//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!  (Read 77420 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #105 on: 17 June 2010, 11:44:24 PM »
Quote
Sutta ini dikutipkan rekan lain kepada saya untuk ditunjukkan bahwa adanya satu usaha (penghancuran penghalang) dalam Satipatthana, yaitu di bagian:
"He discerns how there is the arising of unarisen sensual desire. And he discerns how there is the abandoning of sensual desire once it has arisen. And he discerns how there is no future arising of sensual desire that has been abandoned"
Saya tidak memahaminya demikian. Di situ hanya ada kata "discern" (melihat), tidak ada indikasi suatu usaha menghancurkan nivarana. Juga, setahu saya, nivarana dihancurkan dalam jhana, sebagaimana nafsu dihilangkan dengan konsentrasi, dan lainnya dihilangkan dengan mengembangkan faktor jhana lainnya. Demikianlah saya katakan tidak ada usaha benar dalam Satipatthana.

Bro Kainyn yang baik,
Boleh tahu dimanakah rujukannya "Jhana menghancurkan nivarana?"
Apakah yang terjadi pada Nivarana bila berlatih Satipatthana? Apakah hanya melihat? Kemudian apa yang terjadi dengan nivarana?

 _/\_
 
Setahu saya nivarana hanya "mengendap" pada saat pencapaian jhana.
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #106 on: 17 June 2010, 11:47:24 PM »
dalam SABASAVA SUTTA buddha menjelaskan :
Dukkha dapat dihilangkan dengan melihat (dassana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengendalikan diri (samvara).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penggunaan (patisevana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penahanan (adhivasana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghindaran (parivajjana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghapusan (vinodana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengembangkan (bhavana).

bagaimana pendapat bro :)

Dalam Sabbasava Sutta, yang dihilangkan tersebut adalah Asava atau nafsu keinginan, bukan Dukkha. Nafsu ini adalah bentukan-bentukan pikiran. Setelah melenyapkan asava dengan tujuh cara demikian, ia dikatakan memotong keinginan (acchecchi taṇhaṃ), melenyapkan belenggu (vivattayi saṃyojanaṃ), dan, dengan penembusan benar akan kesombongan (sammā mānābhisamayā), ia melenyapkan penderitaan.

Sabbasava itu adalah salah satu dari tujuh kereta yang dibicarakan Punna Mantaniputta, tetapi bukan metode pembebasan akhir itu sendiri. Itu pendapat saya. :)


Yang dibold biru di atas ^ :
Apakah Bro Ryu yang salah kutip, atau apa?

Menurut Bro Kay, metode pembebasan akhir itu apa?
Yang bold biru, sepertinya salah terjemahan. Sabbasava Sutta pertama yang saya baca sekitar 3 tahun lalu juga menulis "dukkha".

Metode pembebasan akhir adalah yang berkenaan langsung dengan Satipatthana. 


Berkenaan dengan metode Satipatthana,
Apakah seseorang dapat mencapai pembebasan dengan hanya melaksanakan metode ini?
Ataukah seseorang harus melakukan hal lainnya, seperti moralitas misalnya?
dalam satipatthana Sutta sepertinya ada kok aturan JMB8

Btw, kalau tidak salah mmd tidak mengakui Satipatthana sutta sebagai acuan vipassana yg benar?
yaa... gitu deh

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #107 on: 18 June 2010, 06:52:38 AM »
dalam SABASAVA SUTTA buddha menjelaskan :
Dukkha dapat dihilangkan dengan melihat (dassana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengendalikan diri (samvara).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penggunaan (patisevana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penahanan (adhivasana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghindaran (parivajjana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan penghapusan (vinodana).
Dukkha dapat dihilangkan dengan pengembangkan (bhavana).

bagaimana pendapat bro :)

Dalam Sabbasava Sutta, yang dihilangkan tersebut adalah Asava atau nafsu keinginan, bukan Dukkha. Nafsu ini adalah bentukan-bentukan pikiran. Setelah melenyapkan asava dengan tujuh cara demikian, ia dikatakan memotong keinginan (acchecchi taṇhaṃ), melenyapkan belenggu (vivattayi saṃyojanaṃ), dan, dengan penembusan benar akan kesombongan (sammā mānābhisamayā), ia melenyapkan penderitaan.

Sabbasava itu adalah salah satu dari tujuh kereta yang dibicarakan Punna Mantaniputta, tetapi bukan metode pembebasan akhir itu sendiri. Itu pendapat saya. :)


Yang dibold biru di atas ^ :
Apakah Bro Ryu yang salah kutip, atau apa?

