LIDAH HSU Tiba-tiba dari sebuah kedai tua terdengar suara pekikan mengerikan diikuti dengan suara seseorang terjatuh di lantai. Para tetangga segera datang melihat apa yang terjadi, dan mereka mendapati Hsu telah tergeletak di atas genangan darah.
Darah masih mengalir dari mayatnya. Dia meninggal karena terpotong lidahnya dengan pisaunya sendiri. Sejak itu, seluruh kampung mulai membicarakan mengenai kasus kematiannya.
Beginilah awal ceritanya. Mata pencaharian Hsu adalah pemotong lembu. Setiap saat, sebelum dia membunuh lembu, dia terlebih dulu memotong lidah si lembu dan dimakan dengan arak. Dia belum mau memotong lembu sebelum menghabiskan makanan yang mengerikan itu. Tidak seorangpun yang tahu sudah berapa banyak lidah lembu yang telah dimakannya. Coba bayangkan betapa menderitanya si lembu yang dipotong lidahnya !
Pada hari naas itu, Hsu menancapkan pisaunya di ambang pintu, sedangkan dia mengerjakan pekerjaan yang lain. Tidak beberapa lama kemudian, dia mendengar suara 2 ekor tikus besar sedang berkelahi di atas ambang pintu. Dia melihat ke atas dengan mulut terbuka. Kedua tikus besar itu berkelahi mati-matian, tanpa sengaja menjatuhkan pisau dari pintu, dan jatuh tepat di depan mulut Hsu yang sedang terbuka dan terpotong lidahnya. Dia terjatuh dan akhirnya meninggal seketika.
Ketika tetangga-tetangganya mendengar bagaimana Hsu meninggal, mereka menggoyangkan kepala dan berkeluh sambil berkata, “ Hsu tidak pernah merasa kasihan saat dia membunuh seekor binatang. Dia memotong lidah lembu untuk dimakan dengan arak. Sebagai balasannya, 2 ekor tikus besar memotong lidahnya serta menyebabkan kematian yang tragis baginya. Kedua tikus menghabisi hidupnya seperti cara dia menghabisi lembu-lembu itu.
Memang benar ajaran Buddha yang menyatakan tentang Hukum Sebab dan Akibat, hukum karma, di mana pelaku kebajikan akan mendapatkan kebahagiaan, sedangkan pelaku kejahatan akan menerima penderitaan.