Jadi mana yg lebih baik konsep atau non konsep?
Ini bukan soal 'baik' atau 'buruk' ... Kalau dibilang non-konsep itu 'baik', maka ia masih terlibat dalam perlawanan terhadap 'konsep' yang 'buruk' ... paling tidak
'non-konsep' itu menjadi lawan dari 'konsep' - bukankah dalam pikiran kita 'baik' itu lawan dari 'buruk'? ... Jadi bagaimana mungkin 'nonkonsep' itu dibilang 'baik' ...
hehe ... membingungkan, bukan? ...
Ingat sutra-sutra Mahaprajnaparamita ... begitu membingungkan bagi pikiran ini.
Pencapaian arahat itu konsep atau non konsep?
Maaf, 'arahat' itu sendiri 'konsep' kok. ... malah 'konsep' yang kita tidak tahu seperti apa kenyataannya. ...
Apakah batin seorang arahat bebas dari konsep?
Sekarang, sedikit teori ya: silakan baca
Mulapariyaya-sutta, M.N.1 (ada terjemahan bhs Indonesia). ...
Di situ, Sang Buddha mengajarkan bagaimana
'konsep' dan
'aku' muncul setiap kali orang berpikir. ... Semua itu terjadi dalam
6 langkah secepat kilat:
(1)
ada rangsangan masuk lewat salah satu dari keenam indra > terjadi
persepsi (contoh: ada wujud terlihat oleh mata; wujud ini belum punya nama, belum ada konsepnya, maka disebut "persepsi murni" - pikiran belum ada);
(2)
persepsi >
konsepsi (pikiran mulai bergerak, wujud mulai dikenal > "bunga" - itu konsep, pikiran);
(3) mulai muncul
'atta'/aku tapi masih belum terpisah dari konsep;
(4)
'atta' memisahkan diri dari konsep - terciptalah dualitas yang paling mendasar: dualitas antara
subyek dan
obyek - "aku" berhadapan dengan "bunga";
(5)
'atta' membentuk relasi dengan konsep - "aku" ingin memiliki "bunga", "aku" ingin lari dari "ular" kalau yang dilihat ular dsb;
(6)
muncul emosi (senang, susah, marah, takut dsb).
Nah, keenam langkah #1 - 6 itu terjadi dalam batin semua
puthujjana.
Lalu, Sang Buddha menyarankan, seorang
'sekha' (orang yang berlatih ke nibbana - dengan kata lain,
sotapanna, sakadagami & anagami) harus berlatih agar proses pikiran itu berhenti pada langkah #1 saja; dengan kata lain, berlatih agar tidak ada konsep (pikiran) yang muncul;
Lalu Sang Buddha menyatakan, bahwa dalam batin seorang
arahat & Buddha, proses pikiran itu berhenti pada langkah #1
untuk selamanya; berarti tidak ada #2 - 6, tidak ada konsep/pikiran, dualitas subyek-obyek, aku-engkau, tidak ada lagi emosi.
Dengan demikian pertanyaan Anda terjawab.
Bisa mengatakan non konsep itu sendiri konsep atau non konsep?
Buat
orang yang sudah menembusnya jelas non-konsep; buat
kita-kita yang masih mendiskusikannya di DC ini jelas masih konsep.
Ajaran Sang Buddha konsep atau non konsep termasuk latihan meditasi yg diberikan kepada muridnya?
Buat kita semua,
ajaran Sang Buddha itu, termasuk ajaran meditasi (satipatthana sutta, anapanasati sutta dsb) itu jelas konsep! ... Jadi susahnya, bagaimana "caranya" sadar, meditasi tanpa konsep ... itu tidak bisa dicari, dikejar, dia harus muncul sendiri ...
Itulah sebabnya dalam retret MMD, dari badan & batin ini
yang dipentingkan adalah menyadari munculnya pikiran sebagai
perwujudan dari 'atta' ... sesuai
Mulapariyaya-sutta di atas.
Mohon pencerahannya
Semoga tercerahkan,
Hudoyo