//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: CITTA  (Read 25833 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
CITTA
« on: 26 July 2009, 07:21:23 AM »
CITTA

Citta adalah "Keadaan yang mengetahui obyek" atau Keadaan yang menerima, mengingat, berpikir dan mengetahui obyek".

Ada Pernyataan dalam bahasa Pali sebagai berikut:
"ARAMMANAM CINTETITI: CITTAM"
Artinya:
Keadaan yang mengetahui obyek, yaitu yang selalu menerima obyek, keadaan itu di sebut "Kesadaran/pikiran".

Sifat keadaan dari Kesadaran (Pikiran)
Kesadaran/Pikiran (Citta) adalah Sankhata Dhamma (Keadaan yang bersyarat) yaitu tertampak dilahirkannya (uppado-pannayati), tertampak lenyapnya (vayo-pannayati), dan selamanya hal ini masih ada, tertampak perubahan-perubahannya (thitassa-annathattan-pannayati). Kesadaran/Pikiran itu juga di cengkeram oleh Tilakhana (Tiga Corak Umum), yaitu:

1. Anicca Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tidak kekal, tidak tetap, tidak kuat, yaitu tidak dapat bertahan untuk selamanya.

2. Dukkha Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tidak dapat bertahan; dengan tidak dapat bertahan, maka kesadaran/pikiran itu selalu timbul-padam, timbul padam tanpa henti. Karena di cengkeram oleh Anicca, maka timbul Dukkha (tidak memuaskan).

3. Anatta Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tanpa inti atau tanpa aku yang kekal, tidak dapat berdiam selamanya.

Penjelasan:
Kesadaran/Pikiran itu selalu timbul-padam. timbul-padam tanpa henti, setelah timbul lalu padam, setelah padam lalu timbul. Proses Kesadaran/Pikiran itu timbul-padam sangat cepat sekali. Dalam satu detik entah sudah berapa ratus kali Kesadaran/Pikiran itu mengalami timbul dan padam tiada hentinya.


Jumlah Citta (Kesadaran/Pikiran)
Bila menurut sifat atau keadaan, bahwa Kesadaran/Pikiran itu adalah "Keadaan/Pikiran yang mengetahui obyek" saja, maka Kesadaran/Pikiran itu hanya satu. Akan tetapi bila menurut "Keadaan yang diketahui" dan "bagian yang diketahui" maka Citta itu ada banyak, yaitu mengetahui dalam hal nafsu keinginan yang baik dan tidak baik (jahat), mengetahui dalam hal rupa-jhana (Jhana bermateri atau tingkat ketenangan batin bermateri), mengetahui dalam hal arupa-jhana (Jhana tidak bermateri atau tingkat ketenangan batin tidak bermateri), mengetahui dalam hal nibbana dan lain-lain. Jadi, bila Kesadaran/Pikiran (Citta) itu dihitung secara terperinci, maka ada 89-121 macam/bulatan. Dalam jumlah tersebut, Citta dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Kamavacara Citta: 54
2. Rupavacara-Citta: 15
3. Arupavacara-Citta: 12
4. Lokuttara-Citta: 8 atau 40
Jumlah keseluruhan Citta = 89 atau 121

~ KAMAVACARA CITTA
KAMA: Kesenangan dan kemelekatan batin terhadap 6 obyek (Arammana 6), yaitu:
a. Obyek warna/bentuk (Ruparammana), yang diserap oleh indirya mata, dan menimbulkan kesadaran penglihatan.
b. Obyek suara (Saddarammana) yang di cerap oleh indriya telinga, dan menimbulkan kesadaran mendengar
c. Obyek bau (Gandharammana) yang dicerap oleh indriya hidung, dan menimbulkan kesadaran mencium.
d. Obyek rasa (Rasarammana), yang di cerap oleh indirya lidah, dan menimbulkan kesadaran mencicip.
e. Obyek sentuhan (Photthabbarammana), yang dicerap oleh indriya badan, dan menimbulkan kesadaran rasa indirya pikiran, dan menimbulkan kesadaran batin.

Atau sesuatu yang di senangi, sesuatu itulah disebut "KAMA", ada pernyataan dalam bahasa Pali sebagai berikut:
"KAMETITI:KAMO(VA) KAMIYATITI: KAMO"
Artinya:
Keadaan yang mempunyai keinginan terhadap obyek kesenangan dan kemelekatan batin, keadaa itu disebut KAMA.
Atau keadaan yang senang dengan nafsu indriya, keadaan itu disebut KAMA.

