//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Akar perpecahan  (Read 101604 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #285 on: 01 January 2010, 09:59:32 AM »
Arahat itu bukannya dah bebas, krna batinnya tidak melekat pada apapun, makanya ia capai nibbana, bukan brarti dia melekat pd nibbana. Sang budha kan sudah brsabda oh bhku, jdikan api bukan milikku,bukan aku, tanah,angin, aair,bukan aku bukan miliku, jdikan dewa bukan sbgai aku,miliku, brahma,,alam kekosongan,alam persepsi bukan persepsi ,bukan sbgai aku,bukan milik ku, dan nibbana bukan milik aku,tidak melekat pd nibbana, jadi arahat adalah orang2 yg sdah tak mlekatpd nibbana,krna itu ia dinyatakan sbgai yg telah memasuki arus.
Bkannya bgtu?
CMiIW.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #286 on: 01 January 2010, 10:04:35 AM »
Quote
Mana yang lebih panjang jalurnya untuk memasuki Nirvana? Seseorang yang harus menunggu hingga semua mahluk hidup masuk Nirvana atau jalan Theravada yang mengajarkan jalan memasuki Nirvana "HERE AND NOW" sekarang dalam kehidupan ini juga. Siapa bilang lebih panjang? 

Wkwkwkw.... pertanyaan ini buat saya geli, entah anda pura2 tidak mengerti atau nggak.

Jelas-jelas menurut Mahayana, Nirvana Theravada yang Sravaka Arhat itu belum finish dan masih harus lanjut lagi. Jelas-jelas sudah saya jelaskan bahwa Arhat masih memiliki kemelekatan akan kedamaian ekstrim.

Jadi konteks pembahasan di sini adalah perjuangan menuju Nirvana Samyaksambuddha, bukan Nirvana Sravaka Arhat.

Lagipula ungkapan Mahayanis tenang "hingga semua makhluk hidup masuk Nirvana" itu perlu interpretasi lagi lo...... maka dari itu kadang guru2 Buddhis menyatakan kurang lebih begini:

1. "Pada hakekatnya makhluk hidup itu tidak ada namun Bodhisattva terus menyelamatkan makhluk hidup."
2. "Karena Samsara tidak akan pernah berakhir, maka Bodhisattva bertekad baru akan masuk Nirvana setelah Samsara berakhir."

Quote
Kalau bicara siapa tahu? Siapa tahu kalau Trikaya hanya dongeng dan  Upayakausalya hanya pembenaran belaka? Ini kan bicara siapa tahu?

  (:$ (:$ Tampaknya anda nggak nyambung dengan maksud saya ya....

Quote
Sakyamuni amitabha adalah individu berbeda, atau identiti berbda, lho bukannya identiti aku itu adlah anatta,tanpa diri,kok jdi ada individu?Emanasi apalg tuh?

Dalam kebenaran relatif, individu itu ada kan? Anatman adalah kebenaran ultimit.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Sory ya ingn tanya,apa itu kebenaran relatif dan ultimit ?
Namaste.


Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #287 on: 01 January 2010, 10:33:23 AM »
Quote
Quote
Mana yang lebih panjang jalurnya untuk memasuki Nirvana? Seseorang yang harus menunggu hingga semua mahluk hidup masuk Nirvana atau jalan Theravada yang mengajarkan jalan memasuki Nirvana "HERE AND NOW" sekarang dalam kehidupan ini juga. Siapa bilang lebih panjang?  

Wkwkwkw.... pertanyaan ini buat saya geli, entah anda pura2 tidak mengerti atau nggak.

Jelas-jelas menurut Mahayana, Nirvana Theravada yang Sravaka Arhat itu belum finish dan masih harus lanjut lagi. Jelas-jelas sudah saya jelaskan bahwa Arhat masih memiliki kemelekatan akan kedamaian ekstrim.

Jadi konteks pembahasan di sini adalah perjuangan menuju Nirvana Samyaksambuddha, bukan Nirvana Sravaka Arhat.

Lagipula ungkapan Mahayanis tenang "hingga semua makhluk hidup masuk Nirvana" itu perlu interpretasi lagi lo...... maka dari itu kadang guru2 Buddhis menyatakan kurang lebih begini:

1. "Pada hakekatnya makhluk hidup itu tidak ada namun Bodhisattva terus menyelamatkan makhluk hidup."2. "Karena Samsara tidak akan pernah berakhir, maka Bodhisattva bertekad baru akan masuk Nirvana setelah Samsara berakhir."
Jadi Nirvana menurut Mahayana ada berapa banyak? Jadi kita tidak ada?

