Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Komunitas => Pojok Seni => Topic started by: gina on 24 December 2008, 07:19:46 PM
-
halo semuanya...apakah member DC ada yang bisa memainkan alat musik? piano, biola, gitar, cello, alat2 pukul, atau alat2 tradisional? atau apakah member DC ada yang seorang pemusik? saya membutuhkan untuk personil group Dhammaghosa, krn kita kekurangan pemain, sekaligus menggali potensi muda-mudi Buddhist agar lagu2 Buddhist bisa berkembang lagi...terima kasih :)
-
perlu pemain recorder? :))
-
perlu pemain recorder? :))
boleh....ntar dibuat trio pemain recorder :)) sekaligus dikarangin lagunya :))
-
dua lagi sapa?
-
Kayaknya buntutnya bakal kurang enak nih. Terakhir ngomongin urusan recorder saya harus berurusan dengan iler.
-
Kayaknya buntutnya bakal kurang enak nih. Terakhir ngomongin urusan recorder saya harus berurusan dengan iler.
keknya bukan recorder deh, PIANIKA
-
pianika gak boleh ya?
-
kalo jaman dulu sih ensemblenya recorder sama pianika :P
-
gue sih sebenernya bisa dual instrument, selain pianika, krecekan juga bisa
-
Kayaknya buntutnya bakal kurang enak nih. Terakhir ngomongin urusan recorder saya harus berurusan dengan iler.
keknya bukan recorder deh, PIANIKA
Terima kasih telah mengingatkan kembali atas kejadian yang traumatik tersebut. :(
-
apalagi kalau habis performance, tombol diujung ditekan dan ditiup utk mengeluarkan "stock" air suci nya ^-^
-
:)) :)) :)) ada ilernya _/\_
-
aye ica maen gitar akustik (nilon) n gitar bass, jg sering nyanyi (di WC)...
:P
-
seharusnya topicnya mencari member DC yang bisa memainkan alat music
kalau bisa gimana? ;D
-
Saya dulu sempat belajar sedikit alat musik drum dan keyboard di gereja. Tapi itu udah lama, waktu itu saya masih kecil... Kalau sekarang yang paling sering dilatih itu pita suara aja... :P
-
Main gitar akustik doank, dengan ala 'kidal' ;D ;D ;D ;D ;D
Tapi ada alteranatifnya, kalau kekurangan pemain tamborin, triangel, dan kastanyet saya bersedia mendaftar :))
-
Main gitar akustik doank, dengan ala 'kidal' ;D ;D ;D ;D ;D
Tapi ada alteranatifnya, kalau kekurangan pemain tamborin, triangel, dan kastanyet saya bersedia mendaftar :))
Apaan tuh kastanyet? emang main musik pake kasta2an?
-
Akustik, tapi steel string (bukan nylon). Seperti Mr. Wei juga, kidal. Dulu nge-band di Bass (ga kidal) & Drum.
-
Oh, ternyata sesama kidal toh, ternyata kita sama2 pengamen kidal ;D
Gw juga lebih suka main steel string, lebih nyaring ;D
Main gitar akustik doank, dengan ala 'kidal' ;D ;D ;D ;D ;D
Tapi ada alteranatifnya, kalau kekurangan pemain tamborin, triangel, dan kastanyet saya bersedia mendaftar :))
Apaan tuh kastanyet? emang main musik pake kasta2an?
Salah satu alat perkusi, lagi lelet sih, padahal mau gw post gambarnya...
Hus, hati2, kastanyet itu nama binatang: kasta monyet ;D
-
Oh, ternyata sesama kidal toh, ternyata kita sama2 pengamen kidal ;D
Gw juga lebih suka main steel string, lebih nyaring ;D
Apaan tuh kastanyet? emang main musik pake kasta2an?
Kapan-kapan ketemuan, bikin kumpulan pengamen kidal. Tapi saya tidak balik senar (pakai gitar orang biasa), jadi semua posisinya beda.
-
Elin bisa main alat musik ini... :D
(http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSvXmjyg3fV8VA4ndQTMB9PvsHnDmf6IjuZs1ERg6DdeQ2RerI3)
(http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS43ANW5i_mBCeU-7N1AKIT96xRJzyr7yaAVf1lXPmjK9Odvoqy)
-
w juga bisa serulingg... ;D ;D ;D ;D
tapi kgk berbakat, w bakatnya jadi pendengar aja dehh... :P :P :P
(Ngejunk mode ON) >:D =))
-
Saya bs piano....hehe....
-
Saya bs piano....hehe....
maksudnya bisa perbaikin piano,
memoles piano,
memindahkan piano,
menyetel piano atau apa ya ?
-
maksudnya bisa perbaikin piano,
memoles piano,
memindahkan piano,
menyetel piano atau apa ya ?
bs main dong wkkwwkw....
kk bs juga?
