//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?  (Read 41669 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« on: 27 August 2009, 09:38:28 PM »
sebelumnya maaf, saya tidak tahu board yang tepat. saya pilih board theravada aja.

aku tidak tahu pasti, mengapa aku lebih condong untuk mengikuti ajaran Theravada dari pada mahayana.

sebenarnya aku ingin tahu, apakah aku mempunya gejala panatik atau memang kecenderuganku beralasan.

hanya saja, ketika aku membaca dialog sang budha dalam Mahayana, misalnya, saya kok suka berpikir "masa sih budha ngomong kayak gitu". hatiku menjadi tidak senang, karena menganggap sabda sang budha tidak bijaksana. walaupun begitu, aku terus mencoba membaca artikel-artikel Mahayana. tetapi, anehnya semakin lama, aku malah semakin tidak suka dengan ajaran Mahayana.

sedangkan ketika aku membaca naskah-naskah Theravada, aku melihat sosok manusia bijaksana pada diri sang Budha. ajaran-ajarannya sangat indah dan menggembirakan hatiku. makin lama, aku makin tertarik dengan ajaran Theravada.

saya juga pernah melihat wawancara tiga orang bikhu dari tiga mazhab budha yang ada di Indonesia. setiap pertanyaan reporter di jawab oleh setiap bikhu. anehnya, jawaban dari bikhu mazhab lain selalu terasa olehku tidak mengena, dan aku berpikir "ah, masa begitu". tapi kalau yang jawab adalah bikhu theravada, hati saya jadi riang dan berkata, "nah, itu baru benar."


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #1 on: 27 August 2009, 10:06:32 PM »
Kalau anda melihat dari luar terus maka yang akan anda dapatkan selalu sebuah kekecewaan, mulailah melihat kedalam maka anda akan mendapat pengetahuan yang lebih bermanfaat. :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #2 on: 28 August 2009, 09:00:14 AM »
Hebat, anda "menciptakan" Buddha.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #3 on: 28 August 2009, 09:04:03 AM »
Begini ya keadaan saya mirip dengan bro Deva19 tetapi saya tetap mengikuti ritual liamkeng alasannya lingkungan sekitar hanya ada praktek Mahayana dari pada ngangur di rumah lebih baik ikutan jadi ya begitulah cuman di hari minggu baru bisa ikut puja bakti jadi kadang kadang wa jadi bingung soalnya perbedaan dari kedua tradisi itu terkadang sangat bertolak belakang
bisakah wa tetap liamkeng tapi pengertian wa tetap berpegang pada Theravada yg dipelajari dari buku2 Dhamma ??
Anumodana atas jawabannya  _/\_
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #4 on: 28 August 2009, 09:15:59 AM »
Begini ya keadaan saya mirip dengan bro Deva19 tetapi saya tetap mengikuti ritual liamkeng alasannya lingkungan sekitar hanya ada praktek Mahayana dari pada ngangur di rumah lebih baik ikutan jadi ya begitulah cuman di hari minggu baru bisa ikut puja bakti jadi kadang kadang wa jadi bingung soalnya perbedaan dari kedua tradisi itu terkadang sangat bertolak belakang
bisakah wa tetap liamkeng tapi pengertian wa tetap berpegang pada Theravada yg dipelajari dari buku2 Dhamma ??
Anumodana atas jawabannya  _/\_
Why not.. Liam Keng itu sama dengan Baca Parita. Yang penting pikiran Anda.
Saya malah menggabungkan keduanya, tapi berhubung pengetahuan Theravada saja masih dangkal, apalagi pengetahuan Mahayana lebih dangkal lagi.. maka dalam prakteknya setelah Liam Keng, saya baru melanjutkan pembacaan paritta.

Tujuan saya mendahulukan Liam Keng baru baca paritta karena saya tidak tahu bagaimana cara pelimpahan jasa versi Mahayana, jadi saya melakukan pelimpahan jasa versi Theravada saja, berhubung di bulan Pattidana ini merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan pelimpahan jasa agar makhluk2 yang menderita dapat segera merealisasikan Nibbana..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #5 on: 28 August 2009, 09:26:07 AM »
Begini ya keadaan saya mirip dengan bro Deva19 tetapi saya tetap mengikuti ritual liamkeng alasannya lingkungan sekitar hanya ada praktek Mahayana dari pada ngangur di rumah lebih baik ikutan jadi ya begitulah cuman di hari minggu baru bisa ikut puja bakti jadi kadang kadang wa jadi bingung soalnya perbedaan dari kedua tradisi itu terkadang sangat bertolak belakang
bisakah wa tetap liamkeng tapi pengertian wa tetap berpegang pada Theravada yg dipelajari dari buku2 Dhamma ??
Anumodana atas jawabannya  _/\_

Pengertian Liam Keng dalam Buddhisme tradisi India adalah memusatkan pikiran baik dengan cara berucap baik. Tidak ada yang salah sama sekali dengan Liam Keng, selama isinya adalah mengarahkan pada hal yang baik.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #6 on: 28 August 2009, 09:39:01 AM »
apalagi istilah-istilah mahayana itu terasa sangat aneh menurutku. seperti ada Liam Keng. budha gotama kan orang India, masa menciptakan istilah-istilah begitu. menurutku, Mahayana itu agama orang cina. bahkan dalam suatu artikel, sang budha di hubung-hubungkan dengan dewi kwan im. ah, saya makin susah mengertinya.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #7 on: 28 August 2009, 09:44:48 AM »
oh.. bahasa mandarin pada liam keng itu sebenarnya dari bahasa sansekerta yang dibuat "sama bunyi". Jadi hanya perbedaan bahasa saja.. Contoh Svaha => So Ha

Penyamaan bunyi lazim koq digunakan dalam bahasa2, contohnya nick saya : Forte kalau di Jepang dibaca "Forute"
 
Saya pribadi kurang setuju kalau Mahayana itu agama orang Cina, kalau begitu apakah Theravada agama orang India ? terus apa agama u/ orang Indonesia ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #8 on: 28 August 2009, 09:47:03 AM »
saat menerima ajaran..... yg diterima gurunya atau ilmunya...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #9 on: 28 August 2009, 09:52:52 AM »
apalagi istilah-istilah mahayana itu terasa sangat aneh menurutku. seperti ada Liam Keng. budha gotama kan orang India, masa menciptakan istilah-istilah begitu. menurutku, Mahayana itu agama orang cina. bahkan dalam suatu artikel, sang budha di hubung-hubungkan dengan dewi kwan im. ah, saya makin susah mengertinya.

=))). ternyata ada orang baru belajar

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #10 on: 28 August 2009, 09:54:58 AM »
apalagi istilah-istilah mahayana itu terasa sangat aneh menurutku. seperti ada Liam Keng. budha gotama kan orang India, masa menciptakan istilah-istilah begitu. menurutku, Mahayana itu agama orang cina. bahkan dalam suatu artikel, sang budha di hubung-hubungkan dengan dewi kwan im. ah, saya makin susah mengertinya.

sorry, jangan bawa suku....
agama buddha itu dalam penyebaran nya telah berasimilasi dengan budaya setempat
theravada juga dithailand juga sudah berasimilasi dengan budaya setempat

_/\_
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #11 on: 28 August 2009, 09:56:26 AM »
oh.. bahasa mandarin pada liam keng itu sebenarnya dari bahasa sansekerta yang dibuat "sama bunyi". Jadi hanya perbedaan bahasa saja.. Contoh Svaha => So Ha

Penyamaan bunyi lazim koq digunakan dalam bahasa2, contohnya nick saya : Forte kalau di Jepang dibaca "Forute"
 
Saya pribadi kurang setuju kalau Mahayana itu agama orang Cina, kalau begitu apakah Theravada agama orang India ? terus apa agama u/ orang Indonesia ?

maklum itu pemikiran orang sempit, dia belum pernah berkunjung ke india lagi, di india mana ada teravada, yang ada tuh agama Buddha, liat lumbini, bodhgaya, sarananth, kusinara, disono semua tuh ngak ada aliran yang ada tuh AGAMA BUDDHA. Basis teravada tuh bukan india tapi ,myanmar, thailand, srilangka

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #12 on: 28 August 2009, 10:03:48 AM »
 [at]  bro pur..
statement saya di atas bukan untuk menyatakan bro deva pemikiran sempit.. cuma meluruskan apa yang menurut saya benar.. jadi ini namanya diskusi.. kalau misal bro deva masih baru.. ya inilah gunanya forum.. buat diskusi.. :) bagus bro deva ada keinginan bertanya.. daripada hanya diam2.

Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #13 on: 28 August 2009, 10:19:53 AM »
sebelumnya maaf, saya tidak tahu board yang tepat. saya pilih board theravada aja.

aku tidak tahu pasti, mengapa aku lebih condong untuk mengikuti ajaran Theravada dari pada mahayana.

sebenarnya aku ingin tahu, apakah aku mempunya gejala panatik atau memang kecenderuganku beralasan.

hanya saja, ketika aku membaca dialog sang budha dalam Mahayana, misalnya, saya kok suka berpikir "masa sih budha ngomong kayak gitu". hatiku menjadi tidak senang, karena menganggap sabda sang budha tidak bijaksana. walaupun begitu, aku terus mencoba membaca artikel-artikel Mahayana. tetapi, anehnya semakin lama, aku malah semakin tidak suka dengan ajaran Mahayana.

sedangkan ketika aku membaca naskah-naskah Theravada, aku melihat sosok manusia bijaksana pada diri sang Budha. ajaran-ajarannya sangat indah dan menggembirakan hatiku. makin lama, aku makin tertarik dengan ajaran Theravada.

saya juga pernah melihat wawancara tiga orang bikhu dari tiga mazhab budha yang ada di Indonesia. setiap pertanyaan reporter di jawab oleh setiap bikhu. anehnya, jawaban dari bikhu mazhab lain selalu terasa olehku tidak mengena, dan aku berpikir "ah, masa begitu". tapi kalau yang jawab adalah bikhu theravada, hati saya jadi riang dan berkata, "nah, itu baru benar."



Masalah pemilihan mazhab dalam Buddhisme itu kembali pada bathin masing-masing. Ada yang cocok dengan Theravada dan ada yang cocok dengan Mahayana. Itu tergantung diri anda sendiri ...  ;D

Berbagai mazhab dalam Buddhisme sebaiknya dipandang sebagai keanekaragaman yang patut dihargai ... Walaupun berbeda, tapi tetap Buddhisme ...

Ibarat buah durian yang memiliki banyak varian, begitu pula Buddhisme ... Anda suka durian petruk, durian monthong, dll itu tergantung selera dan kecocokan anda ... Walaupun ada sedikit perbedaan rasa, tetapi beberapa varian itu tetaplah buah durian ... begitu pula dengan berbagai mazhab Buddhisme  _/\_ 
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #14 on: 28 August 2009, 10:38:46 AM »
hmm..

saya pernah dengar dari teman yang ke taiwan... katanya, sebenarnya, Theravada dan Mahayana tuh sama , baik dalam vinaya maupun yang lainnya... katanya, suhu disana sendiri yang mengatakannya...
hanya saja, prakteknya tergantung dengan personil yang menjalankannya...

Bhante uttamo pernah mengatakan, klo agama tu masalah kecocokan..
kalo misalnya bro lebih cocok dengan theravada, ya uda.. ngapain pusingin aliran lain...

saya rasa, kecenderungan anda condong pada theravada ya mgkn karena kapasitas pikiran kita...
saya juga lebih mudah menerima pemikiran2 theravada daripada mahayana..
mgkn belm kapasitas pikiran saya untuk menerima konsep mahayana.. hehheee





Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #15 on: 28 August 2009, 10:39:50 AM »
mana yg cocok ajalah, tergantung:

kamma, pemikiran dan lingkungan tumbuh kita masing2... beda2 tiap orang


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #16 on: 28 August 2009, 10:40:56 AM »
Ibarat sebatang pohon buah. Pada dasarnya, di dalam tanah hanya ada satu akar pohon. Dari akar yang satu itu, hanya ada satu batang pohon yang tumbuh. Dari batang pohon itu baru mulai timbul cabang dan ranting yang berpusat pada batang pohon tersebut. Dari cabang dan ranting tersebut tumbuh daun-daun yang sama warna dan bentuknya. Dari cabang dan ranting tersebut menghasilkan buah yang sama bentuknya, sama warnanya, sama manisnya. Jadi untuk apa meributkan cabang dan ranting, kalau akar, batang, dan hasil buahnya adalah sama?

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #17 on: 28 August 2009, 10:41:53 AM »
Quote
gejala panatik,
gw juga ada fanatik lho...

    Bodhi is no tree,
    nor is the mind a standing mirror bright.
    Since all is originally empty,
    where does the dust alight?

