//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Logika aneh umat Buddha  (Read 86836 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #105 on: 16 September 2008, 06:22:23 PM »
kebenaran memang ada dimana-mana, si Ryan membunuh sekian banyak orang jg merupakan kebenaran, tapi jelas bukan Dhamma yang dimaksud Sang Buddha, karena dihantam tsunami kuat rakyat aceh banyak yang meninggal juga merupakan kebenaran, tetapi bukan itu yang diajarkan Sang Buddha, Pandangan salah ada pada setiap puthujana, ini adalah kebenaran, tetapi bukan ini yang diajarkan Sang Buddha. Apa yang diajarkan Sang Buddha singkatnya:

1. dukkha
2. sebab dari Dukkha
3. Berhentinya Dukkha
4. Jalan untuk menghentikan dukkha, yaitu jalan Ariya berunsur delapan.

saudara Fabian yg baik,
dalam kasus pembunuhan Ryan & bencana alam tsunami, menurut saya banyak sekali Buddha Dhamma nya. anda bisa lihat keterkondisian, penderitaan, ketidak kekalan di sana.

Quote
Dan ini yang tak diajarkan oleh agama lain, agama lain tak mengajarkan Tilakkhana, agama lain tak mengajarkan jalan Ariya berunsur delapan, satta bhojanga, tidak mengajarkan Satipatthana, padahal ini semua diperlukan untuk merealisasi (menyelami Dhamma).
setelah saya membaca ulang Simsapa Sutta, saya jadi ingin menampilkannya kembali di sini:

"Therefore your duty is the contemplation, 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress.' Your duty is the contemplation, 'This is the path of practice leading to the cessation of stress.'"

menurut saya ini cukup. :)

Quote
semoga kita semua berusaha merealisasi Dhamma.

((( Semoga kita semua berbahagia dan terbebas dari penderitaan)))
_/\_


Saudara Tesla yang baik,

kayaknya yang ini kita lebih sejalan....

"When you know for yourselves that, 'These qualities are skillful; these qualities are blameless; these qualities are praised by the wise; these qualities, when adopted & carried out, lead to welfare & to happiness' — then you should enter & remain in them."

(((Semoga kita semua berbahagia dan bebas dari penderitaan)))


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #106 on: 16 September 2008, 09:03:46 PM »
[at]Fabian c
Saudara fabian yang baik,kenapa anda sampai sekarang belum menjelaskan apa2 kepada saya tentang pertanyaan yang telah saya lontarkan dulu? :)
Oh ya saudara fabian saran saya akan tulisan anda adalah jangan sampai menyesatkan para pemula...
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #107 on: 16 September 2008, 09:41:42 PM »
Saudara Sumedho yang baik...mana yah poin pencerahan saya yang pertama yang saya dapatkan dari pak Hudoyo...? saya cari-cari nggak ada tuh.. dipindahkan kemana ya...? yang diskusi waktu Pak Hudoyo bilang Khrisnamurti memperbaiki kesalahan para Bhikkhu yang dilakukan selama lebih dua ribu tahun, dengan pencerahan yang dicapai oleh Khrisnamurti...

terima kasih  sebelumnya ya...?

(((semoga anda berbahagia dan terbebas dari penderitaan)))




ahh... terima kasih pak Hudoyo... saya sudah
tercerahkan... jujur saja, selama meditasi
sekian lama dengan mengikuti metode Mahasi
Sayadaw saya memang tak pernah melihat aku, saya
kira tak ada lagi yang perlu saya komentari
disini... cukup sampai disini. Saya harus
membersihkan batin yang sudah tercerahkan ini...
terima kasih,

sukhi hotu
fabian

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4351.msg74952#msg74952

Quote
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4351.msg74253#msg74253

Quote
'ATTA' BUKAN HANYA SEKADAR "PANDANGAN SALAH", MELAINKAN SUATU KESADARAN YANG SANGAT DALAM DI DALAM BATIN PUTHUJJANA, yang berasal jauh di bawah sadar (anusaya). ... Oleh karena itu, sangat sukar menghancurkan/melenyapkan 'atta' itu.