-
bs main dong wkkwwkw....
kk bs juga?
lagi belajar lagu : Fly me to the moon,
kalau sis udah canggih ya? bisa main lagu apa saja ?
-
lagi belajar lagu : Fly me to the moon,
kalau sis udah canggih ya? bisa main lagu apa saja ?
km aliran pop ato klasik?
aku lebih suka pop dan klasik pop kaya richard clayderman ama blajar sdr lagu2 yg kusuka hehe....
dulu sih awalnya main lagu fly me to polaris....trus skrg rata2 semua lagu yg w suka w cb mainin....hehe....
kk jg cari sdr ato dr piano sheet?
-
ohh caranya mengiringin mp3 dari handphone atau lihat2 di youtube...
yg disenangin corak JAZZ, .... baca not balok kalau terpaksa aja...
wahh kapan2 mika main fly me to the moon upload di youtube dehhhh dan post di DC juga...
-
ohh caranya mengiringin mp3 dari handphone atau lihat2 di youtube...
yg disenangin corak JAZZ, .... baca not balok kalau terpaksa aja...
wahh kapan2 mika main fly me to the moon upload di youtube dehhhh dan post di DC juga...
w ga prnh dgr lagunya....bgs ya? km yg main dong trus upload di sini hehehe.....
dulu les brp lama? ato blajar sdr? lagu jazz seru jg yah....w pernah blajar di clavinova dulu....
-
bisa main ini gak?
[/youtube]
-
wahh kalau main yg diatas bisa cepat laper, dan perut akan menjadi kecil juga...
Tapi dgn latihan gw yakin bang Indra juga bisa koq...kebanyakan orang bisa dehhhh
(latihan = satu hari minimum 4 jam gitu ya.... kerja kantor kan 8 jam )
utk piano JAZZ ini gw belajar sendiri aja... (dgn pendengaran / AURAL)
-
[at] Indra, ga bs deh....cpt banget...tp benar kt johan3000 bs aja kalo rajin berlatih....
Kalo aku suka lagu yg lebih enak didengar, jd berlatihnya ga malas deh.....hoho...
contohnya lagu Fav ku Richard Clayderman: Marriage D'moure, Je'tai me, unchained melody, La tendresse, Coup de cour, ga bosan2 mainnya....Kalo maksim, claudine n leelos tune nya keren n nenangin jiwa, cb download n dgrin deh...hehe.....
-
emangnya Richard Clayderman bagus ya? tapi saya kok gak pernah melihat/mendengar orang ini memainkan reportoire2 yg dahsyat selain lagu2 pop yg low quality?
IMO si joo ini bahkan lebih bagus daripada Clayderman
Rondo Alla Turca (Mozart) + James Bond
[/youtube]
-
Sy ga membandingkan mana yg lebih jago, semua jago kok, richard, maksim, Jay Chou, dll....Cm sy suka aja lagunya enak di dengar dan menenangkan jiwa...sy suka lagunya, bukan siapa yg jago...hehe....
-
Sy ga membandingkan mana yg lebih jago, semua jago kok, richard, maksim, Jay Chou, dll....Cm sy suka aja lagunya enak di dengar dan menenangkan jiwa...sy suka lagunya, bukan siapa yg jago...hehe....
dua orang pianist sama2 bisa memainkan lagu yg sama tapi tidak dua2nya enak didengar, IMO bukan sekedar menggerakkan jari-jari di atas tuts piano tapi bagaimana ketepatan interpretasi musik dari si pianist-lah yg menentukan seberapa enaknya lagu yg dimainkan, bukankah begitu sis? saya hanya penikmat musik bukan pianist, jadi mungkin komentar saya salah. menurut Sis, faktor2 apakah yg menentukan suatu permainan piano menjadi enak di dengar atau tidak enak di dengar?
-
dua orang pianist sama2 bisa memainkan lagu yg sama tapi tidak dua2nya enak didengar, IMO bukan sekedar menggerakkan jari-jari di atas tuts piano tapi bagaimana ketepatan interpretasi musik dari si pianist-lah yg menentukan seberapa enaknya lagu yg dimainkan, bukankah begitu sis? saya hanya penikmat musik bukan pianist, jadi mungkin komentar saya salah. menurut Sis, faktor2 apakah yg menentukan suatu permainan piano menjadi enak di dengar atau tidak enak di dengar?
yup...contohnya lagu exodus sama2 richard clayderman n maksim pernah membawakannya, jujur aku lebih suka maksim yg membawakan, itu karena bbrp faktor antara lain:
1. maksim lebih keren
2. maksim lebih menjiwai
3. Orkestranya lebih keren
4. aransemennya jg lebih keren
Tp overall, lagu exodus itu bgs terlepas siapapun yg memainkan....aku suka....gt lo hehe....
