Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Komunitas => Kafe Jongkok => Topic started by: senbudha on 27 April 2012, 01:43:39 PM

Title: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: senbudha on 27 April 2012, 01:43:39 PM
Akhirnya ada juga yang sadar dari kalangan mereka sendiri.
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: will_i_am on 27 April 2012, 01:44:35 PM
gak da beritanya neh?
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: senbudha on 27 April 2012, 01:48:59 PM
Hari ini di metro TV,TV one dan TV lain,baca berita running teksnya.
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Rico Tsiau on 27 April 2012, 02:26:19 PM
Quote

Adzan Layakkah Menggunakan Pengeras Suara

Azan atau adzan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya salat fardu. Dikumandangkan oleh seorang muadzin setiap salat 5 waktu.

Allahu Akbar, Allahu Akbar…. Asyhadu alla ilaha illallah…. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah…. Hayya ‘alash sholah…. Hayya ‘alal falah…. Ashsalatu khairum minan naum…. Allahu Akbar, Allahu Akbar Lailaha ilallah

Sejarah adzan

Adzan mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk melakukan salat berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup trompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api itu dinyalakan hendaklah datang menghadiri salat berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi. Lantas, ada usul dari Umar bin Khattab jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya.

Versi lain: Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid berkata sebagai berikut: “Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya,” Untuk apa? Aku menjawabnya, “Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat.” Orang itu berkata lagi, “Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?” Dan aku menjawab “Ya!” Lalu dia berkata lagi dan kali ini dengan suara yang amat lantang: Allahu Akbar Allahu Akbar Asyhadu alla ilaha illallah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Hayya ‘alash sholah (2 kali) Hayya ‘alal falah (2 kali) Allahu Akbar Allahu Akbar La ilaha illallah Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata, “Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang.” Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal.” Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad, SAW.

Mitos-Mitos Adzan

Tidak terbendung lagi dalam kurun waktu kemudian berkembang mitis-mitos azan yang disadari atau tidak membawa dampak dan pengaruh negatif terhadap keumatan dan lngkungan. Entah dari mana sumbernya yang dapat diidentifikasi tetapi jelas dari kalangan otoritatif seperti ulama, da’i, ustadz.

Seruan/teriakan adzan dianggap sebagai media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw.; bukan saja hanya sebagai panggilan shalat kepada umat Islam setiap hari.

Adzan adalah “Penyeru Yang Mengandung Kekuatan Supranatural” yang menggetarkan simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak. Disuarakan adzan ke dalam telinga bayi yang baru dilahirkan dan kedalam liang lahat jenazah yang yang sedang dikuburkan.

Adzan sebagai penolak atau peredam bencana seperti terhadap angin badai dan hujan deras.

Dan bukan hanya sampai di situ. Masjid-masjid jaman sekarang memasang toa dan speaker ke empat penjuru dengan volume suara sekeras2nya, tanpa memperdulikan bagaimana perasaan umat terutama umat agama lain. Rupanya keadaan yang paling parah adalah di Indonesia yang nota bene sebagai negara muslim terbesar di dunia! Di mana-mana di lingkungan pemukiman RW/RT warga didorong mendirikan masjid atau musholla. Umumnya dalam kondisi padat penduduk, sampai pun ke pelosok-pelosok.
Adzan juga tambah diramaikan dengan pelbagai seruan, seperti ceramah dan tilawah dari siaran radio atau pun rekaman audio.

Fakta di Negara Lain

Di Arab Saudi(!) kita tidak akan menjumpai masjid atau pun musholla di kawasan lingkungan pemukiman. Masjid hanya ada di tempat-tempat strategis seperti di pusat perbelanjaan, di kampus-kampus, bandara dan pelabuhan, dsb. Karena itu jangan mengharap menjumpai pemandangan para warga berduyun-duyun meninggalkan rumah khusus untuk sholat berjamaah di musholla atau masjid.

Tetapi bila warga Arab misalnya sedang berbelanja di pusat perbelanjaan lalu masuk waktu shalat maka mereka spontan membentuk jamaah shalat bersama-sama, di mana pun tempat yang memungkinkan dan tidak harus di dalam masjid yang mungkin agak jauh. Di mana pun ada tempat yang cukup lapang baik di dalam mau pun di luar gedung.

