diliputi dosa atau lobha, selalu didampingi oleh moha.... jadi jika pada citta ada dosa, pasti ada moha.......... demikian juga pada lobha, pasti ada moha

kembali ke pengertian moha yang saya sebut diatas, dimana moha-lah yang menjadi penyebab kita melakukan dosa dan/juga lobha

semoga bisa dimengerti dan kalau OOT, mohon mod/admin bantu mengaturnya yah  :-[
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 17 January 2008, 12:12:37 PM
nah ini dia ci lily

Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.

Quote
Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tindak-tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan?'

Ananda :
"Segala yang dilakukan oleh tubuh yang tidak menimbulkan penyiksaan diri dan tidak menimbulkan siksaan bagi orang lain, serta tidak menyiksa kedua-duanya, dimana ketidaktahuan akan berkurang dan kemampuan berbuat baik akan bertambah".

kan ada beda antara kusala kamma dengan tindak tanduk yg membawa kebahagiaan.

Misalnya contoh tadi, kita menolong orang, eh malahan kita di marahi oleh orang itu..... itu kusala kamma atau bukan ? yang pasti tidak membawa kebahagiaan untuk kita kan....

dear sumedho,

bukannya justru kedua Quote itu sama??? tidak membawa kerugian bagi diri sendiri maupun org lain.... dan tidak menyiksa diri sendiri, org lain dan kedua2nya.

mengenai berbuat baik tapi dimarahi org : itu adalah kusala kamma, karena kusala atau akusala, tergantung dari pelaku, bukan dari hasilnya (dimarahi)
hasil dimarahi adalah akusala vipaka namun jika kita ikut marah, berarti kita melekat pada perbuatan baik itu.... hal ini banyak terjadi pada kita semua......

sebenarnya sama saja seperti mencium bau sampah atau diomelin orang lain....... itu adalah akusala vipaka, yang sebenarnya tidak berarti apa-apa jika kita menanggapinya dengan sati......  _/\_

Bro Markos...
Anumodana atas penjelasannya... _/\_

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Sumedho on 17 January 2008, 02:07:30 PM
Bro Mark, maksud Bro Medho adalah yg ini:

Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.
Kalo Akusala kamma adalah kebalikan dari Kusala Kamma itu.

Dari kata2 yg di blod, "perbuatan yg tidak menimbulkan kerugian" berarti barometernya adalah: hasil/result.
dan ada lanjutan: pada masa sekarang dan yad.

Sedangkan kita tidak pernah tau hasil/result merugikan orang /tidak dimasa yad. Yang ada hanyalah 'niat' untuk berbuat baik, 'niat' untuk tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Jadi, sy pikir mungkin ada kesalahterjemahan sedikit disitu.
Yg seyogyanya adalah:

Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak berlandaskan niat untuk menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.

 ???

::
Kira2x demikian maksudnya bro markos dan ci lily

Thanks alot bro willy  _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Suchamda on 17 January 2008, 08:21:21 PM
Quote
Kusala Kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak berlandaskan niat untuk menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang.

Numpang nimbrung walaupun tidak mengikuti diskusi secara rinci dari depan. Saya hanya ingin mengomentari tentang kusala kamma.

Pada garisbesarnya, pendapat sdr.Willibordus sudah benar, hanya saja disini saya hendak mencoba mengkaji secara lebih mendasar lagi.

Setahu saya, kusala artinya wholesome ataupun skillful.
Wholesome ini dalam bhs indonesia artinya sehat. Jadi saya artikan sebagai sesuatu yang sehat bagi perkembangan batin atau sesuatu yang bisa membawa menuju pembebasan ultimate (nibbana).
Skillful barangkali memiliki konotasi yg sedikit berbeda, karena dalam bhs indonesianya, skillful berarti terampil. Berarti disini ada suatu faktor kemampuan untuk secara terampil menentukan sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan batin menuju nibbana.

Kamma berarti action, perbuatan.

Jadi, kusala kamma --menurut saya-- adalah perbuatan-perbuatan (ucapan, pikiran, tindakan) yang apabila dilakukan akan membawa kemajuan batin menjadi semakin dekat dengan nibbana.

Nah selanjutnya, apa perbuatan-perbuatan yang sehat itu, tentunya kita tidak bisa semata melihat dari niat, proses maupun hasilnya, melainkan seharusnya melalui suatu study yang menyeluruh dari ajaran-ajaran Sang Buddha seperti yang terdapat dalam Tipitaka. Oleh karena itu, implikasinya apa?
Implikasinya adalah kita tidak bisa secara sederhana mematok mana perbuatan yang kusala ataupun akusala secara penampakan luar belaka. Penilaian ini membutuhkan kebijaksanaan yang diperoleh melalui 3 proses panna (sutta maya panna, citta maya panna, bhavana maya panna). Oleh karena itu, dalam kasus-kasus tertentu,  bisa jadi apa yang terlihat sepintas terlihat kusala kamma tapi bila dipandang dengan kebijaksanaan ternyata bukan. Demikian sebaliknya. Tetapi tentu saja, dalam kejadian-kejadian kebanyakan, tentu kita tetap berpegangan spt apa yg telah disampaikan sdr.Willibordus. Karena memang penentu sebuah kamma yg pada hakikatnya adalah cetana adalah motivasi yg mendasarinya. Hanya saja, kita perlu lihat lagi apakah motivasi baik itu masih diliputi oleh moha atau tidak.

Mohon koreksinya bila kurang tepat.

Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 18 January 2008, 11:05:38 AM

Jadi, kusala kamma --menurut saya-- adalah perbuatan-perbuatan (ucapan, pikiran, tindakan) yang apabila dilakukan akan membawa kemajuan batin menjadi semakin dekat dengan nibbana.


Anumodana Bro Dan...
Penejelasan ini telah membantu menjelaskan pengertian kusala secara lebih luas...


 _/\_

::
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Suchamda on 18 January 2008, 11:12:14 AM
Quote
tapi kalo kita bisa memanage di angka ( 8 ) maka kita akan merasakan kegembiraan yang lain....

Determining consciousness menurut saya tidak bisa dimanage secara langsung, apalagi oleh kita2 yg puthujana ini. Alasannya :
1. Proses mikro itu terjadi secepat kilat satu per beberapa ribu detik, hanya mereka yang sudah dekat kesucian saja yang bisa melihatnya.
2. Komponen proses citta yg terjadi dalam rangkaian proses cittavitthi itu tidak mungkin memanage yang lainnya dalam satu periode momen pikiran.

Lagipula, Determining consciousness (votthapana citta) dalah termasuk dalam golongan ahetuka kiriya citta (functional). Sesuatu yang functional adalah terjadi dengan sendirinya tanpa adanya suatu upaya si "aku".

Meskipun demikian, barangkali yg dimaksudkan oleh Ibu Lily W adalah memanage proses penilaian kita. Itu benar, tetapi terjadinya proses penilaian kita terhadap sesuatu itu sudah terjadi lewat beberapa / banyak rangkaian momen2 pikiran yang lainnya. Dengan kata lain secara makro.

Nah, pertanyaan yg muncul adalah bagaimana agar proses-proses yang terjadi tersebut membentuk suatu akusala kamma?
Hal ini dapat dicapai apabila kita mengembangkan kesadaran dan kebijaksanaan yang mana diperoleh melalui proses pengkondisian pada level makro. Sikap batin yang positif akan menghasilkan rangkaian vitthi yg cenderung positif pula, dan pengkondisian sikap batin itu hanya bisa dilakukan melalui satu set pengkondisian yg positif spt : latihan menjalankan sila, membaca paritta, berbuat kebajikan, cinta kasih, bermeditasi, dsb dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu mengapa sulit sekali untuk tiba-tiba berubah menjadi orang baik hanya sekedar berniat "menjadi baik", karena proses no.8 ini secepat kilat dan spontan terjadinya diluar kehendak si aku. Baru setelah lewat beberapa saat (asal tidak terhanyut !) orang tsb merefleksi ulang dan kemudian menggerakkan pikirannnya untuk mengatasi ilusi persepsional tsb.
Bila arus batin kita positif secara keseluruhan, maka probabilitas / kecenderungan (potensi ) negatif yg muncul dalam cittavitthi ini akan berkurang dng sendirinya.
Jadi, bagi orang2 biasa spt kita ini, maka memanagenya adalah melalui proses makro.
Debugging yg dilakukan secara mikro memang bisa dilakukan , tapi rasanya hal itu oleh para suciwan saja deh.

cmiiw.

Nina von Gorkom :
In a sense-door process the object is experienced first by cittas which are not kusala cittas or akusala cittas ; it is experienced by kiriyacittas and by vipakacittas. The sense-door-adverting-consciousness (panca- dvaravajjana-citta) is an ahetuka kiriyacitta (a kiriya-citta without beautiful roots or unwholesome roots). It is succeeded by one of the dvi-panca-vinnanas (the five pairs, which are : seeing-consciousness, hearing-consciousness etc.) and this citta is ahetuka vipaka. Then there are two more ahetuka vipakacittas : the sampatic-chana-citta which receives the object and the santirana-citta which investigates the object. The santirana-citta is succeeded by the votthapana-citta (determining-consciousness) which is an ahetuka kiriyacitta. The votthapana-citta determines the object and is then succeeded by kusala cittas or by akusala cittas. In the case of those who are arahats there are no kusala cittas or akusala cittas succeeding the votthapana-citta but kiriyacittas.
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 18 January 2008, 01:24:07 PM

Meskipun demikian, barangkali yg dimaksudkan oleh Ibu Lily W adalah memanage proses penilaian kita. Itu benar, tetapi terjadinya proses penilaian kita terhadap sesuatu itu sudah terjadi lewat beberapa / banyak rangkaian momen2 pikiran yang lainnya. Dengan kata lain secara makro.

Nah, ini adalah penjelasan sistematis dari: TREND BATHIN

Nah, pertanyaan yg muncul adalah bagaimana agar proses-proses yang terjadi tersebut membentuk suatu akusala kamma?
Hal ini dapat dicapai apabila kita mengembangkan kesadaran dan kebijaksanaan yang mana diperoleh melalui proses pengkondisian pada level makro. Sikap batin yang positif akan menghasilkan rangkaian vitthi yg cenderung positif pula, dan pengkondisian sikap batin itu hanya bisa dilakukan melalui satu set pengkondisian yg positif spt : latihan menjalankan sila, membaca paritta, berbuat kebajikan, cinta kasih, bermeditasi, dsb dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu mengapa sulit sekali untuk tiba-tiba berubah menjadi orang baik hanya sekedar berniat "menjadi baik", karena proses no.8 ini secepat kilat dan spontan terjadinya diluar kehendak si aku. Baru setelah lewat beberapa saat (asal tidak terhanyut !) orang tsb merefleksi ulang dan kemudian menggerakkan pikirannnya untuk mengatasi ilusi persepsional tsb.
Bila arus batin kita positif secara keseluruhan, maka probabilitas / kecenderungan (potensi ) negatif yg muncul dalam cittavitthi ini akan berkurang dng sendirinya.
Jadi, bagi orang2 biasa spt kita ini, maka memanagenya adalah melalui proses makro.


Bro Daniel telah menjelaskan dengan sistematis kepada kita bagaimana TREND BATIN kita terbentuk dan mengapa kita perlu memperhatikan perbuatan2 baik dan menghindari perbuatan2 jahat sekecil apapun setiap saat, momen demi momen.

Saya sering mengingtkan diri saya: APA YANG SAYA PIKIRKAN AKAN BERSANDAR PADA BATIN SAYA.

mikro2 citta kita akan membentuk suatu 'makro' (trend batin)

::
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 18 January 2008, 05:36:54 PM
Bro Suchamda dan Bro Willi....

Anumodana atas penjelasannya....

Ayo....Kita langsung praktek.... ^:)^ ^:)^ ^:)^

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 23 January 2008, 10:29:32 AM
tipe citta dari Citta Vithi:
   
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 2 3 = dapat berupa Akusala Vipaka Citta, Ahetuka Kusala Vipaka Citta ataupun Maha Vipaka Citta

4 5 6 7 = Ahetuka Kiriya Citta, citta yg tidak menghasilkan vipaka

8 9 10 11 12 13 14 = dapat berupa Akusala-Citta ataupun Maha-Kusala-Citta & pada arahat hanya berupa Maha-Kiriya-Citta

16 17 = ?? tipe citta apa ini ??