-
yup...contohnya lagu exodus sama2 richard clayderman n maksim pernah membawakannya, jujur aku lebih suka maksim yg membawakan, itu karena bbrp faktor antara lain:
1. maksim lebih keren
2. maksim lebih menjiwai
3. Orkestranya lebih keren
4. aransemennya jg lebih keren
Tp overall, lagu exodus itu bgs terlepas siapapun yg memainkan....aku suka....gt lo hehe....
kalau begitu seberapa pun bagusnya stevie wonder main piano tetap tidak enak bagi sis, karena negro dan buta dan sama sekali tidak keren, begitukah cara menilai permainan piano?
tidak heran sis menggemari Clayderman, karena segment pasarnya memang orang2 spt sis, awal Clayderman bergabung dalam Delphine Artist adalah karena produsernya melihat ada nilai jual pada tampangnya bukan pada permainannya
-
dua orang pianist sama2 bisa memainkan lagu yg sama tapi tidak dua2nya enak didengar, IMO bukan sekedar menggerakkan jari-jari di atas tuts piano tapi bagaimana ketepatan interpretasi musik dari si pianist-lah yg menentukan seberapa enaknya lagu yg dimainkan, bukankah begitu sis? saya hanya penikmat musik bukan pianist, jadi mungkin komentar saya salah. menurut Sis, faktor2 apakah yg menentukan suatu permainan piano menjadi enak di dengar atau tidak enak di dengar?
Kalau bisa dimainkan persis, sebetulnya tidak akan ada bedanya antar satu musisi dengan lainnya. Biasa yang 'dijual' oleh musisi baru adalah aransemen ulang yang berbeda ataupun improvisasinya. Bagaimana itu disebut 'indah' tergantung dari pendengarnya juga. Ada orang yang mampu menikmati musik rumit, tapi ada juga yang tidak. Semuanya sudah jadi relatif sekali.
-
kalau begitu seberapa pun bagusnya stevie wonder main piano tetap tidak enak bagi sis, karena negro dan buta dan sama sekali tidak keren, begitukah cara menilai permainan piano?
Saya pernah lihat ujian di sekolah musik terkenal, dan memang cara membawakannya (ekspresi) turut dinilai. Padahal menurut saya, seharusnya itu tidaklah perlu. Entahlah jika nanti bertemu dengan orang dengan teknik hebat namun ekspresi bak zombie, akan diluluskan atau tidak.
-
kalau begitu seberapa pun bagusnya stevie wonder main piano tetap tidak enak bagi sis, karena negro dan buta dan sama sekali tidak keren, begitukah cara menilai permainan piano?
tidak heran sis menggemari Clayderman, karena segment pasarnya memang orang2 spt sis, awal Clayderman bergabung dalam Delphine Artist adalah karena produsernya melihat ada nilai jual pada tampangnya bukan pada permainannya
wkwkwk...aku ga kenal stevie wonder.... Btw aku suka lagu2 richard bukan dr konsernya lo....kalo maksim emang deh konsernya keren...richard konser emang membosankan....tp aku suka dr mp3 nya....dgrin aja kayanya menenangkan kok.... Apalagi lagu nya yg terkenal sekali Ballade pour adeline, a comme amour, sering diputar dimana2 hehe.... Trus terang Lagu yg enak di dengar lebih berperan penting, soalnya aku bukan penggemar berat klasik, tp pop klasik kaya richard clayderman....
-
Kalau bisa dimainkan persis, sebetulnya tidak akan ada bedanya antar satu musisi dengan lainnya. Biasa yang 'dijual' oleh musisi baru adalah aransemen ulang yang berbeda ataupun improvisasinya. Bagaimana itu disebut 'indah' tergantung dari pendengarnya juga. Ada orang yang mampu menikmati musik rumit, tapi ada juga yang tidak. Semuanya sudah jadi relatif sekali.
menurut saya tidak demikian, memainkan persis bisa juga dilakukan oleh komputer atau robot, dan ini tentu berbeda dengan permainan manusia. dulu seorang guru musik pernah berkata, "bermain musik itu gampang, tapi bermain musik dengan benar itu sulit".
-
Saya pernah lihat ujian di sekolah musik terkenal, dan memang cara membawakannya (ekspresi) turut dinilai. Padahal menurut saya, seharusnya itu tidaklah perlu. Entahlah jika nanti bertemu dengan orang dengan teknik hebat namun ekspresi bak zombie, akan diluluskan atau tidak.
wkwkkww zombie....... :))
Kalo ekspresi maksim emang menjiwai banget deh, demen liatnya hehe.... Terus orkestranya jg kereennn......