AVACARA: berkelana atau berdiam
CITTA: Kesadaran atau pikiran

Jadi KAMAVACARA-CITTA adalah Kesadaran/Pikiran yang berkelana di Kama Bhumi atau Kama-loka 11.

Kamavacara-Citta atau kama-citta berjumlah 54, dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Akusala-Citta: 12
2. Ahetuka-Citta: 18
3. Kamavacarasobhana-Citta: 24
Jumlah Kamavacara-Citta: 54

Dalam Kamavacara-Citta 54 ini, YM. Anuruddhacariya Maha Thera mengajarkan Akusala Citta 12 terlebih dahulu, sebab Akusala-Citta ini bila telah timbul kepada seseorang akan memberikan akibat tidak baik. Maka itu patut diketahui sifat/keadaan dari Akusala-Citta yang dapat memberikan akibat yang tidak baik dalam kehidupan kita.

AKUSALA CITTA
Bisa baca di link.... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,4378.0.html

 _/\_ :lotus:



« Last Edit: 26 July 2009, 07:24:05 AM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: CITTA
« Reply #1 on: 26 July 2009, 11:23:45 PM »


_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: CITTA
« Reply #2 on: 26 May 2010, 06:18:36 AM »
Namo Buddhaya,wa rasa tidak semua kontak indra menimbulkan kama, bgaimana bila objek arammana 6 yg menghasilkan rasa takut n trauma, apakah dpt disebut kamavacara citta?
Apakah melhat2,mendngar,membaui segala objek menghasilkan kesenangan dan kemelekatan? Bgaimana kalo melht,mendngar, hal2 buruk yg tak diingnkan apakah juga dapt disebt sbgai kamavacara citta>kesenangan dn kemelekatan trhdp  6 objek ??thanks..
« Last Edit: 26 May 2010, 06:22:08 AM by Juice_alpukat »

Offline NOYA

  • Teman
  • **
  • Posts: 66
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
  • I still need to learn more.
Re: CITTA
« Reply #3 on: 06 July 2010, 12:33:20 PM »
Quote
Namo Buddhaya,wa rasa tidak semua kontak indra menimbulkan kama, bgaimana bila objek arammana 6 yg menghasilkan rasa takut n trauma, apakah dpt disebut kamavacara citta?

Memang benar bahwa tidak semua kontak indera menimbulkan kama. Hanya kontak indera yang disertai lobha dosa dan moha saja yang menimbulkan kama. kontak inderanya seorang Arahat dengan objek apapun tidak akan menimbulkan kama. karena hal inilah orang-orang yan masih sebagai puthujjana apabila mendapatkan makanan enak menjadi ketagihan, saat mendapat celaan menjadi marah-marah. Seorang Arahat walaupun mendapat makanan seenak apapun tidak akan menjadi ketagihan dan saat dicela sekasar apapun tidak akan marah-marah.

Quote
Apakah melhat2,mendngar,membaui segala objek menghasilkan kesenangan dan kemelekatan?

Tidak semua, dengan logika seperti di atas.


Quote
Bgaimana kalo melht,mendngar, hal2 buruk yg tak diingnkan apakah juga dapt disebt sbgai kamavacara citta>kesenangan dn kemelekatan trhdp  6 objek ??thanks..

Seperti penjelasan Ibu, Ce' atau saudara Lily di atas, yang namanya kamavacara citta jumlahnya kan ada 54, yang dibagi dalam 3 yaitu:  kategori 12 akusala citta, 18 ahetuka citta dan 24 kammavacarasobhana citta.  Pada saat kita melakukan kontak indera dengan obyek yang buruk dan tidak menyenangkan, kecenderungan makhluk puthujjana adalah tidak menyukainya (muncullah dosa dalam dirinya). Nah....munculnya dosa atau kebencian inilah bagian dari 12 akusala citta (khususnya 2 dari dosa akusala citta), yang juga merupakan bagian dari 54 kamavacara citta tersebut.

 _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: CITTA
« Reply #4 on: 07 July 2010, 08:44:55 AM »
mgkn yg perlu diperjelas disini adalah antara phassa/kontak dengan reaksi kita terhadap objek yang bersangkutan

phassa/kontak adalah vipaka, apakah itu kusala atau akusala..... sedangkan reaksi adalah kamma baru yang diperbuat, dan selama level putthujhana, hanya ada 2 kemungkinan yaitu : akusala, atau sobhana/kusala

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: CITTA
« Reply #5 on: 07 July 2010, 09:32:29 AM »
Quote
Namo Buddhaya,wa rasa tidak semua kontak indra menimbulkan kama, bgaimana bila objek arammana 6 yg menghasilkan rasa takut n trauma, apakah dpt disebut kamavacara citta?

