Topik Buddhisme > Engaged Buddhism

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia

<< < (3/8) > >>

dedy prasetya:
Sebenarnya saya tidak pantas menuliskan ini karna saya hanya sebagai mediator dari sebuah keluarga yang berharap bantuan demi menyelamatkan anaknya dari sakit yang hampir merenggut nyawa. Melza adalah seorang anak berusia 14 bulan,buah cinta dari pasangan Siswoyo dan vera yang tinggal di rumah kontrakan berukuran 3x5 di kampung doyong,pasar kemis. Melza mengalami sakit pada dada dan perut sehingga dia kesulitan untuk bernapas. pada awal bulan juni 2012 ia di bawa ke seorang mantri kesehatan didaerah tsb karna mengalami sakit yang hebat. tentu karna tidak ada biaya maka orangtua berhutang kesana kemari demi menyelamatkan anak ini. Siswoyo,ayah dari anak ini hanyalah seorang karyawan kontrak pada sebuah pabrik. Dengan didasari oleh cintanya pada anaknya maka dia mencoba datang ke dokter spesialis di tangerang dan hasil diagnosa adalah flek paru-paru dan iritasi usus. Dokter menyarankan untuk dirawat pada rumah sakit terdekat.Karna tidak memiliki biaya maka anak ini dirawat seadanya. Pada tanggal 22 Juni pukul 14.00 anak ini hanya diam..Kritis ! maka pada saat itu juga dibawa kerumah sakit Dinda di Tangerang dan dokter mengatakan jaminan hidup 0%! Rumah sakit tidak dapat berbuat banyak karna minimnya fasilitas. Mereka menyarankan ke rumah sakit yang lebih besar. Walaupun dalam kondisi serba bingung masalah biaya,siswoyo tetap mencari Rs yang bisa menolong anaknya. Siswoyo tdk mau kematian menimpa pada melza seperti yang pernah terjadi pada anaknya terdahulu. Setelah lelah mencari rumah sakit yang bersediaa menerima anak ini tak juga di temui,Akhirnya pada tgl 23 pkl.01.30 bocah malang yang nyaris tak bernyawa ini bisa diterima pada Rs.Ciputra(ciputra Hospital)citra raya,tangerang. Untuk bisa memasukkan anak ini pada rumah sakit tersebut,dibutuhkan biaya DP(down Payment) yang tidak sedikit. Belum lagi harus menyelesaikan biaya pada rumah sakit sebelumnya. maka demi nyawa anak itu,siswoyo mencoba mencari pinjaman ! Informasi mengenai siswoyo ini saya dengar dan saya tergerak untuk membantu. beberapa teman saya menyarankan untuk meminta bantuan pada Yayasan Budha Tzu Chi. Maka dengan harapan besar kami menuju ke yayasan Budha di kapuk tgl 25 Juni 2012. di sana kami disarankan untuk meminta bantuan pada yayasan Budha yang berada di Pinangsia Karawachi. Maka keesokan harinya tanggal 26, kami coba datangi kantor tersebut. Di sana kami disambut baik dan dijanjikan akan ada survei sebagai tahap berikutnya. Tanggal 28 Juni,Anak yang dirawat di rumah sakit itu dengan terpaksa harus dibawa pulang oleh ayahnya karna ketakutan akan biaya yang lebih besar. Untuk biaya perawatan di RS Ciputra dikenakan 11 juta. dan atas kebaikan hati pihak rumah sakit,memberikan potongan biaya. Hingga biaya yang harus dikeluarkan hanya 9 juta .Tepat tanggal 3 Juli team survey dari yayasan datang dan melihat kondisi yang ada. Betapa terkejutnya saya ketika mendengar bahwa permohonan bantuan ditolak dengan alasan yayasan tidak melayani hutang piutang. Ironisnya !Team tidak mau tau akan biaya yang sudah dikeluarkan berkisar 12 Jt(biaya Rs.Dinda dan biaya Rs.Ciputra) karna menganggap bahwa ketika anak itu sudah dibawa pulang maka dianggap keluarga mampu. Bahkan terlontar dari mulut mereka...Emang uang siapa untuk biaya ini !! Mereka juga mempertanyakan mengenai raskin dll yang diperoleh dari pemerintah. Perlu diketahui ! Pasien itu pulang dalam keadaan masih diinfus ! Bukan karna punya banyak uang,tetapi justru karna ketakutan akan biaya yang makin besar ! Bila Prosedur yayasan untuk memberikan bantuan adalah mengharuskan anak itu masih dirawat bukankah biaya itu akan makin besar ! Akhirnya team survey pulang dengan menjanjikan akan memberi bantuan untuk rawat jalan saja...itupun bila disetujui pada rapat yayasan....
         Melalui tulisan ini saya hanya ingin mengungkapkan kesedihan saya sebagai sesama orang yang tertimpa musibah... bila teman kami mampu membiayai semua perawatan..tentunya saya tidak akan meninformasikan Yayasan Buddha Tzu Chi kepadanya hanya UNTUK MEMINTA BANTUAN. Semoga tulisan saya ini menjadi inspirasi bagi siapapun yang menjadi team surveyor atau pihak yayasan untuk bersikap bijak seperti Sang Buddha dalam menjalankan cinta kasih dan welas asih kepada sesama ! Dan semoga orang-orang yang berharap cinta kasih itu mendapatkan yang diharapkan dari kebaikan anda...