-
Saya pernah lihat ujian di sekolah musik terkenal, dan memang cara membawakannya (ekspresi) turut dinilai. Padahal menurut saya, seharusnya itu tidaklah perlu. Entahlah jika nanti bertemu dengan orang dengan teknik hebat namun ekspresi bak zombie, akan diluluskan atau tidak.
ekspresi mungkin bukan pada fisiknya, tapi ekspresi dari musik yg dihasilkan, menilai musik cukup dengan telinga tidak memerlukan mata.
tanda2 baca pada notasi musik sering kali tidak bisa menggambarkan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan oleh composer, di sinilah dibutuhkan kecakapan pemain dalam menyampaikan pesan tsb kepada pendengar
-
menurut saya tidak demikian, memainkan persis bisa juga dilakukan oleh komputer atau robot, dan ini tentu berbeda dengan permainan manusia. dulu seorang guru musik pernah berkata, "bermain musik itu gampang, tapi bermain musik dengan benar itu sulit".
Seandainya sebuah robot bisa mengikuti persis termasuk lemah-kuat, cepat-lambat, dan segala dinamika dari seorang musisi, maka bagaimana secara audio kita membedakannya?
-
wkwkkww zombie....... :))
Kalo ekspresi maksim emang menjiwai banget deh, demen liatnya hehe.... Terus orkestranya jg kereennn......
Buat saya yang 'zombie' juga OK kok, asalkan tekniknya jago. Kalau saya memperhatikan musik secara detail, biasanya juga sambil dengan mata tertutup, jadi visual tidak penting sama sekali.
Kadang ekspresi juga bisa berlebihan. Mainnya "level 1", gayanya heboh "level 10" ;D
-
Seandainya sebuah robot bisa mengikuti persis termasuk lemah-kuat, cepat-lambat, dan segala dinamika dari seorang musisi, maka bagaimana secara audio kita membedakannya?
disitulah letak mudahnya, karena lemah-kuat, cepat-lambatnya robot tetap terdengar spt robot, tetap berbeda dengan manusia, contoh sederhana, karena sering mendengar saya bisa membedakan bunyi piano kayu vs piano digital seberapa bagus pun kualitas synth yg digunakan
-
ekspresi mungkin bukan pada fisiknya, tapi ekspresi dari musik yg dihasilkan, menilai musik cukup dengan telinga tidak memerlukan mata.
tanda2 baca pada notasi musik sering kali tidak bisa menggambarkan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan oleh composer, di sinilah dibutuhkan kecakapan pemain dalam menyampaikan pesan tsb kepada pendengar
Betul....aku setuju kok.....Menilai musik dengan telinga....
tp tentu lebih bgs lg bila yg memainkannya keren hehee.....
contoh lagu leelos tune nya maksim aku ga pernah liat, tp hanya dgar aja aku bs nangis lo...sedihhhh banget... tp aku sukaaa banget hehe.....
Sebenarnya aku bukan suka lagu richard clayderman, tp suka pengarang lagu2 yg indah tersebut deh....Kagum yg mengarang lagu coup de cour, je tai me, dan bukan piano aja yg berperan, musik2 lain kaya biola, guitar turut menciptakan keharmonisan.... Anastasya kempinsky nya richard clayderman jg cm pernah dgr di mp3, tp bgssss bngttt, damai dan tenang dgrnya....
-
Saya pernah lihat ujian di sekolah musik terkenal, dan memang cara membawakannya (ekspresi) turut dinilai. Padahal menurut saya, seharusnya itu tidaklah perlu. Entahlah jika nanti bertemu dengan orang dengan teknik hebat namun ekspresi bak zombie, akan diluluskan atau tidak.
sy setuju nih, musik=telinga, mata ga usah ikut campur... akan bias jadinya
apalagi jika dicampur info lainnya: pemusiknya suku A, agama A sehingga penilaian musik menjadi terdistorsi oleh persepsi penampilan, suku bangsa, agama, dll...
::
-
sy setuju nih, musik=telinga, mata ga usah ikut campur... akan bias jadinya
::
tapi kalau begitu tiket2 konser jadi gak laku dong?
-
Saya pernah lihat ujian di sekolah musik terkenal, dan memang cara membawakannya (ekspresi) turut dinilai. Padahal menurut saya, seharusnya itu tidaklah perlu. Entahlah jika nanti bertemu dengan orang dengan teknik hebat namun ekspresi bak zombie, akan diluluskan atau tidak.
music ya TEMPO.... color of the notes... etc etc...
pembawaan dan penampilan ya pasti juga dinilai, tapi ni kan porsinya lebih kecil
tidak bisa dipungkiran penampilan/gerakan juga merupakan salah satu komunikasi,
dan non verbal komunikasilah yg sebenarnya lebih powerful....
gw cocok aja dgn yg bang Indra tampilkan... soalnya banyak "gila-gila" nya.... siiip banget dehh
-
tapi kalau begitu tiket2 konser jadi gak laku dong?
konser memang ditujukan untuk entertain jadi segala cara diekspos demi memuaskan panca indera: suara digeber (telinga), panggung ditata apik (mata), dan indera pikiran juga telah dikondisikan dengan segala macam berita pra-konser... bahkan dalam beberapa konser, indera hidung juga dipengaruhi (penciuman), contohnya konser grup2 deathmetal, sering membakar dupa2an disekitar panggung (bau dupa, demi meng-ekspos suasana magis).