    菩提本無樹,
    明鏡亦非台;
    本來無一物,
    何處惹塵埃?

Pada hakekatnya tidak ada pohon pencerahan
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya
Karena sejak dari semula semuanya kosong
Dimana pula debu bisa melekat ?

Patriat VI ( HuiNeng ) ( 638-713 )
hui neng: ShowHide

Huineng was born into the Lu family in 638 A.D. in the town of Xing in Canton province. His father died when he was young and his family was poor, so he did not have the chance to learn to read or write. He may have been a Hmong or a Miao.[3] One day, while he was delivering firewood to an inn, he heard a guest reciting the Diamond Sutra and he had an awakening. He immediately decided to seek the Way of Buddhahood. The guest gave him ten taels of silver to provide for his mother, and Huineng embarked on his journey. Thus began a remarkable page in Chán history in China.


Suatu hari ketika Hui Neng mengantar kayu bakar ke rumah seorang kayaraya,
Hui Neng terkesan mendengar sutra intan (diamond sutra / jin gang jing
[lafal:cinkangcing]) yg dibaca oleh sang pemilik rumah di depan altar sampai
kening berkerut. "Biarkanlah pikiran berfungsi dengan bebas dan jangan
melekat pada apapun."
Kemudian atas referensi org itu, Hui Neng pamit kpd
mamanya untuk tinggal/belajar/bekerja di biaranya Patriakh ke-5, Master Hong
Ren di gunung Huang Mei, propinsi He Nan. Tentunya setelah mengatur segala
sesuatunya termasuk meninggalkan uang yg cukup dan orang yg mengurus
mamanya.


Hui Neng kan dari Tiongkok (jadi asumsi saya di Mahayana?)

Bagaimana penilaian anda terhadap tulisan Hui Neng ?
Apakah kurang tepat ?

gw panatik sama Hui Neng deh, soalnya dia satu2 yg buta huruf, tapi
ngomongannya mantep lho!
 _/\_
« Last Edit: 28 August 2009, 10:46:43 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #18 on: 28 August 2009, 10:46:13 AM »
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...


Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #19 on: 28 August 2009, 10:54:04 AM »
Quote
hanya saja, ketika aku membaca dialog sang budha dalam Mahayana, misalnya, saya kok suka berpikir "masa sih budha ngomong kayak gitu". hatiku menjadi tidak senang, karena menganggap sabda sang budha tidak bijaksana. walaupun begitu, aku terus mencoba membaca artikel-artikel Mahayana. tetapi, anehnya semakin lama, aku malah semakin tidak suka dengan ajaran Mahayana.

apakah anda senang dgn ngomongan HUI NENG ?
apakah HUI NENG bijaksana ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #20 on: 28 August 2009, 10:56:32 AM »
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #21 on: 28 August 2009, 11:05:11 AM »
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???

maksudnya musik dan mobil sama-sama diawali dengan huruf "m"?

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #22 on: 28 August 2009, 11:10:12 AM »
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



Setuju :)>-

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #23 on: 28 August 2009, 11:13:08 AM »
bad prejudice....


seharusnya cangkir dan cuka sama sama diawali huruf "c"?
« Last Edit: 28 August 2009, 11:14:49 AM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #24 on: 28 August 2009, 11:16:18 AM »
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...




aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???

Marcedes?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #25 on: 28 August 2009, 11:18:31 AM »
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???
Saya juga merasakan.. koq kesannya tidak asing.. Namun terlepas dari itu semua, objek itu netral. Jadi saya berusaha memandang objek itu netral, dan menjawab apa yang ditanyakan..

Saya juga seorang penganut Theravada yang fanatik. Namun hal ini kemudian saya sadari di suatu hari. Apa guna saya mempelajari Theravada kalau saya menjadi fanatik dan menganggap agama / aliran tertentu sebagai superior terbenar terbaik blablabla.. yang intinya hanyalah menjadi arogan dan memandang rendah ajaran aliran lain.. Dan ketika kita menjadi arogan sebenarnya kita menutup diri u/ belajar.

So sekarang prakteknya, saya memang lebih banyak tahu Theravada dibanding aliran lain, namun u/ melakukan kebaktian yang saya rasa masih wajar dan gak merugikan ya asik2 aja.. kebaktian Theravada ayuk.. diajak Liam Keng ayuk juga.. Bahkan sampe di rumah.. ortu suruh sembahyang leluhur menggunakan hio.. ya ayuk juga.. soalnya menurut saya, bukan kepada ritual sembahyang hio yang ingin saya tekankan.. namun kesempatan u/ berbuat baik pada leluhur dengan mengingat dan mengharapkan kebahagian beliau agar cepat realisasi NIbbana.
 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #26 on: 28 August 2009, 11:28:39 AM »
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

hati2x loh, nanti salah tuduh lagi :)

permisiiii....

« Last Edit: 28 August 2009, 11:31:36 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #27 on: 28 August 2009, 11:31:32 AM »
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

permisiiii....

Yang penting bisa disembuhkan gak, dok?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #28 on: 28 August 2009, 11:34:10 AM »
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

hati2x loh, nanti salah tuduh lagi :)

permisiiii....



ad hominem

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #29 on: 28 August 2009, 11:35:34 AM »
bisa donk, tapi tergantung tingkat keparahannya. terkadang pake manggis isi ganjil di jus sama daun pepaya 15cm cukup, terkadang perlu yg lebih canggih lagi.
There is no place like 127.0.0.1

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #30 on: 28 August 2009, 11:41:15 AM »
Kisah Cittahattha Thera
 
DHAMMAPADA III, 6-7
  

        Seorang laki-laki yang berasal dari Savatthi, ketika mengetahui lembu jantannya hilang, mencarinya ke dalam hutan. Yang dicari tidak juga diketemukan. Akhirnya ia merasa lelah dan sangat lapar. Ia singgah ke sebuah vihara desa, dengan harapan di situ ia akan mendapatkan sisa dari makanan pagi.

        Pada saat makan, terpikir olehnya bahwa ia bekerja sangat keras setiap hari tetapi tidak mendapatkan cukup makanan. Para bhikkhu itu kelihatannya tak pernah bekerja tetapi selalu mendapat makanan yang cukup. Bahkan berlebih. Maka muncul sebuah ide yang baik untuk menjadi seorang bhikkhu.

        Kemudian ia bertanya kepada para bhikkhu untuk memperoleh ijin memasuki pasamuan Sangha. Saat di vihara laki-laki itu melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang bhikkhu dan di vihara terdapat banyak makanan, sehingga ia segera menjadi gemuk.

        Sesudah beberapa waktu, ia bosan berpindapatta dan kembali pada kehidupan berumah tangga.

        Beberapa waktu kemudian, ia merasa bahwa kehidupannya di rumah terlalu sibuk dan ia kembali ke vihara untuk diijinkan menjadi seorang bhikkhu untuk kedua kalinya.

        Untuk kedua kalinya, ia meninggalkan pasamuan Sangha dan lepas jubah lagi.

        Proses ini terjadi enam kali, dan karena ia melakukan hanya menuruti kemauannya saja, maka ia dikenal sebagai Cittahattha Thera.

        Pada saat pulang balik antara rumahnya dan vihara, istrinya hamil. Sebenarnya ia belum siap mejadi bhikkhu, ia memasuki pasamuan bhikkhu hanya karena kesenangannya saja. Jadi, ia tidak pernah berbahagia, baik sebagai perumah tangga, maupun sebagai seorang bhikkhu.

        Suatu hari, saat hari terakhir tinggal di rumah, ia masuk ke kamar tidur pada saat istrinya sedang tidur. Istrinya hampir telanjang, memakai pakaian yang sebagian terjulai jatuh. Istrinya juga mengorok dengan suara keras melalui hidung dan dari mulutnya keluar lendir dan ludah. Jadi dengan mulut yang terbuka dan perut yang gembung, ia terlihat seperti mayat.

        Melihat keadaan istrinya, ia tiba-tiba merasa ketidak-kekalan dan ketidak-indahan tubuh jasmani, dan ia membayangkan: "Saya telah menjadi seorang bhikkhu beberapa kali dan hal ini hanya dikarenakan perempuan ini, yang menjadikan saya tidak dapat menjadi seorang bhikkhu......"

        Kemudian ia mengambil jubah kuningnya, dan pergi meninggalkan rumahnya pergi ke vihara untuk ke tujuh kalinya. Karena ia dalam perjalanan mengulangi kata-kata "tidak kekal" dan "penderitaan" (anicca dan dukkha) dan dapat meresapi artinya, ia mencapai tingkat kesucian sotapatti dalam perjalanan ke vihara.

        Setelah tiba di vihara ia berkata kepada para bhikkhu agar diijinkan diterima dalam pasamuan Sangha.

        Para bhikkhu menolak dan berkata, "Kami tidak dapat mengijinkanmu lagi menjadi seorang bhikkhu. Kamu berulang kali mencukur rambut kepalamu sehingga kepalamu seperti sebuah batu yang diasah".

        Masih ia memohon dengan amat sangat agar diijinkan diterima dalam pasamuan Sangha sekali ini dan mereka memenuhinya. Dalam beberapa hari Bhikkhu Cittahattha mencapai tingkat kesucian arahat bersamaan dengan pandangan terang analitis.

        Bhikkhu lain kagum melihat dia sekarang dapat tetap tinggal dalam jangka waktu lama di vihara. Mereka bertanya apa sebabnya?

        Terhadap hal itu, beliau menjawab, "Saya pulang ke rumah ketika saya masih memiliki kemelekatan dalam diri saya, tetapi kemelekatan itu sekarang telah terpotong".

        Bhikkhu-bhikkhu yang tidak percaya kepadanya, menghadap Sang Buddha dan melaporkan hal itu.

        Kepada mereka, Sang Buddha berkata "Bhikkhu Cittahattha telah berbicara benar; ia berpindah-pindah antara rumah dan vihara karena waktu itu pikirannya tidak mantap dan tidak mengerti Dhamma. Tetapi pada saat ini, Cittahattha telah menjadi seorang arahat; ia telah mengatasi kebaikan dan kejahatan".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 38 dan 39 berikut ini:

Orang yang pikirannya tidak teguh, yang tidak mengenal ajaran yang benar, yang keyakinannya selalu goyah, orang seperti itu tidak akan sempurna kebijaksanaannya.

Orang yang pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu dan kebencian, yang telah mengatasi keadaan baik dan buruk, di dalam diri orang yang selalu sadar seperti itu tidak ada lagi ketakutan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #31 on: 28 August 2009, 11:44:10 AM »
bisa donk, tapi tergantung tingkat keparahannya. terkadang pake manggis isi ganjil di jus sama daun pepaya 15cm cukup, terkadang perlu yg lebih canggih lagi.

jusnya harus liat jam lahir dulu, kalo bisa pas jam lagi ga ciong...
tanggalnya kalo bisa pas bulan purnama, jadi chi yang ada di manggisnya bener2 menyerap energi bulan...
semakin bagus kalo daun pepayanya diambil dari kebun yang tidak tusuk sate, tanahnya hitam legam, membelakangi gunung dan menghadap lautan...

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #32 on: 28 August 2009, 11:48:31 AM »
bisa donk, tapi tergantung tingkat keparahannya. terkadang pake manggis isi ganjil di jus sama daun pepaya 15cm cukup, terkadang perlu yg lebih canggih lagi.

jus aneh
gimana mo kasih minum ke si panatik, ntar kita disangka mo guna2...
atao
jika aku yg disuruh minum mah ogah, rasanya udah kebayang: kental2 pahit

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #33 on: 28 August 2009, 11:53:23 AM »
^
dicekokin j kemulut dia....
ini juga buat kebaikan dia...
hehehe....

pesan satu yach om benz, biar aku tidak panatik berlebihan, takut ketularan virus panatiknya...  ^-^
« Last Edit: 28 August 2009, 11:55:38 AM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #34 on: 28 August 2009, 11:54:44 AM »
bisa donk, tapi tergantung tingkat keparahannya. terkadang pake manggis isi ganjil di jus sama daun pepaya 15cm cukup, terkadang perlu yg lebih canggih lagi.

jus aneh
gimana mo kasih minum ke si panatik, ntar kita disangka mo guna2...
atao
jika aku yg disuruh minum mah ogah, rasanya udah kebayang: kental2 pahit

::

antibiotik, ini mah untuk ngobatin radang tenggorokan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #35 on: 28 August 2009, 12:15:03 PM »
wah thread ini harus pindah ke kesehatan yak ? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #36 on: 28 August 2009, 12:17:40 PM »
ups...

:backtotopic:

yah ada kemungkinan juga ini bawaan ato kecenderungan dari kehidupan lampau? :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #37 on: 28 August 2009, 12:38:26 PM »
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

hati2x loh, nanti salah tuduh lagi :)

permisiiii....



