//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1782133 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7095 on: 08 May 2013, 03:03:02 PM »
Anda tidak menangkap esensi tulisan. Makan petai, membaca surat kabar, mengemudi, mengakses forum Dhammacitta, semua adalah aktivitas Buddhis. Pengakuan yang Anda sebut terjadi karena ada upaya asosiasi (penyamaan) aktivitas Buddhis dengan ajaran Buddhisme. Contohnya, jika suatu hari setiap setelah khotbah dharma lalu umat diberi makan petai, maka akan muncul stigma (kesan) dimana makan petai adalah tradisi Buddhis, minimal setelah khotbah dharma. Ini juga terjadi pada saat jaman Orde Baru, dimana agama Buddha, Tao, dan Konghucu disatukan dalam satu wadah - agama Buddha, sehingga ada stigmatisasi bahwa tradisi tertentu merupakan ajaran agama tertentu, atau istilah mudahnya ketiga tradisi dan agama yang disatukan, jadi tercampur-aduk.

Sama halnya, jika Anda kurang mengerti contoh di atas, Anda bisa ambil contoh budaya duduk di lantai dalam mendengarkan khotbah. Ini juga bukan diajarkan secara baku, tapi turun temurun dari jaman Sang Buddha hingga sekarang. Yang terbaru, duduk dengan bantal setebal sekian sentimeter, ini juga budaya yang akan jadi stigma seiring dibiasakannya dalam waktu yang lama. Tentu boleh-boleh saja, jika suatu hari ada pelurusan dan klarifikasi dari umat Buddha, bahwa duduk di lantai, duduk dengan bantal meditasi, menyanyi setelah selesai khotbah, mengucapkan anumodana lebih sering daripada terima kasih, menggunakan bahasa Pali, dlsb adalah bukan tradisi Buddhis(me). Cuma, yang perlu diingat: Jangan menyampaikannya secara tidak sopan. Saya kira, Buddha Gautama sendiri tidak pernah menyebut tokoh aliran lain dengan sebutan-sebutan yang kurang pantas. Buddha Gautama, bahkan berpesan jika ajaran-Nya sendiri yang dijelekkan dan/atau dipuji, haruslah sang murid tidak terganggu (sedih, marah, senang, tinggi hati, dsb) atas hinaan/pujian yang diterimanya.

Berkata-kata tidak pantas hanya akan menjadi praktek ucapan dan pikiran yang buruk, terlepas dari yang dikatakannya benar atau tidak.

Menghakimi pencuri dengan dalih bahwa ia adalah pencuri, merupakan sebuah upaya pembenaran atas tindakan/perbuatan jahat.
Mengucapkan kata-kata tidak pantas pada kepercayaan yang dianut makhluk lain dengan alasan bahwa ia menyimpang dari ajaran Buddha dan mengaku-ngaku sebagai bagian dari ajaran Buddha, adalah upaya pembenaran atas sebuah perbuatan jahat dengan pikiran dan ucapan.

Secara substansi, tidak ada bedanya penghakiman pencuri dengan ucapan kurang pantas pada tokoh agama atau aliran lain. Dilihat dari sisi apapun tetap salah. :)

Salam. _/\_
Bapak Sunya, di post anda sebelumnya anda menulis "ini bukan tradisi Buddhis" dan di post ini anda menulis "ini bukan aktivitas Buddhis". Post saya di atas merespon  mengenai tradisi Buddhis yg anda sampaikan di post2 sebelumnya, bukan aktivitas Buddhis yg anda sampaikan di post ini. Mungkin tradisi dan aktivitas itu bersinonim? Jujur saya kurang tau.
« Last Edit: 08 May 2013, 03:16:10 PM by Sunyata »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7096 on: 09 May 2013, 06:01:31 AM »
Saya sama sekali tidak menyebut sesuatu sebagai salah. Bagi saya apapun kebenaran yang Anda anut dan percayai, sampaikan dan delegasikan pemikiran Anda secara sopan,

wong saya tidak pernah maki kok, yang mana tidak sopan ?
si badut Lu lucu kok.

Quote
sebab guru Anda saya yakin seorang yang agung.

kok bisa tahu guru saya yang mana dan agung ?  ???

