sebenarnya gw dah jelasin ke teman gw, sesuai topik pembicaraan, kadang dia bertanya jika ia baru mendapatkan hal baru seputar Buddhism, sehingga saya tidak terlalu menguraikan lebih jauh [menjelaskan bagian" dari Dhamma yg ada di Sutta, belom saatnya] tapi menjelaskan lebih dalam atas pertanyaan dia, biasanya saya kasih contoh" logis agar dia mudah menangkapnya dan menuntut dia jg berpikir
pernah dia bertanya jg tentang alam" kehidupan, ini parah dah, gw jg ga mau jelaskan panjang lebar, karena susah untuk membuktikan jika kita tidak memiliki kemampuan bathin.
kalo dia bertanya tentang tradisi pujabhakti Buddhism, malah dianggap Buddhism ini agama tradisional.
kalo dia bertanya tentang Dhamma, malah di anggap bahwa itu bukan kebenaran dari pihak Buddhism, semua orang jg tau, nah loh... gw tekan kan ke dia, emang semua orang tau, kenapa ? karena itu kebenaran, tapi apakah diagama anda ada statment tentang kebenaran itu ? apa diagama anda pernah menguraikan secara simple bahkan yg komplit mengenai kebenaran itu ?
ada aja yg ditentang ma dia [counter dari pihak dia], kadang dia bertanya tentang tumimbal lahir, ini jg susah dijelaskan karena yg gw tau itu bersifat knowledge bukan kenyataan yg gw liat sendiri, eh malah di tuntut bukti. [mau nya sih gw serang balik, "mang diagama lu hal" gini jg ada bukti", tapi ga etis nyerang balik karena sedang membahas Buddhism]
begitu jg ketika dia bertanya tentang Kamma/Karma, kadang gw ajak dia untuk berpikir logis mengenai Hukum Sebab-Akibat, perhatikan aja di kehidupan sehari-hari. tapi ketika berbicara semakin jauh [Kamma/karma kehidupan lampau yg memiliki kaitan dengan saat ini] dia jg menuntut bukti dari apa yg kita jelaskan...
kalo gw pake jurus SKIP nti malah pandangan dia buruk, berarti bo'ong donk ka chow toh kalo di vonis gtu, padahal gw dah bilang, hal itu bisa dibuktikan jika kita memiliki kemampuan bathin... tetep aja kekeh