//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kisah Tambadathika  (Read 2235 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Kisah Tambadathika
« on: 03 August 2007, 03:28:54 PM »
Syair 100
VIII. (1) Kisah Tambadathika

Tambadathika mengabdi kepada raja sebagai penjagal para pencuri selama lima
puluh lima tahun, dan ia baru saja pensiun dari pekerjaannya. Suatu hari,
setelah mempersiapkan bubur nasi di rumahnya, ia pergi ke sungai untuk
mandi. Ia mempersiapkan bubur nasi itu untuk dimakannya setelah kembali dari
sungai.

Pada waktu Tambadathika mengambil bubur nasi, Sariputta Thera yang baru saja
bangun dari meditasi Jhana Samapatti, berada di muka pintu rumahnya. Pada
saat melihat Sariputta Thera, Tambadathika berpikir, "Meskipun dalam hidupku
saya telah menghukum mati para pencuri, sekarang saya seharusnya
mempersembahkan makanan ini kepada bhikkhu itu." Kemudian ia mengundang
Sariputta Thera untuk datang ke rumahnya dan dengan hormat mempersembahkan
bubur nasi tersebut.

Setelah bersantap Sariputta Thera mengajarkan Dhamma kepadanya, tapi
Tambadathika tidak dapat memperhatikan, sebab ia begitu gelisah mengingat
masa lalunya sebagai seorang penjagal. Ketika Sariputta Thera mengetahui hal
ini, ia memutuskan untuk menanyakan dengan bijaksana apakah ia membunuh
pencuri atas kehendaknya atau ia diperintahkan untuk melakukan hal itu.
Tambadathika menjawab bahwa ia diperintah raja untuk membunuh mereka dan ia
tidak berniat untuk membunuh. Kemudian Sariputta Thera bertanya,"Jika
demikian, apakah kamu bersalah atau tidak ?" Tambadathika menyimpulkan bahwa
ia tidak bertanggung jawab atas perbuatan jahat tersebut, ia tidak bersalah.

Oleh karena itu ia menjadi tenang dan meminta kepada Sariputta Thera untuk
meneruskan penjelasannya. Dengan mendengarkan Dhamma penuh perhatian, ia
hampir mencapai tingkat kesucian sotapatti, ia hanya mencapai anulomaññana.
Setelah khotbah Dhamma berakhir, Tambadathika menyertai perjalanan Sariputta
Thera sampai jarak tertentu, dan kemudian ia pulang kembali ke rumahnya.

Pada perjalanan pulang seekor sapi (sebenarnya setan yang menyamar sebagai
seekor sapi) menyeruduknya sehingga ia meninggal dunia.

Ketika Sang Buddha berada dalam pertemuan bhikkhu pada sore hari, para
bhikkhu memberitahu beliau perihal kematian Tambadathika. Ketika ditanyakan
di mana Tambadathika dilahirkan kembali, Sang Buddha berkata kepada mereka
bahwa meskipun Tambadathika telah melakukan perbuatan jahat sepanjang
hidupnya, karena memahami Dhamma setelah mendengarnya dari Sariputta Thera,
ia telah mencapai anulomaññana sebelum meninggal dunia. Ia dilahirkan
kembali di alam sorga Tusita.

Para bhikkhu sangat heran bagaimana mungkin seseorang yang melakukan
perbuatan jahat seperti itu dapat memperoleh pahala demikian besar setelah
mendengarkan Dhamma hanya sekali. Kepada mereka, Sang Buddha berkata,
"Daripada suatu penjelasan panjang yang tanpa makna, lebih baik satu kata
yang mengandung pengertian dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 100 berikut :

Daripada seribu kata yang tak berarti, adalah lebih baik sepatah kata yang
bermanfaat, yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

 

anything