Menurut Bro Kay, metode pembebasan akhir itu apa?
Yang bold biru, sepertinya salah terjemahan. Sabbasava Sutta pertama yang saya baca sekitar 3 tahun lalu juga menulis "dukkha".

Metode pembebasan akhir adalah yang berkenaan langsung dengan Satipatthana. 


Berkenaan dengan metode Satipatthana,
Apakah seseorang dapat mencapai pembebasan dengan hanya melaksanakan metode ini?
Ataukah seseorang harus melakukan hal lainnya, seperti moralitas misalnya?
dalam satipatthana Sutta sepertinya ada kok aturan JMB8

Btw, kalau tidak salah mmd tidak mengakui Satipatthana sutta sebagai acuan vipassana yg benar?
Kalau dalam satipatthana tidak ada JMB8 maka di pakai sebagai acuan, kalau ada JMB8 maka tidak dipakai, itu saja ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #108 on: 18 June 2010, 08:08:39 AM »
menurut saya, tanpa LDM kamma tidak berbuah...

saya hanya bisa menelusuri sampai dg bahasa Inggriss... maaf Pali masih cupu

Quote
"Any action performed with non-greed — born of non-greed, caused by non-greed, originating from non-greed: When greed is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

"Any action performed with non-aversion — born of non-aversion, caused by non-aversion, originating from non-aversion: When aversion is gone, that action is thus abandoned, destroyed at the root, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

"Any action performed with non-delusion — born of non-delusion, caused by non-delusion, originating from non-delusion: When delusion is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

Jadi, sebelum LDM hilang, apakah A-LDM menghasilkan buah kamma?

sebelum LDM hilang, yah semua tindakan yg muncul berakar dari LDM. justru a-LDM hanya terjadi ketika LDM hilang dulu.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #109 on: 18 June 2010, 08:29:24 AM »
Bro Kainyn yang baik,
Boleh tahu dimanakah rujukannya "Jhana menghancurkan nivarana?"
Apakah yang terjadi pada Nivarana bila berlatih Satipatthana? Apakah hanya melihat? Kemudian apa yang terjadi dengan nivarana?

 _/\_
Sorry, Bro fabian. Saya tidak ingat rujukannya. Seingat saya, Jhana menghancurkan nivarana tetapi bukan penyebab dari nivarana itu sendiri, sehingga bisa muncul lagi ketika kekuatan jhananya hilang.
Untuk nivarana pada yang berlatih satipatthana, saya tidak tahu karena jelas definisi satipatthana kita berbeda. Buat saya, benar hanya "melihat". Pada orang yang berhasil menyadari hal tersebut, maka ia tidak melekat lagi di sana, maka nivarana bukan dihancurkan dan hal lain dikembangkan. 


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #110 on: 18 June 2010, 08:42:27 AM »
sebelum LDM hilang, yah semua tindakan yg muncul berakar dari LDM. justru a-LDM hanya terjadi ketika LDM hilang dulu.
Dalam Sutta itu tertulis ketika LDM hilang, A-LDM hilang. Tidak disebutkan A-LDM timbul ketika LDM hilang.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #111 on: 18 June 2010, 08:42:34 AM »
di sutta itu tertulis tiga penyebab asal mula tindakan. (LDM) menghasilkan karma

dan juga ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan. (ALADAM) tidak muncul lagi di masa depan.
Jadi A-LDM tidak menghasilkan kamma?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #112 on: 18 June 2010, 08:56:31 AM »
Berkenaan dengan metode Satipatthana,
Apakah seseorang dapat mencapai pembebasan dengan hanya melaksanakan metode ini?
Ataukah seseorang harus melakukan hal lainnya, seperti moralitas misalnya?
Kutipan dari Maha-Satipatthana:

"Para bhikkhu, siapa saja yang melaksanakan Empat Landasan Kesadaran untuk tujuh tahun, salah satu dari dua pahala yang dapat diharapkan dalam penghidupan sekarang, yaitu tercapainya Pengetahuan Tertinggi 2) atau jika masih terlahir akan mencapai anagami.
Atau, jangankan tujuh tahun, para bhikkhu, siapa saja yang melaksanakan Empat Landasan Kesadaran ini hanya untuk enam tahun ..., untuk lima tahun ..., untuk empat tahun ...., untuk tiga tahun ..., untuk hanya dua tahun, dalam dirinya dapat diharapkan salah satu dari dua pahala ini, yaitu dalam kehidupan ini tercapainya Pengetahuan Tertinggi atau jika masih terlahir lagi akan mencapai anagami.
Atau, jangankan satu tahun, para bhikkhu, Empat Landasan Kesadaran ini untuk enam bulan, atau untuk lima bulan, atau untuk empat bulan, atau untuk tiga bulan, atau untuk dua bulan atau untuk satu bulan, atau hanya setengah bulan saja dalam dirinya dapat diharapkan salah satu dari pada dua pahala ini, yaitu tercapainya Pengetahuan Tertinggi atau jika masih terlahir lagi akan mencapai anagami.
Atau, jangankan setengah bulan, para bhikkhu, siapa saja yang melaksanakan Empat Landasan Kesadaran ini untuk tujuh hari, dalam dirinya dapat diharapkan salah satu dari pada dua pahala ini, yaitu dalam kehidupan ini tercapai Pengetahuan Tertinggi atau jika terlahir lagi akan mencapai anagami."

Apakah di situ disinggung moralitas atau hal lainnya?

Mungkin orang akan berkata, "oh, kalo gitu ga perlu sila & lainnya, donk?!"
Maka saya akan menjawab, "betul, tidak perlu, JIKA DAN HANYA JIKA anda bisa melakukan Satipatthana tersebut tanpa terputus selama seumur hidup."

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #113 on: 18 June 2010, 09:09:45 AM »

Maafkan saya yg cupu ini.
Apakah rekan2 bisa memberikan contoh perbuatan yang A-LDM dalam kehidupan sehari-hari?

Sepertinya ada perbedaan pendapat di sini.
A-LDM menurut saya adalah perbuatan baik kita sehari-hari yang kebalikan dari LDM, misalnya: mengasihi orang lain, berdana, menjalankan moralitas, dsb.

Perbuatan ini, sesuai Nidana Sutta itu, adalah menghasilkan kamma. Kemudian setelah LDM tidak ada (penembusan Arahata-phala), maka perbuatan A-LDM ini sudah tidak muncul lagi.


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #114 on: 18 June 2010, 10:12:57 AM »
di sutta itu tertulis tiga penyebab asal mula tindakan. (LDM) menghasilkan karma

dan juga ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan. (ALADAM) tidak muncul lagi di masa depan.
Jadi A-LDM tidak menghasilkan kamma?
menurut komentar d sana sih begini :
14 Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Tindakan-tindakan duniawi yang muncul dari tiga akar yang baik ini tidak dapat digambarkan sebagai "tidak lagi bisa muncul di masa depan". Sebaliknya, tindakan-tindakan semacam itu, karena merupakan "kamma terang dengan hasil terang" (Teks 90), akan memberikan buah-buah yang menyenangkan dan menyebabkan kelahiran yang beruntung.

15 AA menjelaskan perumpamaan itu demikian: Benih-benih di sini mewakili kamma yang baik dan kamma yang tidak baik. Orang yang membakarnya dengan api mewakili meditator. Api itu mewakili pengetahuan tentang Jalan Mulia. Waktu ketika orang itu membakar benih-benih itu sama seperti waktu ketika meditator membakar kekotoran batin dengan pengetahuan tentang Sang Jalan. Waktu ketika benih itu telah dihancurkan sampai menjadi abu adalah waktu ketika penopang lima kandha terpotong akarnya (yaitu selama kehidupan arahat, ketika lima khanda tidak lagi ditopang oleh nafsu keinginan). Waktu ketika abu itu disebarkan oleh angin atau terbawa oleh arus dan tidak lagi dapat tumbuh adalah waktu ketika lima kandha itu berhenti sepenuhnya (dengan parinibbana arahat itu) dan tidak pernah lagi terwujud di dalam lingkaran dumadi.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #115 on: 18 June 2010, 11:16:05 AM »
menurut komentar d sana sih begini :
14 Aspek positif dari tiga akar yang baik adalah: tidak adanya nafsu (meninggalkan keduniawian, tidak melekat), cinta kasih, dan kebijaksanaan. Di sini, tindakan yang muncul dari tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, dan tanpa-kebodohan-batin harus dipahami bukan sebagai tindakan bajik biasa melainkan sebagai "kamma yang bukannya gelap dan juga bukannya terang, dengan akibat yang bukan gelap dan juga bukan terang, dengan hasil yang bukan gelap dan bukan terang, yang membawa menuju hancurnya kamma" (Teks 90), yaitu, niat untuk mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Tindakan-tindakan duniawi yang muncul dari tiga akar yang baik ini tidak dapat digambarkan sebagai "tidak lagi bisa muncul di masa depan". Sebaliknya, tindakan-tindakan semacam itu, karena merupakan "kamma terang dengan hasil terang" (Teks 90), akan memberikan buah-buah yang menyenangkan dan menyebabkan kelahiran yang beruntung.

