//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 196476 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #75 on: 09 December 2012, 10:50:51 PM »
Cerita Zen adalah netral, tujuan disajikan cerita adalah untuk meminta pandangan Bro yang telah menyelami secara bathin “ apa itu kosong = isi dan isi = kosong.” Dan secara jujur saya belum menyelami bahkan tidak mengerti, dan menurut saya sangat susah. Dan topic ini diangkat oleh Bro, sekarang Bro mengatakan bahwa indikasi ketiga ini terlalu dalam untuk dibahas dan di skip dulu.

Jadi apa lagi yang mau dbahas, karena memang inti cerita yang mau dibahas adalah :

1.   Yang mengaku telah menyelami sunyata ternyata masih bisa sombong (Yamaoka Tesshu), dan kesombongan inilah yang selalu menjadi biang untuk menjustifikasi pandangan orang lain contohnya timbul kemarahan karena merasa “AKU” nya direndahkan, memamerkan kemampuannya, dsb

2.   Sedangkan yang bertanya “"Dari  manakah kemarahan ini bersumber?" apakah termasuk orang yang lebih menyelami “ apa itu kosong = isi dan isi = kosong” (Dokuon). Apakah Dokuon berpikir bahwa marah = tidak marah dan tidak marah = marah atau tidak berpikir demikian. Apakah AKU si Dokuon sedang bereaksi atau sebaliknya AKU si Yamoka yang bereaksi ?

Apakah tulisan Bro diatas ( bold merah ), tidak termasuk menjustifikasi ?

Jawaban sederhana saya mungkin hanya “ BEDA PERSEPSI “

OK, saya tidak melanjutkan diskusi yang menarik ini, karena hasil akhirnya HANYA PERSEPSI

 _/\_

Terlalu dalam bukan berarti tidak dibahas, tapi bertahap. Memberi penjelasan juga perlu kearifan, tidak bisa menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Indikasi ketiga bukan berhubungan dengan topik yang kita bahas, tapi berhubungan dengan persepsi seseorang (yang disebabkan oleh karma masa lalu). Kalau tentang cerita yang Anda paparkan, saya sudah menjawab dalam korelasinya dengan topik ini (tentang 'kosong/kekosongan'). Justru membahas sikap sombong tokoh cerita, sepertinya malah di luar topik (CMIIW).

Saya tanggapi yang diberi nomor:
1. Terlalu mudah menjatuhkan vonis.
Setahu saya ajaran Buddha menekankan untuk melihat sesuatu apa adanya.
Jika Yamaoka marah, cukup katakan dia marah.
Melabeli sikap marah Yamaoka sebagai suatu kesombongan adalah terlalu berlebihan menurut saya. Tapi itu hak setiap orang untuk berpersepsi.

2. Dalam pandangan 'sunyata' (kekosongan), tidak ada yang bereaksi, yang ada hanyalah skhanda-skhanda (unsur-unsur batin dan rupa) yang sedang bereaksi (sama persis seperti reaksi kimia yang sedang terjadi dalam botol kimia).

Untuk tulisan merah:
1. Baris pertama: Untuk saudara CHANGE, apakah di dunia ini yang bukan persepsi?
Saya sedang bertanya. Memangnya Anda menginterpretasikannya sebagai apa?

2. Baris kedua: Bagi Anda 'mungkin' itu bukan persepsi.
Sudah saya beri tanda kutip sebagai penekanan, Anda tidak memperhatikannya?

Kita belajar lewat tanya jawab, semoga terbiasa dengan dialog khas Buddhis yang kritis dan mendalam.

Satu lagi, saya bahkan belum menyimpulkan hasil diskusi adalah persepsi. Dan kalau pun persepsi, lalu apa pemahaman Anda tentang kata tersebut?

Mengapa diskusi diakhiri demi kata persepsi itu? Saya belum benar-benar mengerti. Mungkin hidup ini bukan persepsi ya? Apa Anda yakin pandangan Anda, saya dan makhluk lain itu 100% obyektif?

Lalu kalau bukan, berarti antonim dari kata obyektif itu apa?

Nah, semoga diskusi ini membawa manfaat.

Terima kasih atas bimbingan, perhatian dan kasih sayangnya. Salam bahagia untuk Anda.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #76 on: 10 December 2012, 06:19:23 AM »
Semakin tidak paham  :|

Mungkin karena saya bukan seorang meditator.... :)

Kalo gitu, gak usah dilanjutkan lagi.... Nanti semakin bingung saya....