Inilah salah satu kesalahan terbesar para bhikkhu penghafal ajaran Sang Guru (tipitaka-dhara) yang sudah berlarut-larut selama 2000 tahun, sehingga umat Buddha mempunyai kesan bahwa 'atta' HANYA sekadar "pandangan salah" (miccha-ditthi). ... Contohnya: Rekan Fabian, praktisi vipassana Mahasi Sayadaw yang sudah sangat senior. ... Kesalahpahaman ini begitu mendalam sehingga ia tidak bisa melihat hakikat akunya sendiri.

Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M.

ahh... terima kasih pak Hudoyo... saya sudah tercerahkan... jujur saja, selama meditasi sekian lama dengan mengikuti metode Mahasi Sayadaw saya memang tak pernah melihat aku, saya kira tak ada lagi yang perlu saya komentari disini... cukup sampai disini. Saya harus membersihkan batin yang sudah tercerahkan ini...
terima kasih,

sukhi hotu

fabian

;D
« Last Edit: 16 September 2008, 09:47:36 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #108 on: 16 September 2008, 09:56:29 PM »
Quote
'ATTA' BUKAN HANYA SEKADAR "PANDANGAN SALAH", MELAINKAN SUATU KESADARAN YANG SANGAT DALAM DI DALAM BATIN PUTHUJJANA, yang berasal jauh di bawah sadar (anusaya). ... Oleh karena itu, sangat sukar menghancurkan/melenyapkan 'atta' itu.

Inilah salah satu kesalahan terbesar para bhikkhu penghafal ajaran Sang Guru (tipitaka-dhara) yang sudah berlarut-larut selama 2000 tahun, sehingga umat Buddha mempunyai kesan bahwa 'atta' HANYA sekadar "pandangan salah" (miccha-ditthi). ... Contohnya: Rekan Fabian, praktisi vipassana Mahasi Sayadaw yang sudah sangat senior. ... Kesalahpahaman ini begitu mendalam sehingga ia tidak bisa melihat hakikat akunya sendiri.

Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M.

ahh... terima kasih pak Hudoyo... saya sudah tercerahkan... jujur saja, selama meditasi sekian lama dengan mengikuti metode Mahasi Sayadaw saya memang tak pernah melihat aku, saya kira tak ada lagi yang perlu saya komentari disini... cukup sampai disini. Saya harus membersihkan batin yang sudah tercerahkan ini...
terima kasih,

sukhi hotu

fabian
Entah apa artinya semua ini? :))
Biarkanlah dia mengalir sebagaimana mestinya...
Tiada arus tanpa air,tiada air tanpa arus,arus dan air sama2 mengalir.... :)
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #109 on: 16 September 2008, 11:16:29 PM »
Iya memang benar... apakah salah jika saya memberi pendapat pribadi...? Apakah ada kesan saya mengatakan link tersebut tidak benar...? bila saya perhatikan kembali kata-kata saya diatas, saya hanya menyiratkan bahwa menurut pendapat saya, neyya puggala yang mencapai tingkat kesucian Arahat dalam seminggu sudah tidak muncul di dunia ini, sama seperti Ughatitannu dan Vipancitannu....

boro-boro Neyya Puggala seminggu.... Sekarang ini Arahat yang ada mungkin bisa dihitung dengan jari....   :), sedangkan di jaman Sang Buddha mungkin puluhan ribu, atau ratusan ribu bahkan mungkin jutaan.
Bila saudara Karuna Murti  telah membaca sebagian besar Sutta, mungkin baru akan mengerti mengapa demikian...