(http://i234.photobucket.com/albums/ee24/edward_tesla/pusing.gif) CMIIW

Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 23 January 2008, 05:16:01 PM
berat...berat........... sementara ini, gw nyerah dulu deh  :-[
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Sumedho on 23 January 2008, 08:31:28 PM
tenang, tenang.... sini gw yg handel !!!! *menyingsingkan lengan baju*

hmmmm citta vitthi apaan yaks ?  :)) 


ini copas contekannya

Quote
moment ke 16 & 17. Retention: These two final thought-moments do not always occur at the end of a thought process, but depend for their arising on the strength of the preceding javanas. Retention is performed by the investigating cittas, and its function is essentially to register what has been perceived in the 'memory'.

momen itu konon namanya Tadarammana-citta (registering-consciousness)

Quote
The tadarammana-citta experiences an object not only through the five sense-doors, but also through the mind-door. In the sense-door process tadarammana-citta can arise only when the object has not fallen away yet. If tadarammana-cittas arise in the sense-door process they can arise also in the succeeding mind-door process.

The tadarammana-citta is a vipakacitta which can experience an object through six doors. If the object is visible object, which, in the eye-door process, is experienced by citta through the eye-door, then the tadarammana-cittas of that process also experience the object through the eye-door. The tadarammana-cittas of the mind-door process succeeding the eye-door process experience that object through the mind-door. If the object which contacts the sense-door is unpleasant, all vipakacittas of that process and thus also the tadarammana-cittas, if they arise, are akusala vipaka. The tadarammana-cittas of the mind-door process succeeding that sense-door process are also akusala vipaka. If the object which contacts the sense-door is pleasant, all vipakacittas of that process, tadarammana-cittas included, are kusala vipaka. It is the same with the tadarammana cittas of the subsequent mind-door process.

The function of tadarammana can be performed by eleven different kinds of citta: by three ahetuka vipakacittas (unaccompanied by roots or hetus) and by eight sahetuka vipakacittas (accompanied by sobhana hetus).

If the tadarammana-citta is ahetuka, the function of tadarammana is performed by santirana-citta. As we have seen, santirana-citta, which is always ahetuka vipaka, can perform more than one function. Santirana-citta performs the function of santirana (investigating) when it arises in the sense-door process and succeeds sampaticchana-citta. Apart from the function of, santirana, santirana-citta can perform the functions of patisandhi (rebirth), bhavanga, cuti (dying) and, moreover, it can perform the function of tadarammana.

don't ask me what are they. i don't understand them either  ;)
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 24 January 2008, 08:07:34 AM
tenang, tenang.... sini gw yg handel !!!! *menyingsingkan lengan baju*


akhirnya....

ada kata pepatah:
~ sekali lengan tersinsing, dikayuh sampai tujuan. :whistle:

 ;D

::
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 24 January 2008, 08:22:44 AM
anumodana untuk sumedho.....

semalam baru diskusi ama mentor junior aka asst mentor.... .disebutkan bahwa sifat citta sebenarnya hanya ada 4 yaitu:
1. kusala
2. akusala
3. kiriya
4. vipaka

pada bhavanga 1 - 3 itu sifatnya adalah vipaka, karena hanya menerima saja

yang kusala - akusala, adanya di dalam javana 9 - 15 dimana pada waktu itu "action" dilakukan sehingga ada "preferensi"

dari penjelasan medho diatas (dan juga sesuai konfirmasi mentor junior), tadarammana 16 - 17 juga merupakan vipaka citta.

sisanya yaitu 4 - 8, akan ada pemberitahuan lebih lanjut  ;D

duh senangnya bisa menambah ilmu lagi.........
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: williamhalim on 24 January 2008, 08:39:22 AM
Anumodana Bro Mark,

jadi, kita tabelkan saja, biar jelas, sbb:

citta vitthi (satu kali kehidupan / citta tercetus) terdiri atas:
1  bhavanga (vipaka)
2  bhavanga (vipaka)
3  bhavanga (vipaka)
4  mengarahkan (...)
5  mengalami (...)
6  menerima (...)
7  memeriksa (...)
8  memutuskan (...)
9  action (kusala/akusala; kamma)
10 action (kusala/akusala; kamma)
11 action (kusala/akusala; kamma)
12 action (kusala/akusala; kamma)
13 action (kusala/akusala; kamma)
14 action (kusala/akusala; kamma)
15 action (kusala/akusala; kamma)
16 mencatat (vipaka)
17 mencatat (vipaka)

keterangan rinci:

1 2 3 = Bhavanga Citta = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar kehidupan ato rangkaian kehidupan Pintu Panca Indera

4 = Kesadaran yang berfungsi mengarahkan indera ke objek

5 = Kesadaran indera (melihat), Kesadaran indera (mendengar), Kesadaran indera (mencium wewangian), Kesadaran indera (mengecap rasa kecapan) dan Kesadaran indera (mengalami sentuhan).

6 = Kesadaran yang menerima pengalaman (5)

7 = Kesadaran memeriksa pengalaman yang dialami oleh (6)

8 = Kesadaran yg memutuskan apa yg di periksa oleh (7)

9-15 = Javana = Kesadaran yg mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang diambil oleh kesadaran ( 8 )

16-17 = Tadarammana Citta = Kesadaran yg fungsinya mencatat pengalaman yg diambil oleh (4-15)

ditunggu input selanjutnya...

::
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 24 January 2008, 09:18:30 AM
anumodana bro will.............  _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 24 January 2008, 11:27:50 AM
AHETUKA CITTA dengan CITTA VITHI :

1  bhavanga (vipaka/hasil yang lalu)
2  bhavanga (vipaka/hasil yang lalu)
3  bhavanga (vipaka/hasil yang lalu)
4  mengarahkan (Kiriya/Perbuatan sekarang)
5  mengalami (Vipaka/hasil yang sekarang)
6  menerima (Vipaka/hasil yang sekarang)
7  memeriksa (Vipaka/hasil yang sekarang)
8  memutuskan (Kiriya/mengetahui)
9  action (kusala, akusala & Kiriya / reaksinya)
10 action (kusala, alusala & Kiriya / reaksinya)
11 action (kusala, akusala & kiriya / reaksinya)
12 action (kusala, akusala & kiriya / reaksinya)
13 action (kusala, akusala & kiriya / reaksinya )
14 action (kusala, akusala & kiriya / reaksinya)
15 action (kusala, akusala & kiriya / reaksinya  )
16 mencatat (vipaka)
17 mencatat (vipaka)

Sumber : Abhidhammatthasangaha Jilid kesatu ( Pandit J Kaharuddin )

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: tesla on 24 January 2008, 03:02:15 PM
Quote
semalam baru diskusi ama mentor junior aka asst mentor.... .disebutkan bahwa sifat citta sebenarnya hanya ada 4 yaitu:
1. kusala
2. akusala
3. kiriya
4. vipaka

pembagian citta emang banyak... ada yg berdasarkan vedana (perasaan), ada yg berdasarkan hetu (akar), fungsi, dll...
totalnya ada 121 citta (secara samatha-yanika)...
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: bond on 28 January 2008, 11:21:50 AM
javana 9 itu apa ya? demikian javana 10,11,12,13,14,15? detil tiap javananya bisa ada yg bantu? _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 29 January 2008, 08:45:34 AM
javana itu actionnya, bro.....

jadi javana pertama (citta ke-9), itu akan berbuah pada kehidupan saat ini
javana 2 - 6 : ini akan berbuah pada kehidupan2 setelah kehidupan berikutnya
javana 7 : berbuah pada kehidupan setelah saat ini.

cmiiw......... seinget saya sih gitu........  :)
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: bond on 29 January 2008, 09:10:57 AM
ok thanks bro Markos atas keterangannya _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 29 January 2008, 09:56:01 AM
javana itu actionnya, bro.....

jadi javana pertama (citta ke-9), itu akan berbuah pada kehidupan saat ini
javana 2 - 6 : ini akan berbuah pada kehidupan2 setelah kehidupan berikutnya
javana 7 : berbuah pada kehidupan setelah saat ini.

cmiiw......... seinget saya sih gitu........  :)

Yup...Bro Markos...

Nomor 9 = Javana 1 = menimbulkan kamma yang hanya dapat berbuah langsung di kehidupan ini
Nomor 10-14 = Javana 2-6 = menimbulkan kamma yang dapat berbuah sepanjang waktu samsara hingga parinibbana
Nomor 15 = Javana 7 = menimbulkan kamma yang dapat berbuah setelah kehidupan ini ( di satu kehidupan yang akan datang ).

 _/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Mr. Wei on 17 May 2008, 11:31:59 PM
Klo de javu itu prosesnya gimana ya? Bisa dijelasin dengan Abhidhamma gak?

Soalnya hari ini gw mengalami de javu 2 kali...
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 19 May 2008, 11:48:45 AM
Bro Wei...

Bisa tolong di share kejadian 2 X dejavu  tsb?

Anumodana...

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: johan3000 on 21 May 2009, 10:30:12 PM
CITTA VITHI terdiri dari 2 jenis :
   1 melalui panca indra
   2 melalui pikiran

bagaimana CV bisa dikatakan dua jenis?
walaupun melalui #1, tetapi tetap deh bakal sampai ke PIKIRAN

apakah lebih tepat dikatakan CV terdiri dari 2 TAHAP
1. panca indera
2. pikiran
    yg dimana #1 mungkin bisa dilewatkan....
    (spt org lagi ngelamun, kemudian membuat keputusan)

apakah begitu?

bagaimana org membuat keputusan?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 22 May 2009, 05:44:44 PM
CITTA VITHI terdiri dari 2 jenis :
   1 melalui panca indra
   2 melalui pikiran

bagaimana CV bisa dikatakan dua jenis?
walaupun melalui #1, tetapi tetap deh bakal sampai ke PIKIRAN

apakah lebih tepat dikatakan CV terdiri dari 2 TAHAP
1. panca indera
2. pikiran
    yg dimana #1 mungkin bisa dilewatkan....
    (spt org lagi ngelamun, kemudian membuat keputusan)

apakah begitu?

bagaimana org membuat keputusan?

dikatakan dua jenis artinya mengetahui objek melalui :
1.  Pintu Panca Indera contoh ketika melihat Bro Sacheng yg ganteng itu ...waktu melihat itu belum ada keputusan bahwa itu adalah Bro Sacheng...setelah melalui proses Citta Vithi itu baru ada keputusan bahwa oh...itu adalah Bro Sacheng.
2.  Pintu Pikiran contoh ada teman yang menyebut Nama Bro Sacheng... saya langsung terbayang (terpikir) ..oh..Bro Sacheng itu yg ganteng, ga ada kumis, umurnya sekitar 4othnan dll.

Kalo yang 2 tahap juga ada... contoh ketika seseorang meditasi samatha...pertama2 dia melihat objek (tanah) itu dulu (ini adalah proses pikiran melalui pintu indera melihat) dan kemudian dia penjamkan mata dan itu di teruskan oleh proses pikiran melalui pintu pikiran.

Coba liat citta vithi yg melalui Pintu panca indera...moment ke 8 itu adalah kesadaran yg fungsinya untuk memutuskan obyek sebagai kusala, akusala & kiriya. setelah moment 8 itu diteruskan ke moment ke 9-15 (ada 7 moment) yg disebut javana yaitu kesadaran yang mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang telah di ambil oleh moment ke 8 itu.

cmiiw...

_/\_ :lotus:





Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Elin on 22 May 2009, 05:58:32 PM
c' Lily, macam javana hanya itu aja ya?

Elin lupa nih.. pelajaran sekolah dulu ;D
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 22 May 2009, 09:49:18 PM
c' Lily, macam javana hanya itu aja ya?

Elin lupa nih.. pelajaran sekolah dulu ;D

Javana ada 7 moment...dalam citta vithi melalui panca indera yaitu....moment yg...

~Ke 9 = Javana 1 = menimbulkan kamma yang hanya dapat berbuah langsung di kehidupan ini. Ini merupakan kamma yang paling lemah dari rangkaian 7 javana dan inilah yang menyebabkan buahnya di terima pada kehidupan ini. kamma ini tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk memberikan hasil di luar masa kehidupan ini.

~Ke 10-14 = Javana 2-6 = menimbulkan kamma yang dapat berbuah sepanjang waktu samsara hingga parinibbana sesuai dengan kondisi yang mendukungnya.

~Ke 15 = Javana 7 = menimbulkan kamma yang dapat berbuah setelah kehidupan ini ( di satu kehidupan yang akan datang ). Kamma ini adalah kamma yang terlemah setelah javana 1 itu dan mempunyai tenaga yang cukup untuk berbuah pada satu kehidupan berikutnya.