Minta resepnya dong pak :D

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #38 on: 28 August 2009, 12:48:41 PM »

yah ada kemungkinan juga ini bawaan ato kecenderungan dari kehidupan lampau? :)

pemahamannya:
~ apapun kamma kita -besar/kecil- sesuai bobotnya, tetap berpengaruh pada keadaan kita sekarang. Kamma lampau, kamma kehidupan sekarang dulu dan kamma kita yg barusan, semuanya berpadu membentuk karakter kita yg sekarang.

Hal ini -mungkin- yg dikatakan Sang Buddha: Tidak semua orang dapat berjodoh dengan Dhamma
(Dhamma adalah jodoh2an dengan masing2 orang), saya tidak tau kata2 tepatnya - CMIIW... "Jodoh' disini maksudnya paduan kamma2 lampau kita tsb lah...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #39 on: 28 August 2009, 12:55:51 PM »
Bukankah ajaran theravada juga terdapat dalam agama sutra bgian Mahapitaka mahayana??

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #40 on: 28 August 2009, 01:10:33 PM »
apa deva19 tidak PANATIK sama Mahayana karna gak bisa/ngeti
bahasa Mandarin ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #41 on: 28 August 2009, 01:13:02 PM »
Artikel ini saya sajikan berdasarkan pandangan Buddhism non tradisi dan bersifat umum, karena memang Ajaran Sang Guru Agung adalah demikian adanya ( INDAH ). Sebenarnya perbedaan paling mendasar ada pada DIRI SENDIRI, jika kita menyadarinya, yang kasat mata adalah wajah dibagi semetris kemudian perhatikan sebelah kanan dan sebelah kiri misalnya alis, maka kita akan menemukan perbedaan, belum lagi jerawat sebelah kanan dan kiri beda jumlahnya :)) :)) :)), demikian juga tangan kanan dan kiri beda panjang. Bayangkan jika kita tidak menerima kenyataan perbedaan tersebut, dll.

Saya hanya berandai-andai seandainya Buddhism tradisi apapun tidak selalu berargumentasi mengenai perbedaan dalam forum terbuka ini, tetapi berargumentasi mengenai MANFAAT LUAR BIASA dari AJARAN SANG GURU AGUNG, sehingga jumlah murid akan bertambah karena merasakan manfaatnya. Tentu SUNGGUH INDAH dan MENAKJUBKAN.


Pohon Yang Bengkok

Jangan pernah mendiskriminasikan orang lain,jangan pernah marah jika orang lain tidak sama dengan kita, jangan pernah kecewa jika orang lain berbeda dengan apa yang kita tidak mau dan juga yang kita mau.

Apakah kita harus marah pada pohon-pohon yang tumbuh berbeda dengan yang lainnya?
Akankah kita harus marah jika pohon itu tumbuh kerdil,kurus,bengkok tidak seperti pohon-pohon lainnya yang menurut fikiran,asumsi dan penghakiman kita itulah yang baik,bagus dan akhirnya sempurna menurut saya dan mungkin anda sendiri.

Beliau mengatakan, ini sangat bodoh! dengan menghakimi orang lain yang berbeda dengan kita.Kita sangat beragam,kita sangat bervariasi.

Untuk apa kita memikul beban yang sangat teramat berat dengan menginginkan dan merubah mereka semua menjadi apa yang kita mau.

Jika kita mau merubah sesuatu, yang utama kita lakukan adalah ubahlah dulu kebodohan menjadi sebuah kebijaksanaan.

Seandainya saja saya dan anda semua, bisa sedikit memahami arti perbedaan,bisa sedikit memahami karya beliau tentang `Pohon Yang Bengkok` menurut saya, kita bisa hidup dengan harmonis,hidup dalam keragaman dan saling memahami tanpa pernah lagi marah dan menghakimi `Pohon Yang Bengkok` adalah jelek.

Bagaimana menurut anda?

diambil dari`Ajahn Chah collection


Catatan : ini saya kutip untuk kita semua terutama umat Buddhis semua tradisi di Indonesia .

Bagaimana Kita Menyikapi Perbedaan


Bila kita berbicara tentang sebuah kata perbedaan rasanya takkan ada habis waktu. Perbedaan seringkali membuat kita mudah terjebak pada pergesekan, perselisihan, ketidaksalingpahaman, hingga permusuhan dan baku hantam di meja perundingan pun seakan begitu mudah terjadi. Tak heran sebagian dari kita lebih menyukai untuk memeras seluruh energi, pikiran, dan waktu dalam diskusi-diskusi dan pembicaraan untuk sebuah perbedaan yang sederhana saja hanya demi sebuah kepuasan hati yang tak perlu.

Aha .. semestinya memang kita jangan berharap untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan semua orang. Pahamilah oleh kita bahwa ketenangan hati tidaklah pasti tercipta karena semua orang mengganggukan kepala sebagai petanda setuju dengan apa yang kita sampaikan. Di sisi lainpun saat semua orang yang mendukung kita sekalipun tidak akan selalu menciptakan suatu keharmonisan yang kita damba, bukan!

Nampaknya kita perlu menyadari bahwa setiap manusia pasti berbeda baik dengan ribuan alasan dan pendapat yang dimilikinya meski hidup dalam kondisi alam yang sama. Termasuk dalam isi kepala kita pun begitu banyak pikiran campur aduk menjadi satu tanpa harus merasa berdesakan satu sama lain. Masing-masing pikiran mengisi ruang-ruangnya yang ada dalam otak kepala kita. Itulah sebabnya setiap orang mempunyai dunia dan keunikannya masing- masing. Mungkin saja menurut seseorang yang kurang waras kitalah yang dianggap sebagai tidak waras, menurut teman saudara istri atau suami bahkan bawahan kita sekalipun kitalah yang kadang dianggap tidak mengerti dengan pemahamannya.

Mulailah kita mencoba untuk belajar memahami, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Dan seharusnya pula kita menghormati ketidak setujuan orang lain atas pendapat kita. Ketidakmampuan kita menerima perbedaan mengakibatkan perilaku kita terhadap orang yang berbeda menjadi sangat berbeda. Bahkan yang lebih buruk kita menyeret orang lain untuk ikut serta dalam ketidak terimaan kita atas perbedaan orang lain. Pemaksaan kehendak bukanlah cara terpuji untuk mencapai kesepakatan. Keharmonisan diperoleh saat ketika kita bisa saling berjabatan tangan tanda sepakat untuk tidak sepakat.

Seperti yang disampaikan oleh suhu Covey dengan istilah "win win or no deal"

Kedamaian hati dicapai di kala kita tidak saling memaksakan kehendak menuju arah yang satu. Karena bumi bulat, kemana pun mata angin terarah, kelak tiba di tempat semula. Jadi, janganlah perbedaan membuat keharmonisan yang telah terbina menjadi lebur bercerai berai diterpa angin. Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang sebuah perbedaan orang lain. Karena memang perbedaan bukan untuk dilenyapkan melainkan untuk dirayakan bukan.

Have a positive day!

 _/\_

Semoga Semua Makhluk Berbahagia
« Last Edit: 28 August 2009, 01:15:12 PM by CHANGE »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #42 on: 28 August 2009, 01:16:04 PM »
wah thread ini harus pindah ke kesehatan yak ? ;D
>:D >:D >:D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #43 on: 28 August 2009, 01:26:19 PM »

yah ada kemungkinan juga ini bawaan ato kecenderungan dari kehidupan lampau? :)

pemahamannya:
~ apapun kamma kita -besar/kecil- sesuai bobotnya, tetap berpengaruh pada keadaan kita sekarang. Kamma lampau, kamma kehidupan sekarang dulu dan kamma kita yg barusan, semuanya berpadu membentuk karakter kita yg sekarang.

Hal ini -mungkin- yg dikatakan Sang Buddha: Tidak semua orang dapat berjodoh dengan Dhamma
(Dhamma adalah jodoh2an dengan masing2 orang), saya tidak tau kata2 tepatnya - CMIIW... "Jodoh' disini maksudnya paduan kamma2 lampau kita tsb lah...

::

pernyataan tuhan medho udah bener tuh ko will........ kecenderungan...

bisa juga trend, kesesuaian......

atau udah mengarah  ;D

mirip2 gitu deh......

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #44 on: 28 August 2009, 01:28:13 PM »
sebelumnya maaf, saya tidak tahu board yang tepat. saya pilih board theravada aja.

aku tidak tahu pasti, mengapa aku lebih condong untuk mengikuti ajaran Theravada dari pada mahayana.

sebenarnya aku ingin tahu, apakah aku mempunya gejala panatik atau memang kecenderuganku beralasan.

hanya saja, ketika aku membaca dialog sang budha dalam Mahayana, misalnya, saya kok suka berpikir "masa sih budha ngomong kayak gitu". hatiku menjadi tidak senang, karena menganggap sabda sang budha tidak bijaksana. walaupun begitu, aku terus mencoba membaca artikel-artikel Mahayana. tetapi, anehnya semakin lama, aku malah semakin tidak suka dengan ajaran Mahayana.

sedangkan ketika aku membaca naskah-naskah Theravada, aku melihat sosok manusia bijaksana pada diri sang Budha. ajaran-ajarannya sangat indah dan menggembirakan hatiku. makin lama, aku makin tertarik dengan ajaran Theravada.

saya juga pernah melihat wawancara tiga orang bikhu dari tiga mazhab budha yang ada di Indonesia. setiap pertanyaan reporter di jawab oleh setiap bikhu. anehnya, jawaban dari bikhu mazhab lain selalu terasa olehku tidak mengena, dan aku berpikir "ah, masa begitu". tapi kalau yang jawab adalah bikhu theravada, hati saya jadi riang dan berkata, "nah, itu baru benar."



saya ga tau theravada anda sih, tapi kalo selama saya liat di theravada sih, tulisannya Buddha, bukan budha....

Offline kamala

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 592
  • Reputasi: 44
  • Gender: Female
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #45 on: 28 August 2009, 02:02:04 PM »
Anumodana atas penjelasan2 yang diberikan
 :lotus:
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #46 on: 28 August 2009, 08:07:19 PM »
Quote from: change
Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang sebuah perbedaan orang lain. Karena memang perbedaan bukan untuk dilenyapkan melainkan untuk dirayakan bukan.

teorinya sih amat hebat.

ajaran Budha gotama memang agung.

tapi amat bertentangan dengan realitasnya.

menurutku 90 % umat budhis sensi, pemarah, dan kurang toleransi terhadap perbedaan. maaf kalo salah. itu sih bukan hasil survei, cuma "kesan" / jus my opinion.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #47 on: 31 August 2009, 04:25:01 PM »
Quote from: change
Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang sebuah perbedaan orang lain. Karena memang perbedaan bukan untuk dilenyapkan melainkan untuk dirayakan bukan.

teorinya sih amat hebat.

ajaran Budha gotama memang agung.

tapi amat bertentangan dengan realitasnya.

menurutku 90 % umat budhis sensi, pemarah, dan kurang toleransi terhadap perbedaan. maaf kalo salah. itu sih bukan hasil survei, cuma "kesan" / jus my opinion.

at. Bro Deva19,
Bukan hanya umat buddhis, tapi yang namanya makhluk Manusia rata2 memang begitu karena LDM masih kuat
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #48 on: 31 August 2009, 08:54:31 PM »
Kaya kata Suhu, ati2 loh jangan ampe salah tuduh.. Kalo di liat dari gaya tulisan dan cara penyampaiannya sih emang bukan klonengan. lagian kayanya bukan bermaksud buruk, tp tampaknya emang orangnya penasaran juga ttg pemikirannya, krn itulah TS memilih bertanya di board Theravada. Drpd berprasangka praduga, mending sodara2 bantu menjawabnya saja. ;)
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #49 on: 01 September 2009, 08:35:49 AM »
sebelumnya maaf, saya tidak tahu board yang tepat. saya pilih board theravada aja.

aku tidak tahu pasti, mengapa aku lebih condong untuk mengikuti ajaran Theravada dari pada mahayana.

sebenarnya aku ingin tahu, apakah aku mempunya gejala panatik atau memang kecenderuganku beralasan.

hanya saja, ketika aku membaca dialog sang budha dalam Mahayana, misalnya, saya kok suka berpikir "masa sih budha ngomong kayak gitu". hatiku menjadi tidak senang, karena menganggap sabda sang budha tidak bijaksana. walaupun begitu, aku terus mencoba membaca artikel-artikel Mahayana. tetapi, anehnya semakin lama, aku malah semakin tidak suka dengan ajaran Mahayana.

sedangkan ketika aku membaca naskah-naskah Theravada, aku melihat sosok manusia bijaksana pada diri sang Budha. ajaran-ajarannya sangat indah dan menggembirakan hatiku. makin lama, aku makin tertarik dengan ajaran Theravada.

saya juga pernah melihat wawancara tiga orang bikhu dari tiga mazhab budha yang ada di Indonesia. setiap pertanyaan reporter di jawab oleh setiap bikhu. anehnya, jawaban dari bikhu mazhab lain selalu terasa olehku tidak mengena, dan aku berpikir "ah, masa begitu". tapi kalau yang jawab adalah bikhu theravada, hati saya jadi riang dan berkata, "nah, itu baru benar."




