//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra  (Read 10419 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline jodyandrean

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #15 on: 22 June 2012, 03:18:55 PM »
kata guru saya.. klw bertemu dgn teman harus mengucapkan namo buddhaya..

betul tidak itu ?

namo buddhaya  _/\_
semua manusia membingungkan tentang kebahagiaan,,
semua manusia mencari kebahagiaan,,
semua manusia tidak pernah menyadari apa yg dilakukannya.
ketika manusia mengetahui dhamma,,
sebenarnya kebahagiaan itu telah ada pada dirinya

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #16 on: 22 June 2012, 03:23:07 PM »
kata guru saya.. klw bertemu dgn teman harus mengucapkan namo buddhaya..

betul tidak itu ?

namo buddhaya  _/\_

yang benar, kalau ketemu teman di pagi hari ucapkan selamat pagi, ketemu siang hari ucapkan selamat siang, ketemu malam ucapkan selamat malam.

kalau mau simple ucapkan haiii...

Offline jodyandrean

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #17 on: 22 June 2012, 03:24:55 PM »
berarti salah dong  :'(
semua manusia membingungkan tentang kebahagiaan,,
semua manusia mencari kebahagiaan,,
semua manusia tidak pernah menyadari apa yg dilakukannya.
ketika manusia mengetahui dhamma,,
sebenarnya kebahagiaan itu telah ada pada dirinya

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #18 on: 22 June 2012, 04:04:05 PM »
berarti salah dong  :'(

begini, terkadang umat buddha jadi merasa kurang wah atau tidak terlihat ciri2nya sebagai umat buddha, karena melihat umat tetangga memiliki salam pertemuan yang merupakan ciri se-umat. dan ucapan salam di umat tetangga dipakai oleh seluruh umatnya, dan merupakan ucapan baku tiap ketemu.
lalu umat buddha merasa perlu adanya ucapan salam yang merupakan ciri khas umat buddha untuk menunjukkan ini lho salamnya umat buddha, ini lho aku buddhist. lalu sekelompok orang mulai membuat ucapan2 salam yang dideket2kan dengan dan diberi embel2 buddhist, ada bau2 buddhist gitu lho... misal namo buddhaya.

yah jika mau pakai salam namo buddhaya, ya silahkan saja. gak ada yang larang. kalau mau disebut salah atau benar, mungkin masing2 orang punya persepsinya sendiri.

orang bule punya salam, how are you..
orang chinese punya salam, nin hao.
orang chinese hokkien punya salam tersendiri juga, ciak pa bue?

anda mau pakai yang mana? boleh-boleh saja. cukup sesuaikan dengan situasi kondisi saja.

IMHO
di lingkungan kita tinggal, di indonesia, salam yang paling baik adalah selamat pagi/siang/sore/malam. ini menurut saya, bisa saja menurut orang lain beda. anda juga tidak perlu setuju dengan pendapat saya.

lebih lanjut lagi, salam diucapkan bisa sebagai bentuk rasa pengharapan yang baik bagi orang yang diberi salam, atau bisa juga sebagai kepedulian.
contoh :
how are you, begitu ketemu menanyakan kabar, esensinya lebih ke bentuk kepedulian pada teman atau lawan bicara
nin hao, begitu diucapkan mengharapkan kebaikan 'HAO' atau sesuatu yang baik pada orang yang di beri salam

nah begitu juga selamat pagi, sama kan? mengharapkan kebaikan atau keselamatan bagi orang yang diberi salam
atau boleh juga ucapkan salam dengan kata apa kabar? ini juga menunjukkan kepedulian dalam tata tutur kata kita

so, anda mau pakai yang mana?

Offline jodyandrean

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #19 on: 22 June 2012, 05:23:44 PM »
hmm .. saya memilih jalan yg benar ajh ..  :))

mksud saya sesuai kondisi dan situasi  8)