Quote
Quote
Kalau bicara siapa tahu? Siapa tahu kalau Trikaya hanya dongeng dan  Upayakausalya hanya pembenaran belaka? Ini kan bicara siapa tahu?

  (:$ (:$ Tampaknya anda nggak nyambung dengan maksud saya ya....
Siapa tahu?

Quote
Quote
Sakyamuni amitabha adalah individu berbeda, atau identiti berbda, lho bukannya identiti aku itu adlah anatta,tanpa diri,kok jdi ada individu?Emanasi apalg tuh?

Dalam kebenaran relatif, individu itu ada kan? Anatman adalah kebenaran ultimit.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Mahayana percaya anatman? alaya vinnana itu apa bukan sama dengan atman?
« Last Edit: 01 January 2010, 10:46:17 AM by truth lover »
The truth, and nothing but the truth...

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #288 on: 01 January 2010, 10:38:45 AM »
 [at]  atas: cara menjawab yang unik. Sadar euy.... ini board Mahayana  :))  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #289 on: 01 January 2010, 10:47:52 AM »
[at]  atas: cara menjawab yang unik. Sadar euy.... ini board Mahayana  :))  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer

Coba perhatikan yang ditanyakan mengenai apa?
The truth, and nothing but the truth...

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Akar perpecahan
« Reply #290 on: 01 January 2010, 10:57:59 AM »
Hahaha..... ternyata anda lupa nge-quote toh?  8)  8)

Quote
Jadi Nirvana menurut Mahayana ada berapa banyak? Jadi kita tidak ada?

Pertanyaan anda ini ulang-mengulang lagi, jujur saya rada bosen juga jawabnya, tp yah saya jawab singkat aja....

Ada Nirvana Sravaka Arhat (Anupadisesa Nirvana) dan Nirvana Samyaksambuddha (Apratishtita Nirvana). Udah itu aja.

Kita "Tidak ada" itu ya Anatta [Anatman].

Quote
Siapa tahu?

Anda tampaknya benar2 gak nyambung dengan tulisan saya. Padahal maksud saya bukan "siapa tahunya" yang ditonjolkan.... cape dee.....

Quote
Mahayana percaya anatman?

Ya iyalah. Pertanyaan lucu.

Quote
alaya vinnana itu apa bukan sama dengan atman?

Ya gak lah. Coba cari sendiri di internet kan banyak udah yang nulis bedanya apa.  ;D ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #291 on: 01 January 2010, 01:26:24 PM »
Dalam Mahayana ada sbutan ciri sejati,apa itu?

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Akar perpecahan
« Reply #292 on: 05 January 2010, 11:55:53 PM »

Quote
Hahaha..... ternyata anda lupa nge-quote toh?  8)  8)

Quote
Jadi Nirvana menurut Mahayana ada berapa banyak? Jadi kita tidak ada?

Pertanyaan anda ini ulang-mengulang lagi, jujur saya rada bosen juga jawabnya, tp yah saya jawab singkat aja....

Ada Nirvana Sravaka Arhat (Anupadisesa Nirvana) dan Nirvana Samyaksambuddha (Apratishtita Nirvana). Udah itu aja.

Kita "Tidak ada" itu ya Anatta [Anatman].

penjelasan yang menarik. setelah Samyaksambuddha Parinirvana apakah alaya vinnana lenyap atau masih ada?

Quote
Quote
Siapa tahu?

Anda tampaknya benar2 gak nyambung dengan tulisan saya. Padahal maksud saya bukan "siapa tahunya" yang ditonjolkan.... cape dee.....

Kan istilah siapa tahu boleh diterapkan untuk semua hal yang nggak ada dasarnya? terutama kalau pembicaraannya bersifat spekulatif.

Quote
Quote
Mahayana percaya anatman?

Ya iyalah. Pertanyaan lucu.

Setelah Parinirvana seorang Samyaksambuddha masih meninggalkan sisa atau tidak?

Quote
Quote
alaya vinnana itu apa bukan sama dengan atman?

Ya gak lah. Coba cari sendiri di internet kan banyak udah yang nulis bedanya apa.  ;D ;D


 _/\_The Siddha Wanderer

Mungkin pertanyaannya yang lebih tepat: alaya vinnana kekal abadi atau tidak?
The truth, and nothing but the truth...