Quote from: change
Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang sebuah perbedaan orang lain. Karena memang perbedaan bukan untuk dilenyapkan melainkan untuk dirayakan bukan.

teorinya sih amat hebat.

ajaran Budha gotama memang agung.

tapi amat bertentangan dengan realitasnya.

menurutku 90 % umat budhis sensi, pemarah, dan kurang toleransi terhadap perbedaan. maaf kalo salah. itu sih bukan hasil survei, cuma "kesan" / jus my opinion.

kalau emang 90% umat buddha (buddha,bukan budha) sensi, pemarah dan kurang toleransi, kenapa anda mau join ke komunitas itu?

lalu anda sendiri merasa sebagai 90% itu, atau 10% sisanya?

mohon penjelasan

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #50 on: 01 September 2009, 08:52:31 AM »
Quote from: change
Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang sebuah perbedaan orang lain. Karena memang perbedaan bukan untuk dilenyapkan melainkan untuk dirayakan bukan.

teorinya sih amat hebat.

ajaran Budha gotama memang agung.

tapi amat bertentangan dengan realitasnya.

menurutku 90 % umat budhis sensi, pemarah, dan kurang toleransi terhadap perbedaan. maaf kalo salah. itu sih bukan hasil survei, cuma "kesan" / jus my opinion.

IMO

Ajaran Sang Guru memang hebat dan luar biasaaaaaa, setelah mempelajari Buddha Dhamma, saya baru mengetahui bahwa saya adalah setitik debu diantara tanah satu bumi. Inilah yang menyebabkan saya bertekad harus mendalami Buddha Dhamma. Mempelajari Buddha Dhamma berarti menpelajari REALITA HAKIKAT HIDUP DAN KEHIDUPAN. Bagi saya pribadi, tidak belajar Buddha Dhamma, berarti menjauhi REALITAS ( ilusi ), mempelajari Buddha Dhamma adalah mendekati REALITAS.

Anda menilai bahwa 90% adalah umat Buddhis yang tidak toleran, berarti anda adalah termasuk 10% yang toleran. Tentu sangat baik, ada yang mengaku demikian, berarti saya dapat belajar dari ANDA, MOHON PENCERAHANNYA.

NB : Saya termasuk yang kurang toleran, dan ingin belajar menjadi toleran, cuma tidak tahu caranya.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #51 on: 01 September 2009, 02:20:32 PM »
Quote from: markosprawira
kalau emang 90% umat buddha (buddha,bukan budha) sensi, pemarah dan kurang toleransi, kenapa anda mau join ke komunitas itu?

lalu anda sendiri merasa sebagai 90% itu, atau 10% sisanya?

mohon penjelasan

kalo saya sih merasa sebagai bagian dari 90%. saya orangnya sensi dan mudah marah.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #52 on: 01 September 2009, 02:21:42 PM »
saya pengen gabung ke komunitas budhis, soalnya kalo enggak, mo di komunitas mana lagi? apa harus di komunitas kr****n?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #53 on: 01 September 2009, 02:45:17 PM »
 [at]  frens:
Sabar Bros, mungkin persepsi kita aja, dikarenakan terlalu jujur dan semangatnya Bro Deva19 ini sehingga kata2nya agak 'terbuka'...

 [at] Deva19:
Mungkin kata2 dinda perlu dihaluskan atau perlu cara penyampaian yg lebih bijaksana... sehingga tidak berkesan merendahkan mahzab yg lain...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #54 on: 01 September 2009, 02:58:23 PM »
DHAMMAPADA XVIII, 19
Barangsiapa yang selalu memperhatikan dan mencari-cari kesalahan orang lain, maka kekotoran batin dalam dirinya akan bertambah dan ia semakin jauh dari penghancuran kekotoran-kekotoran batin.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #55 on: 01 September 2009, 04:20:30 PM »
Quote from: markosprawira
kalau emang 90% umat buddha (buddha,bukan budha) sensi, pemarah dan kurang toleransi, kenapa anda mau join ke komunitas itu?

lalu anda sendiri merasa sebagai 90% itu, atau 10% sisanya?

mohon penjelasan

kalo saya sih merasa sebagai bagian dari 90%. saya orangnya sensi dan mudah marah.

kalo anda merasa bagian dari yang 90%, marilah kita semua membuat porsi yang 10% menjadi semakin besar, setuju?

saya pengen gabung ke komunitas budhis, soalnya kalo enggak, mo di komunitas mana lagi? apa harus di komunitas kr****n?

Kalau saya boleh berpendapat, sangat sayang kalau kita join komunitas buddhis, semata hanya karena "itu agama-ku"...
seyogyanya kita mulai berpikir join krn komunitas buddhis itu bisa memberikan manfaat yang mengikis Lobha, Dosa dan Moha spt ajaran guru Buddha

Saya pribadi malahan sering membaca majalah kr****n, melihat bagaimana kreatifitasnya mereka  ;D
Dan banyak hal yg bermanfaat spt semangat, kreativitas, kebersamaan, dsbnya yang notebene merupakan sikap batin yg bermanfaat, yang bisa kita share di komunitas buddhis agar tidak "mudah marah" dan "sensi"

Dan anehnya, dengan mengembangkan sikap seperti diatas, ajakan dan bujuk rayu dari kr****n, friksi/gesekan/debat dan berbagai hal negatif lainnya malahan jadi hilang loh......
Yang muncul malahan kebahagiaan bersama, sama2 saling support  :D

semoga bermanfaat yah  _/\_

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #56 on: 01 September 2009, 08:56:24 PM »
Jalur berbeda, tapi
satu tujuan : mencpai kebahagiaan tertinggi dan terbebas dari penderitaan.
Jalur berbeda, jalan yg pendek singgah ke peristirahatan yg teduh damai, jalan panjang membawa yg lain ikut singgah ke peristirahatan yg teduh dan damai.
Tetap satu tujuan,
mencapai kebahagiaan tertinggi dan terbebas dari pendritaan.
Salam. /\.
Kl slh hrp koreksi. :D
CMIIW.FMIIW.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #57 on: 02 September 2009, 01:31:28 PM »
[at]  frens:
Sabar Bros, mungkin persepsi kita aja, dikarenakan terlalu jujur dan semangatnya Bro Deva19 ini sehingga kata2nya agak 'terbuka'...

 [at] Deva19:
Mungkin kata2 dinda perlu dihaluskan atau perlu cara penyampaian yg lebih bijaksana... sehingga tidak berkesan merendahkan mahzab yg lain...

::

o ya maaf. saya lupa kalo kita ini umat yang mudah marah, mudah tersinggung. maaf ya! gimana cara menghaluskannya. ini cuma kebiasaan saya kok!

Quote
kalo anda merasa bagian dari yang 90%, marilah kita semua membuat porsi yang 10% menjadi semakin besar, setuju?

setuju. tapi dimana dapat ku temui yang 10 %?

Quote
Saya pribadi malahan sering membaca majalah kr****n, melihat bagaimana kreatifitasnya mereka  Grin
Dan banyak hal yg bermanfaat spt semangat, kreativitas, kebersamaan, dsbnya yang notebene merupakan sikap batin yg bermanfaat, yang bisa kita share di komunitas buddhis agar tidak "mudah marah" dan "sensi"

aku heran, kenapa komputer di bikin orang kr****n, ,listrik ditemukan oleh orang kr****n, kereta api, telephon, kapal terbang dan semuanya. nah, temuan teknologi orang budhis mana?

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #58 on: 02 September 2009, 01:49:12 PM »
Quote
kalo anda merasa bagian dari yang 90%, marilah kita semua membuat porsi yang 10% menjadi semakin besar, setuju?

setuju. tapi dimana dapat ku temui yang 10 %?

makin dicari akan makin ga ketemu bro...... krn pikiran kita udh melekat utk cari yg menyenangkan.....

kalau anda sesuaikan dengan Law of Attraction (hukum ketertarikan), jika anda bisa menjaga pikiran yg positif, hal2 yg positif akan datang dengan sendirinya kok.....

simple khan?  ;D

tp hati2 loh karena sering terjadi adl org berusaha menjaga pikiran tp dengan pamrih, dengan harapan semoga terjadi hal2 yg baik  ;D

Quote
Saya pribadi malahan sering membaca majalah kr****n, melihat bagaimana kreatifitasnya mereka  Grin
Dan banyak hal yg bermanfaat spt semangat, kreativitas, kebersamaan, dsbnya yang notebene merupakan sikap batin yg bermanfaat, yang bisa kita share di komunitas buddhis agar tidak "mudah marah" dan "sensi"

aku heran, kenapa komputer di bikin orang kr****n, ,listrik ditemukan oleh orang kr****n, kereta api, telephon, kapal terbang dan semuanya. nah, temuan teknologi orang budhis mana?

teknologi buddhism sangat banyak bro...... misal mengenai unsur terkecil dari manusia, dalam tipitaka ada yg disebut dengan rupa kalapa
teknologi terkini baru bisa memisahkan jadi sel, atom, proton, quark, dsbnya

Anda tahu EQ? nah pencetusnya adalah profesor/doktor buddhist.... itu pengukuran batin loh... yang belum bisa dihitung dengan alat tercanggih apapun

Saat dunia barat/gereja masih berpegang pada geo-sentris (bumi sebagai pusat tata surya), Buddha dari jaman dulu sudah menyebut mengenai sekian banyak tata surya

sesungguhnya teknologi dalam buddhism sudah jauh melampaui teknologi yang ada saat ini

Rileks aja lah bro...... mo siapa yg mengklaim, silahkan saja...... daripada meributkan masalah di luar diri kita, guru buddha justru mengajarkan agar kita bisa melatih mengikis LDM, melatih batin......  ;D

NB : kalau mo diskusi mengenai teknologi dalam buddhism, silahkan hubungi nick fabian.... banyak pengetahuan yang bisa didapat dari dia loh  _/\_

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #59 on: 02 September 2009, 02:27:59 PM »
[at]  frens:
Sabar Bros, mungkin persepsi kita aja, dikarenakan terlalu jujur dan semangatnya Bro Deva19 ini sehingga kata2nya agak 'terbuka'...

 [at] Deva19:
Mungkin kata2 dinda perlu dihaluskan atau perlu cara penyampaian yg lebih bijaksana... sehingga tidak berkesan merendahkan mahzab yg lain...

::

o ya maaf. saya lupa kalo kita ini umat yang mudah marah, mudah tersinggung. maaf ya! gimana cara menghaluskannya. ini cuma kebiasaan saya kok!


kalo anda merasa bagian dari yang 90%, marilah kita semua membuat porsi yang 10% menjadi semakin besar, setuju?

setuju. tapi dimana dapat ku temui yang 10 %?

Quote

Sederhana saja, jika kita mengaku sebagai Buddhis, kita akan tahu tahu dimana menemukannya.
Jangan cari keluar, tetapi carilah ke dalam diri sendiri. Metodenya sangat gampang, yang penting anda sendiri harus punya kemauan, karena hanya wacana saja anda tidak akan menemukan.

