//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Lebih sulit mengarahkan org kolot drpd mengarahkan 1000gembala di padang rumput  (Read 7350 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Lebih sulit mengarahkan org kolot drpd mengarahkan 1000gembala di padang rumput...
Menurut pendpt ci2 n ko2 sekalian gmn??
Ada org yg bisa tahan thdp argumennya sendiri walaupun argumennya udah salah...
Kita sudah mencoba menjelaskannya,tetapi dijwbnya dgn Kata Kita memiliki "MANA"
Thdp argumen sendiri dan merasa paling benar...
Saya merasa aneh thdp hal ini,padahal sama2 org Buddhis...
Jika bertemu dgn org seperti ini,apa tindakan yg paling benar yg hrs kita ambil??
Adakah pendapat ttg hal ini???(ko2 tesla sangat diharapkan untuk menjawabnya) ;D
 _/\_ Rekan2 lainnya mohon sharingnya juga
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
 Jadilah Pelita

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.

Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta." Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama." Senyap sejenak... secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya...," sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."

Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana. Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Um2...
Dapat dr buku pelita hati kah??
 _/\_
Saya tangkap sekitar 20% saja(jika salah mohon dikoreksi) maksud dr cerita ini adalah kita jgn sombong sendiri thdp apa yg kita yakini dan menyalahkan keyakinan org laen.Mungkin saja org lain yg benar dan kita yg salah.Bukankah lebih baik bertanya dan saling mengisi 1 sama lain..Truz makna lain yg tersirat apa???Hehehe,Coz gw cm baca 1kali,pingin langsung to the poin(gppkan??)
 _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Agar diskusi jadi lancar, sebaiknya definisikan dulu:
Kolot itu apa ya?
"MANA" itu apa ya?
:)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana. Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.


Belajar jadi Bijaksana, Jadi pelita bagi diri sendiri dan juga orang lain.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana. Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.


Belajar jadi Bijaksana, Jadi pelita bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Wah bro ryu makin mantap di jalannya...  ^:)^ ^:)^  :D
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Lebih sulit mengarahkan org kolot drpd mengarahkan 1000gembala di padang rumput...
Menurut pendpt ci2 n ko2 sekalian gmn??
Ada org yg bisa tahan thdp argumennya sendiri walaupun argumennya udah salah...
Kita sudah mencoba menjelaskannya,tetapi dijwbnya dgn Kata Kita memiliki "MANA"
Thdp argumen sendiri dan merasa paling benar...
Saya merasa aneh thdp hal ini,padahal sama2 org Buddhis...
Jika bertemu dgn org seperti ini,apa tindakan yg paling benar yg hrs kita ambil??
Adakah pendapat ttg hal ini???(ko2 tesla sangat diharapkan untuk menjawabnya) ;D
 _/\_ Rekan2 lainnya mohon sharingnya juga

 :)) :)) haha kokok tesla jawab tuh....  :P
di breakdown dulu yah
kolot (keras kepala, biasanya orang tua jaman dulu teguh pendiriannya)

susah yg giring 1000 gembala, 1000 manusia, 1000 kepribadian,1000 keinginan.. susah bro..
Thx koreksinya ... :-[
« Last Edit: 05 May 2008, 10:23:08 PM by andry »
Samma Vayama

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
saya coba berada di posisi anda dan di posisi si pengembala domba.
kalau sudah terbiasa semuanya gampang bro ricky...
namun IMO lebih susah mengarahkan org kolot. dari pada mengiring 1000 domba (dgn daya imajinasi saya)
Untuk mengarahkan org kolot terhadap dhamma, qt harus sabar.. penuh pengertian, begitu pula kepada 1000 domba.

 [at] Andry:
Lha, kok mengubah pernyataan dari 1000 gembala jadi 1000 domba?
Coba lihat lagi judulnya... :P
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
=)) =))
Mengarahkan 1000 Gembala ke Padang Rumput buat apaan yak ? ^-^
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Hahaha, memang cuma saya yang paling bijaksana.
Begitu ada sesuatu yang masuk akal, sayalah yang pertama mengetahuinya. Orang lain cuma bisa melihat sebagian-sebagian.
Saya tuh paling hebat, gak pernah salah, gak punya kekotoran batin. Saya paling sesuai untuk belajar, karena saya sudah punya kondisi paling sesuai dibandingkan orang lain, saya banyak berbuat baik, menolong orang, ramah tamah, gemar membaca. Cuma SAYA, SAYA, SAYA yang paling benar. Orang lain salah semua. Sayalah yang paling benar teorinya.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
saya coba berada di posisi anda dan di posisi si pengembala domba.
kalau sudah terbiasa semuanya gampang bro ricky...
namun IMO lebih susah mengarahkan org kolot. dari pada mengiring 1000 domba (dgn daya imajinasi saya)
Untuk mengarahkan org kolot terhadap dhamma, qt harus sabar.. penuh pengertian, begitu pula kepada 1000 domba.

 [at] Andry:
Lha, kok mengubah pernyataan dari 1000 gembala jadi 1000 domba?
Coba lihat lagi judulnya... :P

heh?? hihi.. jadi malu.. haha.. maap ingetnya tuh dari dulu.. 1000 domba.. iya yah ngapain mengarahkan 1000 gembala..??
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Hahaha, memang cuma saya yang paling bijaksana.
Begitu ada sesuatu yang masuk akal, sayalah yang pertama mengetahuinya. Orang lain cuma bisa melihat sebagian-sebagian.
Saya tuh paling hebat, gak pernah salah, gak punya kekotoran batin. Saya paling sesuai untuk belajar, karena saya sudah punya kondisi paling sesuai dibandingkan orang lain, saya banyak berbuat baik, menolong orang, ramah tamah, gemar membaca. Cuma SAYA, SAYA, SAYA yang paling benar. Orang lain salah semua. Sayalah yang paling benar teorinya.

Kenapa ko karuna ???
Samma Vayama

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Itu lha kenapa, pda saat seseorang menunjuk orang lain, sbnrnya  ketiga jarinya sedang menunjuk diri sendiri... ^-^

Beda kasus klo tuh org nunjuknya pake jempol yah...Soalnya ke4 jari-nya malah belok, kan jd kaga konsisten namanya... :)) :))
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Jika bertemu dgn org seperti ini,apa tindakan yg paling benar yg hrs kita ambil??


"Menjauhi pembicaraan sia-sia, menahan diri dari percakapan yang tidak bermanfaat; ia berbicara pada saat yang tepat, sesuai dengan kenyataan, berguna, tentang Dhamma dan Vinaya. Pada saat yang tepat, ia mengucapkan kata-kata yang berharga untuk didengar, penuh dengan gambaran yang tepat, memberikan uraian yang jelas dan tidak berbelit-belit.


inilah sila yg dimiliki para bijaksana
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
 [at]  Tesla
2 kalimat yg gampang ditulis n diucapin, tp sangat susah dilaksanakan...
Klo kaga sati, rada susah jg donk...Kan org biasanya cenderung ceplas ceplos...Klo bahasa baeknya, terlalu jujur lha... ^-^
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."