Baik, saya beri contoh sehari-hari saja, sesuai janji saya kemarin. Boleh ditanggapi, boleh tidak, terserah pada Anda.

Misalnya ada pernyataan: "Bumi punya 'dua' satelit, bernama Bulan, dan Hari."

Nah, setelah Anda olah informasinya, Anda tahu bahwa pernyataan itu tidak benar.

Yang Anda tahu, bumi cuma punya satu satelit, bernama Bulan.

Lalu dimana contoh fenomena terselubungnya?

Yaitu ada di KETIADAAN 'dua', serta 'Hari'.

Maksudnya, kedua pernyataan tersebut (adanya dua satelit, dan juga memiliki nama Hari) adalah 'Tidak Ada', namun 'ketidak-adaan' dua (satelit) serta Hari tersebut, tidak bisa Anda lihat (karena memang satelit cuma ada satu, terlebih/apalagi ada nama Hari, darimana/bagaimana ceritanya).

Bisa dipahami? Contoh di atas masih bisa dilogika.

Oke, semoga makin maju dalam dharma.  _/\_
« Last Edit: 10 December 2012, 06:20:58 AM by Sunya »

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #77 on: 10 December 2012, 06:33:09 AM »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #78 on: 10 December 2012, 06:44:48 AM »
Semakin tidak paham  :|

Mungkin karena saya bukan seorang meditator.... :)

Kalo gitu, gak usah dilanjutkan lagi.... Nanti semakin bingung saya....

sama bro, akupun semangkin tidak paham pembahasan ini mau dibawa kemana ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #79 on: 10 December 2012, 06:57:19 AM »
Baik, saya beri contoh sehari-hari saja, sesuai janji saya kemarin. Boleh ditanggapi, boleh tidak, terserah pada Anda.

Misalnya ada pernyataan: "Bumi punya 'dua' satelit, bernama Bulan, dan Hari."

Nah, setelah Anda olah informasinya, Anda tahu bahwa pernyataan itu tidak benar.

Yang Anda tahu, bumi cuma punya satu satelit, bernama Bulan.

Lalu dimana contoh fenomena terselubungnya?

Yaitu ada di KETIADAAN 'dua', serta 'Hari'.

Maksudnya, kedua pernyataan tersebut (adanya dua satelit, dan juga memiliki nama Hari) adalah 'Tidak Ada', namun 'ketidak-adaan' dua (satelit) serta Hari tersebut, tidak bisa Anda lihat (karena memang satelit cuma ada satu, terlebih/apalagi ada nama Hari, darimana/bagaimana ceritanya).

Bisa dipahami? Contoh di atas masih bisa dilogika.

Oke, semoga makin maju dalam dharma.  _/\_

mari kita saling membuka diri......

pertama tama.... judul :  "Kosong = Isi, Isi = Kosong" (KIIK)

  1. kenapa judul tsb dipilih ?
  2. apa manfaat bagi pembaca bila mengetahui kosong=isi, isi=kosong ?
  3. judul tsb dibahas dlm Buddhist secara genaral atau pada aliran tertentu
            (Theravada, Tantra, Mahayana, etc) ?
  4. adakah sutta2/buku2 sebagai referensi dlm pembahasan judul tsb ?
  5. apakah yg ingin dicapai dari judul diatas KIIK (adakah goal dari penulisan ini) ?
  6. tentukan apakah penulisan anda berupa/secara argumentative atau analitical tentang KIIK ?
  7. adakah guru/biksu/bhikuni yg udah pernah membahas KIIK secara baik ?
  8. adakah bukti dlm keseharian tentang keberadaan KIIK ?
  9. konklusi tentang penulisan/pencarian anda, dan apa manfaat mengetahui KIIK utk umat awam atau Buddhist ?

sementara kira2 itu dulu... mohon dijawab satu persatu...