Caranya :
Ubah diri sendiri sebelum merubah orang lain. Jika diri sendiri telah menjadi toleran, maka kita dapat memberikan keteladanan kepada yang lain ( kita tidak dapat meminta orang lain menjadi toleran sebelum diri sendiri toleran ). Karena pemaksaan akan menyebabkan orang defensif. Jika pada saat kita menunjuk kelemahan orang lain, maka sebenarnya kita menunjuk diri sendiri sampai tiga kali ( coba sendiri menunjuk dengan tangan dan perhatikan )
« Last Edit: 02 September 2009, 02:30:15 PM by CHANGE »

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #60 on: 02 September 2009, 09:42:56 PM »

aku heran, kenapa komputer di bikin orang kr****n, ,listrik ditemukan oleh orang kr****n, kereta api, telephon, kapal terbang dan semuanya. nah, temuan teknologi orang budhis mana?

sapa bilang yg bikin itu smw org kr****n? orang barat belum tentu orang kr****n. sama halnya orang chinese bukan berarti buddhist. jangan terbalik antara suku, budaya dan agama.
appamadena sampadetha

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #61 on: 03 September 2009, 09:22:59 AM »
Lebih cocok ke Theravada kek
Lebih cocok ke Mahayana kek
Lebih cocok ke Tantrayana kek
Yang penting gurunya.. Para Buddha
AjaranNya bisa mengikis LDM
Kalo di jalankan, berguna bagi diri sendiri dan orang lain, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain..
« Last Edit: 03 September 2009, 09:24:46 AM by Lokkhitacaro »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #62 on: 03 September 2009, 09:24:15 AM »
saya lebih cocok ke MARA ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #63 on: 03 September 2009, 09:27:24 AM »
saya lebih cocok ke MARA ;D

Memang untuk orang kantoran seperti saya;
Kalo setiap hari Jum'at mulai jam 17:00 keatas s/d hari minggu full, yang muncul diwajah adalah Muka Buddha
Tapi kalo dari hari Senin sampai Jum'at, yang muncul diwajah adalah Muka MARA  

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #64 on: 03 September 2009, 01:16:45 PM »
sampe malah ada lagu nya .. mara di mara anak kambing saya .. anak kambing saya lagi di makan mara ... :hammer:

btw perna denger tp lupa ...
pas Nalanda di bakar ama perusuh dahulu kala .. katana ada 2 Dokumen penting yg hilang .. salah satunya rancang bangun cikal bakal pesawat terbang ? ada yg tau ?

maap OOT ;D

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #65 on: 03 September 2009, 08:30:30 PM »
gitu ya!

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #66 on: 04 September 2009, 06:58:07 AM »
Lagunya bukan gt kali, bukan mara tapi mana. Mana dimana anak kambing saya, . . .
CMIIW.FMIIW.

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #67 on: 04 September 2009, 09:32:38 AM »
pertanyaan2 Deva19 cuma utk memancing di air keruh ya?

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #68 on: 05 September 2009, 11:44:42 AM »
pertanyaan2 Deva19 cuma utk memancing di air keruh ya?

betul sekali!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #69 on: 07 September 2009, 12:05:40 PM »
dapet ikannya?  ;D

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #70 on: 07 September 2009, 03:15:27 PM »
dapet mas, tapi kecil-kecil!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #71 on: 19 September 2009, 09:16:47 PM »
saya lebih cocok ke MARA ;D

MARA yang sekarang ini, pada kalpa mendatang di-ramal-kan akan mencapai sammasambuddha.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #72 on: 22 September 2009, 07:22:08 PM »
Hehe..

hmm perasaan tidak senang wajar untuk muncul..
tapi jangan biarkan perasaan itu muncul dalam tindakan.. cukup sadari saja..

walaupun saya condong ke Theravada, saya juga tidak berani untuk menyatakan yang ini salah yang itu salah..

sama seperti ilustrasi ini..

ada 3 orang yang ditutup matanya dan diminta untuk memegang gajah.
orang pertama memegang kuping gajah
orang kedua memegang belalai gajah
orang ketiga memegang ekor gajah..

ketiga orang diminta mendeskripsikan apa yang dipegangnya..
Lalu hasilnya ketiganya tidak dapat menjawab benar apa yang dipegangnya..

sama seperti itulah ajaran-ajaran yang ada saat ini.. ^^..
jadi saran saya ^^
"buka penutup mata anda dan lihat dengan jelas"
niscaya mungkin itu yang disebut dengan pencerahan ^^

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #73 on: 28 September 2009, 01:19:20 AM »
 [at] ^
pake niscaya tapi ditambahin mungkin.. piye toh? yg mana? niscaya ya pasti, mutlak. :P
appamadena sampadetha

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #74 on: 28 September 2009, 04:28:54 PM »
[at] ^
pake niscaya tapi ditambahin mungkin.. piye toh? yg mana? niscaya ya pasti, mutlak. :P

masih untung gak pake "tetapi sedangkan adapun sehingga", coba kalo ditambahi ke situ, pasti lebih rame. :D

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #75 on: 28 September 2009, 11:44:38 PM »
berkata seperti itu karena saya belum merealisasi. ^^
saya tidak bisa berkata ini yang benar dan itu yang salah selama saya belum mencicipi rasa benar dan salah..
dalam hal ini kaitannya dengan pencerahan..
mungkin jika teman-teman sudah mencapai.. kasih tau ya ^^ hehe  _/\_

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #76 on: 29 September 2009, 06:02:48 PM »
nvm bro.. cm becanda koq ;)
appamadena sampadetha

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #77 on: 29 September 2009, 10:36:59 PM »
saya lebih cocok ke MARA ;D

Aku tau ini Mara cantik yg menggoda
Sidarta Gautama sebelum mencapai penerangan sempurna...

mara nya ada beberapa lho, bukan cuma satu
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #78 on: 03 November 2009, 08:43:23 PM »
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #79 on: 04 November 2009, 12:38:51 AM »
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.

Setuju Reverend.... I am too the same lah. Ketika seseorang terjun di dalam praktik Dhamma secara langsung, yang ada hanya rasa Dhamma, rasa kebebasan. Di sana seseorang tidak akan mengidentifikasikan dirinya dengan istilah2 Theravāda atau Mahāyana atau sekte2 tertentu. Dalam kehidupn masyarakat Buddhist, seseorang mungkin hidup di bawah naungan organisasi tertentu seperti Theravāda atau Mahāyana atau Buddhayana, namun dalam Dhamma, label demikian akan lenyap.

Be happy.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #80 on: 04 November 2009, 09:29:26 AM »
bagaimana mungkin pratik dhamma secara langsung yang ada rasa dhamma....?
rasa yg mana?

misalkan saya.....saya praktisi theravada ambillah contoh theravada rasa mangga.....dan mahayana apel...

apa yg tertulis dalam tipitaka,sebagaimana orang mempratekkan maka merasakan rasa mangga....maka itu saya mempercayai Tipitaka karena apa yang di tulis sesuai apa yg sy rasakan...

--------------------------------------------------------------------
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.

Setuju Reverend.... I am too the same lah. Ketika seseorang terjun di dalam praktik Dhamma secara langsung, yang ada hanya rasa Dhamma, rasa kebebasan. Di sana seseorang tidak akan mengidentifikasikan dirinya dengan istilah2 Theravāda atau Mahāyana atau sekte2 tertentu. Dalam kehidupn masyarakat Buddhist, seseorang mungkin hidup di bawah naungan organisasi tertentu seperti Theravāda atau Mahāyana atau Buddhayana, namun dalam Dhamma, label demikian akan lenyap.

Be happy.
IMO, kalau pendapat anda, mungkin bisa terjadi apabila tidak ada perbedaan mendasar antara Theravada dan mahayana.
sedangkan apa yang saya rasakan Theravada ibarat rasa mangga dan mahayana ibarat apel....

kalau dibilang masalah label, biar Theravada diganti sebagai aliran buddha Mangga juga tidak masalah...rasanya tetap sama lah....yakni
"hidup itu menyedihkan"

may all being happy
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #81 on: 04 November 2009, 09:32:50 AM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)
thanks Buddha...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #82 on: 04 November 2009, 01:53:08 PM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)

sungai bisa beda, tapi prinsip-nya kan isi-nya air... kalau isi-nya lumpur kayak lapindo ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #83 on: 04 November 2009, 11:47:43 PM »
bagaimana mungkin pratik dhamma secara langsung yang ada rasa dhamma....?
rasa yg mana?

misalkan saya.....saya praktisi theravada ambillah contoh theravada rasa mangga.....dan mahayana apel...

apa yg tertulis dalam tipitaka,sebagaimana orang mempratekkan maka merasakan rasa mangga....maka itu saya mempercayai Tipitaka karena apa yang di tulis sesuai apa yg sy rasakan...


Saya tetap yakin bahwa seseorang yang mempraktikkan Dhamma, yang ia rasakan adalah rasa Dhamma, yaitu RASA KEBEBASAN.  Dan rasa kebebasan tersebut tidak concern terhadap apakah seseorang Theravadin ataukah Mahayanist ataukah penganut2 organisasi2 lain. Ada satu pernyataan Sang Buddha yang sangat menarik terdapat di AN, vol.4, hal. 203 versi P.T.S, sebagai berikut:

"Seyyathāpi,  pahārāda, mahāsamuddo ekaraso loṇaraso; evamevaṃ kho, pahārāda, ayaṃ dhammavinayo  ekaraso,  vimuttiraso".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

"O, Pahārāda, seperti halnya, samudera yang luas memiliki satu rasa yaitu rasa garam, demikian pula, O, Pahārāda, Dhamma dan vinaya ini memiliki satu rasa, yakni rasa kebebasan".

Rasa kebebasan di atas muncul tentu karena kekotoran batin yang selama ini membebani pikiran kita sedikit demi sedikit terkikis melalui praktik Dhamma, dan saya yakin bahwa meskipun seseorang belum mampu menghancurkan kekotorang batin secara total, melalui praktik Dhamma, ketika beban mental mulai berkurang, rasa kebebasan / kondisi batin yang damai, ringan karena tidak terbebani, akan secara alami  muncul. This is what I believe  and if anyone does not agree, I also cannot do anything.

May you all be happy.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #84 on: 05 November 2009, 06:01:39 AM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)

sungai bisa beda, tapi prinsip-nya kan isi-nya air... kalau isi-nya lumpur kayak lapindo ??

isinya Lumpur, air tidak bisa bergerak (mandek), bahkan keburu kering kena panas matahari.
jadi tinggal pilih, sungai arus airnya lancar atau sungai airnya yang berlumpur, kalau sungai air lancar lebih cepat nyampe ke muara mendekati Lautan Bebas
 _/\_
« Last Edit: 05 November 2009, 06:06:20 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #85 on: 05 November 2009, 07:57:41 AM »
apa yg tertulis dalam tipitaka,sebagaimana orang mempratekkan maka merasakan rasa mangga....maka itu saya mempercayai Tipitaka karena apa yang di tulis sesuai apa yg sy rasakan...

Saya tetap yakin bahwa seseorang yang mempraktikkan Dhamma, yang ia rasakan adalah rasa Dhamma, yaitu RASA KEBEBASAN.  Dan rasa kebebasan tersebut tidak concern terhadap apakah seseorang Theravadin ataukah Mahayanist ataukah penganut2 organisasi2 lain.

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #86 on: 05 November 2009, 08:27:01 AM »
Setiap saya dan Peacemind ke hutan, kami hanya cukup membawa uang untuk pergi ke tempat itu. Kami tidak membawa uang yang lebih karena di vihara tersebut tidak mengizinkan kami untuk menghandle uang. Saat pulang, kepala vihara akan minta officer untuk mengantarkan kami hingga ke stasiun bus. Lucunya, para officer akan saling berdebat mana jalan yang baik untuk ditempuh. Kadang saya merasa sebel juga. Saya berpikir mengapa tidak diantar saja, apapun jalannya yang penting kami sampai di tujuan.
Apa yang terjadi di antara officer, juga tidak ada bedanya dengan kita. Kita saling memperdebatkan mana cara yang terbaik untuk merealisasi tujuan kita beragama. Tetapi sungguh sangat sedikit di antara kita yang ingin terjun secara langsung untuk praktik. Kita umumnya hanya puas dalam perdebadan, saling menunjukkan kepiawaian kita dalam mengolah kata, tetapi sangat jarang ada yang puas untuk praktik. Oleh karena itu, saya mengundang semua orang, apa pun sektenya, untuk tidak sekedar puas dalam perbedaan pendapat tetapi marilah kita praktik agar kita mengerti dengan benar rasa Dhamma, ajaran Sang Buddha.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #87 on: 05 November 2009, 08:31:25 AM »

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Darimana pun ajaran berasal, jika ajaran tesebut tidak menuju pada pengurangan dan pelenyapan kekotoran batin, jika ajaran tersebut tidak menuju pada pembebasan, maka ajaran tersebut bukan Dhamma. Kita harus ingat bahwa Sang BUddha pernah mengatakn bahwa "Dari dulu sampai sekarang, apa yang beliau ajarkan hanya dua hal: penderitaan dan lenyapnya penderitaan". Singkatnya, ajaran beliau berhuungan dengan pengetahuan yang mendalam mengenai Samsara dan perealisasian Nibbāna (lenyapnya penderitaan samsara / true liberation).

May you be happy.