Di Maroko adzan diserukan dengan nada dan irama yang tidak berlebihan. “Aku betul-betul seperti memasuki kawasan “Islam yang lain” begitu mulai bersentuhan dengan dunia keagamaan di Maroko. Adzan Maroko. Dengan lagu sederhana dan pendek-pendek, panggilan shalat ini terasa aneh di telinga, tetapi asyik setelah menikmatinya (tidak bising, pen). Mungkin, persis seperti makan buah Zaitun yang pertama kali terasa menyengat tetapi tidak bisa melepasnya setelah kita ketagihan. Kami sering tertawa sendiri ketika ada yang mencoba menirukan adzan Maroko ini. “, demikian seorang warga kita yang sedang mengikuti program bea siswa pasca sarjana mencatat dalam tulisan/postingannya. Negeri ini bahkan ada berita khusus akhir-akhir ini yang layak disimak.

Di negara-negara Eropa dan Amerika yang warga umumnya sangat sadar lingkungan masjid-masjid disana sudah pasti mentaati aturan-aturan ketertiban umum.

Maroko Pertimbangkan Larangan Pengeras Suara di Masjid-Masjid

Banyak kalangan di Maroko mengusulkan pelarangan pengeras suara di masjid-masjid. Alasannya, larangan penggunaan mikrofon saat adzan di masjid-masjid itu akan mengurangi tingkat kebisingan yang “mengganggu warga” di lingkungan seluruh negeri Afrika Utara itu.

“Kekuatan iman tidak diukur dengan seberapa keras suara adzan dan masjid yang tidak menggunakan mikrofon masih melakukan pekerjaan keagamaan mereka,” kata Saeed Lakhal, seorang peneliti Islamis Maroko, kepada Al-Arabiya.

Lakhal juga mengatakan, beberapa masjid Maroko menggunakan pengeras suara untuk mempromosikan agenda-agenda politik. ”Banyak masjid di Maroko menggunakan pengeras suara untuk menyebarkan ideologi politik,” katanya kepada Al Arabiya. “Terutama masjid-masjid yang dikelola oleh kalangan gerakan Islam.”

Wacana pelarangan pengeras suara di masjid bukan isu baru di di Timur Tengah. Selama hampir satu dekade, Mesir di bawah rezim Hosni Mubarak berusaha menyatukan kumandang adzan di semua masjid di Kairo yang berjumlah sekitar 4.000 masjid. Tujuannya untuk menurunkan hiruk-pikuk sehari-hari di ibukota Mesir itu.

Namun, banyak orang Mesir melihat langkah itu sebagai upaya pemerintah untuk mengontrol adzan. “Pemerintah dikhawatirkan akhirnya dapat melakukan sensor yang lebih besar,” kata Sadek, seorang profesor sosiologi di Universitas Amerika di Kairo, kepada Global Post. “Jika pemerintah berusaha mengendalikan masjid dengan cara ini, akan sangat bermasalah.”

Adzan biasanya dikumandangkan muazin di puncak menara masjid. Namun, belakangan banyak masjid di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara hanya memutar kaset atau rekaman adzan dan disiarkan melalui pengeras suara. Suara adzan yang bersahut-sahutan dari banyak masjid dipandang menimbulkan kebisingan.

Kementerian urusan Islam Arab Saudi dilalporkan tengah menyelidiki keluhan bahwa beberapa masjid di kerajaan menaikkan volume adzan terlalu tinggi untuk “bersaing” dengan masjid lainnya.

sumber dari kompasiana

Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Mas Tidar on 27 April 2012, 03:21:54 PM
kami berpendapat hal sperti ini dengan: membawa tradisi gurun ke iklim tropis.
perlu waktu juga untuk "menyadarkan", keimanan tidak dipengaruhi oleh kerasnya suara mikrofon pake alarm kan bisa tho ...
ato pake kentongan malah ndak perlu listrik.



Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: senbudha on 27 April 2012, 08:28:43 PM
Setelah pengeras suara,yang penting menurutku adalah DALAM SEHARI 5 KALI SHOLAT,BERAPA JUTA LITER AIR YANG TERBUANG PERCUMA? MENGAPA MEREKA TIDAK MEMAKAI JURUS ANGIN DAN PASIR UNTUK "MEMBERSIHKAN". Di dunia afrika yang kering,segayung air lebih mahal daripada nyawa. Setetes air membuat bhikhu TEKISUI mencapai pencerahannya. Prihatin kalau suatu ajaran tidak mempunyai nilai KEBIJAKSANAAN.
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: cumi polos on 27 April 2012, 09:11:49 PM
penah lihat di TV... kran airnya malah gak di tutup...

mungkin kalau buka tutup, tutup buka...yg cepet DOOOLLL dehhh


kuping gw akhir2 ini gak begitu jelas..
ada yg punya korek kuping gak ? gw mau pinjemmm  :P :P :P
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Wolvie on 27 April 2012, 09:38:25 PM
udah bikin budeg telinga mereka sendiri masalahnya, wkwkwkwk

perihal imbauan wapres ini, jadi keinget dulu ada berita di arab sendiri ditertibkan speaker mesjid yang terlampau keras..
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Mas Tidar on 27 April 2012, 10:36:09 PM
mari kita dengarkan seminggu kedpan perkembangannya
apakah seruan wapres bisa "diterima" ?
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: will_i_am on 27 April 2012, 11:11:24 PM
gak bakalan secepat itu....
kalau ya pun, pastinya hanya berfokus di sekitar ibukota...
banda aceh mau nunggu kapan ya??? :-? :-?
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Mas Tidar on 28 April 2012, 12:42:37 PM
nasib.com (http://nasib.com)

gak bakalan secepat itu....
kalau ya pun, pastinya hanya berfokus di sekitar ibukota...
banda aceh mau nunggu kapan ya??? :-? :-?
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: will_i_am on 28 April 2012, 01:30:29 PM
nasib.com (http://nasib.com)
;D ;D
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Forte on 28 April 2012, 06:29:20 PM
mari kita dengarkan seminggu kedpan perkembangannya
apakah seruan wapres bisa "diterima" ?
gak perlu tunggu seminggu.. ;D
sudah ada yang kontra..
Quote
VIVAnews - Ketua Umum DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPMRI), Ali Mochtar Ngabalin, memprotes pidato sambutan Wakil Presiden Boediono dalam acara pembukaan Muktamar ke-6 Dewan Masjid Indonesia di asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat 27 April 2012.

Dalam pidatonya, Boediono meminta Dewan Masjid agar membuat aturan mengenai penggunaan pengeras suara di masjid-masjid.

"Pak Boediono, kalau orang ada agama dan ada iman, masjid dengan pengeras suara yang lebih keras sekalipun, dia akan senang," ujar Ali di Asrama Haji Pondok Gede.

Ali menilai mantan Gubernur Bank Indonesia itu telah mendapat masukan yang keliru dalam membuat pidato sambutan. Menurut dia, persoalan penggunaan pengeras suara masjid tidak pantas dipermasalahkan.

Mantan anggota Dewan ini pun akan membuat pernyataan tertulis untuk menanggapi apa yang disampaikan Boediono terkait aturan penggunaan pengeras suara masjid tersebut. "Sebagai Ketua Umum Pemuda Masjid, saya keberatan. Saya akan sampaikan artikel untuk memprotes itu," kata Ali Mochtar.

Menurutnya, penggunaan pengeras suara masjid adalah urusan pengurus masjid dengan masyarakat di sekitarnya. Jika dirasa mengganggu, warga bisa menyampaikan langsung kepada pengurus masjid agar sedikit mengurangi volumenya. Tidaklah perlu pemerintah turut campur dalam masalah ini.

"Pemerintah tidak bisa urus itu. Apa urusannya Departemen Agama, misalnya, sampai mengurus masalah itu?" kata Ali.

Dalam pidatonya, Boediono menyatakan masjid--sebagai tempat syiar Islam--harus memberi contoh yang baik dan memberi citra positif. Dia mengatakan, seperti halnya semua muslim, dia sangat memahami betapa azan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban salat.

"Namun, saya rasa--barangkali juga dirasakan oleh orang lain--suara azan yang terdengar sayup-sayup dari jauh, lebih merasuk ke sanubari dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke telinga," kata Boediono.