Quote
Jika tentunya Anda juga tidak keberatan agama Buddha diperlakukan sama seperti Anda memperlakukan tokoh dan juga konsep agama dan aliran lain, maka silakan teruskan cara-cara Anda.

tidak keberatan, malah enteng aja
wong hak siapa pun untuk bebas mengkritik kok !  ;D

Quote
Saya yakin, walau Buddha disebut berhala atau dijadikan ikon sebuah bar, tentu Anda juga tidak keberatan 'kan?

bagi saya tidak apa2 kok !, dikatakan berhala atau jadikan icon apa aja,
umat lain saya tidak tahu kalau tidak setuju
.
malah saya termasuk orang yang tidak setuju ikut demo dan protes kok.
biar aja mau jadi buddha bar, buddha cafe, buddha diskotik, buddha .... apa aja, silahkan kok

dutiyampi : tidak keberatan, enteng kok

Quote
Sesekali saya juga membaca bahwa Pangeran Siddharta disebut tidak bertanggung jawab dan durhaka terhadap orang tua, juga (seharusnya) tidak masalah bagi Anda 'kan?

mosok melarang orang kritik, mana bisa !
hidup ini tidak bisa memuaskan semua orang.

Quote
Jika ada badut di abad ke 21 ini, apa ada badut juga di India 2500 tahun yang lalu?

siapa badut India yang terkenal itu, namanya siapa, ai juga ingin tahu !

Quote
Berani berbuat, siap dengan konsekuensi.

siap.
btw anda sudah daftar jadi anggota badut Lu  ^-^

Quote
Tidak heran agama Buddha banyak mendapat pelecehan dan rintangan, ternyata merupakan buah vipaka dari umat-umatnya sendiri.

mosok hanya agama Buddha aja, wong semua mahluk hidup punya buah vipaka kok
termasuk anda yang sudah 'bukan umat awam'. lagi :))

Quote
Salam introspeksi. Semoga berbahagia.  _/\_

 :)
« Last Edit: 09 May 2013, 06:04:43 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7097 on: 09 May 2013, 08:51:44 AM »
Bapak Sunya, di post anda sebelumnya anda menulis "ini bukan tradisi Buddhis" dan di post ini anda menulis "ini bukan aktivitas Buddhis". Post saya di atas merespon  mengenai tradisi Buddhis yg anda sampaikan di post2 sebelumnya, bukan aktivitas Buddhis yg anda sampaikan di post ini. Mungkin tradisi dan aktivitas itu bersinonim? Jujur saya kurang tau.

Mohon maaf, rekan Sunyata, saya lihat Anda lebih memperhatikan kata-kata daripada substansi dari sebuah tulisan. Jika memang Anda demikian teliti membaca kata per kata (bukan inti dan makna dari tulisan), mengapa Anda tidak menyadari bahwa saya tidak menulis seperti yang Anda beri tanda petik di atas?

Dalam komunikasi maupun dharma, bagi saya yang terpenting adalah esensi, substansi, inti dan maksud dari sebuah ayat, kutipan, tulisan maupun perkataan dari pihak yang kita dengar atau baca. Kata-kata adalah sarana, alat, bukan inti dari yang mau disampaikan.

Sudahkah Anda menangkap makna yang saya sampaikan dalam tulisan tersebut? Alih-alih mempersoalkan kata-kata yang juga tidak prinsip sifatnya. :)

Salam.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7098 on: 09 May 2013, 09:18:14 AM »
WARNING...
Belut in action!!!

Offline Ms. Q

  • Teman
  • **
  • Posts: 67
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7099 on: 09 May 2013, 11:24:28 AM »
^^
uwiii kk badut nongol jg yaw.. xixixixix....  :P

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7100 on: 09 May 2013, 11:43:11 AM »
aye ikutan menyimak aja di pojokan sambil minum  ~o)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7101 on: 09 May 2013, 03:31:57 PM »
aye ikutan menyimak aja di pojokan sambil minum  ~o)

ikutlah,

biar tembus 500 page  ;D
« Last Edit: 09 May 2013, 03:38:26 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7102 on: 09 May 2013, 03:34:26 PM »
WARNING...
Belut in action!!!

ini master belut
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7103 on: 10 May 2013, 06:58:25 AM »
Mohon maaf, rekan Sunyata, saya lihat Anda lebih memperhatikan kata-kata daripada substansi dari sebuah tulisan. Jika memang Anda demikian teliti membaca kata per kata (bukan inti dan makna dari tulisan), mengapa Anda tidak menyadari bahwa saya tidak menulis seperti yang Anda beri tanda petik di atas?

