deleted..
Isi presentasinya cukup mengejutkan. Menurut dia, kata2 yang ada di bungkus rokok (rokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bla.. bla.. bla..) itu kurang pas dan seharusnya diganti. Lha wong merokok itu hak asasi kok. Kalau menyebabkan gangguan kesehatan, ya silakan tanggung sendiri risikonya..
Mengapa seseorang harus berhenti merokok?
1. karena merugikan kesehatan si perokok
2. karena merugikan kesehatan dompet si perokok (harga rokok mahal dan biaya pengobatan untuk penyakit si perokok itu juga mahal)
3. karena rokok itu baunya eneg
4. karena si perokok perlu memperhatikan kepentingan orang-orang di sekitarnya..
No. 1-3 itu adalah alasan yang SALAH karena sebenarnya rokok itu mendatangkan uang (pajak) yang sangat besar buat negara. Dan dia ngga peduli sama kesehatan si perokok ataupun kesehatan dompet si perokok karena pajak negara itu akan dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui subsidi kesehatan negara.. Di Indonesia ada subsidi kayak gitu ngga ya?
Malah, sesuai dengan judul presentasinya, dia menganjurkan untuk merokok rame2..
Nah kesimpulannya, kata2 yang ada di bungkus rokok seharusnya diganti menjadi "mari merokok, tapi jangan deket2 sama non-perokok ya!"
Perlu membedakan sikap bijak dan "dull", dan perlu juga mengetahui bagaimana seseorang melihat sesuatu.
namun pajak rokok memang besar, untuk kesejahteraan byk orang, menurut saya itu lebih byk mendatangkan musibah penyakit daripada memberikan kesejahteraan kepada kelompok kecil (hanya yg berkaitan sama perusahaan rokok, pegawai, dll).
coba bandingkan yg merokok, yg terkena penyakit paru, dll...bandingkan dgn mereka yg mendapatkan kesejahteraan dari kerja di pabrik rokok?
entahlah saya tidak tahu persentasenya berapa.
Yang jelas, tahun lalu saya training di Thailand, salah satu bhikkhu di sana bilang, di rumah sakit kanker atau paru2, pasienya rata2 adalah anggota monastik, dan itu sakit parah.
terserah, bagi umat biasa, terserah mau merokok atau tidak, itu betul2 hak masing2 (pikirkan sendiri akibat buruknya utk diri sendiri dan orang lain), untuk anggota sangha sudah jelas perlu menghindari secara bertahap dan sampai akhirnya bisa menghilangkan kebiasaan buruk itu, dan membawa nama "buruk" kepada anggota sangha lain. ini juga perlu menjadi pertimbangan.
akhir kata, bhikku mau merokok atau tidak, saya tidak berani bilang apapun, ini pilihan mereka.
saran hanya kembali lagi kepada saran...tak bersifat memaksa.
bow and respect,