Wapres menambahkan umat Islam juga dianjurkan untuk beribadah dan berdoa dengan kerendahan hati. "Alquran pun mengajarkan kepada kita untuk merendahkan suara kita sambil merendahkan hati ketika berdoa memohon bimbingan dan petunjuk-Nya," kata Boediono.

Source : http://nasional.vivanews.com/news/read/308347-bicara-pengeras-masjid--boediono-dikritik
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Mas Tidar on 28 April 2012, 08:52:04 PM
Sekiranya yang "kontrak" tidak membaca kalimat yang paling bawah, jadinya yah kontrak deh ....
Hehehehehehe
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: waliagung on 14 June 2012, 11:17:53 AM
 _/\_
kalau menurut ane sih,.,.,.,..,.biarkan saja,....,,..,.mau sekencang apapun suaranya kita yang minoritas jangan mengambil suatu kesimpulan.,.,...,bisa berbahaya,.,.,.
hanya berkomentar masalah suara azan kita bisa .......... sm fpi..,,..,..,

kita suka kita dengar kita tidak suka kita diam/tutp telinga
mereka umat yg sedang tinggi2mya di dlm jihad kita sebagai umat buddha hanaya cukup bersikap tengah,..,.,dlm arti tidak menghiraukan maupun menanggapi jadi enak2 aja kan,,,,,,,

lagian kalau saya dengar suara azan itu kg jelek2 amat,setidaknya mereka membantu kita atau mengingatkan bahwa TUHAN adalah yg memeberikan kehidupan kepada semua mahluk hidup.,.,.,. oke........ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

(http://www.google.com/imgres?hl=id&biw=1024&bih=673&tbm=isch&tbnid=P0YIdHLt6heuyM:&imgrefurl=http://irwan-firmansyah.mhs.narotama.ac.id/2011/10/13/adzan-dalam-ilmu-komunikasi/&docid=Yd1KQKFOjagGeM&imgurl=http://irwan-firmansyah.mhs.narotama.ac.id/files/2011/10/adzan.jpg&w=587&h=453&ei=vmXZT9uQFYjMrQe-hMXzBQ&zoom=1&iact=rc&dur=228&sig=116264883367668316197&page=1&tbnh=138&tbnw=192&start=0&ndsp=15&ved=1t:429,r:1,s:0,i:79&tx=68&ty=64)
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: senbudha on 15 June 2012, 12:44:35 PM
Apakah tuhan juga memberikan perbedaan antara minoritas dan mayoritas atau kebenaran dan ketidak benaran? Bagaimana menurutmu kalau di negara eropa umat minoritas tertentu yang menuntut hak mereka dihormati padahal mereka hidup di negara yang bukan negara "ibunya".Padahal mereka datang ke negara tersebut karena di negara asalnya yang penuh dengan "kekacauan",sekarang tiba di negeri orang lain,imigran gelap lagi,dikasih tinggal,lama-lama malah melonjak minta ini itu.Apakah menurutmu pihak tuan rumah harus menuruti keinginan mereka atau bagaimana?Atau menunggu bom meletus dulu? Pernahkah anda pikirkan tetangga yang menderita stroke,tidak bisa istrahat dengan tenang,mau pindah tidak punya uang,mau protes takut dibacok,tiap hari harus mendengarkan teriakan speaker yang "NGAJI" tiap sore? Bagaimanapun,agama yang menampilkan kebenaran egonya sendiri,dan merugikan orang lain,tidak mengajarkan apapun,selain kerisauan. Bukan masalah mayoritas atau minoritas,tapi seharusnya berdasarkan kebijaksanaan dan saling mengerti dengan pikiran yang meletakan kedamaian di atas ego.
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: hemayanti on 15 June 2012, 02:47:22 PM
heran setiap saya pindah tempat tinggal pasti ada mesjid di dekatnya.
atau jangan2 karna mesjid memang ada dimana2 yah. ;D
sekarang malah hanya antara satu rumah dari mesjid. yah bisa dibayangkan bagaimana ributnya, tapi lama2 yah jadi biasa saja. terganggu sih kadang, tapi lebih sering tidak, malah kadang juga merasa g dengar.
IMO, kalo kitanya fokus ke suara itu dan merasa itu mengganggu yang ada malah akan bener2 mengganggu, tapi kalo tidak sepertinya g juga.
resiko punya telinga siih makanya bisa mendengar. ;D

