Sanghabheda adalah salah satu akusala garuka kamma : perbuatan buruk yang berat. Hal ini sangat-sangat serius, bukan untuk man-main, bukan untuk gosip.
"There is one thing, bhikkhus, which, when it appears in the world, appears to the detriment of many persons, to the misery of many persons, to the loss, detriment and suffering of devas and humans. What is that one thing? It is disunity in the Sangha. When the Sangha is divided there are mutual quarrels, mutual recriminations, mutual denigrations and mutual expulsions. In this situation those who are unsympathetic are not converted and some who are sympathetic change their minds." One who divides the Sangha Abides in a state of misery, in hell, For the aeon's full duration. Delighting in dissent, unrighteous, He is deprived of security from bondage; By dividing a unified Sangha He suffers in hell for an aeon."
Sanghabheda Sutta | Bheda Sutta Itivuttaka Khuddhaka It. 0 10.
Untuk peraturan mengenai Sanghabheda, lihat di sini :
http://www.cambodianbuddhist.org/english/website/lib/modern/thanissaro/bmc1/ch05.htmlUntuk penjelasannya lihat di sini :
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/bmc2/ch21.htmlAgar keterlibatan dalam Sanghabheda membuahkan kamma terlahir di neraka (anantariyaka kamma), anggota Sangha yang terlibat dalam Sanghabheda harus mengetahui berada di pihak yang salah (misalnya dalam Dhamma dan Vinaya yang salah). Contohnya dalam pertikaian di kosambi pada jaman Sang Buddha, antara 2 pihak tidak ada yang merasa salah sehingga kedua belah pihak tidak melakukan anantariyaka kamma. Dalam kasus Devadatta, hanya Devadatta yang melakukan anantariyaka kamma, para pengikutnya tidak mengetahui berada di pihak yang salah.
Sanghabheda hanya bisa dilakukan oleh Bhikkhu.
"Upāli, a bhikkhunī cannot split the sangha, even if she agitates for a schism, nor can a sikkhamānā, a sāmaṇera, a sāmaṇerī, an upāsaka or an upāsikā. Only a regular bhikkhu, Upāli, belonging to the same communion, residing within the same sīmā, can split the sangha."
(Vin. ii. 204)
Vinaya yang dipakai oleh tiga aliran sekarang, Theravada, Dharmagupta, dan Mula-Sarvastivada, tidak mempunyai bagian, atau berasal, atau merupakan turunan dari perpecahan yang ditimbulkan oleh Devadatta. Ketiga aliran sekarang, Theravada, Mahayana, dan Tantrayana/Vajrayana bukan perpecahan Sangha. Sangha hanya satu.