 _/\_ :lotus:

Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 16 July 2009, 12:14:27 PM
Dear Sis Lily ... Mau tanya yah ... :)

Saya baca di Buku "Sang Buddha dan Ajaran-AjaranNya bagian II" Karya Alm. Ven. NARADHA Mahathera,

di halaman 74, Javana ada di Nomor 8-14 sedangkan kesadaran yang memutuskan (votthapana) adalah No. 15.

Yang manakah yang benar ?
Lalu kalau menurut urut-urutan Citta Vithi ini, kira-kira sankhara khanda ada di nomor berapa yah ?

_/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 16 July 2009, 12:38:54 PM
votthapana sebagai kesadaran yg memutuskan ada di citta no. 8.... sedangkan javana ada di 9 - 15

alur ini sebenarnya secara logika bisa dilihat dengan mudah kok.... mulai dari menerima objek, menimbang, memutuskan dan melakukan action serta dicatat (citta 16 - 17)
kalo javana ada di 8 - 14, berarti setelah menimbang (tanpa memutuskan), langsung action
Dan setelah action, baru diputuskan?

sankhara khandha adalah 50 cetasika minus sanna dan vedana
sifat cetasika yg harus diingat adalah :
- muncul bersamaan dengan munculnya citta
- padam bersamaan dengan padamnya citta

jadi anda ga bisa bilang sankhara ada dimana karena sankhara hanya kumpulan, sedangkan yg aktif di tiap citta, tergantung dari citta apa dulu, kusala, akusala, ahetuka, kiriya, vipaka atau apa?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 16 July 2009, 12:42:13 PM
Dear Sis Lily ... Mau tanya yah ... :)

Saya baca di Buku "Sang Buddha dan Ajaran-AjaranNya bagian II" Karya Alm. Ven. NARADHA Mahathera,

di halaman 74, Javana ada di Nomor 8-14 sedangkan kesadaran yang memutuskan (votthapana) adalah No. 15.

Yang manakah yang benar ?
Lalu kalau menurut urut-urutan Citta Vithi ini, kira-kira sankhara khanda ada di nomor berapa yah ?

_/\_

Bro G.Citra...

Saya tidak pernah membaca buku yg itu ("Sang Buddha dan Ajaran-AjaranNya bagian II" Karya Alm. Ven. NARADHA Mahathera)....dan yang saya posting itu adalah yang tercantum dalam Buku Abhidhammatthasangaha (karya Pak Pandit) dan juga yang saya dapat dari kelas Abhidhamma. Buku Abhidhammatthasangaha adalah ringkasan dari Kitab-kitab Abhidhamma Pali. (cmiiw).

Sankhara khandha adalah bentuk-bentuk pikiran atau faktor-faktor batin (50).
Bentuk-bentuk Pikiran (Cetasika) sifatnya selalu timbul dan tengelam bersama dengan Citta (kesadaran).
Dalam Citta Vithi itu... bentuk-bentuk Pikiran (ada 7 bentuk-bentuk pikiran yang netral) yang muncul di setiap moment-moment (nomor) pikiran.

Tentang jenis-jenis Sankhara Khandha bisa liat di Thread Abhidhamma dengan topik Cetasika.

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 16 July 2009, 01:06:08 PM
 [at]  bro Markos ... :)
ya... memang logika saya pun begitu... cuma melihat ada sedikit perbedaan aja koq ... (mgkn aja salah dalam pengetikkan) ...

 [at]  sis Lily ... :)
oke ... gak apa-apa ... saya dapat mengerti koq ... :) ... +1 nih

Mungkin sedikit pendapat dari saya dan mohon diluruskan lagi... (biar gak nyasar) ... :))

Kalo menurut saya malah koq malah gini yah ...
Citta Vithi kan proses berpikir tanpa henti ... tentunya citta dan cetasika (nama khanda) masuk juga didalamnya dan rupa khanda sebagai salah satu alat/sarana juga sebagai media berprosesnya Cittavithi ini...

Nah karena berpendapat kayak gini, makanya saya tadi menanyakan pertanyaan diatas ...

dan kalau memang pendapat saya ini 'salah', tolong di jelasin lagi dong apa hubungan antara citta vithi dan khanda ... :)

_/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 16 July 2009, 01:40:19 PM
Citta tersusun atas cetasika2...... jadi mereka seperti 2 hal yg sama tapi berbeda krn citta adalah kesatuannya, dan cetasika adalah unsur2 penyusunnya

Khandha seperti yg sudah saya jelaskan diatas

Jadi mahluk hidup itu bisa dilihat dari perspektif khandha yaitu panca khandha
Pun bisa dilihat dari perspektif citta, cetasika dan rupa
Bisa juga dari Nama dan Rupa

Semuanya dipergunakan sesuai penempatan masing2, jadi jgn dipertanyakan misal Sankhara ada dalam citta yang mana krn itu udah menjadi miskonsepsi krn sudah berbeda sudut pandang

Coba anda baca dulu mengenai citta, cetasika dan rupa.... bagaimana mereka berproses, dsbnya.... jangan melihat citta dari sudut pandang khandha-nya

jika anda udah baca, marilah kita diskusi lagi ok?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 16 July 2009, 02:01:38 PM
Citta tersusun atas cetasika2...... jadi mereka seperti 2 hal yg sama tapi berbeda krn citta adalah kesatuannya, dan cetasika adalah unsur2 penyusunnya

Khandha seperti yg sudah saya jelaskan diatas

Jadi mahluk hidup itu bisa dilihat dari perspektif khandha yaitu panca khandha
Pun bisa dilihat dari perspektif citta, cetasika dan rupa
Bisa juga dari Nama dan Rupa


Semuanya dipergunakan sesuai penempatan masing2, jadi jgn dipertanyakan misal Sankhara ada dalam citta yang mana krn itu udah menjadi miskonsepsi krn sudah berbeda sudut pandang

Coba anda baca dulu mengenai citta, cetasika dan rupa.... bagaimana mereka berproses, dsbnya.... jangan melihat citta dari sudut pandang khandha-nya

jika anda udah baca, marilah kita diskusi lagi ok?

Tanggung lanjut bro ...  bukan mo debat neh ... biar semakin jelas (soalnya klo cuma baca kek na aye gak sepinter ente bro) ...:))

Lha klo gitu Citta vithi ini dipandangnya dari persfektif mana dunk ? yang kedua kah ?
trus kenapa bisa ada sudut pandang yang berbeda yah dalam menilai makhluk hidup ?
Apa yang mendasarinya ? Padahal kan nama khanda itu adalah citta (vinana) dan cetasika (sanna,vedana dan sankhara) juga ?

_/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 16 July 2009, 04:50:55 PM
Gini loh bro......

kalau bro udah baca citta, bro akan lihat ada berbagai pembedaan misal akusala citta
akusala cita itu terdiri dari lobha mula citta 8, dosa mula citta 2 dan moha mula citta 2 jadi totalnya ada 12
lobha mula citta 8 terdiri dari berbagai faktor utama yaitu :
- dengan atau tanpa ditthi (ditthisampayutta atau ditthivipayutta)
- menyenangkan atau netral (somanassa atau upekkha)
- spontan atau diajak (asankharikam atau sasankharikam)

kombinasi dari setiap unsur, membuat lobha mula citta yg berbeda2 kadarnya misal Somanassasahagatam ditthisampayutta asankharikam memberikan bobot kamma yg paling berat

Kenapa demikian? lobha dengan somanassa vedana tentunya akan lebih berat ketimbang dengan upekkha vedana
ditambah dengan ditthisampayutta yg sifatnya moha+lobha, sangat melekat alias lebih terasa. Yang berbeda dengan ditthivipayutta yang lebih halus karena isinya adalah mana/kesombongan sehingga sampai anagami aja, masih ada ditthigatavipayutta mengenai Ruparaga dan Aruparaga

Nah cetasika yg berperan dalam ditthisampayutta adalah moha + lobha
4 moha cetasika yg berperan pun, masih bercampur, misal kalau hanya moha + ahirika dan anottapa berarti akan memberikan bobot kamma yg lebih berat
tapi kalau komplit empat2nya yaitu moha + ahirika dan anottapa plus udhacca, bobotnya jadi kurang krn sifat dari uddhacca adalah gelisah/tidak tetap pada objek jadi bobot kamma akan lebih ringan

Pada unsur ajakan, jika lobha mula citta muncul secara spontan/tanpa ajakan, itu berarti udah ada niat yg kuat yg muncul dari batin. Kenapa bisa begitu? krn batin sudah terbiasa sehingga tidak perlu diajak, sudah langsung muncul dgn sendirinya

Itulah kenapa Somanassasahagatam ditthisampayutta asankharikam memberikan bobot yg lebih berat ketimbang misalnya Somanassasahagatam ditthivipayutta asankharikam

Ini baru membahas mengenai lobha mula citta aja, belum masuk ke dosa mula citta 2 (domanassasahagatam patighasampayutta asankharikam dan domanassasahagatam patighasampayutta sasankharikam) juga moha mula citta 2 (vicikiccha dan uddhacca)

Setelah itu lanjut ke ahetuka citta 18 yg terdiri dari 10 citta dvipancavinnana, 1 kusala dan 1 akusala sampatichana, juga 1 kusala santirana yg upekkha, 1 kusala santirana yg somanassa dan 1 santirana akusala yg upekkha serta 3 kiriya citta yaitu pancadvaravajjana citta, manodvaravajjana citta serta hasitupada citta

Lom masuk ke mahakusala citta 8, mahavipaka citta 8 dan mahakiriya citta 8

Satelah itu ke rupabhumi citta dan arupabhumi citta serta yg terakhir adalah lokuttara citta (citta para arahat)

Lanjutkan ke cetasika 52 :

Cetasika terdapat 52 jenis, dan dikelompokkan menjadi 3 bagian:
I. Annasamana cetasika 13 (13 cetasika umum) yang terdiri dari Sabbacittasadharana cetasika 7 (7 cetasika yang terdapat di semua jenis citta) dan Pakinnaka cetasika 6 (enam cetasika yang muncul di sebagian besar citta)
Sabbacittasadharana cetasika 7 terdiri dari :
- Phassa = kontak
- Vedana = perasaan
- Sanna = pencerapan/persepsi
- Cetana = kehendak
- Ekaggata = konsentrasi terhadap satu objek
- Jivitindriya = penghidup batin
- Manasikara = perhatian

sedangkan Pakinnaka cetasika 6 terdiri dari :
- Vitakka = pengerahan kepada objek
- Vicara = perenungan kepada objek
- Adhimokkha = keputusan
- Viriya = semangat
- Piti = kegiuran
- Chanda = harapan untuk melakukan

II. Akusala cetasika 14 (14 cetasika akusala) terdiri dari :
1. Mocatuka cetasika 4: 4 cetasika kelompok moha
- Moha
- Ahirika
- Anottappa
- Uddhacca
2. Lotika cetasika 3: 3 cetasika kelompok lobha
- Lobha
- Ditthi
- Mana
3. Docatuka cetasika 4: 4 cetasika kelompok dosa
- Dosa
- Issa
- Macchariya
- Kukkucca
4. Thiduka cetasika 2:
- Thina
- Middha
5. Vicikiccha cetasika 1

III. Sobhana cetasika 25 (25 cetasika indah) yg terdiri dari :
1. Sobhanasadharana cetasika 19: 19 cetasika indah yang terdapat di semua jenis sobhana citta
- Saddha
- Sati
- Hiri
- Ottappa
- Alobha
- Adosa
- Tatramajjhattatata
- Kaya passadhi
- Cittapassadhi
- Kaya lahuta
- Citta lahuta
- Kaya muduta
- Citta muduta
- Kaya kammannata
- Citta kammannata
- Kaya pagunnata
- Citta pagunnata
- Kayujukata
- Cittajukata

2. Virati cetasika 3: 19 cetasika yang menjalankan fungsi pantangan / pengendalian diri
- Samma vaca
- Samma kammanta
- Samma ajiva

3. Appamanna cetasika 2: 2 cetasika tanpa batas
- Karuna
- Mudita

4. Pannindriya cetasika 1 : Panna

Nah coba aja dilihat2 dulu karena saya rasa udah cukup rumit dan kompleks karena menyentuh ke berbagai aspek

Itu yg saya bilang hendaknya bro citra coba lihat dulu pembagian citta, lalu sambungkan dengan cetasika dan juga rupa agar dapat lebih dulu tau teori mengenai abhidhamma secara singkat

Jika kita sudah tahu teori dan mempraktekkan dalam keseharian, anda akan bisa lihat sendiri bagaimana kombinasi unsur2 diatas bekerja sehingga dengan begitu, kita bisa tahu bagaimana implementasi dari abhidhamma, yg sering disebut hapalan tapi tidak bisa dipraktekkan dalam hidup keseharian

Untuk akusala citta, bisa baca penjelasan tulisan mentor Pak Selamat Rodjali di :
http://www.buddhistonline.com/dsgb/ad09.shtml
http://www.buddhistonline.com/dsgb/ad10.shtml

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 16 July 2009, 05:31:23 PM
Waduh ... jadi merepotkan nih bro ... ;D

Maksud aye, yg somanassa ... , domanassa ..., upekkha ... (LDM mula citta) itu kebetulan aye dah pernah baca juga di bukunya ce METTADEWI W., S.H., S.A.B. (Pokok-pokok dasar Abidhamma) penerbit STAB Nalanda Jakarta ...