 _/\_ :P
« Last Edit: 10 December 2012, 06:59:13 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #80 on: 10 December 2012, 09:46:21 AM »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #81 on: 10 December 2012, 12:43:29 PM »
thread ini benar2 berisi OMONG ISI

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #82 on: 10 December 2012, 03:41:37 PM »
kapan yah thread aye dikunjungi.... ??? :'( :'(
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #83 on: 10 December 2012, 10:43:04 PM »
kapan yah thread aye dikunjungi.... ??? :'( :'(
isi in voucher dulu
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #84 on: 10 December 2012, 10:59:00 PM »
isi in voucher dulu
voucher berapa bro?? :P
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline learner

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • ^^ ada yang baca buku, ada yang sibuk lepas ikatan
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #85 on: 11 December 2012, 12:18:08 AM »
saya mulai bertanya dari definisi kosong saja ya,
mohon pencerahannya
 ^:)^
apakah di dunia ini ada yang dapat dikatagorikan sebagai benar2 kosong?

misalkan saja plastik bungkusan yang divacumkan,
apakah plastik tersebut menjadi benar2 kosong?

kenyataan tidak,
ruang pada plastik yang sebelum divacumkan berisi udara,
setelah divacumkan maka akan terisi oleh bagian plastik pada sisi yang lain,
jadi ruang kosong diantara sisi plastik tadi menghilang karena terdesak oleh kerapatan kedua sisi plastik yang menempel pada akhirnya,
ruang kosong sebelum vacum= isi udara,
setelah vacum = isi plastik

dapatkah ruang yang benar2 kosong itu diciptakan?

analogi kedua,

sebuah botol pylox yang dikeluarkan isinya sampai habis,
apakah botol pylox tersebut menjadi benar2 hampa udara?

jadi bagaimana kondisi kosong itu sebenarnya?

apakah ada suatu keadaan dimana suatu kekosongan yang tidak berisi material lain di dalamnya?

balon hanya akan menjadi balon ketika ada udara didalamnya (diantara sisi dalam karet balon),
bila tidak ada udara atau apapun di antara karet balon,
maka balon adalah gumpalan karet yang saling menempel

hahahaha....
« Last Edit: 11 December 2012, 12:43:23 AM by learner »
tidak perlu mencoba melakukan hal besar yang sangat rumit, lakukan saja hal sederhana dengan teliti dan benar

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #86 on: 11 December 2012, 05:39:29 AM »
Rekan Cumi serta saudara/i Dhammacitta yang budiman,

Dalam mempelajari sesuatu hendaknya kita berpikiran terbuka; tidak merasa keyakinan yang sekarang kita anut paling benar, merasa apa yang kita pelajari dari teks/ayat/sutra sudah sepenuhnya benar, tidak percaya pada pembuktian, bersifat tertutup dan sinis terhadap ajaran/konsep yang tidak/belum kita ketahui.

Dalam beberapa komentar, khususnya di thread ini dan thread sebelumnya (yang ada di postingan 1) terkesan bahwa para pemirsa forum tampaknya sudah memiliki keyakinan tertentu, dan hanya bertanya atau mengomentari untuk sekedar memberikan kesan bahwa keyakinannya yang benar, dan konsep kosong/sunya (sunyata) ini adalah tidak lebih dari sekedar omong kosong. Belum mengerti bukan berarti suatu konsep itu salah, benar?

Dari segala bentuk dialog saya disini, dari menganalisa pertanyaan, menjawab sesuai kemampuan saya, hingga mendapati bahwa pemirsa forum sulit menerima pemikiran/pandangan lain, dan juga enggan berdiskusi... rasanya sikap (dan pola pikir) demikian sudah sulit dalam mendapatkan paradigma baru dalam memahami kehidupan. Bila suatu cangkir sudah penuh, tidak akan mungkin bisa diisi lagi.

Salam dharma dan semoga bisa belajar bersama-sama. Ehipassiko.

Semoga semua makhluk berbahagia.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #87 on: 11 December 2012, 06:06:11 AM »
saya mulai bertanya dari definisi kosong saja ya,
mohon pencerahannya
 ^:)^
apakah di dunia ini ada yang dapat dikatagorikan sebagai benar2 kosong?

1. misalkan saja plastik bungkusan yang divacumkan,
apakah plastik tersebut menjadi benar2 kosong?

kenyataan tidak,
ruang pada plastik yang sebelum divacumkan berisi udara,
setelah divacumkan maka akan terisi oleh bagian plastik pada sisi yang lain,
jadi ruang kosong diantara sisi plastik tadi menghilang karena terdesak oleh kerapatan kedua sisi plastik yang menempel pada akhirnya,
ruang kosong sebelum vacum= isi udara,
setelah vacum = isi plastik

dapatkah ruang yang benar2 kosong itu diciptakan?

analogi kedua,

sebuah botol pylox yang dikeluarkan isinya sampai habis,
apakah botol pylox tersebut menjadi benar2 hampa udara?

jadi bagaimana kondisi kosong itu sebenarnya?