huahahaha  ;D maap sudah bkin ketik panjang lebar  =P~

 ^:)^ ^:)^ ^:)^
semua manusia membingungkan tentang kebahagiaan,,
semua manusia mencari kebahagiaan,,
semua manusia tidak pernah menyadari apa yg dilakukannya.
ketika manusia mengetahui dhamma,,
sebenarnya kebahagiaan itu telah ada pada dirinya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #20 on: 23 June 2012, 05:41:55 AM »
mengucapkan salam namo Buddhaya hanya di Indo aja.
menurut saya pencetus kata salam namo Buddhaya memang suka latah
jika memang sudah menjadi kebiasaan dan disarankan bagi yang mengucapkan kata Namo Buddhaya, ucaplah dengan penghormatan yang tulus dan benar, mengingat jasa Sammasambuddha yang luar biasa bagi mahluk alam Brahma, Dewa, Manusia.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #21 on: 23 June 2012, 11:24:18 AM »
Mungkin kata pengantar dari Ajahn Sumedho pada terjemahan Digha Nikaya yang dikutip di bawah ini, ada hubungan dengan topik di atas,

Prakata

Dengan sangat senang, saya menulis prakata singkat ini untuk terjemahan Dīgha Nikāya oleh Mr. Walshe. Penerjemah buku ini adalah seorang Buddhis taat yang merupakan seorang pelajar bahasa Pāḷi yang didukung oleh latihan meditasi. Karena itu, karya terjemahan beliau merupakan sebuah kontribusi terpenting pada materi Buddhisme.

Mr. Walshe telah bertahun-tahun aktif di dunia Buddhis Inggris. Jauh sebelum saya datang ke Inggris, nama beliau, saya kenal lewat karya esai-esainya pada seri ‘The Wheel’ dari Buddhist Publication Society Sri Lanka. Pada tahun 1977, guru saya, Yang Mulia Tan Ajahn Chah Subhatto dan saya sampai di London untuk menghadiri undangan organisasi English Sangha Trust di mana Mr. Walshe adalah salah satu pengurusnya. Organisasi ini telah didirikan pada 1956 untuk mendirikan Western Sangha di Inggris, dan sampai hari ini, Mr. Walshe masih konsisten aktif hampir selama tiga puluh tahun. Pada saat yang sama, beliau juga merupakan wakil presiden dari Buddhist Society of Great Britain, berkarir pada Institute of Germanic Studies di London University (di mana terjemahan-terjemahan khotbah-khotbah Meister Eckhart oleh beliau diakui), juga mempelajari Pāḷi pada waktu luangnya.

Meskipun pelajar-pelajar Pāḷi telah menghasilkan penerjemahan langsung Kanon Pāḷi yang cukup akurat, kita sering kali merasakan kurang “mendalam” pada teks-teks yang hebat ini. Sutta-sutta perlu dipelajari, direnungkan, dan dipraktikkan untuk mengerti arti sesungguhnya. Sutta-sutta tersebut adalah ‘khotbah Dhamma’, atau perenungan pada ‘apa adanya’. Sutta-sutta tersebut bukanlah sebagai ‘kitab suci’ yang memberitahu apa yang harus diyakini. Ia seharusnya membaca, mendengar, memikirkan, merenungkan, dan menyelidiki realita saat ini, pengalaman saat ini pada Sutta-sutta tersebut. Kemudian, dan hanya demikian, seseorang dapat memahami secara mendalam kebenaran di luar kata-kata.

Pada terjemahan khotbah-khotbah panjang ini, Mr. Walshe telah memberikan kesempatan lagi untuk membaca dan merenungkan ajaran-ajaran Buddha.

Semoga semua yang membacanya mendapatkan manfaat dan mengembangkan latihan Dhamma.

Semoga semua makhluk terbebas dari segala penderitaan.

Semoga semua makhluk tercerahkan.


Yang Mulia Sumedho Thera
Amaravati
Great Gaddesden
Hertfordshire
England
Januari, 1986


Sumber: http://dhammacitta.org/dcpedia/Khotbah-Khotbah_Panjang_Sang_Buddha_%28Walshe%29#Prakata
yaa... gitu deh

Offline jodyandrean

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #22 on: 23 June 2012, 05:08:26 PM »
Mungkin kata pengantar dari Ajahn Sumedho pada terjemahan Digha Nikaya yang dikutip di bawah ini, ada hubungan dengan topik di atas,

Prakata

Dengan sangat senang, saya menulis prakata singkat ini untuk terjemahan Dīgha Nikāya oleh Mr. Walshe. Penerjemah buku ini adalah seorang Buddhis taat yang merupakan seorang pelajar bahasa Pāḷi yang didukung oleh latihan meditasi. Karena itu, karya terjemahan beliau merupakan sebuah kontribusi terpenting pada materi Buddhisme.

