//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?  (Read 47594 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #165 on: 06 December 2008, 02:55:57 PM »
    
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?

Kwitiau goreng sea foo, japanese green tea with ice....
Kalau bahas terus ngak ada makannyanya... apakah itu masuk LOGIKA?

Nah... sambil makan kita bahas lagi...........

Ada berapakah cara berpikir? dan bagaimana menggunakakan teknik masing?...

saya mulai... dan Silahkan yg lain melengkapin...


1. Optimal Thinking
2. Lateral Thinking
3. Transformational Thinking
4. Creative Thinking
5. Clear Thinking..

dst
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #166 on: 06 December 2008, 02:57:24 PM »
Quote from: kutho
Orang pandai ini menggolongkan kalimat satu "tidak universal" entah berdasarkan apanya....
Pembunuhan menurut Buddhisme:
1. Ada mahluk
2. Ada niat membunuh mahluk
3. Ada usaha dilakukan
4. mahluk mati

Pasti dibilang sama orang pandai ga universal deh.

jelaskan, apakah itu "definisi" atau "keterangan". jika pembunuhan itu X, dan X itu pembunuhan, maka X adalah definisi dari pembunuhan.

jika 4 point tersebut merupakan definisi pembunuhan, maka itu tidak memenuhi syarat definisi.
jika itu keterangan, memang harus dipertanyakan universalitasnya.

Mengapa tidak memenuhi syarat definisi?

[at] kainyin

seharusnya yg no. 4 itu : "kematian dari makhluk ybs, akibat dari perbuatan si pelaku (pembunuh)"

kalau begitu seharusnya sudah memenuhi syarat definisi (tidak menggantung - defiinisinya jelas)

Iya, tentu saja. 4 itu 'kan memang berurutan. Kalau mengetahui kucing, niatnya membunuh burung, tindakannya melempari cicak, lalu ada tikus yang mati, jelas bukan pembunuhan namanya :)
Itu semua (4 point) maksudnya masih dalam satu "kasus".

Offline pujianto

  • Teman
  • **
  • Posts: 76
  • Reputasi: 6
  • Buka pintu hati, emang ada pintunya?
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #167 on: 06 December 2008, 02:57:46 PM »
Quote from: kutho
Maunya anda seperti apa? semua orang berpaling dari ajaran Buddha ikutin logika anda sendiri?

belajar ajaran apapun harus logic donk. kalau tidak logic, belum tentu ajaran tersebut sesat, tapi ada indikasi "ajaran tersebut sesat".

anda jangan menempelkan "ajaran sesat" pada sesuatu yang tidak logik
Semoga semua makhluk berbahagia

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #168 on: 06 December 2008, 02:59:00 PM »
yaaahhhhhhhhhh..

silahkan dilanjutkan disini


http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6843.msg115185#msg115185


kalo ada yg ketinggalan kan tinggal di quote aja
i'm just a mammal with troubled soul



Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #169 on: 06 December 2008, 02:59:29 PM »
Quote from: kutho
Maunya anda seperti apa? semua orang berpaling dari ajaran Buddha ikutin logika anda sendiri?

belajar ajaran apapun harus logic donk. kalau tidak logic, belum tentu ajaran tersebut sesat, tapi ada indikasi "ajaran tersebut sesat".

Untuk aplikasi (dalam kehidupan sehari-hari), silahkan gunakan logic (berdasarkan pengalaman hidup sendiri) untuk mengetesnya.
Untuk masalah doktrin, tidak bisa menguji dengan kriteria yang anda tetapkan sendiri, harus tetap sesuai aturan main.
Misalnya mengenai pembunuhan, juga mengenai pohon termasuk benda hidup dalam dhamma. Tidak bisa dipaksakan sebagai mahluk, hanya karena menggenggam biologi. Itu yang biasa orang Zen katakan, ingin minum teh baru, kosongkan dulu cangkir dari teh lama.




sebagai contoh :

saya gak pernah memaksakan kepada budhist kalau pohon itu makhluk hidup. walaupun menurut ilmu biologi itu makhluk hidup. saya manut apa apa kata orang budhist. tapi ketika saya bertanya, "mengapa pohon tidak berbatin?" nah, jawabannya harus logic donk! tidak logic, itu namanya logi, eh gilo!
saya tidak pernah menuntut orang untuk berbicara sesuai aturan hukum logika, kecuali apabila orang itu sendiri yang lebih dulu membuat pernyataan logic, apalagi so logic, pasti gw jajal ke logicannya itu. di dunia ini terlalu banyak orang mengumbar omongan, "logika, pake logika, logikanya begini dan begitu", tapi dia sebenarnya gak ngerti bener, apa itu logika. cuma kenal istilah dowang wang wang!

umat budhist