Dalam komunikasi maupun dharma, bagi saya yang terpenting adalah esensi, substansi, inti dan maksud dari sebuah ayat, kutipan, tulisan maupun perkataan dari pihak yang kita dengar atau baca. Kata-kata adalah sarana, alat, bukan inti dari yang mau disampaikan.

Sudahkah Anda menangkap makna yang saya sampaikan dalam tulisan tersebut? Alih-alih mempersoalkan kata-kata yang juga tidak prinsip sifatnya. :)

Salam.  _/\_
Baiklah, itu kesalahan saya. Anda memang tidak menulis "ini bukan aktivitas Buddhis", tetapi "ini adalah aktivitas Buddhis", benar begitu?

Aneh memang, tapi ketika anda dipanggil belut anda lebih memerhatikan kata belut dari pada esensinya. Sekarang malah menasihati orang lain.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7104 on: 10 May 2013, 07:01:19 AM »
Juga saat master Lu disebut badut anda lebih memerhatikan kata badut ketimbang esensinya. Mohon Bapak Sunya memberikan kejelasan sehubungan dengan esensi penting dan kata-kata hanya sarana untuk menyampaikannya.

Di sini Bapak Sunya juga memerhatikan kata-kata. Sudahkah Bapak Sunya menangkap makna yang disampaikan dalam tulisan tersebut? Alih-alih mempersoalkan kata-kata yang juga tidak prinsip sifatnya. :)
« Last Edit: 10 May 2013, 07:16:30 AM by Sunyata »

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7105 on: 10 May 2013, 11:59:07 AM »
Rekan Sunyata yang berbahagia, bagi saya esensi dari penyebutan badut maupun belut adalah ketidakhormatan seseorang pada pihak lain, entah itu seorang individu yang dibicarakan, maupun teman diskusi yang bersangkutan.

Jika saja penyebutan badut, belut dan lain-lain bisa digunakan dalam forum resmi, rapat kenegaraan maupun diskusi-diskusi formal kemasyarakatan, termasuk dalam forum agama, maka saya rasa bukan masalah. Yang menjadi masalah, ketika suatu hal dianggap tidak lumrah, tapi tetap digunakan (dengan alasan tidak hormat / disrespect, dan lain-lain) maka sewajarnya saya mempertanyakan atau juga membantu mengingatkan.

Saya kira Anda juga cukup arif dan memiliki pergaulan luas, untuk mengetahui makna konotasi dari sebutan badut maupun nama binatang kepada seseorang, sehingga saya kira ini tidak layak diperpanjang. Kecuali, jika tentunya Anda menganggap sebutan itu wajar dan juga tidak menyalahi kaidah sopan santun dan saling menghargai, terutama ucapan benar dalam ajaran Buddha, saya pribadi mempersilakan Anda menentukan sikap dan pilihan hidup Anda. Mulut, pikiran dan anggota tubuh kita, kita sendiri yang menjaganya, bukan?

Salam bersih hati (pikiran), bersih ucapan dan tindakan.

Semoga berbahagia.  _/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7106 on: 10 May 2013, 12:27:56 PM »
Rekan Sunyata yang berbahagia, bagi saya esensi dari penyebutan badut maupun belut adalah ketidakhormatan seseorang pada pihak lain, entah itu seorang individu yang dibicarakan, maupun teman diskusi yang bersangkutan.