Buat nyamain persepsi kita dulu deh ...
Menurut bro Markos, Manusia (atau makhluk lainnya di Rupaloka) sama atau enggak dengan panca khanda ?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 16 July 2009, 11:31:41 PM
[at]  bro Markos ... :)
ya... memang logika saya pun begitu... cuma melihat ada sedikit perbedaan aja koq ... (mgkn aja salah dalam pengetikkan) ...

 [at]  sis Lily ... :)
oke ... gak apa-apa ... saya dapat mengerti koq ... :) ... +1 nih

Mungkin sedikit pendapat dari saya dan mohon diluruskan lagi... (biar gak nyasar) ... :))

Kalo menurut saya malah koq malah gini yah ...
Citta Vithi kan proses berpikir tanpa henti ... tentunya citta dan cetasika (nama khanda) masuk juga didalamnya dan rupa khanda sebagai salah satu alat/sarana juga sebagai media berprosesnya Cittavithi ini...

Nah karena berpendapat kayak gini, makanya saya tadi menanyakan pertanyaan diatas ...

dan kalau memang pendapat saya ini 'salah', tolong di jelasin lagi dong apa hubungan antara citta vithi dan khanda ... :)

_/\_

Bro G.Citra....

Apakah Bro G.Citra sudah baca di buku Abhidhammatthasangaha tentang KICCASANGAHA (Persekutuan citta & cetasika dengan bagian pekerjaannya/fungsinya)?

Di dalam KICCASANGAHA menjelaskan jenis-jenis Citta (kesadaran) dengan fungsinya (Kicca) ada 14 Kicca yaitu sbb:
1. Patisandhikicca --> berfungsi melanjutkan kehidupan baru
2. Bhavangakicca --> berfungsi memelihara kehidupan (menyambung antar proses kesadaran) --> contoh...moment ke 1 2 3 (dlm Pancadvaravithi)
3. Avajjanakicca --> berfungsi merenungkan obyek baru ( mengarahkan indera ke obyek) --> moment ke 4
4. Dassanakicca --> berfungsi melihat --> moment ke 5
5. Savanakicca --> berfungsi mendengar --> moment ke 5
6. Ghayanakicca --> berfungsi mencium --> moment ke 5
7. Sayanakicca --> berfungsi merasakan --> moment ke 5
8. Phusanakicca --> berfungsi mengetahui sentuhan --> moment ke 5
9. Sampaticchanakicca --> berfungsi menerima obyek --> moment ke 6
10. Santiranakicca --> berfungsi menyelidiki obyek --> moment ke 7
11. Votthapanakicca --> berfungsi memutuskan --> moment ke 8
12. Javanakicca --> berfungsi mendorong obyek --> moment ke 9-15
13. Tadarammanakicca --> berfungsi menerima obyek --> moment ke 16-17
14. Cutikicca --> berfungsi pemutusan dari kehidupan lama

Pembagian Kicca 14 dengan Citta:

1. Citta menjalankan tugas (berfungsi) Patisandhikicca, Bhavangakicca, Cutikicca ada 19:
~ Upekkhasantirana citta 2
~ Mahavipakacitta          8
~ Mahagattavipakacitta   9

2. Citta menjalankan tugas Avajjanakicca ada 2:
~ Pancadvaravajjanacitta 1
~ Manodvaravajjanacitta  1

3. Citta menjalankan tugas Dassanakicca ada 2:
~ Cakkhuvinnanacitta 2

4. Citta menjalankan Savanakicca ada 2:
~ Sotavinnanacitta 2

5. Citta menjalankan tugas Ghayanakicca ada 2:
~ Ghanavinnanacitta 2

6. Citta menjalankan tugas Sayanakicca ada 2:
~ Jivhavinnanacitta 2

7. Citta menjalankan tugas Phusanakicca ada 2:
~ Kayavinnanacitta 2

8. Citta menjalankan tugas Sampaticchanakicca ada 2:
~ Sampaticchanacitta 2

9. Citta menjalankan tugas Santiranakicca ada 3:
~ Santiranacitta 3

10. Citta menjalankan tugas Votthapanakicca ada 1:
~ manodcaravajjanacitta 1

11. Citta menjalankan tugas javanakicca ada 55:
~ Akusalacitta 12
~ Hasituppadacitta 1
~ Mahakusalacitta 8
~ Mahakiriyacitta 8
~ Mahaggatakusalacitta 9
~ Mahaggatakiriyacitta 9
~ Lokuttaracitta 8

12. Citta menjalankan tugas Tadammanakicca ada 11:
~ Santiranacitta 3
~ Mahavipakacitta 8


Pembagian Citta dengan Kicca 14:
1. Citta menjalankan tugas 5 macam ada 2:
~ Upekkhasantiranacitta 2

Tugasnya 5 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Santiranakicca
5. Tadarammanakicca

2. Citta menjalankan tugas 4 macam ada 8:
~ Mahavipakacitta 8

Tugasnya 4 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Tadarammanakicca

3. Citta menjalankan tugas 3 macam ada 9:
~Mahaggatavipakacitta 9

Tugasnya 3 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca

4. Citta menjalankan tugas 2 macam ada 2:
~ Somanassasantiranacitta 1 tugasnya 2 macam, yaitu:
1. Santiranakicca
2. Tadarammanakicca

~ Manodvaravajjanacitta 1 tugasnya 2 macam, yaitu:
1. Votthabbanakicca
2. Avajjanakicca

5. Citta menjalankan tugas 1 macam ada 68-100, yaitu:
~ Pancadvaravajjanacitta 1, tugasnya Avajjanakicca
~ Cakkhuvinnanacitta 2, tugasnya Dassanakicca
~ Sotavinnanacitta 2, tugasnya Savanakicca
~ Ghanavinnanacitta 2, tugasnya Ghayanakicca
~ Jivhavinnanacitta 2, tugasnya Sayanakicca
~ Kayavinnanacitta 2, tugasnya Phusanakicca
~ Sampaticchanacitta 2, tugas Sampaticchanakicca
~ Akusalacitta 12, tugasnya Javanakicca
~ Hasituppadacitta 1, tugasnya Javanakicca
~ Mahakusalacitta 8, tugasnya Javanakicca
~ Mahakiriyacitta 8, tugasnya Javanakicca
~ Mahaggatakusalacitta 9, tugasnya Javanakicca
~ Mahaggatakiriyacitta 9, tugasnya Javanakicca
~ Lokuttaracitta 8-40, tugasnya Javanakicca


Pembagian Cetasika 52 dengan Kicca 14:

1. Cetasika mempunyai kicca (fungsi) 1 yaitu Javanakicca, ada berjumlah 17:
~ Akusalacetasika 14
~ Viraticetasika 3

2. Cetasika mempunyai kicca 4 ada berjumlah 2:
~Appamannacetasika 2

Tugasnya 4 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Javanakicca

3. Cetasika mempunyai kicca 5 ada berjumlah 21:
~ Sobhanasadharanacetasika 19
~ Pannacetasika 1
~ Chandacetasika 1

Tugasnya 5 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Javanakicca
5. Tadarammanakicca


4. Cetasika mempunyai kicca 6 ada berjumlah 1 :
~ Piticetasika

Tugasnya 6 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Santiranakicca
5. Javanakicca
6. Tadarammanakicca


5. Cetasika mempunyai kicca 7 ada berjumlah 1:
~ Viriyacetasika

Tugasnya 7 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Avajjanakicca
5. Votthapanakicca
6. Javanakicca
7. Tadarammanakicca


6. Cetasika mempunyai kicca 9 ada berjumlah 3:
~ Vitakka
~ Vicara
~ Adimokkha

Tugasnya 9 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Avajjanakicca
5. Sampaticchanakicca
6. Santiranakicca
7. Votthapanakicca
8. Javanakicca
9. Tadarammanakicca


7. Cetasika mempunyai kicca 14 ada berjumlah 7:
~ Sabbacittasadhanacetasika 7

Tugasnya 14 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Avajjanakicca
5. Dassanakicca
6. Savanakicca
7. Ghayanakicca
8. Sayanakicca
9. Phusanakicca
10. Sampaticchanakicca
11. Santiranakicca
12. Votthapanakicca
13. Javanakicca
14. Tadarammanakicca

Sumber :  Buku Abhidhammatthasangaha ( Pandit J. Kaharuddin)

Tentang Rupakkhanda yang muncul...bisa liat di topik RUPA (kekna ada gambar ttg kemunculan Rupa di citta... Cittajarupa....)

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 July 2009, 09:41:48 AM
Waduh ... jadi merepotkan nih bro ... ;D

Maksud aye, yg somanassa ... , domanassa ..., upekkha ... (LDM mula citta) itu kebetulan aye dah pernah baca juga di bukunya ce METTADEWI W., S.H., S.A.B. (Pokok-pokok dasar Abidhamma) penerbit STAB Nalanda Jakarta ...

Buat nyamain persepsi kita dulu deh ...
Menurut bro Markos, Manusia (atau makhluk lainnya di Rupaloka) sama atau enggak dengan panca khanda ?


Mahluk itu ada yang terdiri dari 1, 4 dan 5 khandha

1 khandha adalah mahluk asannasatta
4 khandha adalah mahluk arupabrahma
sisanya semuanya adalah panca khandha

sekarang gantian saya tanya, apakah yg anda baca dari buku ibu Mettadewi, udah bisa anda lihat dalam panca khandha?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 17 July 2009, 11:15:09 AM
Waduh ... jadi merepotkan nih bro ... ;D

Maksud aye, yg somanassa ... , domanassa ..., upekkha ... (LDM mula citta) itu kebetulan aye dah pernah baca juga di bukunya ce METTADEWI W., S.H., S.A.B. (Pokok-pokok dasar Abidhamma) penerbit STAB Nalanda Jakarta ...

Buat nyamain persepsi kita dulu deh ...
Menurut bro Markos, Manusia (atau makhluk lainnya di Rupaloka) sama atau enggak dengan panca khanda ?


Mahluk itu ada yang terdiri dari 1, 4 dan 5 khandha

1 khandha adalah mahluk asannasatta
4 khandha adalah mahluk arupabrahma
sisanya semuanya adalah panca khandha

sekarang gantian saya tanya, apakah yg anda baca dari buku ibu Mettadewi, udah bisa anda lihat dalam panca khandha?

saya salin ke sini yah ... dari buku jilid I ... hal 20 ... :)

Kaitan abhidhamma dengan pancakkhanda

Jika pancakkhanda dihubungkan dengan abhidhamma, maka  :
1. Rupakkhanda adalah rupa yang terdiri dari 28 macam
2. Vedanakkhanda adalah vedana cetasika
3. Sannakkhanda adalah sanna cetasika
4. sankharakkhanda adalah sankhara cetasika yang terdiri atas 50 macam (tidak termasuk vedana cetasika dan sanna cetasika)
5. Vinnanakkhanda adalah citta yang terdiri atas 89 atau 121 macam

Vedanakkhanda, sannakkhanda dan sankharakkhanda merupakan cetasika atau bentuk-bentuk batin yang berjumlah 52 macam. Cetasika selalu mengikuti citta atau kesadaran, bagaikan bayangan suatu benda yang tidak pernah terpisah dari bendanya. Tidak ada citta yang timbul tanpa cetasika. Citta dan cetasika merupakan namakkhanda atau kelompok batin. Jika seseorg mengalami kematian, maka rupakkhanda terpisah dari namakkhanda. Pada saat tu, cittanya padam yang diikuti oleh padamnya cetasika. Citta ii kemudian langsung bertumimbal lahir lagi di alam-alam lain sesuai dengan karmanya. Pada saat citta ini muncl lagi, cetasikapun ikut muncul, disertai pula terbentuknya rupa baru. Jadi rupa lama yang sudah ditinggalkan itu tidak berhubungan lagi dengan citta yang berproses pada tumimbal lahir yang baru.