::
-
menunggu komentar si musisi recorder
-
:|
-
ekspresi mungkin bukan pada fisiknya, tapi ekspresi dari musik yg dihasilkan, menilai musik cukup dengan telinga tidak memerlukan mata.
tanda2 baca pada notasi musik sering kali tidak bisa menggambarkan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan oleh composer, di sinilah dibutuhkan kecakapan pemain dalam menyampaikan pesan tsb kepada pendengar
Percaya atau tidak, yang dinilai adalah ekspresi tubuhnya.
Biasa notasi memang tidak memuat semuanya dan ada bagian di mana kita 'bebas' mengekspresikannya.
tapi kalau begitu tiket2 konser jadi gak laku dong?
Kalau dalam konser, BANYAK hal yang dijual selain audio. Yang terutama adalah visual (ganteng/cakepnya musisi), gayanya (dari rambut, baju & gerakan 'khas'), dan interaksinya ke penonton. Maka tidak jarang musisi yang kalau live kurang bagus, tapi konsernya sangat menarik.
-
disitulah letak mudahnya, karena lemah-kuat, cepat-lambatnya robot tetap terdengar spt robot, tetap berbeda dengan manusia, contoh sederhana, karena sering mendengar saya bisa membedakan bunyi piano kayu vs piano digital seberapa bagus pun kualitas synth yg digunakan
Bukan itu yang saya maksud, bro Indra. Secara akustik, piano kayu dan digital memang sudah berbeda (walaupun kalau kemudian sudah diolah secara digital, nantinya sama saja). Yang saya maksudkan adalah seandainya ada robot yang dibuat untuk main di piano kayu di mana robot itu bisa disetting sampai ke lemah-kuat menekan tuts, mengikuti permainan seorang musisi. Maka musik yang dihasilkan tetap sama saja.
-
Percaya atau tidak, yang dinilai adalah ekspresi tubuhnya.
Biasa notasi memang tidak memuat semuanya dan ada bagian di mana kita 'bebas' mengekspresikannya.
Kalau dalam konser, BANYAK hal yang dijual selain audio. Yang terutama adalah visual (ganteng/cakepnya musisi), gayanya (dari rambut, baju & gerakan 'khas'), dan interaksinya ke penonton. Maka tidak jarang musisi yang kalau live kurang bagus, tapi konsernya sangat menarik.
setujuuu.... ekspresi tubuh itu penting juga sih kalo konser, kaya konser maksim wkt main lagu exodus, keren bangetttt ekspresinya.... .hehe.....cb deh liat di youtube, trus wkt lagu hana's eyes jg penyanyi latar nya berperan membuat lagunya makin perfect n sedih hehe....kalo claudine penari baletnya yg berperan...... :x
-
Percaya atau tidak, yang dinilai adalah ekspresi tubuhnya.
Biasa notasi memang tidak memuat semuanya dan ada bagian di mana kita 'bebas' mengekspresikannya.
bagian ini adalah karena keterbatasan notasi, tapi bagian ini justru harus dimainkan dengan hati2 agar tidak menyeleweng dari pesan si composer. itu sebabnya sebelum belajar memainkan suatu lagu, seorang player yg baik akan mempelajari latar belakang dan sejarah lagu itu, situasi sosial budaya pada saat lagu itu digubah, dan mengenali karakter di composer, walaupun ini mungkin bagian yang paling membosankan dari suatu kelas musik.
-
music ya TEMPO.... color of the notes... etc etc...
pembawaan dan penampilan ya pasti juga dinilai, tapi ni kan porsinya lebih kecil
tidak bisa dipungkiran penampilan/gerakan juga merupakan salah satu komunikasi,
dan non verbal komunikasilah yg sebenarnya lebih powerful....
gw cocok aja dgn yg bang Indra tampilkan... soalnya banyak "gila-gila" nya.... siiip banget dehh
Tempo, color of the notes, dst dst, semua juga tidak lebih hanyalah kombinasi nada per waktu. Semua itu bisa diproduksi ulang secara sempurna, jika ada medianya (robot). Maka saya berpendapat tidak ada 'jiwa' dalam musik.
Kalau untuk 'entertainment', memang tampilan sangat sangat penting. Tapi kalau lebih sempit ke 'musik', saya pikir ekspresi itu tidak penting.