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #88 on: 05 November 2009, 08:57:18 AM »
Setiap saya dan Peacemind ke hutan, kami hanya cukup membawa uang untuk pergi ke tempat itu. Kami tidak membawa uang yang lebih karena di vihara tersebut tidak mengizinkan kami untuk menghandle uang. Saat pulang, kepala vihara akan minta officer untuk mengantarkan kami hingga ke stasiun bus. Lucunya, para officer akan saling berdebat mana jalan yang baik untuk ditempuh. Kadang saya merasa sebel juga. Saya berpikir mengapa tidak diantar saja, apapun jalannya yang penting kami sampai di tujuan.
Apa yang terjadi di antara officer, juga tidak ada bedanya dengan kita. Kita saling memperdebatkan mana cara yang terbaik untuk merealisasi tujuan kita beragama. Tetapi sungguh sangat sedikit di antara kita yang ingin terjun secara langsung untuk praktik. Kita umumnya hanya puas dalam perdebadan, saling menunjukkan kepiawaian kita dalam mengolah kata, tetapi sangat jarang ada yang puas untuk praktik. Oleh karena itu, saya mengundang semua orang, apa pun sektenya, untuk tidak sekedar puas dalam perbedaan pendapat tetapi marilah kita praktik agar kita mengerti dengan benar rasa Dhamma, ajaran Sang Buddha.


Benar sekali.. yang terjadi saat dan pada abad ini adalah kita selalu mencari kepuasan dalam bentuk logika berpikir, ketimbang terjun dalam praktek langsung.. termasuk saya pribadi..
Entah apakah hal ini apabila di biarkan terus akan menjadi suatu 'trend' baru dalam berkeyakinan nantinya..

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #89 on: 05 November 2009, 08:59:51 AM »

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Darimana pun ajaran berasal, jika ajaran tesebut tidak menuju pada pengurangan dan pelenyapan kekotoran batin, jika ajaran tersebut tidak menuju pada pembebasan, maka ajaran tersebut bukan Dhamma. Kita harus ingat bahwa Sang BUddha pernah mengatakn bahwa "Dari dulu sampai sekarang, apa yang beliau ajarkan hanya dua hal: penderitaan dan lenyapnya penderitaan". Singkatnya, ajaran beliau berhuungan dengan pengetahuan yang mendalam mengenai Samsara dan perealisasian Nibbāna (lenyapnya penderitaan samsara / true liberation).

May you be happy.

Entah kenapa, saya pribadi lebih suka menggunakan istilah "Sebab Dukkha" dan "Terhentinya Dukkha"
Btw.. terima kasih atas 'pedoman' apakah sesuatu ajaran dapat dikatakan Dhamma ataupun Adhamma..

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #90 on: 05 November 2009, 09:08:48 AM »
Setiap saya dan Peacemind ke hutan, kami hanya cukup membawa uang untuk pergi ke tempat itu. Kami tidak membawa uang yang lebih karena di vihara tersebut tidak mengizinkan kami untuk menghandle uang. Saat pulang, kepala vihara akan minta officer untuk mengantarkan kami hingga ke stasiun bus. Lucunya, para officer akan saling berdebat mana jalan yang baik untuk ditempuh. Kadang saya merasa sebel juga. Saya berpikir mengapa tidak diantar saja, apapun jalannya yang penting kami sampai di tujuan.
Apa yang terjadi di antara officer, juga tidak ada bedanya dengan kita. Kita saling memperdebatkan mana cara yang terbaik untuk merealisasi tujuan kita beragama. Tetapi sungguh sangat sedikit di antara kita yang ingin terjun secara langsung untuk praktik. Kita umumnya hanya puas dalam perdebadan, saling menunjukkan kepiawaian kita dalam mengolah kata, tetapi sangat jarang ada yang puas untuk praktik. Oleh karena itu, saya mengundang semua orang, apa pun sektenya, untuk tidak sekedar puas dalam perbedaan pendapat tetapi marilah kita praktik agar kita mengerti dengan benar rasa Dhamma, ajaran Sang Buddha.


Kalau boleh tau, hutan dan viharanya dimana ya?  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #91 on: 05 November 2009, 09:32:23 AM »
Sri Lanka
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #92 on: 05 November 2009, 09:37:35 AM »
Aliran sungai yg berbeda toh semuanya menuju samudera yg sama, jika saat ini telah cocok dgn sungai yg satu, maka berenanglah dgn sebaik2nya, tdk perlu mempermasalahkan sungai yg lainnya... peace :)

sungai bisa beda, tapi prinsip-nya kan isi-nya air... kalau isi-nya lumpur kayak lapindo ??

isinya Lumpur, air tidak bisa bergerak (mandek), bahkan keburu kering kena panas matahari.
jadi tinggal pilih, sungai arus airnya lancar atau sungai airnya yang berlumpur, kalau sungai air lancar lebih cepat nyampe ke muara mendekati Lautan Bebas
 _/\_
sungai mana yg tdk berlumpur ?? ;D
setiap org punya jlnnya sendiri, jodohnya sendiri... sungai yg cocok utkmu blm tentu cocok utkku, demikian jg sebaliknya... lebih baik berjuang tuk sampai ke tujuan melewati sungaiku yg berlumpur drpd mempermasalahkan kotornya lumpur di sungai org lain ... peace :)

thanks Buddha...

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #93 on: 05 November 2009, 09:42:26 AM »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #94 on: 05 November 2009, 10:11:34 AM »
Sri Lanka

oow ok thanks infonya. _/\_
Guru kami minggu ini akan mengajarkan meditasi di Singapura selama seminggu, selanjut beliau akan mengajarkan meditasi di New Zeland dan Australia. Beliau akan ada di sana hingga pertengahan Januari. Mungkin pada pertengahan Mei hingga sebelum masa vassa, beliau akan mengadakan retreat di UK, Canada dan USA.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #95 on: 05 November 2009, 10:30:32 AM »
Sri Lanka

oow ok thanks infonya. _/\_
Guru kami minggu ini akan mengajarkan meditasi di Singapura selama seminggu, selanjut beliau akan mengajarkan meditasi di New Zeland dan Australia. Beliau akan ada di sana hingga pertengahan Januari. Mungkin pada pertengahan Mei hingga sebelum masa vassa, beliau akan mengadakan retreat di UK, Canada dan USA.

Mudah2an juga ada jadwal ke Indo. ;D _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #96 on: 05 November 2009, 10:37:00 AM »
Bagaimana kalau dibentuk kepanitiaan oleh Dhammacitta, mengundang Guru anda untuk bersedia mengajarkan meditasi di Indonesia? :whistle:
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #97 on: 05 November 2009, 10:47:55 AM »
^
^
Good idea  ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #98 on: 05 November 2009, 10:59:06 AM »
 [at] Deva19
Kalau berusaha membenturkan dua aliran dalam Buddhisme itu nggak bijak loh :) Hasil dari karma/kammanya ditanggung sendiri loh nanti... :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #99 on: 05 November 2009, 11:11:43 AM »
Bagaimana kalau dibentuk kepanitiaan oleh Dhammacitta, mengundang Guru anda untuk bersedia mengajarkan meditasi di Indonesia? :whistle:
Kami yakin beliau akan siap, yang penting vinaya beliau dijaga dengan baik. Kalau vinaya tidak diutamakan, beliau tidak akan menoleransi. Undangan tidak pada masa vassa dan jangan sering-sering diundang karena kami juga butuh bimbingan beliau.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #100 on: 05 November 2009, 12:12:55 PM »

Sayangnya tidak semua hal yang dilabel Dhamma saat ini adalah Dhamma yang menuju kebebasan. Plus tiap aliran punya Dhamma-nya masing-masing, misalnya di Mahayana mengakui Budha Amitabha dan alam Sukavati, di Tantra ada ajaran meditasi visualisasi.

Darimana pun ajaran berasal, jika ajaran tesebut tidak menuju pada pengurangan dan pelenyapan kekotoran batin, jika ajaran tersebut tidak menuju pada pembebasan, maka ajaran tersebut bukan Dhamma. Kita harus ingat bahwa Sang BUddha pernah mengatakn bahwa "Dari dulu sampai sekarang, apa yang beliau ajarkan hanya dua hal: penderitaan dan lenyapnya penderitaan". Singkatnya, ajaran beliau berhuungan dengan pengetahuan yang mendalam mengenai Samsara dan perealisasian Nibbāna (lenyapnya penderitaan samsara / true liberation).

May you be happy.
nah itu yg BEDA....kalau sama mungkin no problem, masalahnya tujuannya sudah beda...nirvana dan nibbana saja berbeda ..
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #101 on: 05 November 2009, 12:20:59 PM »


Kalau boleh tau, hutan dan viharanya dimana ya?  _/\_
Alamatnya, Nissarana Vanaya, Meetirigala, Sri Lanka. Beliau adalah murid Y.M. Matara Sri Ñāṇarama. Buku beliau yang berjudul Seven Stages of Purification juga telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #102 on: 05 November 2009, 12:28:04 PM »
nah itu yg BEDA....kalau sama mungkin no problem, masalahnya tujuannya sudah beda...nirvana dan nibbana saja berbeda ..

Nibbana sama nirvana bukannya cuma beda tulisan ya, bedanya di mana lagi bro?

Offline Nagaratana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #103 on: 05 November 2009, 12:38:40 PM »
nah itu yg BEDA....kalau sama mungkin no problem, masalahnya tujuannya sudah beda...nirvana dan nibbana saja berbeda ..

Nibbana sama nirvana bukannya cuma beda tulisan ya, bedanya di mana lagi bro?

Silahkan memelajari pembahasan Nirvana, dan lihat beda nya dengan Nibbana.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #104 on: 05 November 2009, 01:41:23 PM »
Secara arti literal kata nibbāna dan nirvana tidak berbeda. Keduanya bermakna "padam". Yang membedakan keduanya adalah bahwa yang pertama berasal dari bahasa Pali, sedangnkan yang kedua dari bahasa Sanskrit.

Dalam Buddhisme, nibbāna atau nirvana dianggap sebagai kebebasan tertinggi. Hanya jika kita berbicara mengenai kebebasan tertinggi, memang ada perbedaan makna antara Theravāda dan Mahāyāna. Dalam sekte Theravāda, kebebasan tertinggi bisa dicapai ketika seseorang mencapai kesucian arahat dan tidak harus mencapai sammāsambuddha. Akan tetapi, dalam Mahāyāna, dipercaya bahwa kebebasan tertinggi dicapai hanya ketika seseorang mencapai sammāsambuddha.

Be happy.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #105 on: 05 November 2009, 01:46:45 PM »
Saya pikir, maksud dari Bro Nagaratana itu adalah konsep "Pembebasan" di Mahayana dan Theravada ada perbedaan. Di forum ini sudah pernah ada studi banding antar kedua aliran ini, dan hasilnya didapatkan bahwa ada banyak perbedaan konsep, salah satunya mengenai konsep Nibbana dan Nirvana.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #106 on: 05 November 2009, 01:53:50 PM »
Secara arti literal kata nibbāna dan nirvana tidak berbeda. Keduanya bermakna "padam". Yang membedakan keduanya adalah bahwa yang pertama berasal dari bahasa Pali, sedangnkan yang kedua dari bahasa Sanskrit.

Dalam Buddhisme, nibbāna atau nirvana dianggap sebagai kebebasan tertinggi. Hanya jika kita berbicara mengenai kebebasan tertinggi, memang ada perbedaan makna antara Theravāda dan Mahāyāna. Dalam sekte Theravāda, kebebasan tertinggi bisa dicapai ketika seseorang mencapai kesucian arahat dan tidak harus mencapai sammāsambuddha. Akan tetapi, dalam Mahāyāna, dipercaya bahwa kebebasan tertinggi dicapai hanya ketika seseorang mencapai sammāsambuddha.

Be happy.
Nah itu masalah nya (tulisan yg dibold) !
Memang kalau dibahas tidak akan habis, lebih baik jangan dibahas lagi deh !
Lebih baik setiap individu lebih memperhatikan bathin masing2.
 _/\_
« Last Edit: 05 November 2009, 02:00:43 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #107 on: 05 November 2009, 02:04:42 PM »


Kalau boleh tau, hutan dan viharanya dimana ya?  _/\_
Alamatnya, Nissarana Vanaya, Meetirigala, Sri Lanka. Beliau adalah murid Y.M. Matara Sri Ñāṇarama. Buku beliau yang berjudul Seven Stages of Purification juga telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Terima kasih infonya bro.  _/\_

« Last Edit: 05 November 2009, 02:06:38 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #108 on: 05 November 2009, 04:59:35 PM »
mudah-mudahan ga ada yg tersinggung da.... ^:)^ ^:)^


nah itu yg BEDA....kalau sama mungkin no problem, masalahnya tujuannya sudah beda...nirvana dan nibbana saja berbeda ..

Nibbana sama nirvana bukannya cuma beda tulisan ya, bedanya di mana lagi bro?

Secara arti literal kata nibbāna dan nirvana tidak berbeda. Keduanya bermakna "padam". Yang membedakan keduanya adalah bahwa yang pertama berasal dari bahasa Pali, sedangnkan yang kedua dari bahasa Sanskrit.