... (2 paragraf ditengah, saya tidak ketik krn cukup panjang dan saya pikir gak ada hub-nya dengan yang lagi saya bicarakan... klo mo jelasnya baca dari buku aja yah ... :D )

Sang Buddha pernah mengatakan bahwa pancakkhanda itulah dukkha; dukkha itulah pancakkhanda. Jadi selama seseorg masih memiliki pancakkhanda, maka selama itu pula ia akan menderita. Jika seseorg tidak ingin menderita, maka ia hendaknya tidak mempunyai pancakkhanda. Pancakkhanda akan lenyap secara total bila Anupadisesa Nibbana telah tercapai. Pada saat itu, kekotoran batin dan pancakkhanda lenyap secara total. Jadi, hanya para arahat yang telah Anupadisesa Nibbana itu yang tidak memiliki pancakkhanda lagi. Sementara itu, manusia dan makhluk lainnya yang belum mencapai Anupadisesa Nibbana itu tentu masih memiliki pancakkhanda. Jika manusia yang belum merealisasi Nibbana (dalam tingkat arahat) mengalami kematian, maka kkhandanya masih berproses. Oleh sebab itu, umat Buddha seyogyanya berusaha untuk melaksanakan ajaran Sang Buddha dengan baik didalam kehidupannya sehari-hari.

Pada kalimat yang saya beri bold, itulah saya menyimpulkan bahwa namakkhanda itu citta dan cetasika, dan sankhara adalah cetasika yang prosesnya timbul mengikuti citta. Jadi, pada saat proses citta vithi, secara akal saya, sankhara ini juga timbul. Makanya pada bbrp post sebelumnya saya sempat menanyakan itu.

mohon petunjuknya bro ...

 _/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 17 July 2009, 11:33:06 AM
[at] sis Lily ...

Waduh kebetulan belum tuh sis ... trims banget yah masukkannya ...
Ada hubungannya kah dengan pertanyaan saya mengenai sankhara di proses no berapa dalam cittavithi ? ;D

mohon petunjuknya juga yah sis ... :)
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 July 2009, 01:37:56 PM
dear bro citra

sepertinya anda ini masih belum jelas sehingga pertanyaan anda tetap mengenai "sankhara ada dalam vitthi yg mana?"

Ini saya kembali masukkan logika cetasika yg terdiri dari :
- vedana
- sanna
- sankhara (50 cetasika)

Dari pernyataan diatas jelas adalah sankhara adalah KUMPULAN dari 50 cetasika jadi anda ga bisa bilang bhw sankhara ini ada di citta mana dalam citta vitthi

sedangkan 50 cetasika itu sendiri TIDAK bisa berkumpul pada saat bersamaan misal akusala cetasika muncul pad akusala citta, tapi sobhana cetasika ga mungkin muncul di akusala citta

demikian juga pada kusala citta, muncul sobhana cetasika tapi tidak akan ada akusala cetasika

Dengan demikian,  sesungguhnya sankhara itu TIDAK PERNAH muncul secara lengkap 50 cetasika dalam citta manapun... .secara lengkap loh, bukan dalam artian per cetasika

itu yg sy coba jelaskan dari awal bhw ga akan nyambung jika anda bahas citta vitthi tp dari sudut pandang khandha krn sesungguhnya khandha itu sendiri adalah KUMPULAN
sedangkan dalam vitthi, sudah membahas mengenai per komponennya

Semoga skrg udah bisa jelas yah

metta
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 17 July 2009, 01:44:03 PM
[at] sis Lily ...

Waduh kebetulan belum tuh sis ... trims banget yah masukkannya ...
Ada hubungannya kah dengan pertanyaan saya mengenai sankhara di proses no berapa dalam cittavithi ? ;D

mohon petunjuknya juga yah sis ... :)

Yah...ada hubungannya.. coba baca n renungkan yg ini...

1. Panca Dvara Vithi = Proses keberlangsungan Pikiran melalui Pintu Panca Indera
ada 17 saat saat pikiran :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Ket :
1 2 3 = Bhavanga Citta = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar kehidupan ato rangkaian kehidupan Pintu Panca Indera
4 = Kesadaran yang berfungsi mengarahkan indera ke objek
5 = Kesadaran indera (melihat), Kesadaran indera (mendengar), Kesadaran indera (mencium wewangian), Kesadaran indera (mengecap rasa kecapan) dan Kesadaran indera (mengalami sentuhan).
6 = Kesadaran yang menerima pengalaman (5)
7 = Kesadaran memeriksa pengalaman yang dialami oleh (6)
8 = Kesadaran yg memutuskan apa yg di periksa oleh (7)
9-15 = Javana = Kesadaran yg mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang diambil oleh kesadaran ( 8 )
16-17 = Tadarammana Citta = Kesadaran yg fungsinya mencatat pengalaman yg diambil oleh (4-15)

Di dalam KICCASANGAHA menjelaskan jenis-jenis Citta (kesadaran) dengan fungsinya (Kicca) ada 14 Kicca yaitu sbb:
1. Patisandhikicca --> berfungsi melanjutkan kehidupan baru
2. Bhavangakicca --> berfungsi memelihara kehidupan (menyambung antar proses kesadaran) --> contoh...moment ke 1 2 3 (dlm Pancadvaravithi)
3. Avajjanakicca --> berfungsi merenungkan obyek baru ( mengarahkan indera ke obyek) --> moment ke 4
4. Dassanakicca --> berfungsi melihat --> moment ke 5
5. Savanakicca --> berfungsi mendengar --> moment ke 5
6. Ghayanakicca --> berfungsi mencium --> moment ke 5
7. Sayanakicca --> berfungsi merasakan --> moment ke 5
8. Phusanakicca --> berfungsi mengetahui sentuhan --> moment ke 5
9. Sampaticchanakicca --> berfungsi menerima obyek --> moment ke 6
10. Santiranakicca --> berfungsi menyelidiki obyek --> moment ke 7
11. Votthapanakicca --> berfungsi memutuskan --> moment ke 8
12. Javanakicca --> berfungsi mendorong obyek --> moment ke 9-15
13. Tadarammanakicca --> berfungsi menerima obyek --> moment ke 16-17
14. Cutikicca --> berfungsi pemutusan dari kehidupan lama

Pembagian Cetasika 52 dengan Kicca 14:

1. Cetasika mempunyai kicca (fungsi) 1 yaitu Javanakicca, ada berjumlah 17:
~ Akusalacetasika 14
~ Viraticetasika 3

2. Cetasika mempunyai kicca 4 ada berjumlah 2:
~Appamannacetasika 2

Tugasnya 4 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Javanakicca


3. Cetasika mempunyai kicca 5 ada berjumlah 21:
~ Sobhanasadharanacetasika 19
~ Pannacetasika 1
~ Chandacetasika 1

Tugasnya 5 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Javanakicca
5. Tadarammanakicca



4. Cetasika mempunyai kicca 6 ada berjumlah 1 :
~ Piticetasika

Tugasnya 6 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Santiranakicca
5. Javanakicca
6. Tadarammanakicca



5. Cetasika mempunyai kicca 7 ada berjumlah 1:
~ Viriyacetasika

Tugasnya 7 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Avajjanakicca
5. Votthapanakicca
6. Javanakicca
7. Tadarammanakicca



6. Cetasika mempunyai kicca 9 ada berjumlah 3:
~ Vitakka
~ Vicara
~ Adimokkha

Tugasnya 9 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Avajjanakicca
5. Sampaticchanakicca
6. Santiranakicca
7. Votthapanakicca
8. Javanakicca
9. Tadarammanakicca



7. Cetasika mempunyai kicca 14 ada berjumlah 7:
~ Sabbacittasadhanacetasika 7

Tugasnya 14 macam, yaitu:
1. Patisandhikicca
2. Bhavangakicca
3. Cutikicca
4. Avajjanakicca
5. Dassanakicca
6. Savanakicca
7. Ghayanakicca
8. Sayanakicca
9. Phusanakicca
10. Sampaticchanakicca
11. Santiranakicca
12. Votthapanakicca
13. Javanakicca
14. Tadarammanakicca


Untuk Jenis-jenis cetasika (52) bisa liat di link ini.... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,422.0.html

_/\_ :lotus:

Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 17 July 2009, 03:34:08 PM
dear bro citra

sepertinya anda ini masih belum jelas sehingga pertanyaan anda tetap mengenai "sankhara ada dalam vitthi yg mana?"

Ini saya kembali masukkan logika cetasika yg terdiri dari :
- vedana
- sanna
- sankhara (50 cetasika)

Dari pernyataan diatas jelas adalah sankhara adalah KUMPULAN dari 50 cetasika jadi anda ga bisa bilang bhw sankhara ini ada di citta mana dalam citta vitthi

sedangkan 50 cetasika itu sendiri TIDAK bisa berkumpul pada saat bersamaan misal akusala cetasika muncul pad akusala citta, tapi sobhana cetasika ga mungkin muncul di akusala citta

demikian juga pada kusala citta, muncul sobhana cetasika tapi tidak akan ada akusala cetasika

Dengan demikian,  sesungguhnya sankhara itu TIDAK PERNAH muncul secara lengkap 50 cetasika dalam citta manapun... .secara lengkap loh, bukan dalam artian per cetasika

itu yg sy coba jelaskan dari awal bhw ga akan nyambung jika anda bahas citta vitthi tp dari sudut pandang khandha krn sesungguhnya khandha itu sendiri adalah KUMPULAN
sedangkan dalam vitthi, sudah membahas mengenai per komponennya

Semoga skrg udah bisa jelas yah

metta

hehehe ... mgkn emang saya yg bodoh kali bro ...

Menjawab pertanyaan sendiri, saya berpendapat bahwa sankhara muncul di setiap no. pada cittavithi dimana memang cetasika itu berjalan mengikuti citta seperti bayangan mengikuti tuannya ...

Namanya juga cittavitthi (proses citta) yah tentunya itu kan penguraian dari citta (bukan berdasar jenis yang muncul lho) ... ;D pasti ada cetasika yang mengiringi (sankhara cetasika 50)...

Hanya untuk meyakinkan pendapat pribadi aja koq (biar gak salah jalan)... :)

Oke deh bro ... sampe sepanjang ini ngerepotin anda, terima kasih yah...

_/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 17 July 2009, 03:49:08 PM
[sis] sis Lily yang baik ... :)

Untung aja waktu dimilis tempo hari, sis reply postingan saya ... klo enggak, mana bisa posting di DC sampe diatas 1000 gini ... ;D

Setelah tulisan merah itu muncul, semua memang jelas bahwa kicca yah berhubungan dengan cittavithi (sebelumnya yg merah itu gak ada kan ? )

Anumodana buat kesabaran sis berdiskusi dengan saya yah ... :)

salam,
_/\_
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 July 2009, 04:03:04 PM
dear bro citra

sepertinya anda ini masih belum jelas sehingga pertanyaan anda tetap mengenai "sankhara ada dalam vitthi yg mana?"

Ini saya kembali masukkan logika cetasika yg terdiri dari :
- vedana
- sanna
- sankhara (50 cetasika)

Dari pernyataan diatas jelas adalah sankhara adalah KUMPULAN dari 50 cetasika jadi anda ga bisa bilang bhw sankhara ini ada di citta mana dalam citta vitthi

sedangkan 50 cetasika itu sendiri TIDAK bisa berkumpul pada saat bersamaan misal akusala cetasika muncul pad akusala citta, tapi sobhana cetasika ga mungkin muncul di akusala citta

demikian juga pada kusala citta, muncul sobhana cetasika tapi tidak akan ada akusala cetasika

Dengan demikian,  sesungguhnya sankhara itu TIDAK PERNAH muncul secara lengkap 50 cetasika dalam citta manapun... .secara lengkap loh, bukan dalam artian per cetasika

itu yg sy coba jelaskan dari awal bhw ga akan nyambung jika anda bahas citta vitthi tp dari sudut pandang khandha krn sesungguhnya khandha itu sendiri adalah KUMPULAN
sedangkan dalam vitthi, sudah membahas mengenai per komponennya

Semoga skrg udah bisa jelas yah

metta

hehehe ... mgkn emang saya yg bodoh kali bro ...