tidak selamanya jelek sih kalo menurut saya, soalnya kadang bisa mengingatkan juga "ohh.. sudah sore ternyata", malah saya merasa kadang kalo denger suara orang mengaji yah enak juga.  :)
terus bisa dengar ceramah gratis tanpa perlu masuk ke mesjid. ;D
saya pernah menasehati teman saya yang muslim dengan ceramah yang saya dengar di mesjid itu. :))
lebih ampuh sepertinya. :P
tapi nasehat yang saling mendukung, bukan menjatuhkan. :)
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Mas Tidar on 15 June 2012, 06:41:05 PM

kami setuju dengan pendapat Anda, blue color. Tambahan dari kami, "kemunduran peradaban."
Namun sering kali kenyataan dilapangan terbalik 180 drajat, silakan ditonton:


perhatikan baik2 mulai menit 3:00 s/d 3:45


Apakah tuhan juga memberikan perbedaan antara minoritas dan mayoritas atau kebenaran dan ketidak benaran? Bagaimana menurutmu kalau di negara eropa umat minoritas tertentu yang menuntut hak mereka dihormati padahal mereka hidup di negara yang bukan negara "ibunya".
Padahal mereka datang ke negara tersebut karena di negara asalnya yang penuh dengan "kekacauan",sekarang tiba di negeri orang lain, imigran gelap lagi, dikasih tinggal, lama-lama malah melonjak minta ini itu.
Apakah menurutmu pihak tuan rumah harus menuruti keinginan mereka atau bagaimana?
Atau menunggu bom meletus dulu?
Pernahkah anda pikirkan tetangga yang menderita stroke, tidak bisa istrahat dengan tenang, mau pindah tidak punya uang, mau protes takut dibacok, tiap hari harus mendengarkan teriakan speaker yang "NGAJI" tiap sore?
Bagaimanapun, agama yang menampilkan kebenaran egonya sendiri, dan merugikan orang lain, tidak mengajarkan apapun, selain kerisauan.
Bukan masalah mayoritas atau minoritas, tapi seharusnya berdasarkan kebijaksanaan dan saling mengerti dengan pikiran yang meletakan kedamaian di atas ego.




nb: buat moderator klo isi dr video diatas diluar batas, lakukanlah tindakan selayaknya.
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: bluppy on 15 June 2012, 07:16:52 PM
saya pribadi lumayan suka azan pagi subuh
pagi2 bisa jadi alternatif jam weker
buat bangun dan jalan pagi

tanggapan at video di atas yg diposting Mas Tidar
pernah denger ceramah ajahn Brahm kayanya,
org yg belum paham, belum "menembus" inti ajaran agamanya,
seperti org yg baru belajar main viola,
suaranya cempreng, jelek, menyakitkan telinga.

org yg sudah paham, sudah menjalani inti ajaran agamanya
seperti org yg sudah mahir main viola,
suaranya indah, menginspirasi orang lain

orkerstra terdiri dari org2 yg memainkan berbagai instrumen
seperti halnya bila org2 dari agama yg berbeda
bisa rukun hidup damai, penuh kebahagiaan dan kedamaian.

well, kalau tokoh islam yg "sudah jago bermain violanya"
misalnya mungkin nasrudin, http://en.wikipedia.org/wiki/Nasreddin