Dalam Buddhisme, nibbāna atau nirvana dianggap sebagai kebebasan tertinggi. Hanya jika kita berbicara mengenai kebebasan tertinggi, memang ada perbedaan makna antara Theravāda dan Mahāyāna. Dalam sekte Theravāda, kebebasan tertinggi bisa dicapai ketika seseorang mencapai kesucian arahat dan tidak harus mencapai sammāsambuddha. Akan tetapi, dalam Mahāyāna, dipercaya bahwa kebebasan tertinggi dicapai hanya ketika seseorang mencapai sammāsambuddha.

Be happy.
saudara char dan saudara peace...
nibbana dalam pali memang merujuk pada "padam" ya padamnya pancakhandha...

tetapi dalam mahayana tidak demikian....saya lupa dibahas dimana dan halaman berapa di forum ini...alangkah baiknya jika ada moderator bersedia memberikan link...[ malas search  :-[  ]

tapi singkatnya bisa lihat dalam sutra[sangkrit]

Quote
Subhuti bertanya, “Mengapa kamu keluar darinya setelah kamu memasukinya?”
Manjusri menjawab, “Yang Mulia, anda harus mengetahui bahwa ini adalah perwujudan dari kebijaksanaan dan kearifan seorang Bodhisattva. Ia sesungguhnya memasuki realisasi Kearahatan dan terbebas dari samsara; kemudian, sebagai cara untuk menyelamatkan makhluk-makhluk, ia keluar dari realisasi itu. Subhuti, misalkan seorang pemanah yang ahli merencanakan untuk melukai musuh bebuyutannya, tetapi, karena salah menyangka putra kesayangannya di dalam hutan sebagai musuh, ia menembakkan panah padanya. Putranya berkata, ‘Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Mengapa ayah ingin melukaiku?’ Seketika itu juga, sang pemanah, yang berlari dengan cepat, mendorong putranya dan menangkap panah itu sebelum ia melukai seseorang. Seorang Bodhisattva adalah seperti ini: untuk melatih dan membimbing para Sravaka dan para Pratyekabuddha, ia memasuki Nirvana; tetapi, ia keluar darinya dan tidak jatuh ke tingkat Sravaka dan Pratyekabuddha. Itulah mengapa tingkat Bodhisattva disebut tingkat Buddha.”

dan setahu saya Arahat[savaka]
Quote
Arhats, stainless, free from depravity, self-controlled, thoroughly emancipated in thought and knowledge, of noble breed, (like unto) great elephants, having done their task, done their duty, acquitted their charge, reached the goal; in whom the ties which bound them to existence were wholly destroyed, whose minds were thoroughly emancipated by perfect knowledge, who had reached the utmost perfection in subduing all their thoughts

bagi mahayana nirvana itu bukan "padam" lagi....
dan kalau di teruskan lebih jauh dan lebih jauh lagi..........
SangBuddha[Gotama] dalam Mahayana masih hidup[punya khandha] entah di alam mana dan akan mengajarkan dhamma lagi entah di kalpa mana..

jadi pendapat saya, "apakah Akhir Dukkha itu?" [ saya rasa tidak perlu lagi dibahas, tp pada inti-nya ajaran buddhisme 2 aliran berbeda tujuan ]

dan merujuk pada sutta[lupa nama sutta-nya kalau bisa tolong di post], dimana SangBuddha mengatakan "tujuan"...jika sebuah ajaran tujuan-nya bukan 1. maka itu bukanlah ajaran para buddha...
dan apakah 1 itu.. yakni "akhir dukka atau nibbana"

may all being happiness
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #109 on: 05 November 2009, 11:21:58 PM »
Kalau mau dibahas soal perbandingan Nirvana dan Nibbana antar 2 sekte di atas mungkin ada baiknya dibuat thread baru di board lain, bkn dlm thread ini. Kali ini mungkin pembahasan akan lebih kondusif, mengingat kebetulan skrg ada 2 orang polisi lalu lintas kebetulan lewat yg bisa membantu mengawasi arus lalin dalam DC, Sdr Peacemind dan Sdr Dhammasiri. My humble bow to you both ^:)^

PS. Jangan tilang kalau saya ngga pake helem yah.. ;D

_/\_
appamadena sampadetha

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #110 on: 05 November 2009, 11:36:38 PM »
Kalau mau dibahas soal perbandingan Nirvana dan Nibbana antar 2 sekte di atas mungkin ada baiknya dibuat thread baru di board lain, bkn dlm thread ini. Kali ini mungkin pembahasan akan lebih kondusif, mengingat kebetulan skrg ada 2 orang polisi lalu lintas kebetulan lewat yg bisa membantu mengawasi arus lalin dalam DC, Sdr Peacemind dan Sdr Dhammasiri. My humble bow to you both ^:)^

PS. Jangan tilang kalau saya ngga pake helem yah.. ;D

_/\_
Ah saya sih member biasa kok. Tidak ada yang perlu saya awasi. Saya juga dalam tahap belajar, sama seperti member yang lain. Saya tidak merasa superior atau lebih mengerti daripada yang lain. Bahkan, saya merasa ada member lain yang justru lebih pandai, lebih mampu ketimbang saya.
Thanks.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #111 on: 06 November 2009, 01:27:54 AM »
_/\_ Sdr Dhammasiri
Memang mungkin ada yg lebih mengerti dalam bbrp hal dibanding Anda. Tapi mungkin juga ada yg Anda lebih ketahui dibanding yg lain. Tiap pribadi itu unik dan masing2 memiliki kelebihannya dalam 1 dan lain hal. So admit it. ;) _/\_
appamadena sampadetha

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #112 on: 06 November 2009, 04:37:11 AM »
Quote
.....
Seorang Bodhisattva adalah seperti ini: untuk melatih dan membimbing para Sravaka dan para Pratyekabuddha, ia memasuki Nirvana; tetapi, ia keluar darinya dan tidak jatuh ke tingkat Sravaka dan Pratyekabuddha. Itulah mengapa tingkat Bodhisattva disebut tingkat Buddha.”
Maaf,
Hal ini bertolak belakang dengan pengertian Buddha yang saya miliki.

Bagi saya,
Seorang "Yang tercerahkan (Buddha)" Tanha'nya padam.
Seorang "Yang tercerahkan (Buddha)" Cetana'nya padam.
Seorang "Yang tercerahkan (Buddha)" tidak punya keinginan.
Seorang "Yang tercerahkan (Buddha)" tidak menabur kamma yang menghasilkan momentum vipaka

Dengan demikian momentum berhenti
Dengan demikian bola berhenti bergulir
Dengan demikian perputaran samsara berhenti
Dengan demikian berakhirnya dukkha
Demikianlah ia disebut berkondisi batin "padam" (read: nibbana)

Lalu,
Apabila seseorang yang "padam" cetana/tanha'nya memiliki keinginan...
Sekali lagi maaf, saya kira tidak layak dikatakan sudah "padam" (nibbana)

dan beberapa hal lain yang sedikit rancu... seperti... kemelekatan dan atta...

but thats me...
Semua tergantung pada apa pengertian "Buddha" / "Nibbana" bagi anda
« Last Edit: 06 November 2009, 04:39:48 AM by Kemenyan »

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #113 on: 06 November 2009, 07:51:43 AM »
_/\_ Sdr Dhammasiri
Memang mungkin ada yg lebih mengerti dalam bbrp hal dibanding Anda. Tapi mungkin juga ada yg Anda lebih ketahui dibanding yg lain. Tiap pribadi itu unik dan masing2 memiliki kelebihannya dalam 1 dan lain hal. So admit it. ;) _/\_

Ya, I can admit it that every person has special talent but my talent is only how to be naughty; nothing else.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #114 on: 06 November 2009, 08:14:30 AM »
_/\_ Sdr Dhammasiri
Memang mungkin ada yg lebih mengerti dalam bbrp hal dibanding Anda. Tapi mungkin juga ada yg Anda lebih ketahui dibanding yg lain. Tiap pribadi itu unik dan masing2 memiliki kelebihannya dalam 1 dan lain hal. So admit it. ;) _/\_

Ya, I can admit it that every person has special talent but my talent is only how to be naughty; nothing else.

welcome to DC

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #115 on: 06 November 2009, 08:34:57 AM »
_/\_ Sdr Dhammasiri
Memang mungkin ada yg lebih mengerti dalam bbrp hal dibanding Anda. Tapi mungkin juga ada yg Anda lebih ketahui dibanding yg lain. Tiap pribadi itu unik dan masing2 memiliki kelebihannya dalam 1 dan lain hal. So admit it. ;) _/\_

Ya, I can admit it that every person has special talent but my talent is only how to be naughty; nothing else.

welcome to DC
Thanks Indra for welcoming me; but won't u spread red carpet to welcome me hahahahaha
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #116 on: 06 November 2009, 08:47:03 AM »
_/\_ Sdr Dhammasiri
Memang mungkin ada yg lebih mengerti dalam bbrp hal dibanding Anda. Tapi mungkin juga ada yg Anda lebih ketahui dibanding yg lain. Tiap pribadi itu unik dan masing2 memiliki kelebihannya dalam 1 dan lain hal. So admit it. ;) _/\_

Ya, I can admit it that every person has special talent but my talent is only how to be naughty; nothing else.

welcome to DC
Thanks Indra for welcoming me; but won't u spread red carpet to welcome me hahahahaha

I'm welcoming the "naughty" part in you. ;D

Offline bong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
Inilah pendapatku tentang BUDHA.
« Reply #117 on: 21 November 2009, 01:55:43 PM »
bagiku BUDHA adalah bukan suatu bentuk atau aliran apapun.aliran2 yg ada adalah satu forum untuk saling berbagi utuk semua.perjalanan hidup/sejarah SANG SAKYAMUNI adalah salah satu kisah hidup seorang MANUSIA AGUNG yang patut di ambil hikmah bagi setiap mahluk hidup.(ini hanya pendapatku,karena aku baru2 ini ingin menjadi fans berat SANG SAKYAMUNI dan ku pastikan aku gak sanggup utk menjalankannya sepenuhnya.) Mohon maaf bila ada kesalahan dlm tulisanku dan mohon tanggapannya dari teman2. :|

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #118 on: 21 November 2009, 04:51:38 PM »
Tanggapannya? welcome <:-P
appamadena sampadetha

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #119 on: 23 November 2009, 12:50:18 AM »
hmm..
perhatikan bathin masing-masing..
apakah kita sadar dalam berperilaku?

Dukkha pasti akan berakhir.. itulah yang Beliau (Buddha Gotama) ajarkan.
Jika tidak berakhir, maka Beliau hanya mengada-ada..
Tapi yang saya ketahui melalui ajaran Beliau. Beliau adalah makhluk jujur.
Bahkan dalam tingkatan Bodhisattva dari semua tindakan yang bersifat negatif.

Berkata tidak benar adalah pantangan yang paling wajib bagi para Bodhisattva..

apalagi Beliau telah mencapai tahap sammasambuddha.
Saya meyakini hal tersebut karena lingkaran ini harus terputus. Jika tidak kita tetap berputar-putar..
Dan inilah yang saat itu (pangeran siddhattha cari).. obat untuk memupus kelahiran dan kematian..
obat untuk lepas dari Dukkha.

(gapapa kan saya post kyk gini (ini kan thread untuk Theravada ^^)) hehe

tapi inti nya saya ingin menyatakan hal ini untuk semua baik aliran apapun.. yang saya tahu.. aliran kita semua menuju 1 yang pasti.. nibbana.. ^^

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #120 on: 23 November 2009, 09:33:22 AM »
tapi inti nya saya ingin menyatakan hal ini untuk semua baik aliran apapun.. yang saya tahu.. aliran kita semua menuju 1 yang pasti.. nibbana.. ^^

karena saya belum mencapai nibbana, saya ga bisa memastikan kebenaran bhw semua aliran PASTI menuju nibbana

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #121 on: 23 November 2009, 11:46:10 PM »
tapi inti nya saya ingin menyatakan hal ini untuk semua baik aliran apapun.. yang saya tahu.. aliran kita semua menuju 1 yang pasti.. nibbana.. ^^

karena saya belum mencapai nibbana, saya ga bisa memastikan kebenaran bhw semua aliran PASTI menuju nibbana
Tapi Ajahn Chah, pernah mengatakan semua agama - bukan sekedar sekte buddhisme lho - adalah kendaraan2 berbeda yang menuju tujuan yg sama. Gmn pendapatnya Om Markus? _/\_
appamadena sampadetha

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #122 on: 24 November 2009, 08:06:51 AM »
Tapi Ajahn Chah, pernah mengatakan semua agama - bukan sekedar sekte buddhisme lho - adalah kendaraan2 berbeda yang menuju tujuan yg sama.