Menjawab pertanyaan sendiri, saya berpendapat bahwa sankhara muncul di setiap no. pada cittavithi dimana memang cetasika itu berjalan mengikuti citta seperti bayangan mengikuti tuannya ...

Namanya juga cittavitthi (proses citta) yah tentunya itu kan penguraian dari citta (bukan berdasar jenis yang muncul lho) ... ;D pasti ada cetasika yang mengiringi (sankhara cetasika 50)...

Hanya untuk meyakinkan pendapat pribadi aja koq (biar gak salah jalan)... :)

Oke deh bro ... sampe sepanjang ini ngerepotin anda, terima kasih yah...

_/\_

dear bro

kalau saya boleh perjelas : bukan sankhara cetasika 50 bro, melainkan cetasika2 yg termasuk dalam 50 cetasika dalam sankhara khanda

Juga harus diingat adanya sanna dan vedana khandha yg notabene merupakan sanna dan vedana cetasika yang justru selalu ada dalam setiap citta (sabbacitta sadharana cetasika)

hendaknya bro jgn merasa "bodoh" karena saya sendiri belajar dari April 2005 tapi baru "ngeh" mengenai hubungan2 citta, cetasika, rupa sejak sekitar Agustus 2008
Kebayang khan dibimbing oleh mentor Pak Selamat yg sangat berkompeten aja, saya butuh 3.5 taon baru bisa "ngeh", boro2 menguasai......

Jika memang anda berkesempatan, hendaknya bisa hadir di kelas abhidhamma di Gunung Sahari tgl 8 Agustus biar kita bisa sharing bersama mengenai buddha dhamma
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 17 July 2009, 04:03:48 PM
[sis] sis Lily yang baik ... :)

Untung aja waktu dimilis tempo hari, sis reply postingan saya ... klo enggak, mana bisa posting di DC sampe diatas 1000 gini ... ;D

Setelah tulisan merah itu muncul, semua memang jelas bahwa kicca yah berhubungan dengan cittavithi (sebelumnya yg merah itu gak ada kan ? )

Anumodana buat kesabaran sis berdiskusi dengan saya yah ... :)

salam,
_/\_

Iyah... saya salut ama Bro G.Citra... :jempol: (+1) ... pertanyaannya bagus sekali... mengkondisikan saya untuk membaca buku Abhidhammatthasangaha lagi... sebelumnya saya belum mendapat pelajaran yg sedetail yg saya postingkan itu. Postingan itu menambah pengetahuan saya tentang citta vithi, kicca, pembagian citta & cetasika menurut kicca dsbnya. Jujur yah...postingan itu memang agak susah di mengerti bagi yang belum mengerti ttg Citta Vithi, Citta & Cetasika. kalo Bro G.Citra sudah mengerti berarti Kebijaksanan Bro G.Citra sudah bertambah. Hebat...:jempol:

Semalam saya posting itu udah mau tengah malam dan ketiknya buru-buru lagi karena pulsa IM2 saya akan habis (jatuh tempo) pada tengah malam kemarin. Pas mau edit warna merah itu...inetku langsung putus (udah tengah malam). Baru tadi pagi saya bisa edit yg warna merah itu. Sori yah...sebelumnya membuat Bro G.CItra tidak mengerti.

Anumodana..._/\_

:lotus:



Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 July 2009, 04:13:16 PM
[sis] sis Lily yang baik ... :)

Untung aja waktu dimilis tempo hari, sis reply postingan saya ... klo enggak, mana bisa posting di DC sampe diatas 1000 gini ... ;D

Setelah tulisan merah itu muncul, semua memang jelas bahwa kicca yah berhubungan dengan cittavithi (sebelumnya yg merah itu gak ada kan ? )

Anumodana buat kesabaran sis berdiskusi dengan saya yah ... :)

salam,
_/\_

Iyah... saya salut ama Bro G.Citra... :jempol: (+1) ... pertanyaannya bagus sekali... mengkondisikan saya untuk membaca buku Abhidhammatthasangaha lagi... sebelumnya saya belum mendapat pelajaran yg sedetail yg saya postingkan itu. Postingan itu menambah pengetahuan saya tentang citta vithi, kicca, pembagian citta & cetasika menurut kicca dsbnya. Jujur yah...postingan itu memang agak susah di mengerti bagi yang belum mengerti ttg Citta Vithi, Citta & Cetasika. kalo Bro G.Citra sudah mengerti berarti Kebijaksanan Bro G.Citra sudah bertambah. Hebat...:jempol:

Semalam saya posting itu udah mau tengah malam dan ketiknya buru-buru lagi karena pulsa IM2 saya akan habis (jatuh tempo) pada tengah malam kemarin. Pas mau edit warna merah itu...inetku langsung putus (udah tengah malam). Baru tadi pagi saya bisa edit yg warna merah itu. Sori yah...sebelumnya membuat Bro G.CItra tidak mengerti.

Anumodana..._/\_

:lotus:





Eh ci lily tonton dvd abhidhamma yg judulnya Citta 1 lom?

disitu ratna ada terangin hubungan citta2 yg ada dalam citta vitthi, dengan ahetuka citta yg ada dalam penjelasan tabel citta

disitu juga bisa dilihat mana citta yg vipaka, yg kiriya.....
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 17 July 2009, 04:20:54 PM
Eh ci lily tonton dvd abhidhamma yg judulnya Citta 1 lom?

disitu ratna ada terangin hubungan citta2 yg ada dalam citta vitthi, dengan ahetuka citta yg ada dalam penjelasan tabel citta

disitu juga bisa dilihat mana citta yg vipaka, yg kiriya.....

DVD yg di kasih waktu ikut kelas Dr. Mehm Tin Mon yaah? waduh...saya simpan di mana yah? saya belum tonton tuch.

Saya pernah nonton DVD yg Mentor agi jelaskan ttg Ahetuka citta itu... tapi waktu itu saya kurang tangkap penjelasan itu...kalo sempat saya mau tonton lagi aahhh...

Bro Markos...Anumodana yaah..._/\_

:lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: g.citra on 17 July 2009, 04:56:17 PM
hendaknya bro jgn merasa "bodoh" karena saya sendiri belajar dari April 2005 tapi baru "ngeh" mengenai hubungan2 citta, cetasika, rupa sejak sekitar Agustus 2008
Kebayang khan dibimbing oleh mentor Pak Selamat yg sangat berkompeten aja, saya butuh 3.5 taon baru bisa "ngeh", boro2 menguasai......

Jika memang anda berkesempatan, hendaknya bisa hadir di kelas abhidhamma di Gunung Sahari tgl 8 Agustus biar kita bisa sharing bersama mengenai buddha dhamma

Nah itu dia bro ... saya gak mgkn bisa dateng tuh, di padum aja yg deket gak sempet koq ... (maklumlah) .. ;D ...

Makanya di DC ini, senang bisa belajar abhidhamma dengan bro dan sis Lily (pada sabar neranginnya) ... :)

_/\_ ...
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 July 2009, 05:04:44 PM
Eh ci lily tonton dvd abhidhamma yg judulnya Citta 1 lom?

disitu ratna ada terangin hubungan citta2 yg ada dalam citta vitthi, dengan ahetuka citta yg ada dalam penjelasan tabel citta

disitu juga bisa dilihat mana citta yg vipaka, yg kiriya.....

DVD yg di kasih waktu ikut kelas Dr. Mehm Tin Mon yaah? waduh...saya simpan di mana yah? saya belum tonton tuch.

Saya pernah nonton DVD yg Mentor agi jelaskan ttg Ahetuka citta itu... tapi waktu itu saya kurang tangkap penjelasan itu...kalo sempat saya mau tonton lagi aahhh...

Bro Markos...Anumodana yaah..._/\_

:lotus:

Hayo... dicari..... ;D

soalnya disitu ratna menjelaskan citta yg menyambungkan antara tabel citta dengan citta vitthi, yg menurut saya agak lebih unik dibanding yg pernah saya liat   ;)

kelas abhidhamma minggu lalu tgl 11 Juli, saya lebih jelaskan mengenai ahetuka..... mengenai ahetuka akusala 7, ahetuka kusala 8 dan kiriya 3

misal kenapa di akusala cuma 7 tapi di kusala ada 8 : itu berhubungan dengan santirana dimana pada kusala ada santirana upekkha dan somanassa
tapi di akusala hanya ada yg akusala karena yg domanassa itu hanya ada di dosa mula citta, jadi ga bisa muncul di ahetuka citta

kira2 seperti itulah penjelasan2 mengenai citta

dan topik terakhir sedang bahas mengenai kamma yg akan saya lanjutin di tgl 8 Agustus mengenai contoh2 kamma misal bagaimana kamma lampau bisa mendukung kamma saat ini, dsbnya
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 17 July 2009, 05:07:33 PM
hendaknya bro jgn merasa "bodoh" karena saya sendiri belajar dari April 2005 tapi baru "ngeh" mengenai hubungan2 citta, cetasika, rupa sejak sekitar Agustus 2008
Kebayang khan dibimbing oleh mentor Pak Selamat yg sangat berkompeten aja, saya butuh 3.5 taon baru bisa "ngeh", boro2 menguasai......

Jika memang anda berkesempatan, hendaknya bisa hadir di kelas abhidhamma di Gunung Sahari tgl 8 Agustus biar kita bisa sharing bersama mengenai buddha dhamma

Nah itu dia bro ... saya gak mgkn bisa dateng tuh, di padum aja yg deket gak sempet koq ... (maklumlah) .. ;D ...

Makanya di DC ini, senang bisa belajar abhidhamma dengan bro dan sis Lily (pada sabar neranginnya) ... :)

_/\_ ...

sayang yah kondisinya lom cocok, bro........

krn saya merasa diskusi di tulisan sangat sulit untuk bisa menjelaskan keseluruhan apa yg ingin disampaikan loh....... berbeda dengan kelas dimana bsia melihat langsung bagaimana gerak tubuh, cara bicara, dsbnya.....

semoga bsia lebih cocok lain kali yah
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 17 July 2009, 05:53:44 PM
Eh ci lily tonton dvd abhidhamma yg judulnya Citta 1 lom?

disitu ratna ada terangin hubungan citta2 yg ada dalam citta vitthi, dengan ahetuka citta yg ada dalam penjelasan tabel citta

disitu juga bisa dilihat mana citta yg vipaka, yg kiriya.....

DVD yg di kasih waktu ikut kelas Dr. Mehm Tin Mon yaah? waduh...saya simpan di mana yah? saya belum tonton tuch.

Saya pernah nonton DVD yg Mentor agi jelaskan ttg Ahetuka citta itu... tapi waktu itu saya kurang tangkap penjelasan itu...kalo sempat saya mau tonton lagi aahhh...

Bro Markos...Anumodana yaah..._/\_

:lotus:

Hayo... dicari..... ;D

soalnya disitu ratna menjelaskan citta yg menyambungkan antara tabel citta dengan citta vitthi, yg menurut saya agak lebih unik dibanding yg pernah saya liat   ;)

kelas abhidhamma minggu lalu tgl 11 Juli, saya lebih jelaskan mengenai ahetuka..... mengenai ahetuka akusala 7, ahetuka kusala 8 dan kiriya 3

misal kenapa di akusala cuma 7 tapi di kusala ada 8 : itu berhubungan dengan santirana dimana pada kusala ada santirana upekkha dan somanassa
tapi di akusala hanya ada yg akusala karena yg domanassa itu hanya ada di dosa mula citta, jadi ga bisa muncul di ahetuka citta

kira2 seperti itulah penjelasan2 mengenai citta

dan topik terakhir sedang bahas mengenai kamma yg akan saya lanjutin di tgl 8 Agustus mengenai contoh2 kamma misal bagaimana kamma lampau bisa mendukung kamma saat ini, dsbnya

Bro Markos... anumodana atas sharingnya..._/\_

Nanti pulang akan saya cari DVD itu...saya lupa...apa DVD itu saya kasih ke orang lain yah? soalnya ada yg minta waktu di kelas Dr. Mehm. ;D

Mentor menjelaskan Ahetuka citta dengan menghubungkan kicca... saya rasa itu lebih menarik...:jempol:

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 21 July 2009, 09:39:06 AM
isi ahetuka citta, emang berhubungan kicca citta dan 17 proses dalam citta vitthi ci.....

semuanya saling berkorelasi kok.....
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: marcedes on 22 July 2009, 06:12:21 PM
mahakiriya itu apa ya? apa sama dengan mahakusala?
mengenai parinibbana seorang arahat[buddha] jelas pasti merujuk pada Samapatti-vitthi.
dikenal 3.
1.jhana-samapatti
2.phala-samapatti
3.nirodha-samapatti
khusus mengenai nirodha-sampatthi....
dikatakan syarat mengenani memasuki nirodha-sampatthi[yakni parinibbana]
1.anagami dan arahat [ apakah bisa anagami mencapai nirodha-samapatti]???? bukankah anagami belum bisa merealisasikan nibbana...

