saya pikir menentukan
bukti nyatanya
yg sering mempertanyakan eksistensi buddha masa lampau tsb justru umat theravada
dosen saya di kuliah yg umat theravada bilang bahwa buddha amitbha adl buddha legendaries seakan2 amitabha buddha dikesampingkan dan lebih baik blajar ajaran sakyamuni saja
bahkan guru agama saya jelas2 meragukan keberadaan surga sukhavati (dia theravada)
menurut dia tidak ada alam diluar 31 alam
bagi para umat theravada yg belum mengkaji sutra2 mahayana
wajar2 saja timbul keraguan
Ini terjadi karena anda tidak bisa membedakan antara meraguan eksistensi Buddha masa lampau dengan meragukan keberadaan pribadi-pribadi Buddha yang ada di Mahayana.
Theravadin tidak meragukan keberadaan eksistensi Buddha masa lampau yang tak terhingga karena jelas dinyatakan dalam Sutta bahwa adanya Buddha masa lampau. Yang diragukan adalah nama-nama pribadi Buddha masa lampau yang ada dalam Mahayana berserta pernak-perniknya. Mengapa? Karena tidak ada catatan lengkap mengenai riwayat hidupnya. Contoh, Amitabha, di mana lahirnya, siapa ayah-ibunya, dimana ia mencapai pencerahan, masih hidupkah ia sekarang, apa ajarannya sama dengan Sakyamuni? Pertanyaan-pertanyaan personal dan konseptual ini yang tidak dapat dijawab secara menyeluruh yang membuat keraguan, bukan masalah ada atau tidak adanya Buddha masa lampau.
Jika kita sepakat bahwa Buddhisme baik Mahayana maupun Theravada sependapat bahwa ajaran semua Buddha (masa lampau, sekarang dan yang akan datang) adalah sama, maka untuk apa kita melihat ke belakang dan ke depan jika sekarang Buddha Sakyamuni hadir dengan ajaran yang sama dengan Buddha-Buddha yang lain?
Masalah pengkajian terhadap sutra-sutra Mahayana, beberapa Theravadin sudah melakukannya, anda bisa melihatnya beberapa di forum ini, di awal topik ini. Dan perlu saya pertanyakan sistem pengkajian yang anda maksud. Jika yang anda maksud dengan pengkajian sutra Mahayana hanya berupa baca-baca kemudian diperbandingkan dengan sutra Mahayana lainnya yang sejenis dalam bahasa yang sama pula, jelas ini bukan sebuah pengkajian namanya. Yang benar-benar pengkajian
minimal adalah membandingkan literatur yang tidak sejenis namun berkaitan dan secara lintas bahasa.
Semoga anda memahaminya