15 AA menjelaskan perumpamaan itu demikian: Benih-benih di sini mewakili kamma yang baik dan kamma yang tidak baik. Orang yang membakarnya dengan api mewakili meditator. Api itu mewakili pengetahuan tentang Jalan Mulia. Waktu ketika orang itu membakar benih-benih itu sama seperti waktu ketika meditator membakar kekotoran batin dengan pengetahuan tentang Sang Jalan. Waktu ketika benih itu telah dihancurkan sampai menjadi abu adalah waktu ketika penopang lima kandha terpotong akarnya (yaitu selama kehidupan arahat, ketika lima khanda tidak lagi ditopang oleh nafsu keinginan). Waktu ketika abu itu disebarkan oleh angin atau terbawa oleh arus dan tidak lagi dapat tumbuh adalah waktu ketika lima kandha itu berhenti sepenuhnya (dengan parinibbana arahat itu) dan tidak pernah lagi terwujud di dalam lingkaran dumadi.

Jadi Bro ryu setuju dengan Bro tesla atau dengan komentar tersebut?

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #116 on: 18 June 2010, 11:33:53 AM »
sebelum LDM hilang, yah semua tindakan yg muncul berakar dari LDM. justru a-LDM hanya terjadi ketika LDM hilang dulu.
Dalam Sutta itu tertulis ketika LDM hilang, A-LDM hilang. Tidak disebutkan A-LDM timbul ketika LDM hilang.

mohon pentunjuk, saya ga nemuin ketika LDM hilang, A-LDM ikut hilang.

sedang kata saya ketika A-LDM muncul, LDM hilang adalah pengertian langsung, common sense saja.
dari kata non-delusion, non-greed, non-aversion. yg maknanya ketika itu tidak ada greed, aversion & delusion.

tapi kurang lebih saya menangkap maksud bro Kainyn sbb:
1. Any action performed with non-greed — born of non-greed, caused by non-greed, originating from non-greed:
2. When greed is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

bro Kainyn melihat ini sebagai #1 diikuti #2, sedang saya melihat sbg 1 kesatuan dimana kalimat #2 merupakan penjelasan thd kalimat #1, benar?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #117 on: 18 June 2010, 11:41:37 AM »
Jadi Bro ryu setuju dengan Bro tesla atau dengan komentar tersebut?
saya melihat ketika tindakan dilakukan dengan aLDM, terlahir dari aLDM, disebabkan oleh aLDM, muncul dari aLDM, kemudian LDM lenyap, LDM di tinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.

kemudian sesuai dengan perumpamaan karena tindakan aLDM, maka tindakan tindakan LDM ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.

Demikian.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #118 on: 18 June 2010, 11:47:35 AM »

Maafkan saya yg cupu ini.
Apakah rekan2 bisa memberikan contoh perbuatan yang A-LDM dalam kehidupan sehari-hari?
"Para bhikkhu, petapa kelana dari kelompok lain mungkin bertanya kepada kalian demikian: 'Sahabat, ada tiga sifat ini: nafsu,52  kebencian dan kebodohan batin. Sahabat, apakah perbedaan di antara tiga sifat ini, apakah ketidaksamaan dan kelainannya?' Jika ditanya demikian, para bhikkhu, bagaimanakah kalian akan menjawab petapa-petapa kelana dari sekte lain itu?"

"Bagi kami, Bhante, akar ajaran ada pada Yang Terberkati, dan Bhantelah pembimbing serta sumbernya. Adalah baik jika Bhante sendiri mau menjelaskan arti dari pernyataan ini. Setelah mendengarkan Bhante, para bhikkhu akan menyimpannya di pikiran."

"Kalau demikian, para bhikkhu, dengarkanlah dengan seksama. Aku akan berbicara."