2. apakah ada suatu keadaan dimana suatu kekosongan yang tidak berisi material lain di dalamnya?

balon hanya akan menjadi balon ketika ada udara didalamnya (diantara sisi dalam karet balon),
bila tidak ada udara atau apapun di antara karet balon,
maka balon adalah gumpalan karet yang saling menempel

hahahaha....

the Learner juga harus banyak belajar lagi...
1. kalau ingin membuat vacuum yg tinggi, udah tentu tidak pakai KANTONG PLASTIK, tapi pakai BEJANA BESI (spt pipa2 besi yg dipakai di autocleave/steamer/burner)...

2. utk balon mengembang dibutuhkan udara yg bertekana lebih besar dari udara sekitarnya, bukan malah divacuum.....
   karna tujuannya adalah membesarkan BALON...

tapi apapun yg bro bahas disini, itu merupakan bahasan KOSONG (hampa) dlm FISIKA KLASIK... belum menyentuh KOSONG dlm ajaran Buddhist....

kira2 begitu... :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #88 on: 11 December 2012, 06:06:32 AM »
mari kita saling membuka diri......

pertama tama.... judul :  "Kosong = Isi, Isi = Kosong" (KIIK)

  1. kenapa judul tsb dipilih ?
  2. apa manfaat bagi pembaca bila mengetahui kosong=isi, isi=kosong ?
  3. judul tsb dibahas dlm Buddhist secara genaral atau pada aliran tertentu
            (Theravada, Tantra, Mahayana, etc) ?
  4. adakah sutta2/buku2 sebagai referensi dlm pembahasan judul tsb ?
  5. apakah yg ingin dicapai dari judul diatas KIIK (adakah goal dari penulisan ini) ?
  6. tentukan apakah penulisan anda berupa/secara argumentative atau analitical tentang KIIK ?
  7. adakah guru/biksu/bhikuni yg udah pernah membahas KIIK secara baik ?
  8. adakah bukti dlm keseharian tentang keberadaan KIIK ?
  9. konklusi tentang penulisan/pencarian anda, dan apa manfaat mengetahui KIIK utk umat awam atau Buddhist ?

sementara kira2 itu dulu... mohon dijawab satu persatu...

 _/\_ :P

Baik, semoga Sdr. Cumi juga bisa menjawab, apa pandangan rekan Cumi terhadap konsep kosong (selama ini), dan benarkah kesimpulan saya di atas, bahwa para pemirsa forum khususnya (dan umat Buddha aliran tertentu pada umumnya) sulit menerima konsep ini (sunyata), serta juga punya saddha/keyakinan yang bertentangan dengan sutta pegangan mereka sendiri (Kalama Sutta)?

Bahkan umat Buddha sendiri, walau yakin terhadap kebenaran Tiratana, tetap harus menganalisa dengan kewaspadaan dan penuh perhatian, bukan menolak mentah-mentah sesuatu yang belum diketahui/dipahami, betul?

Jika alibi bahwa dharma lain diluar "segenggam daun" yang diajarkan oleh Siddharta Gautama semasa hidup adalah tidak bermanfaat, tidak membawa pada pencerahan, bukankah hal ini tiada beda dengan sikap menutup diri? Mohon koreksi serta keterangan sikap Buddhis (pada umumnya) sekarang ini. Saya maklum dan mahfum ini jaman kemerosotan dharma, tapi juga bukan lantas membuat kita (umat Buddha) bersikap skeptis berlebihan (alias sinis) terhadap pemikiran-pemikiran di luar kepercayaan kita 'kan?

Saya katakan 'kepercayaan', sebab rata-rata umat Buddha masih 'membeo' (mengikuti tanpa memahami, apalagi membuktikan). Jadi selama ini konsep ehipassiko (pembuktian) yang digadang-gadang sebagai metode belajar umat Buddha, tampaknya harus tetap menjadi introspeksi yang mendalam lagi.

Sudahkah saya obyektif, sudahkah saya terbuka dan bersifat open-minded dalam menerima sesuatu?

Moga-moga ini menjadi perenungan bersama (termasuk saya).