Memang benar bahwa tidak semua kontak indera menimbulkan kama. Hanya kontak indera yang disertai lobha dosa dan moha saja yang menimbulkan kama. kontak inderanya seorang Arahat dengan objek apapun tidak akan menimbulkan kama. karena hal inilah orang-orang yan masih sebagai puthujjana apabila mendapatkan makanan enak menjadi ketagihan, saat mendapat celaan menjadi marah-marah. Seorang Arahat walaupun mendapat makanan seenak apapun tidak akan menjadi ketagihan dan saat dicela sekasar apapun tidak akan marah-marah.

Saya rasa yang ditanyakan oleh saudara Juice adalah apakah obyek2 enam indera yang menimbulkan takut dan trauma bisa dikategorikan sebagai kāmāvacara citta? Tentu kesadaran demikian termasuk kāmāvacara citta dan bisa dikategorikan sebagai kesadaran yang berakar pada kebencian (dosamūlacitta).

Juga perlu diingat di sini bahwa kata kāma dalam kāmāvacara ini bukan berarti hanya mengacu kepada kesadaran-kesadaran yang disertai oleh kemelekatan dan keinginan. Namun, ini mengacu kepada semua kesadaran termasuk kesadaran seorang Buddha dan arahat yang muncul karena kontak dengan enam indera. Di antara 54 kesadaran yang ada dalam kāmavacara terdapat 8 kesadaran kriyā dan juga ada kesadaran yang disebut hasituppāda (kesadaran yang memunculkan senyum). Meskipun 9 macam kesadaran ini bekerja di alam kāma dan dikategorikan sebagai kāmāvacara, kesadaran2 ini dimiliki seorang Buddha, paccekkhabuddha dan arahat.


[/quote]

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: CITTA
« Reply #6 on: 07 July 2010, 09:45:53 AM »
 [at] Lily:

Btw, definisi citta sebagai fenomena yang mengetahui obyek (arammanaṃ cintenti'ti cittaṃ), menurut Abhidhamma, bukan merupakan sifat sesungguhnya citta. Definisi ini diberikan hanya untuk mempermudah komunikasi atau analisi citta. Mengapa definisi belum menunjukkan sifat sesungguhnya citta adalah karena dalam definisi ini masih ada semacam entiti / diri / agen / pelaku / subyek, sedangkan sifat sesungguhnya citta adalah tanpa diri. Oleh karena itu, para ahli Abhidhamma memberikan definisi setiap fenomena menjadi tiga yaitu:
1. Kattusadhāna - definisi menurut agen
2. Karaṇasadhāna - definisi menurut instrumen
3. Bhavasadhāna - definisi yang menunjukkan sifat sesungguhnya fenomena.
Dalam kaitannya dengan citta, definisi citta sebagai arammanaṃ cintenti'ti cittaṃ (kesadaran dikatakan demikian karena mengetahui obyek) termasuk kattusadhāna; etena cinteti'ti cittaṃ (dengan kesadaran seseorang berpikir, oleh karenaya itu disebut kesadaran) adalah definisi citta menurut karaṇasadhāna; cintanamattaṃeva  cittaṃ (kesadaran hanyalah sekedar pikiran - mere thinking itself is consciousness) adalah definisi citta menurut bhavasadhāna. Di antara tiga definisi citta di atas, dua definisi pertama belum mewakili sifat citta sesungguhnya karena keduanya masih mengacu kepada adanya agen / entiti. Sementara itu, definisi ketiga (bhavasadhāna) adalah definisi paling tepat karena dalam definisi ini tidak ada agen, pelaku, entitas atau diri dalam citta.

Offline NOYA

  • Teman
  • **
  • Posts: 66
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
  • I still need to learn more.
Re: CITTA
« Reply #7 on: 07 July 2010, 01:47:44 PM »
Quote
Saya rasa yang ditanyakan oleh saudara Juice adalah apakah obyek2 enam indera yang menimbulkan takut dan trauma bisa dikategorikan sebagai kāmāvacara citta? Tentu kesadaran demikian termasuk kāmāvacara citta dan bisa dikategorikan sebagai kesadaran yang berakar pada kebencian (dosamūlacitta).