Mungkin maksud Ajahn Chah, agama Theravada, agama Mahayana, agama Tanra, agama Zen ;D

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #123 on: 24 November 2009, 09:57:15 AM »
Tapi Ajahn Chah, pernah mengatakan semua agama - bukan sekedar sekte buddhisme lho - adalah kendaraan2 berbeda yang menuju tujuan yg sama.

Mungkin maksud Ajahn Chah, agama Theravada, agama Mahayana, agama Tanra, agama Zen ;D

masuk akal :hammer:

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #124 on: 25 November 2009, 02:25:28 PM »
#markos:
yup.. memang betul, karena aliran tersebut menyebut akan nibbana.. kalau kita benar-benar tekun berlatih.. baik kita aliran apapun..
kita pasti akan mencapai yang dinamakan nibbana (entah untuk Theravada, nibbana itu adalah tujuan akhir atau untuk aliran yang lain bahwa nibbana itu bukanlah tujuan akhir, karena harus sempurna pada tingkat sammasambuddha).. intinya dalam aliran tersebut.. setidaknya kita akan mampir.. atau mengecap rasa nibbana.. maka jalanilah aliran yang sudah anda yakini.. begitu... ^^

pernah mendengar dari seorang teman. Dia membaca buku mengenai Ajahn (Chah atau Mun). Ketika itu dikatakan bahwa sekelompok bhikku ada yang sedang berdiskusi hingga berdebat mengenai "Tingkat mana yang lebih tinggi, menjadi Savaka buddha (arahat) atau Bodhisattva?". Hingga akhirnya Ajahn tersebut masuk ke ruangan tempat para bhikku itu berdebat dan menyatakan " Berhentilah untuk menjadi. Untuk keluar dari lingkaran ini maka harus berhenti untuk menjadi (bhava tanha). Selama masih ada pikiran untuk menjadi, maka tidak akan lepas dari dunia ini."

Trus setelah lebih lanjut, g diceritain maksudnya itu, kita jangan mengharap untuk harus menjadi ini atau menjadi itu. Biarkan kita praktek dan let it flow. Semakin kita ingin untuk menjadi sesuatu. Artinya kita bukan melepas tapi malah mengikat.

mengenai ceritanya CMIIW.. karena g hanya mendengar saja dan g rasa bermanfaat buat kita yang sedang praktek (hanya untuk mengingatkan saja).


#Jerry:
hmm.. agama apapun yang umatnya menerapkan hasta ariya magga.. (jalan mulia berunsur 8)
maka kemungkinan untuk tercerahkan itu pasti ada.
Hal ini pernah saya baca pada topik dari teman saya. mengenai seorang Katholik yang telah mencapai tahapan no self (anatta). Dan beliau menuangkannya ke dalam buku.. setelah saya baca, sepertinya Beliau memang benar-benar telah mencapai.. terlihat dari bahasa tulisannya dan pengalaman Beliau dalam buku tersebut..

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #125 on: 25 November 2009, 09:23:15 PM »
Meski nilai sekuler tengah melanda dan menyerbu dunia dan berbagai nilai yg ada di dalamnya, termasuk agama terpaksa menghadapi tuntutan utk bersikap terbuka.. Dan bahwa Sang Buddha mengajarkan agar kita menghindari sikap fanatisme, namun keyakinan thdp keberadaan Ti-Ratana yg unik merupakan hal yg tdk boleh ditawar2 atau dikompromikan bagi seorang yg mengaku buddhis. Keyakinan seorang buddhis adalah bahwa Sang Buddha merupakan sosok unik yg tiada duanya, tak tergantikan dan tak terbandingi oleh guru2 lain, sebagaimana disebutkan dlm Buddhanussati. Berikutnya keyakinan bahwa dhamma yg diajarkan Sang Buddha memiliki kualitas spt dlm Dhammanussati dan keyakinan bahwa Buddha-dhamma inilah yg dapat menuntun kita pd ujung pencapaian. Dan terakhir, bahwa Ariya Sangha memiliki kualitas sbgmn dlm Sanghanussati dan keyakinan dalam ajaran lain tidak diketemukan adanya ariya puggala. Mengapa?

Ini jawaban penjelasan Sang Buddha bagi mereka yang merasa inklusif, pluralis - yang "yakin" dalam ajaran lain ditemukan pembebasan.

Quote


MN 11
Cula-sihanada Sutta: The Shorter Discourse on the Lion's Roar

1. Thus have I heard. On one occasion the Blessed One was living at Savatthi in Jeta's Grove, Anathapindika's Park. There he addressed the bhikkhus thus: "Bhikkhus." — "Venerable sir," they replied. The Blessed One said this:

2. "Bhikkhus, only here is there a recluse, only here a second recluse, only here a third recluse, only here a fourth recluse. The doctrines of others are devoid of recluses: that is how you should rightly roar your lion's roar.

3. "It is possible, bhikkhus, that wanderers of other sects might ask: 'But on the strength of what (argument) or with the support of what (authority) do the venerable ones say thus?' Wanderers of other sects who ask thus may be answered in this way: 'Friends, four things have been declared to us by the Blessed One who knows and sees, accomplished and fully enlightened; on seeing these in ourselves we say thus: "Only here is there a recluse, only here a second recluse, only here a third recluse, only here a fourth recluse. The doctrines of others are devoid of recluses." What are the four? We have confidence in the Teacher, we have confidence in the Dhamma, we have fulfilled the precepts, and our companions in the Dhamma are dear and agreeable to us whether they are layfolk or those gone forth. These are the four things declared to us by the Blessed One who knows and sees, accomplished and fully enlightened, on seeing which in ourselves we say as we do.'

4. "It is possible, bhikkhus, that wanderers of other sects might say thus: 'Friends, we too have confidence in the Teacher, that is, in our Teacher; we too have confidence in the Dhamma, that is, in our Dhamma; we too have fulfilled the precepts, that is, our precepts; our companions in the Dhamma are dear and agreeable to us too whether they are layfolk or those gone forth. What is the distinction here, friends, what is the variance, what is the difference between you and us?'

5. "Wanderers of other sects who ask thus may be answered in this way: 'How then, friends, is the goal one or many?' Answering rightly, the wanderers of other sects would answer thus: 'Friends, the goal is one, not many.' — 'But, friends, is that goal for one affected by lust or free from lust?' Answering rightly, the wanderers of other sects would answer thus: 'Friends, that goal is for one free from lust, not for one affected by lust.' — 'But, friends, is that goal for one affected by hate or free from hate?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one free from hate, not for one affected by hate.' — 'But, friends, is that goal for one affected by delusion or free from delusion?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one free from delusion, not for one affected by delusion.' — 'But, friends, is that goal for one affected by craving or free from craving?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one free from craving, not for one affected by craving.' — 'But, friends, is that goal for one affected by clinging or free from clinging?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one free from clinging, not for one affected by clinging.' — 'But, friends, is that goal for one who has vision or for one without vision?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one with vision, not for one without vision.' — 'But, friends, is that goal for one who favors and opposes, or for one who does not favor and oppose?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one who does not favor and oppose, not for one who favors and opposes.' — 'But, friends is that goal for one who delights in and enjoys proliferation, or for one who does not delight in and enjoy proliferation?' Answering rightly, they would answer: 'Friends, that goal is for one who does not delight in and enjoy proliferation, not for one who delights in and enjoys proliferation.'

6. "Bhikkhus, there are these two views: the view of being and the view of non-being. Any recluses or brahmans who rely on the view of being, adopt the view of being, accept the view of being, are opposed to the view of non-being. Any recluses or brahmans who rely on the view of non-being, adopt the view of non-being, accept the view of non-being, are opposed to the view of being.

7. "Any recluses or brahmans who do not understand as they actually are the origin, the disappearance, the gratification, the danger and the escape in the case of these two views are affected by lust, affected by hate, affected by delusion, affected by craving, affected by clinging, without vision, given to favoring and opposing, and they delight in and enjoy proliferation. They are not freed from birth, aging and death, from sorrow, lamentation, pain, grief and despair; they are not freed from suffering, I say.

8. "Any recluses or brahmans who understand as they actually are the origin, the disappearance, the gratification, the danger and the escape in the case of these two views are without lust, without hate, without delusion, without craving, without clinging, with vision, not given to favoring and opposing, and they do not delight in and enjoy proliferation. They are freed from birth, aging and death, from sorrow, lamentation, pain, grief and despair; they are freed from suffering, I say.

9. "Bhikkhus, there are these four kinds of clinging. What four? Clinging to sensual pleasures, clinging to views, clinging to rules and observances, and clinging to a doctrine of self.

10. "Though certain recluses and brahmans claim to propound the full understanding of all kinds of clinging, they do not completely describe the full understanding of all kinds of clinging. They describe the full understanding of clinging to sensual pleasures without describing the full understanding of clinging to views, clinging to rules and observances, and clinging to a doctrine of self. Why is that? Those good recluses and brahmans do not understand these three instances of clinging as they actually are. Therefore, though they claim to propound the full understanding of all kinds of clinging, they describe only the full understanding of clinging to sensual pleasures without describing the full understanding of clinging to views, clinging to rules and observances, and clinging to a doctrine of self.

11. "Though certain recluses and brahmans claim to propound the full understanding of all kinds of clinging... they describe the full understanding of clinging to sensual pleasures and clinging to views without describing the full understanding of clinging to rules and observances and clinging to a doctrine of self. Why is that? They do not understand two instances... therefore they describe only the full understanding of clinging to sensual pleasures and clinging to views without describing the full understanding of clinging to rules and observances and clinging to a doctrine of self.

12. "Though certain recluses and brahmans claim to propound the full understanding of all kinds of clinging... they describe the full understanding of clinging to sensual pleasures, clinging to views, and clinging to rules and observances without describing the full understanding of clinging to a doctrine of self. They do not understand one instance... therefore they describe only the full understanding of clinging to sensual pleasures, clinging to views, and clinging to rules and observances without describing the full understanding of clinging to a doctrine of self.

13. "Bhikkhus, in such a Dhamma and Discipline as that it is plain that confidence in the Teacher is not rightly directed, that confidence in the Dhamma is not rightly directed, that fulfillment of the precepts is not rightly directed, and that the affection among companions in the Dhamma is not rightly directed. Why is that? Because that is how it is when the Dhamma and Discipline is badly proclaimed and badly expounded, unemancipating, unconducive to peace, expounded by one who is not fully enlightened.

14. "Bhikkhus, when a Tathagata, accomplished and fully enlightened, claims to propound the full understanding of all kinds of clinging, he completely describes the full understanding of all kinds of clinging: he describes the full understanding of clinging to sensual pleasures, clinging to views, clinging to rules and observances, and clinging to a doctrine of self.

15. "Bhikkhus, in such a Dhamma and Discipline as that it is plain that confidence in the Teacher is rightly directed, that confidence in the Dhamma is rightly directed, that fulfillment of the precepts is rightly directed, and that the affection among companions in the Dhamma is rightly directed. Why is that? Because that is how it is when the Dhamma and Discipline is well proclaimed and well expounded, emancipating, conducive to peace, expounded by one who is fully enlightened.

16. "Now these four kinds of clinging have what as their source, what as their origin, from what are they born and produced? These four kinds of clinging have craving as their source, craving as their origin, they are born and produced from craving. Craving has what as its source...? Craving has feeling as its source... Feeling has what as its source...? Feeling has contact as its source... Contact has what as its source...? Contact has the sixfold base as its source... The sixfold base has what as its source...? The sixfold base has mentality-materiality as its source... Mentality-materiality has what as its source...? Mentality-materiality has consciousness as its source... Consciousness has what as its source...? Consciousness has formations as its source... Formations have what as their source...? Formations have ignorance as their source, ignorance as their origin; they are born and produced from ignorance.

17. "Bhikkhus, when ignorance is abandoned and true knowledge has arisen in a bhikkhu, then with the fading away of ignorance and the arising of true knowledge he no longer clings to sensual pleasures, no longer clings to views, no longer clings to rules and observances, no longer clings to a doctrine of self. When he does not cling, he is not agitated. When he is not agitated, he personally attains Nibbana. He understands: 'Birth is destroyed, the holy life has been lived, what had to be done has been done, there is no more coming to any state of being.'"

That is what the Blessed One said. The bhikkhus were satisfied and delighted in the Blessed One's words.

Mettacittena,
appamadena sampadetha

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #126 on: 25 November 2009, 09:32:26 PM »
^ online melulu, selesaikan tugasmu

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #127 on: 25 November 2009, 10:06:37 PM »
ad hominem
There is no place like 127.0.0.1

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« Reply #128 on: 25 November 2009, 10:07:37 PM »
^ online melulu, selesaikan tugasmu
sambilan :-[
appamadena sampadetha