2.dikatakan harus memiliki rupa-jhana dan arupa....ada kutipan yang mengatakan Arahat tanpa waskita[kesaktian] jadi apakah arahat itu belum pasti memiliki rupa jhana dan arupa-jhana?
berarti arahat tersebut tidak dapat memasuki nirodha-samapatti kah?

3. apakah ketika seseorang ariya memasuki nirodha-sampatti bukan berarti parinibbana? [jadi beda nirodha dengan parinibbana]???
dengan kata lain bisa keluar masuk sesuka hati sesuai adhittana-vitthi seperti memasuki jhana..

habisnya saya mempunyai buku abhidhamma 45 jam karya panjika, tapi saya selama ini jarang baca karena bingung dengan istilah didalam dan kurang sekali mengenai penjelasan-penjelasan...


kemudian dikatakan bahwa seseorang yang bisa menimbulkan abhina-citta,harus menguasai sampatthi 8[rupa dan arupa]
kisah bikkhu Cula dimana mempertunjukkan abhinna tubuh menjadi banyak yang memenuhi jetavana, katanya membangkitkan abhinna-citta melalui kekuatan magga...
bisa beri penjelasan kekuatan magga ini?


maaf kalau saya banyak bertanya, soalnya pertanyaan mengenai abhidhamma di pikiran saya menumpuk...^^

metta.
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 22 July 2009, 11:39:52 PM
mahakiriya itu apa ya? apa sama dengan mahakusala?
~ Mahakiriya dan Mahakusala adalah tidak sama
~ Mahakiriya:  Yang bukan kusala, bukan akusala dan bukan vipaka --> Mahakiriya citta: Kesadaran/pikiran yg bukan kusala, akusala dan bukan vipaka. Hanya fungsional saja. ---> timbulnya kepada Arahat.
~ Mahakusala: Yang Maha baik --> Mahakusala citta: Kesadaran/pikiran yg maha baik ---> timbulnya kepada makhluk yg tinggal di 30 alam kehidupan (tidak termasuk alam asannasatta).
  
mengenai parinibbana seorang arahat[buddha] jelas pasti merujuk pada Samapatti-vitthi.
dikenal 3.
1.jhana-samapatti
2.phala-samapatti
3.nirodha-samapatti
khusus mengenai nirodha-sampatthi....---> Memasuki Nirodha-Sampatthi: memasuki kepadaman Nama Khandha dengan terbebas dari bahaya dan merupakan kebahagiaan yang tertinggi---> Nibbana
dikatakan syarat mengenani memasuki nirodha-sampatthi[yakni parinibbana]
~ Parinibbana: padamnya Nama Khandha dan Rupa Khandha

1.anagami dan arahat [ apakah bisa anagami mencapai nirodha-samapatti]???? bukankah anagami belum bisa merealisasikan nibbana...---> jadi syarat ini ga masalah kan? bukankah begitu? (setelah baca jawaban sy di atas)

2.dikatakan harus memiliki rupa-jhana dan arupa....ada kutipan yang mengatakan Arahat tanpa waskita[kesaktian] jadi apakah arahat itu belum pasti memiliki rupa jhana dan arupa-jhana? -->
~ Kesaktian
~ Jhana: Kesadaran/pikiran yg melekat kuat dalam obyek kammatthana (meditasi) yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada obyek dengan kekuatan Appana Samadhi (konsentrasi yg kuat).
Imo... tidak punya kesaktian... bukan berarti tidak memiliki jhana

berarti arahat tersebut tidak dapat memasuki nirodha-samapatti kah?

3. apakah ketika seseorang ariya memasuki nirodha-sampatti bukan berarti parinibbana? [jadi beda nirodha dengan parinibbana]???
dengan kata lain bisa keluar masuk sesuka hati sesuai adhittana-vitthi seperti memasuki jhana..

habisnya saya mempunyai buku abhidhamma 45 jam karya panjika, tapi saya selama ini jarang baca karena bingung dengan istilah didalam dan kurang sekali mengenai penjelasan-penjelasan...


kemudian dikatakan bahwa seseorang yang bisa menimbulkan abhina-citta,harus menguasai sampatthi 8[rupa dan arupa]
kisah bikkhu Cula dimana mempertunjukkan abhinna tubuh menjadi banyak yang memenuhi jetavana, katanya membangkitkan abhinna-citta melalui kekuatan magga...
bisa beri penjelasan kekuatan magga ini?
Bhikkhu Culapanthaka berhasil mencapai kesucian Arahat, ia pun dapat menunjukkan kesaktiannya (mengubah tubuh dari 1 menjadi byk)... Jhana seperti ini di sebut Maggasiddhi Jhana yg berarti mendapat jhana dengan kekuatan magga yaitu dengan hanya melaksanakan pengembangan pandangan terang (Vipassana Bhavana), kemudian menjadi Arahat dengan memperoleh Jhana hasil dari kesucian pikiran dan kamma dari kehidupan yang lalu.

maaf kalau saya banyak bertanya, soalnya pertanyaan mengenai abhidhamma di pikiran saya menumpuk...^^

metta.

cmiiw...
_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 23 July 2009, 09:42:41 AM
3. apakah ketika seseorang ariya memasuki nirodha-sampatti bukan berarti parinibbana? [jadi beda nirodha dengan parinibbana]???
dengan kata lain bisa keluar masuk sesuka hati sesuai adhittana-vitthi seperti memasuki jhana..

Nirodha sampatti (pencerapan mental yang dalam)) bisa dimasuki oleh ariya yang sudah mencapai jhana ke-8 jadi tidak semua ariya akan mengalami kondisi seperti itu

misal seperti bhikkhu sariputta di Dhammapada Syair 223

Secara singkat dapat dikatakan bhw Nirodha samapatti adalah jhana ke-9

berikut saya kutip dari : http://web.mac.com/danielmingram/iWeb/Daniel%20Ingram's%20Dharma%20Blog/The%20Blook/2CECD5EA-6058-4428-8DDD-002856C2E28A.html


Quote
Appendix: The Cessation of Perception and Feeling (Nirodha Samapatti)    

The cessation of perception and feeling, (Nirodha samapatti in Pali), is the highest of the temporary attainments. As is traditional in the commentaries, I have included it last. It is discussed in a number of places, including Sutta #44, The Shorter Series of Questions and Answers, The Middle Length Discourses of the Buddha, in a talk given by a female arahat named “Dhammadinna,” and Path to Deliverance by Nyanatiloka, which draws from that fine text.

This attainment can neither be said to be a state or not a state, nor can it be said to be purely a concentration attainment or an insight attainment, as it lacks a basis for analysis. The word “Nirodha” (meaning “Cessation”) is also sometimes used without the qualifier “samapatti” (meaning “correct acquisition” or “attainment”) to refer to Fruition, so be careful to keep your terms straight when reading the old texts or speaking with others about these things. I always mean the cessation of perception and feeling when I use the word “Nirodha,” but others may not.

    It is said that Nirodha can only be attained by anagamis and arahats (those of 3rd and 4th path) who have some mastery of the formless realms. However, as Bill Hamilton once said, if you are an anagami or arahat, you are bound to run into Nirodha Samapatti eventually.

There are some reasons to question whether or not those of the lower stages of awakening might be able to attain this, or how the ability to attain this relates to the number of stages of awakening.

However, this is not a subject that I am in a mood to pursue in detail, as I have learned the hard way that such questions do not help in the end. If you manage to attain Nirodha, I wouldn’t fixate on the idea that you have attained at least 3rd path. That said, with a few months of careful work and focused intent, I was able to attain it after completing my third cycle of insight.

    One attains Nirodha by fusing insight practices and concentration practices in a fairly gentle way that is much less focused and precise than one would do if one wanted to attain Fruition. I find it easiest to attain when reclining, but the first time I attained it I was sitting. There is nothing that can really be said about this attainment, except for mentioning things about the entrance, exit, and the consequences of the attainment.

One rises through the samatha jhanas in a very low-key fashion with some weak awareness of their true nature (the Three Characteristics), enters the eighth jhana (neither perception nor yet non-perception), and then emerges from that state. Sometime shortly thereafter, and without warning or very recent premeditation, one may suddenly enter the cessation of perception and feeling. It must be noted that previous interest in attaining this during the preceding days or weeks tends to increase the chances of this attainment showing up. As one gets better at attaining this, one can slip in the inclination (resolution) to attain it after emerging from the 8th jhana and then forget about it before dropping in.

    As my dear old meditation friend Kenneth so rightly points out, between the 8th jhana and Nirodha there are a number of states very worth mentioning, thought the standard texts strangely don’t for reasons I can’t fathom. We have come to call them Pure Land One and Pure Land Two, as this seemed as good a thing to call them as anything, thus making a total of 10 jhanas and Nirodha. Both have as their overwhelming quality the feeling of deep gratitude in the purest and most profound sense, with Pure Land Two being a deepening and strengthening of Pure Land One, though it is also a bit wider and more diffuse.

These are remarkably healing, complete, pervasive, satisfying and heartfelt states, and the word “pure” applies quite nicely. Early on I barely noticed them and would jump as fast as I could from the 8th jhana to Nirodha. Now I know better and take the time to enjoy them. They write gratitude, beauty, clarity, and contentment onto the mind.

    There is also a state somewhere in that territory that seems basically like pure presence, like being a super-pervading Watcher, with the quality of perceiving or awareness itself being the dominant quality. This has a very different quality from the 6th jhana Boundless Consciousness, and in my opinion is far superior, more fundamental, and could be argued as the highest of the states that involve experience. However, the fact that states that are so clear to me continue to show up that were never described in the old texts so far as I can tell brings up another important point: the territory out there past the fourth jhana and particularly the eighth jhana is very malleable.

Kenneth and I have speculated that the limits to the states attainable out there are limited by our imagination and concentration skill only, and I have imagined staging a friendly contest among high-level practitioners to dream up states that are even better than the ones I know so that we can play around with attaining them and seeing if there are any limits to the thing. The large list of all the exotic heaven realms found in the old texts adds credence to this belief. I realize this may seem like a contradiction to earlier statements I have made about being able to master concentration practices absolutely. It is. Back to describing Nirodha…

    The texts rightly say that, on the entrance to Nirodha, verbal formations cease first, then bodily sensations, then the whole of mental functioning ceases when the attainment is finally entered. This is traditionally explained as correlating to the first jhana, fourth jhana and then the entrance into Nirodha respectively. However, it may be noticed that in the three moments before cessation of perception sets in (during the complete power failure-like entrance) the verbal formations, bodily formations and mental formations cease in that order also in three consecutive and definable moments, with the whole thing taking about 1/3 of a second.

Thus, the texts may have a double meaning, or were misinterpreted by scholars who had not ever attained Nirodha Samapatti. I say this because it is still possible for many bodily and verbal (mental) formations to arise between the eighth jhana the entrance to Nirodha, and thus the traditional interpretation does not quite hold up.

    The texts also say that this attainment may last seven days or even longer, but I don’t personally know of anyone who has admitted to having this happen. That doesn’t mean it can’t happen, but would probably require a long and sustained retreat before hand. The duration of such attainments will be related directly to one’s concentration abilities, and these are very dependent upon local practice conditions and the amount that they have recently been exercised.

    Unlike Fruition, one exits this attainment in the reverse of the way one came in, with mental formations arising first, quickly followed by physical and then verbal formations in the characteristic analogue way of the entrance and with the same timing. After leaving this attainment, the mind tends to be deeply peaceful and very clear, and one’s body tends to be very relaxed. The longer the attainment lasted, the stronger and more durable this effect will be. Thus, I would not recommend attaining this immediately before entering into situations that require high-speed decisions or actions. The texts say that one inclines to solitude or quiet after attaining this state, and in general I agree.

