//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dhamma Entertainment  (Read 20319 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #75 on: 12 May 2008, 02:22:31 PM »
Quote
Mengenai 'analisis rasional', apakah hal ini bertentangan dengan Dhamma itu sendiri?
Dapat saya katakan, pada tahapan awal 'analisis rasional' malah sangat berguna.
Mungkin -ini menurut saya- inilah 'rakit' yg dikatakan Sang Buddha.
Kita pada mulanya dapat menggunakan rakit2 tsb dan kemudian kita dapat meninggalkannya ataupun masih menggunakannya, tergantung situasi dan pencapaian kita....


willibordus,

Ini sangat bagus! Bukan hanya analisis rasional, namun analisis di atas rasio, bahkan kesadaran jhana pun sebetulnya hanya rakit. Namun orang memang tidak akan menyeberang tanpa rakit. Sama seperti kesempurnaan sila, pengetahuan tentang jalan dan lain2 bukanlah tujuan dari Buddha Dhamma, namun tujuan sebenarnya tidak akan didapat tanpa kesempurnaan sila, pengetahuan tentang jalan dan lain2.


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #76 on: 12 May 2008, 04:26:17 PM »
Kalo sama thread ini keknya nyambung gak yah ?

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,164.0.html
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Modernbuddha

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 3
  • Reputasi: 0
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #77 on: 12 May 2008, 06:49:07 PM »
That's right saya semaikin setuju dengan pendapat Bro Kainyn..Memang jika kita kaji satu persatu semua kata2 itu punya makna tersendiri..namun sampai sejauh mana 2 kata yang berbeda dapat saling melengkapi walaupun bukan suatu kewajiban untuk saling melengkapi, karena sang Buddha selalu mengajarkan kita untuk tidak melekat pada suatu hal tertentu..
Oleh karena itu kita hendaknya juga jgn terlalu melekat dengan suatu pendapat yang belum tentu bener adanya hanya saja kita bisa mengetahui sampai dimana pendapat, tindakan, dan ucapan kita dapat melengkapi kehidupan beragama kita..

Isi itu adalah kosong..
Kosong itu adalah isi..
Terkadang sesuatu yang nyata dihadapan kita belum tentu bener seperti apa yang ada di dalam pikiran kita..Hanya samapi sejauh mana kita bisa mengambil sisi positifnya yang mungkin saja bisa kita amalkan dalam kehidupan Buddha-Dharma..

Melalui diskusi ini juga mungkin saya sendiri jadi belajar banyak sekali..
sekali lagi saya mohon maaf apabila ada yang mungkin tersinggung dengan penuturan saya ini..
Buddha Bless..

Namo Buddhaya..




Modernbuddha,

Sebenarnya menurut saya, memang tidak masalah budaya yang tidak bertentangan dengan Buddha Dhamma berkembang dan dijalankan. Hanya saja, Buddha dhamma adalah Buddha Dhamma. Buddha Dhamma bukanlah kesenian, walaupun tidak menentang kesenian. Buddha Dhamma bukanlah sarana mendapatkan kekayaan, walaupun Buddha Dhamma tidak menentang kita mencari kekayaan (secara benar). Buddha Dhamma juga bukan sarana hiburan indrawi, walaupun Buddha Dhamma juga tidak mengharuskan kita jadi pertapa. Buddha Dhamma juga bukan sarana politik, walaupun Buddha dhamma tidak melarang orang berpolitik.

Menurut saya, kadang orang menyalah-artikan "Buddha Dhamma tidak menentang", sehingga semua hal dimasukkan, dan dianggap bagian dari Buddha-dhamma. Nanti yang jadi masalah adalah, nantinya orang sudah tidak tahu lagi sebenarnya apa intisari buddha dhamma.

Soal Dhamma Striptease itu memang contoh yang ekstrim  ;D Hanya untuk memberi contoh kalo orang mau 'maksa' menghubungkan, memang apapun bisa dihalalkan.



 

anything