Diatas saya menyebutkan bahwa Pada saat kita melakukan kontak indera dengan obyek yang buruk dan tidak menyenangkan, kecenderungan makhluk puthujjana adalah tidak menyukainya (muncullah dosa dalam dirinya). Nah....munculnya dosa atau kebencian inilah bagian dari 12 akusala citta (khususnya 2 dari dosa akusala citta), yang juga merupakan bagian dari 54 kamavacara citta tersebut.. Saya menangkapnya sebagai trauma adalah salah satu dari contohnya, karena ada rasa tidak suka (dosa). Lalu contoh dari 8 akusala lobhamūla citta juga dapat dimengerti dengan contoh-contoh sederhana. Pada saat muncul keinginan untuk mengejar makanan favorit, pada saat ada keinginan untuk korupsi karena kita ingin memperkaya diri bagi saya hal-hal ini adalah contoh dari akusala lobhamūlacitta.  Lalu apa contoh untuk akusala mohamūlacitta ya? Apa pada saat kita cuek disertai rasa tidak mau membantu terhadap kesusahan orang lain itu contoh dari akusala mohamūlacitta?


Quote
Di antara 54 kesadaran yang ada dalam kāmavacara terdapat 8 kesadaran kriyā dan juga ada kesadaran yang disebut hasituppāda (kesadaran yang memunculkan senyum). Meskipun 9 macam kesadaran ini bekerja di alam kāma dan dikategorikan sebagai kāmāvacara, kesadaran2 ini dimiliki seorang Buddha, paccekkhabuddha dan arahat.

Saya lupa-lupa ingat, tetapi mungkin ada 11 kesadaran kiriya karena ada 3 ahetuka kririya citta bagian dari 18 ahetuka citta dan ada 8 sobhanakamavacara kiriya citta bagian dari 24 sobhannakammavacara citta. Lalu hasitupadacitta adalah bagian dari 3 ahetuka kiriya citta tersebut (Upekkhasahagatam Pañcadvaravajjanacittam; Manodvaravajjanacittam, dan Somanassasahagatam Hasituppadacittaṃ). Koreksi saya jika ingatan saya salah.


 _/\_

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: CITTA
« Reply #8 on: 07 July 2010, 07:35:49 PM »
Quote
Saya rasa yang ditanyakan oleh saudara Juice adalah apakah obyek2 enam indera yang menimbulkan takut dan trauma bisa dikategorikan sebagai kāmāvacara citta? Tentu kesadaran demikian termasuk kāmāvacara citta dan bisa dikategorikan sebagai kesadaran yang berakar pada kebencian (dosamūlacitta).

Diatas saya menyebutkan bahwa Pada saat kita melakukan kontak indera dengan obyek yang buruk dan tidak menyenangkan, kecenderungan makhluk puthujjana adalah tidak menyukainya (muncullah dosa dalam dirinya). Nah....munculnya dosa atau kebencian inilah bagian dari 12 akusala citta (khususnya 2 dari dosa akusala citta), yang juga merupakan bagian dari 54 kamavacara citta tersebut.. Saya menangkapnya sebagai trauma adalah salah satu dari contohnya, karena ada rasa tidak suka (dosa). Lalu contoh dari 8 akusala lobhamūla citta juga dapat dimengerti dengan contoh-contoh sederhana. Pada saat muncul keinginan untuk mengejar makanan favorit, pada saat ada keinginan untuk korupsi karena kita ingin memperkaya diri bagi saya hal-hal ini adalah contoh dari akusala lobhamūlacitta.

Jika anda berpendapat demikian, saya pribadi setuju. Namun pernyataan saya di atas berdasarkan pada urutan kutipan yang anda kutip dari member lain dan penjelasan anda terhadap yang anda kutip. Yang terkutip menanyakan tentang apakah takut dan trauma termasuk bagian dari kāmāvacara, anda justru menjelaskan tentang kāma dan bukan kaitannya takut dan trauma terhadap kāmāvacara. Mungkin anda bisa lihat kembali komen anda di atas. Ini mengesankan bahwa kutipan dan penjelasan tidak nyambung.

Quote
Lalu apa contoh untuk akusala mohamūlacitta ya? Apa pada saat kita cuek disertai rasa tidak mau membantu terhadap kesusahan orang lain itu contoh dari akusala mohamūlacitta?

JIka mengacu kepada pembagian citta berakar pada moha, ada dua citta di sini yakni citta yang  disertai keseimbangan dan keragu-raguan, dan citta yang disertai keseimbangan dan pikiran resah (mengembara - uddhacca). Contoh yang anda sebutkan lebih mengacu kepada kesadaran yang berakar kepada kebencian karena di sana ada ketidak-sukaan. Kesadaran yang berakar pada moha biasanya tidak akan merasa bahagia atau benci ketika kontak dengan obyek.