Apakah Ughatitanu dan vipancittanu masih terjadi pada saat ini, kita sendiri tidak akan tahu, karena bahkan para arahat (savaka buddha) sendiri kadang tidak bisa mengidentifikasi tingkat pencapaian arahat (savaka buddha) lainnya. Hanya seorang sammasambuddha yang bisa mengetahui DENGAN PASTI tingkat pencapaian kesucian seseorang.

Jadi menurut saya, pintu untuk ughatitanu dan vipancittanu sendiri masih terbuka. Terlalu spekulatif bila mengatakan bahwa ketika tidak adanya seorang sammasambuddha yang masih hidup didunia, hal tersebut tidak bisa terjadi.

dear dilbert,

yang saya tangkap dari ko fabian adalah bahwa pencapaian kesucian itu akan lebih sulit, sudah tidak "se-instan" pada waktu ada sammasambuddha.

kalau boleh saya ralat sedikit pernyataan ko fabian menurut pengertian saya :
Quote
menurut pendapat saya, neyya puggala, Ughatitannu dan Vipancitannu yang mencapai tingkat kesucian Arahat dalam seminggu sudah tidak muncul di dunia ini

dimana dalam hal ini ko fabian tidak meneybutkan bahwa saat tidak ada sammasambuddha, maka tidak akan ada ughatitanu dan vipancittanu

ini dikarenakan kemampuan untuk dapat melihat "kematangan batin" seseorang, hanya dapat dilakukan oleh seorang samma sambuddha........... sehingga beliau memberikan ceramah yang disesuaikan dengan tingkatan batin dari para pendengarnya......

cmiiw...........  _/\_

kalau penjelasan dari sdr.markos saya setuju sekali.
"Sungguh sulit untuk terlahir sebagai manusia."
"Lebih sulit untuk terlahir sebagai manusia dan mendengar DHARMA."
"Jauh lebih sulit lagi untuk terlahir sebagai manusia dan mendapatkan ajaran dari seorang sammasambuddha."

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #110 on: 17 September 2008, 01:18:43 AM »

Terima kasih saudara Ryu,
Tempatnya sudah dipindahkan, terima kasih me-mosting kembali,

Oh ya untuk Saudara Dilbert saya setuju pendapat anda, sulit menemukan Dhamma yang benar (Dhamma ajaran Sang Buddha, bukan Dhamma versi ajaran agama lain, atau ajaran diluar Buddha Dhamma), ironinya ada ajaran seorang Sammasambuddha, tapi kok menyimak ajaran diluar ajaran Sammasambuddha...?

Tapi fenomena ini memang sudah diramalkan oleh Sang Buddha lebih dari 2500 tahun yang lalu:

"In the same way, in the course of the future there will be monks who won't listen when discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — are being recited. They won't lend ear, won't set their hearts on knowing them, won't regard these teachings as worth grasping or mastering. But they will listen when discourses that are literary works — the works of poets, elegant in sound, elegant in rhetoric, the work of outsiders, words of disciples — are recited. They will lend ear and set their hearts on knowing them. They will regard these teachings as worth grasping & mastering.[/b]
"In this way the disappearance of the discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — will come about.
"Thus you should train yourselves: 'We will listen when discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — are being recited. We will lend ear, will set our hearts on knowing them, will regard these teachings as worth grasping & mastering.' That's how you should train yourselves."

(Samyutta Nikaya XX.7 Ani Sutta)

Luar biasa ya...? Sang Buddha tahu apa yang akan terjadi sekarang ini...

Marilah kita ikuti nasehat Sang Buddha,

"Kami akan mendengar jika khotbah yang merupakan perkataan Sang Tathagata, yang dalam artinya, diatas duniawi, berhubungan dengan kekosongan diuncarkan. Kami akan memasang telinga, kami akan berusaha meresapi dan merealisasinya, kami akan menganggap ajaran ini sebagai berharga untuk di jalankan dan dikuasai."


jangan sampai kita melakukan yang dicela Sang Buddha berikut ini,

"tetapi mereka mendengarkan jika khotbah yang hasil karya sastra, hasil karya pujangga, kedengarannya elegan, retorikanya elegan, hasil karya Non-Buddhis, dan hasil karya siswa diuncarkan."