1. Meneruskan thread lama (agar thread lama tidak OOT). Istilah KIIK itu sudah ada di thread sebelumnya, saya hanya menyalin (mengikuti), bukan menciptakan/membuat.
2. Memahami hidup dan kehidupan.
3. Aliran tertentu (sudah saya tempatkan pada sub-forum Tradisi Mahayana sejak awal).
4. Tentu, dalam hal ini sutra aliran tertentu, seperti saya jelaskan di poin 3.
5. Tidak ada.
Semua adalah upaya, tanpa mengharapkan (dan terikat) dengan hasil.
Hasil adalah usaha setiap makhluk, bukan dari siapapun, karena guru (dan dharma) pun bersifat sunya.
6. Yang jelas bukan teoritis, tapi bersifat analistis dan dapat saya pertanggungjawabkan. Yang sedikit disayangkan, hanya sanggahan dan komentar yang berdasar pada tulisan/teks belaka, tanpa pembuktian serta analisis pribadi. Maka dari itu saya katakan terlalu banyak umat (dan pemirsa) yang bersifat skeptis hingga sinis (tergantung kadar keterikatannya pada dogma/bacaan/ceramah yang diterimanya), hingga sulit untuk berdiskusi/mendiskusikan pemikiran/pandangan yang sekiranya baru (belum pernah didengar dan diterima sebelumnya). Semoga dengan adanya tulisan ini, dapat memberi perubahan dan perkembangan berarti.
7. Saya tidak berkomentar, jawaban dan pertanyaan ini relatif dan subyektif.

8 dan 9 saya sambung di bawah (agar tidak kepanjangan).  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #89 on: 11 December 2012, 06:17:16 AM »
Rekan Cumi serta saudara/i Dhammacitta yang budiman,

Dalam mempelajari sesuatu hendaknya kita berpikiran terbuka; tidak merasa keyakinan yang sekarang kita anut paling benar, merasa apa yang kita pelajari dari teks/ayat/sutra sudah sepenuhnya benar, tidak percaya pada pembuktian, bersifat tertutup dan sinis terhadap ajaran/konsep yang tidak/belum kita ketahui.

Dalam mempelajarin segala hal, tentu kita harus selalu terbuka, dan kita juga harus memiliki KEYAKINAN tentang apa yg kita sudah taoooo, bila kedua belah pihak tidak setuju, maka jalannya adalah melalui ARGUMENTASI, ANALISA dan PEMBUKTIAN... seorang ILMUWAN SEJATI adalah tidak masuk kedalam ranah : SINIS....



Dalam beberapa komentar, khususnya di thread ini dan thread sebelumnya (yang ada di postingan 1) terkesan bahwa para pemirsa forum tampaknya sudah memiliki keyakinan tertentu, dan hanya bertanya atau mengomentari untuk sekedar memberikan kesan bahwa keyakinannya yang benar, dan konsep kosong/sunya (sunyata) ini adalah tidak lebih dari sekedar omong kosong. Belum mengerti bukan berarti suatu konsep itu salah, benar?

Memang sih member2 disini kelihatannya memiliki banyak KEYAKINAN... ada yg begitu yakin kalau seseorang adalah BADUT,..ada yg berkeyakinan kalau yg lain udah mencapai DEWA, dsb, dsb...
IMHO, SUNYATA ada dalam ajaran Buddha, dan sepertinya topik ini memang berat, jadi kalau ASAL MENJELASKAN, pasti mendapat serangan, pertanyaan dari kanan dan kiri... itu wajar aja... apalagi disini beraneka member dgn beraneka tingkat kebijaksanaan...

Belum mengerti, itulah tugas bro utk menjelaskannya, karna bro yg memulai thread tsb...




Dari segala bentuk dialog saya disini, dari menganalisa pertanyaan, menjawab sesuai kemampuan saya, hingga mendapati bahwa pemirsa forum sulit menerima pemikiran/pandangan lain, dan juga enggan berdiskusi... rasanya sikap (dan pola pikir) demikian sudah sulit dalam mendapatkan paradigma baru dalam memahami kehidupan. Bila suatu cangkir sudah penuh, tidak akan mungkin bisa diisi lagi.

saya melontarkan 9 pertanyaan, kenapa bro tidak berusaha menjawabnya ? kalau soal cangkir, cangkir cumi adalah selalu welcome menerima isian lagi, lagi, lagi dan lagi....

IMHO, bro Sunya juga RELA membuka diri dan belajar lagi, bagaimana cara yg efektif utk menyampaikan pendapat, bagaimana membuat orang mengerti, bagaimana mengajar yg baik...



Salam dharma dan semoga bisa belajar bersama-sama. Ehipassiko.

Semoga semua makhluk berbahagia.  _/\_

Salam Damai, ho ho ho...

sambil menunggu 9 pertanyaan utk bro Sunya... :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

 

anything