-
konser memang ditujukan untuk entertain jadi segala cara diekspos demi memuaskan panca indera: suara digeber (telinga), panggung ditata apik (mata), dan indera pikiran juga telah dikondisikan dengan segala macam berita pra-konser... bahkan dalam beberapa konser, indera hidung juga dipengaruhi (penciuman), contohnya konser grup2 deathmetal, sering membakar dupa2an disekitar panggung (bau dupa, demi meng-ekspos suasana magis).
::
Betul, kadang konser Death Metal sering pakai setting 'satanic' untuk memberi nuansa yang horror & mengerikan. Lagunya mungkin orang tidak tahu, tapi 'adegannya' dalam konser bisa jadi tidak terlupakan (seperti Motley Crue [atau Ozzy Osbourne yah?] yang makan kelelawar). ;D
-
Tempo, color of the notes, dst dst, semua juga tidak lebih hanyalah kombinasi nada per waktu. Semua itu bisa diproduksi ulang secara sempurna, jika ada medianya (robot). Maka saya berpendapat tidak ada 'jiwa' dalam musik.
Kalau untuk 'entertainment', memang tampilan sangat sangat penting. Tapi kalau lebih sempit ke 'musik', saya pikir ekspresi itu tidak penting.
musik adalah kelompok audio, hanya untuk konsumsi telinga, jangan dicampur-adukkan dengan indria penglihatan. ekspresi dalam musik juga adalah ekspresi audio bukan visual, jadi ekspresi juga penting dalam musik. menambahkan unsur visual apapun pada musik tidak akan mengubah kualitas musik itu sebagai musik, walaupun ada perbedaan dalam hal tontonan. saya sepakat bahwa tidak ada 'jiwa' dalam musik apalagi dalam piano.
-
Tempo, color of the notes, dst dst, semua juga tidak lebih hanyalah kombinasi nada per waktu. Semua itu bisa diproduksi ulang secara sempurna, jika ada medianya (robot). Maka saya berpendapat tidak ada 'jiwa' dalam musik.
Kalau untuk 'entertainment', memang tampilan sangat sangat penting. Tapi kalau lebih sempit ke 'musik', saya pikir ekspresi itu tidak penting.
Setujuu.....
Kalo mau menilai performance ya penampilan penting, kalo mau menilai permainannya ya soul dan kemampuannya penting, kalo aku lebih menilai ke lagu/musiknya, ya dr keharmonisan orkestranya, keunikan lagunya, terutama yang mengarang lagunya, kaya lagu canon in d, mau di permak spt apapun ttp bgs kok hehe.....Tapi biasanya pengarangnya ga diingat namanya, jadi yg diingat yg memainkannya, contohnya richard clayderman, yg mengarang kayanya bykan paul senneville kalo ga salah dan maksim tonni huljek, tp ya lebih gampang blg lagu rc, maksim gt aja....
-
bagian ini adalah karena keterbatasan notasi, tapi bagian ini justru harus dimainkan dengan hati2 agar tidak menyeleweng dari pesan si composer. itu sebabnya sebelum belajar memainkan suatu lagu, seorang player yg baik akan mempelajari latar belakang dan sejarah lagu itu, situasi sosial budaya pada saat lagu itu digubah, dan mengenali karakter di composer, walaupun ini mungkin bagian yang paling membosankan dari suatu kelas musik.
Betul, sebetulnya musik hanyalah sebuah media komunikasi antara si penggubah dan pendengar. Musik mengkomunikasikan perasaan secara berbeda dengan kata-kata. Tetapi bagaimanapun juga tergantung yang mendengarnya. Ibarat orang menyampaikan dengan Bahasa Perancis ke orang yang tidak mengerti, maka tidak akan nyambung juga.
Apa yang direproduksi seorang musisi dari sebuah karya seorang komposer, seperti mengubah 'pesan' yang ingin disampaikan. Bagaimana seorang "cocok" dengan satu lagu saya pikir bukan hanya karena kemahiran si pemain, namun semacam 'resonansi' yang selaras antara perasaan pendengar dengan lagu yang terdengar.
Misalnya karya Beethoven "quasi una fantasia" (seperti sebuah fantasi), dimaksudkan menggambarkan permainan yang berbeda dengan 'standard' saat itu. Tapi kemudian orang lain membandingkannya dengan gambaran terang bulan, maka kemudian dikenal sebagai "Moonlight Sonata". Nada-nada itu bagi banyak orang indah, tapi bahkan bagi setiap orang yang menyukaikanya pun, bisa timbul persepsi yang berbeda-beda.
-
musik adalah kelompok audio, hanya untuk konsumsi telinga, jangan dicampur-adukkan dengan indria penglihatan. ekspresi dalam musik juga adalah ekspresi audio bukan visual, jadi ekspresi juga penting dalam musik. menambahkan unsur visual apapun pada musik tidak akan mengubah kualitas musik itu sebagai musik, walaupun ada perbedaan dalam hal tontonan. saya sepakat bahwa tidak ada 'jiwa' dalam musik apalagi dalam piano.
