//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Vinaya Pitaka - Bhikkhu Vibhaṅga  (Read 10939 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 16
« Reply #195 on: 16 September 2022, 06:01:46 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras


Sekhiya 16. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Tubuh

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan memiringkan tubuh mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengayunkan tubuhku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengayunkan tubuhnya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan tubuh tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan memiringkan tubuhnya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan keenam selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 17
« Reply #196 on: 16 September 2022, 06:02:02 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras

Sekhiya 17. Aturan Latihan tentang Mengayunkan Lengan

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan lengan mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengayunkan lenganku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengayunkan lengannya sewaktu berjalan di area berpenghuni; ia harus berjalan dengan lengannya kokoh. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan lengannya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan ketujuh selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 18
« Reply #197 on: 16 September 2022, 06:02:17 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras

Sekhiya 18. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Lengan

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan lengan mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengayunkan lenganku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengayunkan lengannya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan lengannya kokoh. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan lengannya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan kedelapan selesai


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 19
« Reply #198 on: 16 September 2022, 06:02:47 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras

Sekhiya 19. Aturan Latihan tentang Mengayunkan Kepala

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan kepala mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengayunkan kepalaku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengayunkan kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni; ia harus berjalan dengan kepalanya tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan kesembilan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 20
« Reply #199 on: 16 September 2022, 06:03:18 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Tertawa Keras

Sekhiya 20. Aturan Latihan Kedua tentang Mengayunkan Kepala

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengayunkan dan menggelantungkan kepala mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengayunkan kepalaku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengayunkan kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni; ia harus duduk dengan kepalanya tegak. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengayunkan dan menggelantungkan kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan kesepuluh selesai

SUB-BAB KEDUA TENTANG TERTAWA KERAS SELESAI

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 21
« Reply #200 on: 16 September 2022, 06:12:15 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 21. Aturan Latihan tentang Berkacak Pinggang

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh berjalan di area berpenghuni sambil berkacak pinggang. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, berjalan di area berpenghuni dengan satu lengan atau kedua lengan berkacak pinggang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang pertama selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 22
« Reply #201 on: 16 September 2022, 06:12:33 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 22. Aturan Latihan Kedua tentang Berkacak Pinggang

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh duduk di area berpenghuni sambil berkacak pinggang. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, duduk di area berpenghuni dengan satu lengan atau kedua lengan berkacak pinggang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedua selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 23
« Reply #202 on: 16 September 2022, 06:12:54 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 23. Aturan Latihan tentang Menutup Kepala

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menutup kepala mereka dengan jubah atas mereka sewaktu berjalan di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menutup kepalaku sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menutup kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menutup kepalanya sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketiga selesai
« Last Edit: 16 September 2022, 06:26:30 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 24
« Reply #203 on: 16 September 2022, 06:23:45 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 24. Aturan Latihan Kedua tentang Menutup Kepala

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menutup kepala mereka dengan jubah atas mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menutup kepalaku sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menutup kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menutup kepalanya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keempat selesai
« Last Edit: 16 September 2022, 06:31:02 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 25
« Reply #204 on: 16 September 2022, 06:24:44 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 25. Aturan Latihan tentang Berjongkok pada tumit

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, berjongkok pada tumit sewaktu berjalan di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kelima selesai
« Last Edit: 16 September 2022, 06:31:26 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 26
« Reply #205 on: 16 September 2022, 06:25:17 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 26. Aturan Latihan tentang Memeluk Lutut

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam memeluk lutut mereka sewaktu duduk di area berpenghuni ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan memeluk lutut sewaktu duduk di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh memeluk lutut sewaktu duduk di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, memeluk lututnya sewaktu duduk di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia telah memasuki tempat kediamannya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keenam selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 27
« Reply #206 on: 16 September 2022, 06:25:35 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 27. Aturan Latihan tentang Menerima dengan Hormat

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan dengan menghina, seolah-olah hendak membuangnya. ...

Aturan akhir

"'Aku akan menerima dana makanan dengan hormat,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Dana makanan harus diterima dengan hormat. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan dengan menghina, seolah-olah hendak membuangnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketujuh selesai
« Last Edit: 16 September 2022, 06:30:46 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 28
« Reply #207 on: 16 September 2022, 06:26:09 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 28. Aturan Latihan tentang Menerima dengan Perhatian pada Mangkuk

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan sambil menatap ke sana-sini, dan mereka tidak mengetahui apakah orang-orang masih memberi atau apakah mereka telah menerima terlalu banyak. ...

Aturan akhir

"'Aku akan menerima dana makanan dengan perhatian pada mangkuk,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Dana makanan harus diterima dengan perhatian pada mangkuk. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan sambil menatap ke sana-sini, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedelapan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 29
« Reply #208 on: 16 September 2022, 06:27:59 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 29. Aturan Latihan tentang Menerima Kari Kacang dalam porsi yang wajar

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan dengan porsi besar kari kacang. ...

Aturan akhir

"'Aku akan menerima dana makanan kari kacang dalam porsi yang wajar,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Kari kacang:

Ada dua jenis kari kacang, yang diambil dengan tangan: kari kacang hijau dan kari kacang hitam.

Dana makanan harus diterima dengan porsi kari kacang dalam jumlah yang wajar. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima banyak kari kacang, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika itu adalah makanan selain daripada kari kacang; jika itu berasal dari kerabat; jika itu berasal dari mereka yang telah menyampaikan undangan; jika itu adalah demi manfaat orang lain; jika itu diperoleh dari harta kekayaannya sendiri; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesembilan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 30
« Reply #209 on: 16 September 2022, 06:29:40 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Berkacak Pinggang

Sekhiya 30. Aturan Latihan tentang Merata

Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menerima dana makanan secara menumpuk. ...

Aturan akhir

"'Aku akan menerima dana makanan merata dalam mangkuk,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Dana makanan harus diterima secara rata. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima dana makanan secara menumpuk, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesepuluh selesai

SUB-BAB KETIGA TENTANG BERKACAK PINGGANG SELESAI