"Baik, Bhante," jawab para bhikkhu. Sang Buddha mengatakan demikian:

"Jika para petapa kelana dari sekte lain menanyakan tentang perbedaan, ketidaksamaan, dan kelainan di antara tiga sifat ini, demikian ini kalian harus menjawab: 'Nafsu tidak amat tercela tetapi sulit dihilangkan. Kebencian lebih tercela tetapi lebih mudah dihilangkan. Kebodohan batin sangat tercela dan sulit dihilangkan.'53

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi munculnya nafsu yang tadinya belum muncul, dan bagi meningkat serta menguatnya nafsu yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Objek yang indah: bagi orang yang memperhatikan objek yang indah secara tidak benar, maka nafsu yang tadinya belum muncul akan muncul dan nafsu yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.'54

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi munculnya kebencian yang tadinya belum muncul, dan bagi meningkat serta menguatnya kebencian yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Objek yang menjijikkan: bagi orang yang memperhatikan objek yang menjijikkan secara tidak benar, maka kebencian yang tadinya belum muncul akan muncul dan kebencian yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi munculnya kebodohan batin yang tadinya belum muncul, dan bagi meningkat serta menguatnya kebodohan batin yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Perhatian yang tidak benar: bagi orang yang memperhatikan hal-hal secara tidak benar, maka kebodohan batin yang tadinya belum muncul akan muncul dan kebodohan batin yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi tidak munculnya nafsu yang belum muncul, dan bagi lenyapnya nafsu yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Objek yang menjijikkan: bagi orang yang memperhatikan objek yang menjijikkan secara benar, maka nafsu yang belum muncul tidak akan muncul dan nafsu yang telah muncul akan ditinggalkan.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi tidak munculnya kebencian yang belum muncul, dan bagi lenyapnya kebencian yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Pembebasan pikiran oleh cinta kasih: bagi orang yang memperhatikan secara benar kebebasan pikiran oleh cinta kasih, maka kebencian yang belum muncul tidak akan muncul dan kebencian yang telah muncul akan ditinggalkan.'

"Jika mereka bertanya: 'Sahabat, apakah penyebab dan alasan bagi tidak munculnya kebodohan batin yang belum muncul, dan bagi lenyapnya kebodohan batin yang telah muncul?' Kalian harus menjawab: 'Perhatian yang benar: bagi orang yang memperhatikan hal-hal secara benar, maka kebodohan batin yang belum muncul tidak akan muncul dan kebodohan batin yang telah muncul akan lenyap."'
(AN III, 68)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Baru sadar bahwa Lobha, Dosa, Moha bukan masalah!
« Reply #119 on: 18 June 2010, 12:21:55 PM »
mohon pentunjuk, saya ga nemuin ketika LDM hilang, A-LDM ikut hilang.

sedang kata saya ketika A-LDM muncul, LDM hilang adalah pengertian langsung, common sense saja.
dari kata non-delusion, non-greed, non-aversion. yg maknanya ketika itu tidak ada greed, aversion & delusion.

tapi kurang lebih saya menangkap maksud bro Kainyn sbb:
1. Any action performed with non-greed — born of non-greed, caused by non-greed, originating from non-greed:
2. When greed is gone, that action is thus abandoned, its root destroyed, made like a palmyra stump, deprived of the conditions of development, not destined for future arising.

bro Kainyn melihat ini sebagai #1 diikuti #2, sedang saya melihat sbg 1 kesatuan dimana kalimat #2 merupakan penjelasan thd kalimat #1, benar?

Saya juga melihatnya satu kesatuan. Kata "that action" dalam frasa 2 merujuk pada "action performed with non-greed..." yang ketika padamnya lobha (lobhavigate), juga ditinggalkan seperti tunggul palmyra dst.

alobhapakataṃ kammaṃ alobhajaṃ alobhanidānaṃ alobhasamudayaṃ, lobhevigate evaṃ taṃ kammaṃ pahīnaṃ hoti ucchinnamūlaṃ tālāvatthukataṃ anabhāvaṅkataṃ āyatiṃ anuppādadhammaṃ


Perbuatan A-LDM di sini bukanlah kondisi di mana LDM padam, tetapi adalah "lawan/kebalikan dari LDM". Keduanya adalah penyebab kamma:
-Lobho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, doso nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, moho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya
-Alobho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, adoso nidānaṃ kammānaṃ samudayāya, amoho nidānaṃ kammānaṃ samudayāya.)

Di sini tidak dibahas mengenai vipaka, hanya pada kamma-nya saja. Ketika LDM hilang, maka tidak ada lagi pembentukan kamma karena sudah kehilangan penyebabnya, baik LDM maupun A-LDM.


 

anything