jadi kalau untuk saya, setiap kali melihat hal2 seperti video di atas
saya hanya mengingatkan diri sendiri paragraf dari dhammapada:
"tidak perlu memperhatikan apa yang dilakukan org lain
dan apa yg belum dilakukan orang lain"
"tapi perhatikanlah apa yang dilakukan diri sendiri
dan apa yang belum dilakukan diri sendiri"
ini bikin saya lebih "seimbang" tiap kali liat berita2 di koran
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: senbudha on 15 June 2012, 08:12:13 PM
Pertanyaan yang mengeritik adalah,bagaimana kalau dibalikin,penganut lain yang memakai speaker,eh salah,pakai mic saja,lalu terdengar sedikit keluar. Menurut mereka,apakah enak atau tidak?Apakah mereka bisa mendengarkan nyanyian itu sebagai pujian kepada tuhan  atau merasa jengkel? Enak di satu pihak belum tentu enak bagi pihak lainnya.Suara pujian tuhan yang satu belum tentu enak bagi penganut yang lain yang juga punya nyanyian "tuhannya SENDIRI".Lalu apa yang terjadi?Bahkan di pihak yang sama saja tidak akan memberi rumah yang dekat dengan tempat ibadah. Di india,tiap hari selalu terdengar suara speaker antara penganut i dan h,pertanyaannya apakah mereka yang mendengar akan merasa enak atau tidak mendengar suara memuji tuhan atau malah tambah stres karena polusi suara sudah amat memprihatinkan? Disinilah letak suatu ajaran akan dinilai oleh batin yang terang.
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Wolvie on 15 June 2012, 09:32:39 PM
yang dihimbau sama wapres bukan sama sekali tidak mempergunakan pake pengerasnya.

tapi agar VOLUMEnya diatur, soal ada pemeluk agama yang non-muslim seneng2 saja, ya itu urusan yang bersangkutan, masalahnya klo udah terlalu keras itu ngeganggu pendengaran, dan jelas pendengaran bisa rusak kalo dihantam suara bgitu terus setiap hari, entah berapa desibel, klo ada alat ukurnya.

dan, hal ini juga pernah dipermasalahin di negeri mayoritas muslim lainnya.

misal rumah kita dekat mesjid, lantas kita ga merasa terganggu, it's oke.

tapi coba klo persis di depan mesjidnya, gw pernah nginep di rumah temen, rumahnya gitu tuh, persis depan mesjid (dia non-muslim jg tapi bukan buddhist) duh, bgitu denger suara speaker pagi2, jantung sampai mau copot saking kerasnya..

dia juga ngeluh, "kebayang kan, mbak, sy setiap hari bgitu, meskipun dah lama ngontrak sini tetep terbangun klo bunyi speaker.."

andaikata bukan speaker mesjid aja, kita senang sama lagu tertentu, tapi kalo disetel sampai volume maksimum ya bisa2 puyeng.

mungkin solusinya klo belum bisa pindah, penghuni rumah yang terganggu mesti pakai sumbat telinga.. tapi kerugiannya, klo ada hal penting, misal suara bel dll, jadi ga bisa denger..


Soal imbauan ini gw jg ga yakin akan dilaksanakan, tau sendiri situasi di sini kaya apa, masih subur buat ekstrimist..
Lagian mantan wapres , Jusuf Kalla, gw baca di detik, malah ga setuju sama Boediono...
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Wolvie on 15 June 2012, 10:14:51 PM
Saudi cracks down on blaring mosque speakers

Saturday, 25 April 2009

By RIYADH (AFP)

Saudi Arabia is cracking down on overly loud loudspeakers used to call the faithful to prayer, as mosques increasingly drown each other out, the official SPA news agency said Saturday.

Islamic Affairs Minister Sheikh Saleh al-Sheikh ordered teams to inspect mosques in the holy city of Mecca, in Riyadh and elsewhere around the kingdom for too powerful speakers.

In Medina, imams have been told to make the initial summon to prayer over loudspeakers outside the mosque, and after that use only the internal speaker system to continue the ritual, SPA reported.

In Bahah city in western Saudi Arabia, ministry inspectors recently removed 100 speakers from 45 mosques because they were too loud and smothered out the broadcasts of other mosques.

The call to prayer is a central part of life for Muslims. There are five every day.

Many mosques put imams' sermons on the public sound system as well, so that those unable to go to the mosque can listen from home or the street.

But the ministry says some mosques now have speakers that can be heard as much as five kilometers (three miles) away.

The result is that mosques in close proximity, especially in places where there are many of them like Riyadh and Mecca, smother out each others' broadcasts to the point that they are unintelligible even inside the mosques, the ministry said.

sumber: http://www.alarabiya.net/articles/2009/04/25/71421.html
Title: Re: WAPRES: DEWAN MESJID INDONESIA DIMINTA UNTUK MENGATUR PENGERAS SUARA WAKTU AZAN
Post by: Mas Tidar on 16 June 2012, 10:19:40 AM
ya gt deh sekiranya ...  _/\_