Ya, betul. Ralat maksudnya: ekspresi visual.
Lalu kalau ke ekspresi audio, untuk lagu klasik yang notasinya lebih detail, sulit untuk mengimprovisasinya. Bahkan saya lihat saat pengajaran, setiap bagian memang sudah dilatih untuk dimainkan persis seperti di partitur. Menurut bro Indra bagaimana dengan hal ini?
-
Setujuu.....
Kalo mau menilai performance ya penampilan penting, kalo mau menilai permainannya ya soul dan kemampuannya penting, kalo aku lebih menilai ke lagu/musiknya, ya dr keharmonisan orkestranya, keunikan lagunya, terutama yang mengarang lagunya, kaya lagu canon in d, mau di permak spt apapun ttp bgs kok hehe.....Tapi biasanya pengarangnya ga diingat namanya, jadi yg diingat yg memainkannya, contohnya richard clayderman, yg mengarang kayanya bykan paul senneville kalo ga salah dan maksim tonni huljek, tp ya lebih gampang blg lagu rc, maksim gt aja....
Haha itu memang risiko masing-masing. Kadang lagu yang dinyanyikan ulang juga bisa terkenal dan penyanyi asli yang pertama kali membawakan malah dilupakan.
Saya ingat Steven Tylor, vokalis Aerosmith ditanya mengenai style mengikat kain (bandana) ke microphone stand yang banyak ditiru oleh vokalis lain. Ia mengatakan "doesn't matter... everyone's here is thief..."
-
Betul, kadang konser Death Metal sering pakai setting 'satanic' untuk memberi nuansa yang horror & mengerikan. Lagunya mungkin orang tidak tahu, tapi 'adegannya' dalam konser bisa jadi tidak terlupakan (seperti Motley Crue [atau Ozzy Osbourne yah?] yang makan kelelawar). ;D
Wah, Bro Kai ternyata pengamat grup rock/metal juga ;D
si Ozzy yg gigit kelelawar...
Jadi bisa kita anggap, konser = teaterikal, mengusung penampilan teater untuk memuaskan penonton. Konser Deathmetal dengan teaterikal satanic-nya, konser dangdut dengan nuansa binal-nya (goyang ngebor, pakaian seksi) termasuk disini angkatan2 band 80an Madonna mengusung seksualitas (penari2 seksi dan cow2 macho) juga Boy George dan Queen yg mengusung homo/gay mengekspos cow2 dengan dandanan cew.
Sy setuju dengan pendapat Bro Kai, bahwa jika kembali ke kemurnian musikal, banyak musisi2 yg lbh jago dan berkualitas musiknya kalah laku dengan musisi2 yg pandai menjual (mengemas lagu2 komersialnya) meski kemampuan musikalnya pas2an.
Contoh:
- Steve Vai dan Yngwie Malmstein tidak diragukan lagi sebagai dewa gitar, tapi penjualan albumnya jauh dibanding -misalkan- Green Day yg hanya mengulang-ngulang 3 atau 5 not saja sepanjang lagunya. Tidak gampang menikmati permainan gitar Steve Vai yg njelimet penuh dengan teknik bermain yg brilliant... tapi kurang menjual ya?
- Teknik menyanyi Putri Ayu, jelas ibarat langit dan bumi dibanding Klantink, tapi siapa yg menang dalam adu voting? Meski Putri Ayu unggul dalam hal teknik musikal (suara), tapi kalah dengan Klantink yg mengusung banyak hal (pengamen jalanan, arek suroboyo, dan sedikit banyak issue agama berperan disini, terutama saat Putri Ayu membawakan lagu Ave Maria).
::
-
Ya, betul. Ralat maksudnya: ekspresi visual.
Lalu kalau ke ekspresi audio, untuk lagu klasik yang notasinya lebih detail, sulit untuk mengimprovisasinya. Bahkan saya lihat saat pengajaran, setiap bagian memang sudah dilatih untuk dimainkan persis seperti di partitur. Menurut bro Indra bagaimana dengan hal ini?
untuk lagu klasik memang biasanya pemain tidak diperbolehkan untuk mengubah not-not yg tertulis, tapi tetap aja dalam suatu lagu, ada bagian main dan ada bagian kosmetik, dan mengubah aransemen tetap diperbolehkan sepanjang tidak mengubah lagu tersebut, ie. tidak mengubah pesan dari si composer.
persoalan moonlight sonata, kadang2 musisi juga harus berkompromi terhadap pasar, mempertahankan idealisme dalam bermusik berarti mengurangi penghasilan, jadi apa boleh buat, in the end: duitlah yg menentukan.
-
jadi apa boleh buat, in the end: duitlah yg menentukan.
Money Talk
::
-
Wah, Bro Kai ternyata pengamat grup rock/metal juga ;D
si Ozzy yg gigit kelelawar...
Jadi bisa kita anggap, konser = teaterikal, mengusung penampilan teater untuk memuaskan penonton. Konser Deathmetal dengan teaterikal satanic-nya, konser dangdut dengan nuansa binal-nya (goyang ngebor, pakaian seksi) termasuk disini angkatan2 band 80an Madonna mengusung seksualitas (penari2 seksi dan cow2 macho) juga Boy George dan Queen yg mengusung homo/gay mengekspos cow2 dengan dandanan cew.
Sy setuju dengan pendapat Bro Kai, bahwa jika kembali ke kemurnian musikal, banyak musisi2 yg lbh jago dan berkualitas musiknya kalah laku dengan musisi2 yg pandai menjual (mengemas lagu2 komersialnya) meski kemampuan musikalnya pas2an.
Contoh:
- Steve Vai dan Yngwie Malmstein tidak diragukan lagi sebagai dewa gitar, tapi penjualan albumnya jauh dibanding -misalkan- Green Day yg hanya mengulang-ngulang 3 atau 5 not saja sepanjang lagunya. Tidak gampang menikmati permainan gitar Steve Vai yg njelimet penuh dengan teknik bermain yg brilliant... tapi kurang menjual ya?
- Teknik menyanyi Putri Ayu, jelas ibarat langit dan bumi dibanding Klantink, tapi siapa yg menang dalam adu voting? Meski Putri Ayu unggul dalam hal teknik musikal (suara), tapi kalah dengan Klantink yg mengusung banyak hal (pengamen jalanan, arek suroboyo, dan sedikit banyak issue agama berperan disini, terutama saat Putri Ayu membawakan lagu Ave Maria).
::
Mungkin masalah teknik juga pengaruh. Misalnya kalau Malmsteen itu mainnya tempo cepat & rumit, susah dimainkan oleh orang awam. Sedangkan kalau Green Day, yah modal 3-5 chord juga sudah bisa dimainkan, maka bisa lebih populer di masyarakat. Kalau saya perhatikan, lagu-lagu yang low quality dengan lyric & nada super sederhana yang diulang-ulang, cenderung laku karena efek 'brainwash'-nya lebih mengena. Dibanding musik rumit, sulit untuk 'mencerna'-nya apalagi mengingatnya.
Kalau untuk yang sama skillnya, contohnya gitaris Mr. Big yang dulu adalah Paul Gilbert dan yang baru Richie Kozen. Dalam Green Tinted Sixties Mind, Paul Gilbert secara style lebih menjual dengan 'typing'-nya. Padahal kalau didengar hanya secara audio, keduanya sama saja.
Lain lagi dengan reality show di sini. Kalau menurut teman saya, bukan lomba mencari bakat, tapi lomba mencari simpati pemirsa.
-
kalo penyanyi gimana? masuk list gak?
-
yg di atas rina hong member dc kan?
-
yg di atas rina hong member dc kan?
yup ...itu Rina hong
yang rekam juga .... mungkin ::) pak kumis ;D
-
yup ...itu Rina hong
yang rekam juga .... mungkin ::) pak kumis ;D
td kebetulan search nama bhante jin di youtube..eh mlh kertemu..mksd hati ingin nyari rekaman dhammadesana bhante jin, malah dapat nyanyian member DC.. :))
-
yup ...itu Rina hong
yang rekam juga .... mungkin ::) pak kumis ;D
astaga ... do you mind telling me what you don't know?
-
kakao bisa main gitar sedikit2,....ma cipta lagu2 buddhis jg ^_^!
-
bisa sedikit2 sih...
coba lihat dulu, kira2 memenuhi kualifikasi ga?
&NR=1&feature=fvwp[/youtube]
note: itu maennya ga pake midi yah
::
-
^
:)) Sinting tapi keren abis.
Itu bro wili yah? Saya pikir bakal main Rock/Metal versi akustik, ga nyangka malah ke klasik.
-
^
:)) Sinting tapi keren abis.
Itu bro wili yah? Saya pikir bakal main Rock/Metal versi akustik, ga nyangka malah ke klasik.
Memang awalnya lagi bongkar2 'accoustic metal' di youtube.. ee ketemu yg gelo begitu.. kerenz..
bukan sayalah, Bro.. kalau soal gitar, saya masih jauh dibawah Klantink-pun... ;D
::
-
Memang awalnya lagi bongkar2 'accoustic metal' di youtube.. ee ketemu yg gelo begitu.. kerenz..
Editingnya hebat, entah berapa lama bikinnya.
bukan sayalah, Bro.. kalau soal gitar, saya masih jauh dibawah Klantink-pun... ;D
::
Saya belum pernah lihat Klantink sih, tapi ini entah Klantink-nya sangat 'sakti' ato bro wili yang merendah masih kurang jelas.