Mr. Walshe telah bertahun-tahun aktif di dunia Buddhis Inggris. Jauh sebelum saya datang ke Inggris, nama beliau, saya kenal lewat karya esai-esainya pada seri ‘The Wheel’ dari Buddhist Publication Society Sri Lanka. Pada tahun 1977, guru saya, Yang Mulia Tan Ajahn Chah Subhatto dan saya sampai di London untuk menghadiri undangan organisasi English Sangha Trust di mana Mr. Walshe adalah salah satu pengurusnya. Organisasi ini telah didirikan pada 1956 untuk mendirikan Western Sangha di Inggris, dan sampai hari ini, Mr. Walshe masih konsisten aktif hampir selama tiga puluh tahun. Pada saat yang sama, beliau juga merupakan wakil presiden dari Buddhist Society of Great Britain, berkarir pada Institute of Germanic Studies di London University (di mana terjemahan-terjemahan khotbah-khotbah Meister Eckhart oleh beliau diakui), juga mempelajari Pāḷi pada waktu luangnya.

Meskipun pelajar-pelajar Pāḷi telah menghasilkan penerjemahan langsung Kanon Pāḷi yang cukup akurat, kita sering kali merasakan kurang “mendalam” pada teks-teks yang hebat ini. Sutta-sutta perlu dipelajari, direnungkan, dan dipraktikkan untuk mengerti arti sesungguhnya. Sutta-sutta tersebut adalah ‘khotbah Dhamma’, atau perenungan pada ‘apa adanya’. Sutta-sutta tersebut bukanlah sebagai ‘kitab suci’ yang memberitahu apa yang harus diyakini. Ia seharusnya membaca, mendengar, memikirkan, merenungkan, dan menyelidiki realita saat ini, pengalaman saat ini pada Sutta-sutta tersebut. Kemudian, dan hanya demikian, seseorang dapat memahami secara mendalam kebenaran di luar kata-kata.

Pada terjemahan khotbah-khotbah panjang ini, Mr. Walshe telah memberikan kesempatan lagi untuk membaca dan merenungkan ajaran-ajaran Buddha.

Semoga semua yang membacanya mendapatkan manfaat dan mengembangkan latihan Dhamma.

Semoga semua makhluk terbebas dari segala penderitaan.

Semoga semua makhluk tercerahkan.


Yang Mulia Sumedho Thera
Amaravati
Great Gaddesden
Hertfordshire
England
Januari, 1986


Sumber: http://dhammacitta.org/dcpedia/Khotbah-Khotbah_Panjang_Sang_Buddha_%28Walshe%29#Prakata

jadi mksudny kk hendrako adalah,, sutta itu bkn hanya dibaca melainkan harus dihayati dalam kehidupan sehari" begtu ?
semua manusia membingungkan tentang kebahagiaan,,
semua manusia mencari kebahagiaan,,
semua manusia tidak pernah menyadari apa yg dilakukannya.
ketika manusia mengetahui dhamma,,
sebenarnya kebahagiaan itu telah ada pada dirinya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #23 on: 23 June 2012, 07:41:38 PM »
jadi mksudny kk hendrako adalah,, sutta itu bkn hanya dibaca melainkan harus dihayati dalam kehidupan sehari" begtu ?

tidak semua sutta bisa dipraktekkan.
ada sutta hanya suatu cerita saja tidak bisa di praktekkan.
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline jodyandrean

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #24 on: 24 June 2012, 09:22:23 AM »
tidak semua sutta bisa dipraktekkan.
ada sutta hanya suatu cerita saja tidak bisa di praktekkan.
 _/\_

berarti selama ini saya baca kyk karania sutta itu hanya cerita yg tidak bisa dipraktekan gtu ?
pdhal kykny diindonya dia ngajarin sesuatu  :-?
 _/\_
semua manusia membingungkan tentang kebahagiaan,,
semua manusia mencari kebahagiaan,,
semua manusia tidak pernah menyadari apa yg dilakukannya.
ketika manusia mengetahui dhamma,,
sebenarnya kebahagiaan itu telah ada pada dirinya