Quote
Quote
Di antara 54 kesadaran yang ada dalam kāmavacara terdapat 8 kesadaran kriyā dan juga ada kesadaran yang disebut hasituppāda (kesadaran yang memunculkan senyum). Meskipun 9 macam kesadaran ini bekerja di alam kāma dan dikategorikan sebagai kāmāvacara, kesadaran2 ini dimiliki seorang Buddha, paccekkhabuddha dan arahat.

Saya lupa-lupa ingat, tetapi mungkin ada 11 kesadaran kiriya karena ada 3 ahetuka kririya citta bagian dari 18 ahetuka citta dan ada 8 sobhanakamavacara kiriya citta bagian dari 24 sobhannakammavacara citta. Lalu hasitupadacitta adalah bagian dari 3 ahetuka kiriya citta tersebut (Upekkhasahagatam Pañcadvaravajjanacittam; Manodvaravajjanacittam, dan Somanassasahagatam Hasituppadacittaṃ). Koreksi saya jika ingatan saya salah.

Memang ada 11 citta yang disebut sebagai kiriya, namun dua citta yang anda sebutkan yakni Upekkhasahagatam Pañcadvaravajjanacittam dan Manodvaravajjanacittam tidak dijelaskan dimiliki oleh seorang arahat. Mungkin (pendapat pribadi saja)  seorang arahat juga memiliki dua citta ini, namun seorang puthujjana pun memilikinya. Sebaliknya, 9 citta yang saya sebutkan dijelaskan hanya dimiliki oleh seorang Buddha, paccekabuddha dan arahat.

Offline Rajoharanam

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: CITTA
« Reply #9 on: 06 April 2011, 09:30:37 PM »
lalu bagaimana CITTA yang sesungguhnya itu saudaraku?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: CITTA
« Reply #10 on: 20 April 2011, 09:37:03 PM »
Bagai air yang mengalir dalam sungai, atau lebih tepatnya mungkin bagai tetes tetesan air/butiran butiran air yang mengalir  dalam sungai.

pada sience nya air adalah H2O, tapi kita melihat nya seperti itu dalam tetes air ada banyak H2O dan unsur lain nya mungkin yang tidak terlihat oleh mata. 
« Last Edit: 20 April 2011, 09:48:07 PM by daimond »

Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Re: CITTA
« Reply #11 on: 09 September 2011, 03:14:21 PM »
Namo Buddhaya,

mohon petunjuk kakak, apakah manfaat kita mengenal penjabaran citta ini ?

Apakah bisa sharing manfaat yang diperoleh pribadi selama mempelajari penjabaran citta dan nama nama citta dalam bahasa Pali ?

Terima kasih

Offline saroja devi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
  • Tetap semangat
Re: CITTA
« Reply #12 on: 17 December 2011, 12:17:19 PM »
 ^:)^ _/\_

Offline PUTU GEDE KERAMAS

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: CITTA
« Reply #13 on: 22 February 2016, 06:26:44 AM »
CITTA

Citta adalah "Keadaan yang mengetahui obyek" atau Keadaan yang menerima, mengingat, berpikir dan mengetahui obyek".

Ada Pernyataan dalam bahasa Pali sebagai berikut:
"ARAMMANAM CINTETITI: CITTAM"
Artinya:
Keadaan yang mengetahui obyek, yaitu yang selalu menerima obyek, keadaan itu di sebut "Kesadaran/pikiran".

Sifat keadaan dari Kesadaran (Pikiran)
Kesadaran/Pikiran (Citta) adalah Sankhata Dhamma (Keadaan yang bersyarat) yaitu tertampak dilahirkannya (uppado-pannayati), tertampak lenyapnya (vayo-pannayati), dan selamanya hal ini masih ada, tertampak perubahan-perubahannya (thitassa-annathattan-pannayati). Kesadaran/Pikiran itu juga di cengkeram oleh Tilakhana (Tiga Corak Umum), yaitu:

1. Anicca Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tidak kekal, tidak tetap, tidak kuat, yaitu tidak dapat bertahan untuk selamanya.

2. Dukkha Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tidak dapat bertahan; dengan tidak dapat bertahan, maka kesadaran/pikiran itu selalu timbul-padam, timbul padam tanpa henti. Karena di cengkeram oleh Anicca, maka timbul Dukkha (tidak memuaskan).