    I mention this attainment because it is one more of those things that is found today but has often been relegated to the realm of myth and legend or has been forgotten entirely. It is not that Nirodha is necessary, but it definitely is a good and useful thing to be able to attain.

In fact, I have not yet spoken with anyone who had attained it who didn’t consider it among the absolute King Daddy of meditation attainments other than arahatship, as the depth of its afterglow never fails to impress and amaze. Hopefully, mentioning it will raise the standard to which people feel they can reasonably aspire, which is basically the whole goal of this book.

    One more little morsel for you brave adventurers… I have noticed that the easiest time to attain Nirodha is usually a few weeks after attaining a path, when the vipassana jhana aspect of the progress of insight is becoming clear and a nice degree of mastery has been attained in that Review phase. However, it has this nice/nasty habit of helping to precipitate a new progress cycle, as the level of clarity gained in its wake is impressive.

Thus, one may go from the best highs of a Review phase and Nirodha’s glorious afterglow to the 3rd ñana, A&P and the Dark Night quickly. In fact, this seems to be a very natural part of many cycles of anagamis who also know the samatha jhanas and formless realms.
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 23 July 2009, 09:54:02 AM
Tambahan:

Ada dua jenis Arahat, yaitu Sukhavipassaka-arahanta (Arahat tidak mempunyai jhana hanya melaksanakan Vipassana Bhavana saja) DAN Samatha-yanika-arahanta (Arahat mempunyai jhana).
Nirodha berarti kepadaman Nama- Khandha (bukan berarti Parinibbana). Kepadaman Nama-Khandha berarti Nama-Khandha diam/mengendap (tidak aktif) utk sementara selama memasuki Nirodha-Samapatti. Jadinya Anagami dan Arahat yg mempunyai Jhana 8 dapat memasuki Nirodha-samapatti. Anagami dan Arahat yg tidak mempunyai jhana 8 tdk dapat memasuki Nirodha-samapatti.

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: bond on 23 July 2009, 10:07:01 AM
IMO kalau nirodha-samapatti berkaitan dengan tercapainya nibbana, seharusnya Sukhavipassaka arahat atau samatha yanika arahat bisa berada didalam nirodha samapatti. Dua-duanya sudah mengalami nibbana.

Pertanyaanya agar lebih jelas, apakah di Abhidhamma ada disebutkan bahwa seseorang yg mencapai Nirodha samapatti harus melalui jhana?
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 23 July 2009, 11:36:42 AM
Bro Bond...

Yang dapat memasuki Nirodha-Samapatti itu adalah orang yang memenuhi syarat-syarat sbb:
~ Harus seorang Anagami atau Arahat
~ Harus mempunyai Rupa Jhana dan Arupa Jhana (Jhana 8 )
~ Harus mempunyai Vasi, dan mahir dalam Sampada, atau pencapaian empat bagian, yaitu:
1. Ada Samatha-Bala dan Vipassana-Bala, yaitu ada Samadhi dan Panna yang kuat dan Mahir
2. Mahir dalam penahanan terhadap kaya-sankhara, vaci-sankhara dan citta-sankhara
3. Mahir dalam Solasanana (Nana 16)
4. Mahir dalam Jhanasamapatti 8 sebelumnya
Untuk dapat memasuki Nirodha-Samapatti harus mempunyai tenaga yang kuat, yaitu tenaga dari Samatha-Bhavana sampai Nevasannanayatana Jhana (jhana 8 ) dan tenaga dari Vipassana-Bhavana harus sampai paling rendah tatiyamagga, harus memakai tenaga Samadhi dan tenaga Panna secara bersama.
~ Harus orang yg diam di alam kehidupan yang mempunyai Khandha 5 (Pancavokara-Bhumi), sebab dalam Arupa bhumi tidak dapat memasuki Nirodha-Samapatti, karena tidak mempunyai Rupa Jhana.
Anagami atau Arahat yg mempunyai Samapatti 8 harus di sertai syarat-syarat tersebut di atas, bila akan memasuki Nirodha-Samapatti harus berbuat sbb:
1. Memasuki Pathama  Jhana yang telah diperoleh, sebagai obyek pathama-jhana-kusala-citta untuk Anagami atau pathama-jhana-kiriya-citta untuk Arahat, Jhana citta timbul satu khana (saat/momen) sbb :    B BC BP MA PAR UPA ANU GOT JHA B

2. Bila keluar dari Pathama Jhana, harus merenungkan jhana dengan sifat Tilakkhana, perenungan seperti ini disebut Paccavekkhana Vithi.
B BC BP MA JA JA JA JA JA JA JA B

3. Memasuki Duttiya-Jhana, Jhana citta timbul satu khana
4. Memasuki Paccavekkhana Vithi
5. Memasuki Tatiya-Jhana, Jhana citta timbul satu khana
6. Memasuki Paccavekkhana Vithi
7. Memasuki Catuttha-Jhana, Jhana citta timbul satu khana
8. Memasuki Paccavekkhana vithi
9. Memasuki Pancamajjhana, jhana citta timbul satu khana
10. Memasuki Paccavekkhana vithi
11. Memasuki Arupa Jhana, yaitu Akasannacayatana-Jhana, Jhana citta timbul satu khana
12. Memasuki Pancavekkhana vithi
13. Memasuki Vinnanancayata-jhana, jhana citta timbul satu khana
14. Memasuki Paccavekkhana vithi
15. Memasuki Akincannayatana jhana, jhana citta timbul satu khana
16. Bila keluar dari Akincannayatana-jhana, tidak usah memasuki Paccavekhana vithi lagi, tetapi memasuki Adhitthana vithi dengan melakukan empat macam tugas, yaitu:
~ Nanabaddha avikopana, dengan adhitthana menyebutkan: Segala sesuatu termasuk jasmani saya jangan sampai kena bahaya.
~ Sanghapatimanana, dengan adhitthana menyebutkan: Bila ada rapat Sangha dan menginginkan saya hadir, harap dapat keluar tepat waktunya dan tidak usah datang mencari.
~Sattupakkosana, dengan adhitthana menyebutkan: Bila Sang Buddha membutuhkan saya, harap dapat keluar tepat waktunya dan tidak usah menyuruh orang lain datang mencari
~ Addhana pariccheda, dengan adhitthana batas waktu masuk: Berapa lama mau memasuki Nirodha-Samapatti, dengan merenungkan usia saya sampai 7 hari kah? Bila tidak sampai 7 hari, tidak akan memasuki atau memasuki kurang dari 7 hari.
17. Sesudah adhitthana langsung memasuki Nevasannanasannayatana-Jhana (jhana 8 ). Citta Vithi timbul dua khana (bukan satu khana)
18. Berikutnya Citta, Cetasika dan Cittajarupa padam, sedangkan Kamajarupa, Utujarupa dan Aharajarupa masih ada sebagai penjaga. Citta, Cetasika dan Cittajarupa akan padam selama batas waktu dari Adhitthana.
19. Bila telah sampai batas waktu dari adhitthana, di sebut keluar dari Nirodha-Samapatti.  Anagamiphala untuk Anagami-puggala atau Arahattaphala untuk Arahatta-puggala, timbul satu khana dahulu, kemudian citta, cetasika dan cittajarupa akan timbul seperti sedia kala.

Pathamajjhana Vithi~Manda Puggala:
B BC BP MA PAR UPA ANU GOT JHA B B

Pathamajjhana Vithi~Tikkha Puggala:
B BC BP MA UPA ANU GOT JHA B B

Paccavekkhana-Vithi:
B BC BP MA JA JA JA JA JA JA JA B B B

Akincannayatana-Jhana Vithi (Manda Puggala):
B BC BP MA PAR UPA ANU GOT AKIN B B

Akincannayatana-Jhana Vithi (Tikkha Puggala):
B BC BP MA UPA ANU GOT AKIN B B

Adhitthana Vithi:
B BC BP MA JA JA JA JA JA JA JA  B B B

Nirodhasamapatti-Vithi (Manda Puggala):
B BC BP MA PAR UPA ANU GOT NE NE (Citta, cetasika, cittajarupa padam) PHA B

Nirodhasamapatti-Vithi (Tikkha Puggala):
B BC BP MA UPA ANU GOT NE NE (Citta, cetasika, cittajarupa padam) PHA B

Paccavekkhana-Vithi:
B BC BP MA JA JA JA JA JA JA JA B B B

Keterangan:
B    = Bhavanga
BC  = Bhavanga Calana (Bhavanga yang menggetar, sebab ada obyek baru datang)
BP  = Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap obyek baru)
MA  = Manodvaravajjana (Kesadaran yg menyelidiki obyek dari Pintu Pikiran)
PAR  = Parikamma (Tingkat pendahuluan)
UPA  = Upacara (Tingkat penghampiran)
ANU  = Anuloma (Tingkat Kemajuan)
GOT  = Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
JHA   = Jhana (Tingkat ketenangan batin)
JA     = Javana (Dorongan terhadap obyek yg telah menjadi  kusala, akusala, kiriya)
AKIN  = Akincannayatana-Jhana

Demikianlah yg tertulis di Buku Abhidhammatthasangaha (karya Pandit J Kaharuddin).

Semoga bermanfaat...

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: bond on 23 July 2009, 11:45:42 AM
Ok Thanks Mam, sudah jelas deh.... ;D
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 23 July 2009, 11:47:31 AM
Ok Thanks Mam, sudah jelas deh.... ;D

Ngga gampang yaah untuk memasuki Nirodha-Samapatti.... ;D

_/\_ :lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 23 July 2009, 12:31:59 PM
ci lily emang TOBSS!!!!

GRP udah dikirim ekspres
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: Lily W on 23 July 2009, 12:38:23 PM
ci lily emang TOBSS!!!!

GRP udah dikirim ekspres

Bro Markos...

Anumodana..._/\_

:lotus:
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: marcedes on 29 July 2009, 05:32:39 PM
Tambahan:

Ada dua jenis Arahat, yaitu Sukhavipassaka-arahanta (Arahat tidak mempunyai jhana hanya melaksanakan Vipassana Bhavana saja) DAN Samatha-yanika-arahanta (Arahat mempunyai jhana).
Nirodha berarti kepadaman Nama- Khandha (bukan berarti Parinibbana). Kepadaman Nama-Khandha berarti Nama-Khandha diam/mengendap (tidak aktif) utk sementara selama memasuki Nirodha-Samapatti. Jadinya Anagami dan Arahat yg mempunyai Jhana 8 dapat memasuki Nirodha-samapatti. Anagami dan Arahat yg tidak mempunyai jhana 8 tdk dapat memasuki Nirodha-samapatti.

_/\_ :lotus:
mau nanya deh, kebetulan disebuah sutta,[kalau sy tidk salah baca]
"tidak mungkin meraih anagami phala, atau arahat phala tanpa jhana."

kalau arahat tanpa jhana itu ceritanya gimana?
seperti nya ini sudah pernah di bahas,tapi sy lupa...mohon di ingatkan lagi.
Title: Re: CITTA VITHI
Post by: markosprawira on 30 July 2009, 05:09:23 PM
Tambahan:

Ada dua jenis Arahat, yaitu Sukhavipassaka-arahanta (Arahat tidak mempunyai jhana hanya melaksanakan Vipassana Bhavana saja) DAN Samatha-yanika-arahanta (Arahat mempunyai jhana).
Nirodha berarti kepadaman Nama- Khandha (bukan berarti Parinibbana). Kepadaman Nama-Khandha berarti Nama-Khandha diam/mengendap (tidak aktif) utk sementara selama memasuki Nirodha-Samapatti. Jadinya Anagami dan Arahat yg mempunyai Jhana 8 dapat memasuki Nirodha-samapatti. Anagami dan Arahat yg tidak mempunyai jhana 8 tdk dapat memasuki Nirodha-samapatti.

_/\_ :lotus:
mau nanya deh, kebetulan disebuah sutta,[kalau sy tidk salah baca]
"tidak mungkin meraih anagami phala, atau arahat phala tanpa jhana."

kalau arahat tanpa jhana itu ceritanya gimana?
seperti nya ini sudah pernah di bahas,tapi sy lupa...mohon di ingatkan lagi.

Coba dicek lagi deh bro karena sesungguhnya suci dan jhana itu adalah jalur yg berbeda, jadi bukan krn udah capai jhana, baru bisa capai kesucian

tapi jhana bisa digunakan untuk mempercepat pencapaian kesucian krn saat org sudah mencapai jhana, berarti konsentrasinya sudah kuat

kalo udah dapet suttanya, nti kita diskusi lagi yah