Sebenarnya inilah maksud saya dengan pencerahan yang di posting saudara Ryu diatas, inilah satorinya, yaitu ajaran yang bukan berasal dari Sang Tathagata, dimirip-miripkan dengan ajaran Beliau, ajaran Non-Buddhis (outsiders) dipuja-puja, bahkan para Bhikkhu yang telah bersusah payah melindungi ajaran Sang Tathagata dihujat, saya kutipkan kembali,

"Inilah salah satu kesalahan terbesar para bhikkhu penghafal ajaran Sang Guru (tipitaka-dhara) yang sudah berlarut-larut selama 2000 tahun, sehingga umat Buddha mempunyai kesan bahwa 'atta' HANYA sekadar "pandangan salah" (miccha-ditthi)"

Dan tahukah poin pentingnya?

"Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M."

Sang Buddha memang luar biasa, Beliau telah dapat meramalkan apa yang akan terjadi.

Mudah-mudahan sekarang teman teman netter mengerti apa yang saya maksud dengan pencerahan diatas, pencerahannya adalah pencerahan Aristoteles bukan pencerahan Buddhis. (EUREKA....) TELAH KUTEMUKAN......  :)

(((Semoga kita melaksanakan apa yang dinasehatkan oleh Sang Buddha 2500 tahun yang lalu...)))

Sukhi Hotu....

 _/\_


« Last Edit: 17 September 2008, 01:22:31 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #111 on: 17 September 2008, 01:20:37 AM »
Ricky VS Fabian

Bebek VS Naga?

this is what they said...

;D

Fabian hati2...dia itu ANAK DHAMMA  :)) :)) :)) (duh sakit perut lage..hahaha)...

dia MMD tiap detik loh... ;D

;D
« Last Edit: 17 September 2008, 01:22:23 AM by El Sol »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #112 on: 17 September 2008, 06:49:15 AM »
Ricky VS Fabian

Bebek VS Naga?

this is what they said...

;D

Fabian hati2...dia itu ANAK DHAMMA  :)) :)) :)) (duh sakit perut lage..hahaha)...

dia MMD tiap detik loh... ;D

;D
sakit perut sol, sana ke wc gih :))

Kaga mau ikutan? lo khan saudara seperguruan :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #113 on: 17 September 2008, 08:23:59 AM »

Saya sekarang sudah sadar bahwa belajar Dhamma kemudian dibawa kemana-mana untuk dijadikan pegangan hidup adalah beban... (ada yang mengoreksi saya, terima kasih...) cuma saya masih bingung, untuk apa ya saya belajar Dhamma? apakah untuk sekedar menang debat? atau sesuai dengan Kalama Sutta yang berbunyi...

...

Ah.. saya ini bodoh ya...  :) mengikuti Kalama Sutta dengan membawa-bawa ajaran Sang Buddha dan menjadikannya sebagai pandangan hidup..., itu kan membawa beban...  :)  sebaiknya ajaran Sang Buddha jangan dijadikan sebagai pegangan hidup, dengan demikian maka baru kita disebut melepas...  :) barulah kita disebut tidak melekat pada konsep..... :) Saya baru mengerti sekarang, bahwa ajaran Sang Buddha itu hanya sekedar konsep... dan itu harus dilepas...  :)

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membuka wawasan saya.

Mungkin sekarang saya harus membuka wawasan saya yang sempit dengan mulai menyembelih kurban di hari Idul Adha, dan mencari keselamatan dengan menerima juru selamat tertentu, karena ini juga Dhamma kan?
Oh ya mungkin lebih baik menerima juru selamat tertentu maka semua persoalan beres... jadi tidak terjebak pada paham lepas atau tidak.....
 