Jika saja penyebutan badut, belut dan lain-lain bisa digunakan dalam forum resmi, rapat kenegaraan maupun diskusi-diskusi formal kemasyarakatan, termasuk dalam forum agama, maka saya rasa bukan masalah. Yang menjadi masalah, ketika suatu hal dianggap tidak lumrah, tapi tetap digunakan (dengan alasan tidak hormat / disrespect, dan lain-lain) maka sewajarnya saya mempertanyakan atau juga membantu mengingatkan.
Ini kan cuma persepsinya pak Sunya,,,
bagaimana kalau yang memberi julukan Belut dan Badut itu memiliki maksud lain??

menurut saya, malah Badut itu bagus, buat menghibur orang-orang...
kenapa dikaitkan dengan disrespect?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7107 on: 10 May 2013, 12:32:42 PM »
Ini kan cuma persepsinya pak Sunya,,,
bagaimana kalau yang memberi julukan Belut dan Badut itu memiliki maksud lain??

menurut saya, malah Badut itu bagus, buat menghibur orang-orang...
kenapa dikaitkan dengan disrespect?

Saya kira sudah jelas makna dan tujuan sebutan tersebut, bukan masalah dipersepsikan atau tidak. Dari diskusi maupun debat yang sudah berlangsung, khususnya di thread ini sudah dapat disimpulkan bahwa tujuan si pemberi nama/julukan adalah disrescpect.

Bagi sebagian orang seekor anjing adalah hewan yang lucu dan setia. Maukah Anda dipanggil dengan nama hewan tersebut? Jika memang Anda tidak paham atau tidak mau paham, sebaiknya Anda pelajari apa makna denotasi dan konotasi sebuah kata.

Salam.  _/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7108 on: 10 May 2013, 12:40:22 PM »
Saya kira sudah jelas makna dan tujuan sebutan tersebut, bukan masalah dipersepsikan atau tidak. Dari diskusi maupun debat yang sudah berlangsung, khususnya di thread ini sudah dapat disimpulkan bahwa tujuan si pemberi nama/julukan adalah disrescpect.

Bagi sebagian orang seekor anjing adalah hewan yang lucu dan setia. Maukah Anda dipanggil dengan nama hewan tersebut? Jika memang Anda tidak paham atau tidak mau paham, sebaiknya Anda pelajari apa makna denotasi dan konotasi sebuah kata.

Salam.  _/\_
bisa dijelaskan makna konotasi dan denotasi pak sunya??

darimana pak sunya tau saya bersedia atau tidak dipanggil demikian?
menurut saya sebutan badut itu malah merupakan penghargaan lhoo, karena jadi seorang penghibur....
kenapa harus menganggap profesi badut jelek??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #7109 on: 10 May 2013, 01:02:16 PM »
bisa dijelaskan makna konotasi dan denotasi pak sunya??

darimana pak sunya tau saya bersedia atau tidak dipanggil demikian?
menurut saya sebutan badut itu malah merupakan penghargaan lhoo, karena jadi seorang penghibur....
kenapa harus menganggap profesi badut jelek??

Saya tidak merasa perlu menjelaskan, sebab nilai etika dan moralitas saja sepertinya Anda tidak mau paham.

Saya tidak mengatakan Anda bersedia atau tidak bersedia, silakan dibaca lagi.

Apa pernah saya menyatakan profesi badut jelek? Anda mungkin sama sekali tidak paham substansi. Jika Anda hilangkan kedua istilah badut dan belut pun, tetap unsur pelecehan dan penghinaan telah ada di thread ini. Dari awal yang dipermasalahkan adalah substansi penghinaan, bukan kedua istilah tersebut. Namun lucunya justru kedua istilah ini yang terus didefinisikan dan mau dideskripsikan seolah-olah bukan makna konotatif.

Bagaimanapun seseorang mau menjelaskan bahwa anjing hewan lucu dan penurut, saya kira mayoritas manusia tidak ingin dipanggil dengan sebutan anjing. Jika Anda tidak mau paham juga, saya kira dialog ini tidak perlu dilanjutkan. Silakan menganggap badut adalah sebutan baik, belut adalah sebutan baik. Saya kira memang definisinya baik. Dan Anda juga sangat menghargai Bapak Lu dengan sebutan tersebut.

Saya percaya Anda berniat baik.

Salam kejujuran dan kebaikan.  _/\_