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Akar perpecahan
« Reply #293 on: 08 January 2010, 02:17:05 PM »
Apakah artinya smua makhluk mau tak mauharus jadi bodhisatva,apakah smua makhkuk  mau tak mau hrus jadi samyaksambuddha?Tak ada pilihan lain ya?Berarti mau tak mau, aku mesti berjuang berasamkeyakappa tak trhitung untk mengorbankan kpala,keluarga,harta,tangan,kaki, istri,dst demi menjadi samyaksambudha,brarti di masamendatang harus siap2 berkorban kpala ni,dalam waktu yg maha panjang.Apakah tidak0ada0pilihan lain bg semua makhluk?
Kalo di Theravada,jadi sotapana,arahat,brarti sdah aman,,dan untk itulah Sakyamuni datang buat kita semua. Tapi mgapa kita0harus mau tak mau mesti pilih jalur bodhisatva?Brarti0mesti berjuang dan0brkorban tubuh,kpala,harta,dalam jangka yg panjang.Tak adakah plihan seperti Theravda,yg Arahat sudah bebas.

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Akar perpecahan
« Reply #294 on: 07 March 2010, 09:04:15 AM »
Apakah kita sudah berlatih dan melaksanakan Dhamma dengan baik? Itulah yang utama, bukan membandingkan Theravada dan Mahayana, jika anda suka dengan aliran Theravada, berlatihlah dengan cara Theravada, kalau anda suka dengan aliran Mahayana, maka berlatihlah dengan cara Mahayana. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh, jangan suka mencampuri urusan orang lain dalam mempelajari aliran tertentu, karena tidak ada gunanya dan tidak menambah kebijaksanaan. Kalau anda berlatih berdasarkan aliran Theravada, kamu tidak bisa memasukkan doktrinmu ke orang yang mempelajari aliran Mahayana, begitu pula sebaliknya kalau kamu mempelajari aliran Mahayana, kamu tidak akan bisa memasukkan doktrinmu ke orang yang mempelajari aliran Theravada. Kalau anda bingung aliran mana yang anda harus ikuti, maka datang dan buktikanlah, setelah itu tentukan aliran yang cocok dengan anda.
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Akar perpecahan
« Reply #295 on: 07 March 2010, 09:18:08 AM »
Apakah kita sudah berlatih dan melaksanakan Dhamma dengan baik? Itulah yang utama, bukan membandingkan Theravada dan Mahayana, jika anda suka dengan aliran Theravada, berlatihlah dengan cara Theravada, kalau anda suka dengan aliran Mahayana, maka berlatihlah dengan cara Mahayana. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh, jangan suka mencampuri urusan orang lain dalam mempelajari aliran tertentu, karena tidak ada gunanya dan tidak menambah kebijaksanaan. Kalau anda berlatih berdasarkan aliran Theravada, kamu tidak bisa memasukkan doktrinmu ke orang yang mempelajari aliran Mahayana, begitu pula sebaliknya kalau kamu mempelajari aliran Mahayana, kamu tidak akan bisa memasukkan doktrinmu ke orang yang mempelajari aliran Theravada. Kalau anda bingung aliran mana yang anda harus ikuti, maka datang dan buktikanlah, setelah itu tentukan aliran yang cocok dengan anda.
untuk melaksanakan dibutuhkan pandangan benar, apakah menurut anda semua pandangan itu benar?
baca dhammapada ini :

Kisah Sariputta Thera
 
DHAMMAPADA I, 11-12

        Upatissa dan Kolita adalah dua orang pemuda dari dusun Upatissa dan dusun Kolita, dua dusun di dekat Rajagaha. Ketika melihat suatu pertunjukan, mereka menyadari ketanpa-intian dari segala sesuatu. Lama mereka berdua mendiskusikan hal itu, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Akhirnya mereka bersama-sama memutuskan untuk mencari jalan keluarnya.

        Pertama-tama, mereka berguru kepada Sanjaya, pertapa pengembara di Rajagaha. Tetapi mereka merasa tidak puas dengan apa yang ia ajarkan. Karena itu, mereka pergi mengembara ke seluruh daerah Jambudipa untuk mencari guru lain yang dapat memuaskan mereka.

        Lelah melakukan pencarian, akhirnya mereka kembali ke daerah asal mereka, karena tidak menemukan Dhamma yang sebenarnya. Pada saat itu mereka berdua saling berjanji, akan terus mencari. Jika di antara mereka ada yang lebih dahulu menemui kebenaran Dhamma harus memberitahu yang lainnya.

        Suatu hari, Upatissa bertemu dengan Assaji Thera dan belajar darinya tentang hakekat Dhamma. Sang Thera mengucapkan syair awal, "Ye Dhamma hetuppabhava", yang berarti "Segala sesuatu yang terjadi berasal dari suatu sebab".

        Mendengar syair tersebut mata batin Upatissa terbuka. Ia langsung mencapai tingkat kesucian sotapatti magga dan phala.

        Sesuai janji bersamanya, ia pergi menemui temannya Kolita, menjelaskan padanya bahwa ia, Upatissa, telah mencapai tahap keadaan tanpa kematian, dan mengulangi syair tersebut di hadapan temannya. Kolita juga berhasil mencapai tingkat kesucian sotapatti pada saat akhir syair itu diucapkan.