Aduh saudara Sumedho, saya malu sekali, ternyata saya ini orang yang berpandangan sempit... saya ini hanya penuh konsep.... oleh karena itu saya harus berubah sekarang... harus membuka wawasan saya...
maaf teman-teman, saya telah membuat anda kesal dengan kebodohan saya yang hanya terpaku pada Tipitaka...

Sekarang saya tahu kita harus juga melihat Dhamma yang ada di agama-agama lain... oleh karena itu saya harus mengadopsi Dhamma-Dhamma lain seperti menyembelih kurban dan lain-lain....
...

Kalo untuk yang ini, "satori"-nya tentang apa yah?

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #114 on: 17 September 2008, 08:46:07 AM »
Oh ya untuk Saudara Dilbert saya setuju pendapat anda, sulit menemukan Dhamma yang benar (Dhamma ajaran Sang Buddha, bukan Dhamma versi ajaran agama lain, atau ajaran diluar Buddha Dhamma), ironinya ada ajaran seorang Sammasambuddha, tapi kok menyimak ajaran diluar ajaran Sammasambuddha...?
menurut saya lebih sulit lagi...
kitab pali bisa jd acuan, namun tidak bisa dibilang 'mutlak' ajaran Sang Buddha.

Quote
Tapi fenomena ini memang sudah diramalkan oleh Sang Buddha lebih dari 2500 tahun yang lalu:

"In the same way, in the course of the future there will be monks who won't listen when discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — are being recited. They won't lend ear, won't set their hearts on knowing them, won't regard these teachings as worth grasping or mastering. But they will listen when discourses that are literary works — the works of poets, elegant in sound, elegant in rhetoric, the work of outsiders, words of disciples — are recited. They will lend ear and set their hearts on knowing them. They will regard these teachings as worth grasping & mastering.[/b]
"In this way the disappearance of the discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — will come about.
"Thus you should train yourselves: 'We will listen when discourses that are words of the Tathagata — deep, deep in their meaning, transcendent, connected with emptiness — are being recited. We will lend ear, will set our hearts on knowing them, will regard these teachings as worth grasping & mastering.' That's how you should train yourselves."

(Samyutta Nikaya XX.7 Ani Sutta)

Luar biasa ya...? Sang Buddha tahu apa yang akan terjadi sekarang ini...

Marilah kita ikuti nasehat Sang Buddha,

"Kami akan mendengar jika khotbah yang merupakan perkataan Sang Tathagata, yang dalam artinya, diatas duniawi, berhubungan dengan kekosongan diuncarkan. Kami akan memasang telinga, kami akan berusaha meresapi dan merealisasinya, kami akan menganggap ajaran ini sebagai berharga untuk di jalankan dan dikuasai."


jangan sampai kita melakukan yang dicela Sang Buddha berikut ini,

"tetapi mereka mendengarkan jika khotbah yang hasil karya sastra, hasil karya pujangga, kedengarannya elegan, retorikanya elegan, hasil karya Non-Buddhis, dan hasil karya siswa diuncarkan."

oleh krn itu kita harus mempraktekkan sendiri dhamma yg diajarkan SB.
bukan mempromosikan kitab kita yg paling T O P...
dlm Buddhisme sendiri masih byk kitab lain yg sering tdk sejalan dg kitab Pali.
kita tidak perlu mengadu siapa yg paling dekat dg ajaran SB.
setuju?

Quote
Sebenarnya inilah maksud saya dengan pencerahan yang di posting saudara Ryu diatas, inilah satorinya, yaitu ajaran yang bukan berasal dari Sang Tathagata, dimirip-miripkan dengan ajaran Beliau, ajaran Non-Buddhis (outsiders) dipuja-puja, bahkan para Bhikkhu yang telah bersusah payah melindungi ajaran Sang Tathagata dihujat, saya kutipkan kembali,

"Inilah salah satu kesalahan terbesar para bhikkhu penghafal ajaran Sang Guru (tipitaka-dhara) yang sudah berlarut-larut selama 2000 tahun, sehingga umat Buddha mempunyai kesan bahwa 'atta' HANYA sekadar "pandangan salah" (miccha-ditthi)"
biarkan saja...
diri sendiri adalah penolong bagi diri sendiri...
penghapal tipitaka jg ga bisa buat kita jd arahat.
hudoyo jg ga bisa.
JK juga ga bisa.
SB jg ga bisa...
setuju?

Quote
Dan tahukah poin pentingnya?

"Kesalahan para bhikkhu Tipitaka-dhara itu telah diluruskan kembali oleh pencerahan J. Krishnamurti pada abad ke-20 M."
ini pandangan bpk hudoyo, tentu saja setiap orang memiliki pandangan yg beda2...
apakah ini menghujat? menurut saya tidak...
bg orang yg men-nomor #1-kan kitab pali tentu sj ini menghujat

Quote
Sang Buddha memang luar biasa, Beliau telah dapat meramalkan apa yang akan terjadi.

Mudah-mudahan sekarang teman teman netter mengerti apa yang saya maksud dengan pencerahan diatas, pencerahannya adalah pencerahan Aristoteles bukan pencerahan Buddhis. (EUREKA....) TELAH KUTEMUKAN......  :)
menurut saya:
gila deh menilai pencerahan orang lain...

Quote
(((Semoga kita melaksanakan apa yang dinasehatkan oleh Sang Buddha 2500 tahun yang lalu...)))

Sang Buddha kemudian berkata kepada para bhikkhu, "Para bhikkhu, barang siapa yang mencintai dan menghormati-Ku seharusnya berkelakuan seperti Attadattha. Kalian tidak menghormat saya hanya dengan memberikan bunga-bunga, wangi-wangian, dupa, atau datang menjenguk-Ku. Kalian memberi penghormatan kepada saya bila mempraktekkan Dhamma yang telah Kuajarkan kepada kalian seperti Lokuttara Dhamma."

ayo berantas ritual pemujaan Buddha!!! =))

Quote
Sukhi Hotu....

 _/\_
_/\_


[/quote]
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #115 on: 17 September 2008, 08:59:05 AM »

Saya sekarang sudah sadar bahwa belajar Dhamma kemudian dibawa kemana-mana untuk dijadikan pegangan hidup adalah beban... (ada yang mengoreksi saya, terima kasih...) cuma saya masih bingung, untuk apa ya saya belajar Dhamma? apakah untuk sekedar menang debat? atau sesuai dengan Kalama Sutta yang berbunyi...

...

Ah.. saya ini bodoh ya...  :) mengikuti Kalama Sutta dengan membawa-bawa ajaran Sang Buddha dan menjadikannya sebagai pandangan hidup..., itu kan membawa beban...  :)  sebaiknya ajaran Sang Buddha jangan dijadikan sebagai pegangan hidup, dengan demikian maka baru kita disebut melepas...  :) barulah kita disebut tidak melekat pada konsep..... :) Saya baru mengerti sekarang, bahwa ajaran Sang Buddha itu hanya sekedar konsep... dan itu harus dilepas...  :)

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membuka wawasan saya.

Mungkin sekarang saya harus membuka wawasan saya yang sempit dengan mulai menyembelih kurban di hari Idul Adha, dan mencari keselamatan dengan menerima juru selamat tertentu, karena ini juga Dhamma kan?
Oh ya mungkin lebih baik menerima juru selamat tertentu maka semua persoalan beres... jadi tidak terjebak pada paham lepas atau tidak.....
 
Aduh saudara Sumedho, saya malu sekali, ternyata saya ini orang yang berpandangan sempit... saya ini hanya penuh konsep.... oleh karena itu saya harus berubah sekarang... harus membuka wawasan saya...
maaf teman-teman, saya telah membuat anda kesal dengan kebodohan saya yang hanya terpaku pada Tipitaka...

Sekarang saya tahu kita harus juga melihat Dhamma yang ada di agama-agama lain... oleh karena itu saya harus mengadopsi Dhamma-Dhamma lain seperti menyembelih kurban dan lain-lain....
...

Kalo untuk yang ini, "satori"-nya tentang apa yah?


rekan2 sekalian,
semoga jg ada lagi yg salah memahami ucapan saya...

sama seperti awan...
setiap hari awan itu ada di langit...
tetapi kita tidak melekatinya...
dia datang dia pergi...
tidak menghasilkan penderitaan apa2 bagi kita...

bukan suruh bikin penyedot raksasa buat ngisep itu awan yach :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #116 on: 17 September 2008, 09:26:17 AM »
rekan2 sekalian,
semoga jg ada lagi yg salah memahami ucapan saya...

sama seperti awan...
setiap hari awan itu ada di langit...
tetapi kita tidak melekatinya...
dia datang dia pergi...
tidak menghasilkan penderitaan apa2 bagi kita...

bukan suruh bikin penyedot raksasa buat ngisep itu awan yach :))
Sayang sekali, saya sungguhan tidak paham. Maksudnya apa yah?

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #117 on: 17 September 2008, 09:31:12 AM »
^pencerahan ariostoteles rekan Fabian...

mengikuti Kalama Sutta dengan membawa-bawa ajaran Sang Buddha dan menjadikannya sebagai pandangan hidup..., itu kan membawa beban...  Smiley  sebaiknya ajaran Sang Buddha jangan dijadikan sebagai pegangan hidup, dengan demikian maka baru kita disebut melepas...  Smiley barulah kita disebut tidak melekat pada konsep..... Smiley Saya baru mengerti sekarang, bahwa ajaran Sang Buddha itu hanya sekedar konsep... dan itu harus dilepas...

Mungkin sekarang saya harus membuka wawasan saya yang sempit dengan mulai menyembelih kurban di hari Idul Adha, dan mencari keselamatan dengan menerima juru selamat tertentu, karena ini juga Dhamma kan?
Oh ya mungkin lebih baik menerima juru selamat tertentu maka semua persoalan beres... jadi tidak terjebak pada paham lepas atau tidak.....
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #118 on: 17 September 2008, 09:43:03 AM »
^pencerahan ariostoteles rekan Fabian...

mengikuti Kalama Sutta dengan membawa-bawa ajaran Sang Buddha dan menjadikannya sebagai pandangan hidup..., itu kan membawa beban...  Smiley  sebaiknya ajaran Sang Buddha jangan dijadikan sebagai pegangan hidup, dengan demikian maka baru kita disebut melepas...  Smiley barulah kita disebut tidak melekat pada konsep..... Smiley Saya baru mengerti sekarang, bahwa ajaran Sang Buddha itu hanya sekedar konsep... dan itu harus dilepas...

Mungkin sekarang saya harus membuka wawasan saya yang sempit dengan mulai menyembelih kurban di hari Idul Adha, dan mencari keselamatan dengan menerima juru selamat tertentu, karena ini juga Dhamma kan?
Oh ya mungkin lebih baik menerima juru selamat tertentu maka semua persoalan beres... jadi tidak terjebak pada paham lepas atau tidak.....


Ya, saya tahu tentang "pencerahan" itu. fabian c bilang sudah 2x "pencerahan", yang satu sudah dijelaskan, satu lagi belum dijelaskan, jadinya saya tanyakan.
Lalu saya juga tidak mengerti tentang hubungan tulisan "awan yang berlalu", "pertanyaan saya pada fabian c", dan "salah mengerti ucapan anda".

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #119 on: 17 September 2008, 09:45:41 AM »
Yang diatas itu koan, gak seharusnya dibahas. ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days