siswahardy:
Sebelumnya saya turut prihatin dengan penyakit yang menimpa kerabat Anda. Semoga segera mendapatkan kesembuhan.

Pada dasarnya, kalau kita bisa menyelesaikan masalah kita sendiri adalah jauh lebih baik daripada meminta-minta bantuan orang lain atau pun Tzu Chi. Walaupun kita harus melunasi pinjaman itu dengan susah payah. Tapi berusaha mendapatkan sumbangan dari Tzu Chi pun juga tidak salah, tapi kita harus ingat kalau itu disetujui kalau tidak ya sudah namanya juga berusaha. Cobalah berpikir positif mungkin ada pihak lain yang lebih pantas mendapatkannya. Mungkin orang itu jauh lebih susah dari kerabat Anda. Jangankan sumbangan, meminjamkan uang saja orang tidak mau bantu.

Kita harus siap dengan segala tantangan yang akan datang ke hadapan kita. Niscaya semua dapat teratasi. Jangan baru menghadapi sedikit rintangan sudah membuat kita down. Jujur saja kesulitan kerabat Anda cukup besar, tetapi yang lebih besar juga banyak. Terus siapa di dunia ini yang tidak punya kesulitan.

Kita hidup dibayang-bayangi karma lampau kita. Kalau waktunya berbuah karma buruk minta-minta tolong orang ke sana sini tidak ada orang yang mau tolong. Tapi kalau ada karma baik yang berbuah tiba-tiba dewa penolong datang membantu walaupun kita tidak pernah memintanya.

kullatiro:
Seingat wa, setiap dana yang di berikan ke tzu chi melalui relawan biasanya selalu di berikan tanda pembayaran atau tanda donasi bahwa anda telah memberi donasi ke Yayasan Tzu chi.

Soalnya ada kenalan yang berdana ke yayasan tzu chi dan ada tanda bukti nya setiap kali dia berdana melalui relawan tzu chi yang ada.

kullatiro:

--- Quote from: dedy prasetya on 05 July 2012, 01:38:33 AM ---Sebenarnya saya tidak pantas menuliskan ini karna saya hanya sebagai mediator dari sebuah keluarga yang berharap bantuan demi menyelamatkan anaknya dari sakit yang hampir merenggut nyawa. Melza adalah seorang anak berusia 14 bulan,buah cinta dari pasangan Siswoyo dan vera yang tinggal di rumah kontrakan berukuran 3x5 di kampung doyong,pasar kemis. Melza mengalami sakit pada dada dan perut sehingga dia kesulitan untuk bernapas. pada awal bulan juni 2012 ia di bawa ke seorang mantri kesehatan didaerah tsb karna mengalami sakit yang hebat. tentu karna tidak ada biaya maka orangtua berhutang kesana kemari demi menyelamatkan anak ini. Siswoyo,ayah dari anak ini hanyalah seorang karyawan kontrak pada sebuah pabrik. Dengan didasari oleh cintanya pada anaknya maka dia mencoba datang ke dokter spesialis di tangerang dan hasil diagnosa adalah flek paru-paru dan iritasi usus. Dokter menyarankan untuk dirawat pada rumah sakit terdekat.Karna tidak memiliki biaya maka anak ini dirawat seadanya. Pada tanggal 22 Juni pukul 14.00 anak ini hanya diam..Kritis ! maka pada saat itu juga dibawa kerumah sakit Dinda di Tangerang dan dokter mengatakan jaminan hidup 0%! Rumah sakit tidak dapat berbuat banyak karna minimnya fasilitas. Mereka menyarankan ke rumah sakit yang lebih besar. Walaupun dalam kondisi serba bingung masalah biaya,siswoyo tetap mencari Rs yang bisa menolong anaknya. Siswoyo tdk mau kematian menimpa pada melza seperti yang pernah terjadi pada anaknya terdahulu. Setelah lelah mencari rumah sakit yang bersediaa menerima anak ini tak juga di temui,Akhirnya pada tgl 23 pkl.01.30 bocah malang yang nyaris tak bernyawa ini bisa diterima pada Rs.Ciputra(ciputra Hospital)citra raya,tangerang. Untuk bisa memasukkan anak ini pada rumah sakit tersebut,dibutuhkan biaya DP(down Payment) yang tidak sedikit. Belum lagi harus menyelesaikan biaya pada rumah sakit sebelumnya. maka demi nyawa anak itu,siswoyo mencoba mencari pinjaman ! Informasi mengenai siswoyo ini saya dengar dan saya tergerak untuk membantu. beberapa teman saya menyarankan untuk meminta bantuan pada Yayasan Budha Tzu Chi. Maka dengan harapan besar kami menuju ke yayasan Budha di kapuk tgl 25 Juni 2012. di sana kami disarankan untuk meminta bantuan pada yayasan Budha yang berada di Pinangsia Karawachi. Maka keesokan harinya tanggal 26, kami coba datangi kantor tersebut. Di sana kami disambut baik dan dijanjikan akan ada survei sebagai tahap berikutnya. Tanggal 28 Juni,Anak yang dirawat di rumah sakit itu dengan terpaksa harus dibawa pulang oleh ayahnya karna ketakutan akan biaya yang lebih besar. Untuk biaya perawatan di RS Ciputra dikenakan 11 juta. dan atas kebaikan hati pihak rumah sakit,memberikan potongan biaya. Hingga biaya yang harus dikeluarkan hanya 9 juta .Tepat tanggal 3 Juli team survey dari yayasan datang dan melihat kondisi yang ada. Betapa terkejutnya saya ketika mendengar bahwa permohonan bantuan ditolak dengan alasan yayasan tidak melayani hutang piutang. Ironisnya !Team tidak mau tau akan biaya yang sudah dikeluarkan berkisar 12 Jt(biaya Rs.Dinda dan biaya Rs.Ciputra) karna menganggap bahwa ketika anak itu sudah dibawa pulang maka dianggap keluarga mampu. Bahkan terlontar dari mulut mereka...Emang uang siapa untuk biaya ini !! Mereka juga mempertanyakan mengenai raskin dll yang diperoleh dari pemerintah. Perlu diketahui ! Pasien itu pulang dalam keadaan masih diinfus ! Bukan karna punya banyak uang,tetapi justru karna ketakutan akan biaya yang makin besar ! Bila Prosedur yayasan untuk memberikan bantuan adalah mengharuskan anak itu masih dirawat bukankah biaya itu akan makin besar ! Akhirnya team survey pulang dengan menjanjikan akan memberi bantuan untuk rawat jalan saja...itupun bila disetujui pada rapat yayasan....
         Melalui tulisan ini saya hanya ingin mengungkapkan kesedihan saya sebagai sesama orang yang tertimpa musibah... bila teman kami mampu membiayai semua perawatan..tentunya saya tidak akan meninformasikan Yayasan Buddha Tzu Chi kepadanya hanya UNTUK MEMINTA BANTUAN. Semoga tulisan saya ini menjadi inspirasi bagi siapapun yang menjadi team surveyor atau pihak yayasan untuk bersikap bijak seperti Sang Buddha dalam menjalankan cinta kasih dan welas asih kepada sesama ! Dan semoga orang-orang yang berharap cinta kasih itu mendapatkan yang diharapkan dari kebaikan anda...


--- End quote ---


Memang banyak kabar seperti ini beredar di luar ( masyarakat), bahkan dalam toko ku saja kita pernah membahasa hal seperti rumah sakit tzu chi dll (bernada negatif).

hal hal sepert ini memunculkan pertanyaan siapa saja sebenarnya yang di bantu yayasan tzu chi indonesia?

Ada pernyataan bernada miring bila melihat pembangunan gedung yayasan tzu chi dgn bantuan kepada orang yang memerlukan; juga besar biaya di rumah sakit tzu chi dan rumah sakit lain nya.

Banyak yang melihat yayasan Tzu chi seperti melakukan propaganda  dan ketika mereka benar datang mencari bantuan hasil yang di dapat adalah rasa kecewa yang amat sangat menyakitkan bagi mereka.

pada akhirnya membuat diri ku jadi susah ketika mencoba mengumpulkan plastik gelas aqua di toko untuk di berikan ke yayasan tzu chi, mereka melarang dan lebih baik di biarkan di ambil pengumpul sampah yang mengambil gelas plastik di tempat sampah.

siswahardy:

--- Quote from: daimond on 05 July 2012, 03:11:47 AM ---
Memang banyak kabar seperti ini beredar di luar ( masyarakat), bahkan dalam toko ku saja kita pernah membahasa hal seperti rumah sakit tzu chi dll (bernada negatif).

hal hal sepert ini memunculkan pertanyaan siapa saja sebenarnya yang di bantu yayasan tzu chi indonesia?

Ada pernyataan bernada miring bila melihat pembangunan gedung yayasan tzu chi dgn bantuan kepada orang yang memerlukan; juga besar biaya di rumah sakit tzu chi dan rumah sakit lain nya.

Banyak yang melihat yayasan Tzu chi seperti melakukan propaganda  dan ketika mereka benar datang mencari bantuan hasil yang di dapat adalah rasa kecewa yang amat sangat menyakitkan bagi mereka.

--- End quote ---

Saya pikir kita jangan cepat2 berprasangka buruk (nih juga salah satu penyakit orang Indo) kepada Tzu Chi, walau bagaimanapun kita harus mengakui hasil karya Tzu Chi cukup banyak. Tzu Chi kan salah satu organisasi yang diakui oleh PBB, masa iya sepak terjangnya kacau.

Jujur saja ya, di Indonesia sudah subur dengan budaya instan. Mau kaya enggak usah susah-susah korupsi saja. Gimana kalau yang lagi susah pastinya minta-minta saja.

Saya sih bukan orang Tzu Chi, enggak tahu pasti berapa banyak pengajuan bantuan yang masuk ke Tzu Chi. Tapi saya sudah bayangkan pasti tidak sedikit, sudah barang tentu pihak Tzu Chi pun perlu memilah-milah mana yang paling pantas dibantu. Pastinya sumber daya Tzu Chi juga terbatas, emangnya Tzu Chi punya Angsa Emas yang tiap hari bertelur.

Tetapi saya juga tidak menutup kemungkinan kalau di Tzu Chi pun ada yang tidak baik. Bukankah di dunia ini tidak ada yang sempurna. _/\_

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

[*] Previous page

Go to full version