        Mereka berdua teringat pada bekas guru mereka, Sanjaya, dan berharap ia mau mengikuti jejak mereka. Setelah bertemu, mereka berdua berkata kepadanya. "Kami telah menemukan seseorang yang dapat menunjukkan jalan dari keadaan tanpa kematian; Sang Buddha telah muncul di dunia ini, Dhamma telah muncul; Sangha telah muncul...., mari kita pergi kepada Sang Guru".

        Mereka berharap bahwa bekas guru mereka akan pergi bersama mereka menemui Sang Buddha, dan berkenan mendengarkan ajaran-Nya juga, sehingga akan mencapai tingkat pencapaian magga dan phala. Tetapi Sanjaya menolak.

        Oleh karena itu, Upatissa dan Kolita, dengan dua ratus lima puluh pengikutnya, pergi menghadap Sang Buddha di Veluvana.

        Di sana mereka ditahbiskan dan bergabung dalam pasamuan para bhikkhu. Upatissa sebagai anak laki-laki dari Rupasari menjadi lebih dikenal sebagai Sariputta. Kolita sebagai anak laki-laki dari Moggalli lebih dikenal sebagai Moggallana. Dalam tujuh hari setelah menjadi anggota Sangha, Moggallana mencapai tingkat kesucian arahat. Sariputta mencapai tingkat yang sama dua minggu setelah menjadi anggota Sangha.

Kemudian, Sang Buddha menjadikan mereka berdua sebagai dua murid utama-Nya (agga-savaka).

        Kedua murid utama itu kemudian menceritakan kepada Sang Buddha bagaimana mereka pergi ke festival Giragga, pertemuan dengan Assaji Thera, dan pencapaian tingkat kesucian sotapatti. Mereka juga bercerita kepada Sang Buddha tentang bekas guru mereka, Sanjaya, yang menolak ajakan mereka.

        Sanjaya pernah berkata, "Telah menjadi guru dari sekian banyak murid, bagiku untuk menjadi murid-Nya adalah sulit, seperti kendi yang berubah menjadi gelas minuman. Di samping hal itu, hanya sedikit orang yang bijaksana dan sebagian besar adalah bodoh. Biarkan yang bijaksana pergi kepada Sang Gotama yang bijaksana, sedangkan yang bodoh akan tetap datang kepadaku. Pergilah sesuai kehendakmu, murid-muridku".

        Sang Buddha menjelaskan bahwa kesalahan Sanjaya adalah keangkuhannya, yang menghalanginya untuk melihat kebenaran sebagai kebenaran; ia telah melihat ketidak-benaran sebagai kebenaran dan tidak akan pernah mencapai pada kebenaran yang sesungguhnya.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 11 dan 12 berikut:

Mereka yang menganggap ketidak-benaran sebagai kebenaran, dan kebenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat menyelami kebenaran.

Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran, dan ketidak-benaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran benar seperti itu, akan dapat menyelami kebenaran.

Banyak bhikkhu berhasil mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Akar perpecahan
« Reply #296 on: 07 March 2010, 09:45:20 AM »
 [at] ryu,
Jadi menurut anda dari salah satu aliran itu ada yang tidak berpandangan benar ?
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Akar perpecahan
« Reply #297 on: 07 March 2010, 11:36:31 AM »
[at] ryu,
Jadi menurut anda dari salah satu aliran itu ada yang tidak berpandangan benar ?
hanya Buddha yang tau :P yang belum mengerti hanya menerka2 dan mengambil apa yang menurutnya benar.
bagi yang sudah mengerti maka dia akan selaras dengan ajaran Buddha dan berusaha melenyapkan Dukkha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Akar perpecahan
« Reply #298 on: 07 March 2010, 12:08:07 PM »
setuju dgn ge2004. Mending Melatih Diri daripada urusin Aliran lain. Hari gini masih Fanatik? Cemen deh :))
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Akar perpecahan
« Reply #299 on: 07 March 2010, 12:26:12 PM »
[at] ryu,
Jadi menurut anda dari salah satu aliran itu ada yang tidak berpandangan benar ?
hanya Buddha yang tau :P yang belum mengerti hanya menerka2 dan mengambil apa yang menurutnya benar.
bagi yang sudah mengerti maka dia akan selaras dengan ajaran Buddha dan berusaha melenyapkan Dukkha.

Makanya, buktikan sendiri, kalau perlu, pelajari semua aliran, pilihlah yang cocok dengan kita, sebelum kita mengetahui/mempelajari sendiri suatu aliran, janganlah merasa aliran kitalah yang paling benar.
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam