Seorang Bhikkhu dari Yunani yang berkunjung ke Indonesia beberapa waktu yang lalu dan lama menetap serta belajar di Sri Lanka menuturkan, bahwa ia telah me riset mengenai topik ini, pendapat yang mengatakan bahwa Abhidhamma disusun oleh pada konsili ketiga adalah tidak tepat.
Sebenarnya kitab-kitab Abhidhamma (kecuali kathavatthu) telah ada pada konsili ke-2, namun pada waktu itu kitab-kitab Abhidhamma masih merupakan bagian dari Khuddaka Nikaya, sehingga pernyataan bahwa pada waktu konsili ke-2 diadakan hanya ada Sutta dan Vinaya, juga benar adanya.
Semua kekisruhan soal Abhidhamma disebabkan jejak sejarah mengenai pemisahan itu yang terselip entah dimana, dan keraguan terhadap kitab-kitab Abhidhamma terutama disebabkan oleh kitab Kathavatthu yang sangat meyakinkan sekali merupakan hasil kompilasi perdebatan pada waktu konsili ke-3.
Jadi kesimpulannya Abhidhamma telah ada pada konsili ke-2, namun pada waktu itu ke-enam kitab Abhidhamma (minus Kathavatthu) masih bercampur baur dengan kitab-kitab Khuddaka Nikaya lainnya, seperti Jataka dan sebagainya. pencampuran ini bisa dimengerti, karena umumnya kitab-kitab Abhidhamma tak tepat digolongkan dengan kumpulan Sutta yang lain (Selain Khuddaka Nikaya), maupun kitab peraturan (Vinaya).
Pertimbangan lebih jauh, akhirnya memisahkan kitab-kitab Abhidhamma menjadi golongan kitab tersendiri (ini yang paling tepat) berdasarkan kedekatan topik seperti yang kita kenal sekarang ini.