3. Anatta Lakkhana:
Kesadaran/Pikiran itu tanpa inti atau tanpa aku yang kekal, tidak dapat berdiam selamanya.

Penjelasan:
Kesadaran/Pikiran itu selalu timbul-padam. timbul-padam tanpa henti, setelah timbul lalu padam, setelah padam lalu timbul. Proses Kesadaran/Pikiran itu timbul-padam sangat cepat sekali. Dalam satu detik entah sudah berapa ratus kali Kesadaran/Pikiran itu mengalami timbul dan padam tiada hentinya.


Jumlah Citta (Kesadaran/Pikiran)
Bila menurut sifat atau keadaan, bahwa Kesadaran/Pikiran itu adalah "Keadaan/Pikiran yang mengetahui obyek" saja, maka Kesadaran/Pikiran itu hanya satu. Akan tetapi bila menurut "Keadaan yang diketahui" dan "bagian yang diketahui" maka Citta itu ada banyak, yaitu mengetahui dalam hal nafsu keinginan yang baik dan tidak baik (jahat), mengetahui dalam hal rupa-jhana (Jhana bermateri atau tingkat ketenangan batin bermateri), mengetahui dalam hal arupa-jhana (Jhana tidak bermateri atau tingkat ketenangan batin tidak bermateri), mengetahui dalam hal nibbana dan lain-lain. Jadi, bila Kesadaran/Pikiran (Citta) itu dihitung secara terperinci, maka ada 89-121 macam/bulatan. Dalam jumlah tersebut, Citta dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Kamavacara Citta: 54
2. Rupavacara-Citta: 15
3. Arupavacara-Citta: 12
4. Lokuttara-Citta: 8 atau 40
Jumlah keseluruhan Citta = 89 atau 121

~ KAMAVACARA CITTA
KAMA: Kesenangan dan kemelekatan batin terhadap 6 obyek (Arammana 6), yaitu:
a. Obyek warna/bentuk (Ruparammana), yang diserap oleh indirya mata, dan menimbulkan kesadaran penglihatan.
b. Obyek suara (Saddarammana) yang di cerap oleh indriya telinga, dan menimbulkan kesadaran mendengar
c. Obyek bau (Gandharammana) yang dicerap oleh indriya hidung, dan menimbulkan kesadaran mencium.
d. Obyek rasa (Rasarammana), yang di cerap oleh indirya lidah, dan menimbulkan kesadaran mencicip.
e. Obyek sentuhan (Photthabbarammana), yang dicerap oleh indriya badan, dan menimbulkan kesadaran rasa indirya pikiran, dan menimbulkan kesadaran batin.

Atau sesuatu yang di senangi, sesuatu itulah disebut "KAMA", ada pernyataan dalam bahasa Pali sebagai berikut:
"KAMETITI:KAMO(VA) KAMIYATITI: KAMO"
Artinya:
Keadaan yang mempunyai keinginan terhadap obyek kesenangan dan kemelekatan batin, keadaa itu disebut KAMA.
Atau keadaan yang senang dengan nafsu indriya, keadaan itu disebut KAMA.

AVACARA: berkelana atau berdiam
CITTA: Kesadaran atau pikiran

Jadi KAMAVACARA-CITTA adalah Kesadaran/Pikiran yang berkelana di Kama Bhumi atau Kama-loka 11.

Kamavacara-Citta atau kama-citta berjumlah 54, dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Akusala-Citta: 12
2. Ahetuka-Citta: 18
3. Kamavacarasobhana-Citta: 24
Jumlah Kamavacara-Citta: 54

Dalam Kamavacara-Citta 54 ini, YM. Anuruddhacariya Maha Thera mengajarkan Akusala Citta 12 terlebih dahulu, sebab Akusala-Citta ini bila telah timbul kepada seseorang akan memberikan akibat tidak baik. Maka itu patut diketahui sifat/keadaan dari Akusala-Citta yang dapat memberikan akibat yang tidak baik dalam kehidupan kita.

AKUSALA CITTA
Bisa baca di link.... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,4378.0.html

 _/\_ :lotus:




« Last Edit: 22 February 2016, 06:30:22 AM by PUTU GEDE KERAMAS »

Offline amandamai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: -1
  • amandamai
Re: CITTA
« Reply #14 on: 22 February 2016, 11:40:40 PM »
Salah posting
« Last Edit: 22 February 2016, 11:43:17 PM by amandamai »

 

anything