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #25 on: 24 June 2012, 11:00:42 AM »
kariniya metta sutta dapat di peraktikan, aku rasa kadang harus di perhatikan kebijaksanaan kita dalam membaca sutta, seperti ada cerita

ada suami istri yang hanya mempunyai sebuah baju jadi ketika sang suami memakai maka sang istri tinggal di rumah begitu juga sebaliknya ketika sang istri memakai pakaian tersebut maka sang suami tinggal di rumah, suatu ketika sang suami mendana kan pakaian satu satu nya yang di miliki mereka ke sangha, sebagai akibat kamma baik tersebut lsg berbuah kamma sang raja yang kebetulan hadir melimpahkan sang suami dengan beberapa helai pakaian, kemudian beberapa kali sang suami mendanakan kembali pakaian yang diterima ke sangha dan membuat sang raja melimpahinya dengan banyak pakaian dll.

Pertanyaan nya apakah dikau bisa menjual segala sesuatu milikmu itu kemudian di danakan semua nya ke sanghadana? tanpa memikirkan hari esok dan keluarga yang kau tanggung seperti dalam cerita tersebut? apakah bijaksana menguras semua harta benda mu dan mendanakan semuanya ke sanghadana tanpa memikirkan keluarga yang kita tanggung?(bila telah menikah tentu ada istri dan anak, orang tua)

bila tidak semampu seperti sang suami tersebut yang kita dapat pelajari adalah ketulusan hati sang suami dalam berdana tersebut meski kita belum sampai sehebat sang suami tersebut dalam berdana.
« Last Edit: 24 June 2012, 11:05:39 AM by daimond »

Offline jodyandrean

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #26 on: 24 June 2012, 04:18:05 PM »
kariniya metta sutta dapat di peraktikan, aku rasa kadang harus di perhatikan kebijaksanaan kita dalam membaca sutta, seperti ada cerita

ada suami istri yang hanya mempunyai sebuah baju jadi ketika sang suami memakai maka sang istri tinggal di rumah begitu juga sebaliknya ketika sang istri memakai pakaian tersebut maka sang suami tinggal di rumah, suatu ketika sang suami mendana kan pakaian satu satu nya yang di miliki mereka ke sangha, sebagai akibat kamma baik tersebut lsg berbuah kamma sang raja yang kebetulan hadir melimpahkan sang suami dengan beberapa helai pakaian, kemudian beberapa kali sang suami mendanakan kembali pakaian yang diterima ke sangha dan membuat sang raja melimpahinya dengan banyak pakaian dll.

Pertanyaan nya apakah dikau bisa menjual segala sesuatu milikmu itu kemudian di danakan semua nya ke sanghadana? tanpa memikirkan hari esok dan keluarga yang kau tanggung seperti dalam cerita tersebut? apakah bijaksana menguras semua harta benda mu dan mendanakan semuanya ke sanghadana tanpa memikirkan keluarga yang kita tanggung?(bila telah menikah tentu ada istri dan anak, orang tua)

bila tidak semampu seperti sang suami tersebut yang kita dapat pelajari adalah ketulusan hati sang suami dalam berdana tersebut meski kita belum sampai sehebat sang suami tersebut dalam berdana.


hmm .. yg terlintas dari pikiran saya adalah suami itu jahat !
dia membiarkan istriny tersiksa karena suaminya ingin melakukan perbuatan baik,,
berarti itu sama saja dengan adanya egonisme dong  :-?
dan apa yg dimksud dari perbuatan baik dimata itu ?
semua manusia membingungkan tentang kebahagiaan,,
semua manusia mencari kebahagiaan,,
semua manusia tidak pernah menyadari apa yg dilakukannya.
ketika manusia mengetahui dhamma,,
sebenarnya kebahagiaan itu telah ada pada dirinya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: (ask) Cara membaca Sutta/Sutra
« Reply #27 on: 28 June 2012, 06:12:19 AM »
berarti selama ini saya baca kyk karania sutta itu hanya cerita yg tidak bisa dipraktekan gtu ?
pdhal kykny diindonya dia ngajarin sesuatu  :-?
 _/\_

Tipitaka kanon Pali bukan hanya Kariniya Metta Sutta  :), masih buanyak ! _/\_

Quote
tidak semua sutta bisa dipraktekkan.
ada sutta hanya suatu cerita saja tidak bisa di praktekkan.

kata tidak semua beda dengan kata semua   :)
« Last Edit: 28 June 2012, 06:14:05 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.