Terima kasih saudara Ryu,
Tempatnya sudah dipindahkan, terima kasih me-mosting kembali,
Oh ya untuk Saudara Dilbert saya setuju pendapat anda, sulit menemukan Dhamma yang benar (Dhamma ajaran Sang Buddha, bukan Dhamma versi ajaran agama lain, atau ajaran diluar Buddha Dhamma), ironinya ada ajaran seorang Sammasambuddha, tapi kok menyimak ajaran diluar ajaran Sammasambuddha...?
Tapi fenomena ini memang sudah diramalkan oleh Sang Buddha lebih dari 2500 tahun yang lalu:
"In the same way, in the course of the future there will be monks who won't listen when discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — are being recited. They won't lend ear, won't set their hearts on knowing them, won't regard these teachings as worth grasping or mastering. But they will listen when discourses that are literary works — the works of poets, elegant in sound, elegant in rhetoric, the work of outsiders, words of disciples — are recited. They will lend ear and set their hearts on knowing them. They will regard these teachings as worth grasping & mastering.[/b]
"In this way the disappearance of the discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — will come about.
"Thus you should train yourselves: 'We will listen when discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — are being recited. We will lend ear, will set our hearts on knowing them, will regard these teachings as worth grasping & mastering.' That's how you should train yourselves."
(Samyutta Nikaya XX.7 Ani Sutta)
Luar biasa ya...? Sang Buddha tahu apa yang akan terjadi sekarang ini...
Marilah kita ikuti nasehat Sang Buddha,
"Kami akan mendengar jika khotbah yang merupakan perkataan Sang Tathagata, yang dalam artinya, diatas duniawi, berhubungan dengan kekosongan diuncarkan. Kami akan memasang telinga, kami akan berusaha meresapi dan merealisasinya, kami akan menganggap ajaran ini sebagai berharga untuk di jalankan dan dikuasai."jangan sampai kita melakukan yang dicela Sang Buddha berikut ini,
"tetapi mereka mendengarkan jika khotbah yang hasil karya sastra, hasil karya pujangga, kedengarannya elegan, retorikanya elegan, hasil karya Non-Buddhis, dan hasil karya siswa diuncarkan."Sebenarnya inilah maksud saya dengan pencerahan yang di posting saudara Ryu diatas, inilah satorinya, yaitu
ajaran yang bukan berasal dari Sang Tathagata, dimirip-miripkan dengan ajaran Beliau,
ajaran Non-Buddhis (
outsiders) dipuja-puja, bahkan para Bhikkhu yang telah bersusah payah melindungi ajaran Sang Tathagata dihujat, saya kutipkan kembali,
"Inilah salah satu kesalahan terbesar para bhikkhu penghafal ajaran Sang Guru (tipitaka-dhara) yang sudah berlarut-larut selama 2000 tahun, sehingga umat Buddha mempunyai kesan bahwa 'atta' HANYA sekadar "pandangan salah" (miccha-ditthi)"Dan tahukah poin pentingnya?
"Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M."Sang Buddha memang luar biasa, Beliau telah dapat meramalkan apa yang akan terjadi.
Mudah-mudahan sekarang teman teman netter mengerti apa yang saya maksud dengan pencerahan diatas, pencerahannya adalah pencerahan Aristoteles bukan pencerahan Buddhis. (EUREKA....) TELAH KUTEMUKAN......
(((Semoga kita melaksanakan apa yang dinasehatkan oleh Sang Buddha 2500 tahun yang lalu...)))
Sukhi Hotu....