//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana  (Read 20891 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Han Han

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 34
  • Reputasi: 3
Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« on: 29 April 2008, 04:18:45 PM »
 [at]  koko chingik

han han tertarik dengan kosmologi buddhis mahayana.
bisa koko lanjutkan ?

pertanyaan han han :

- dalam kitab, alam sukhavati ditulis terletak disebelah barat.maksudnya sebelah barat darimana ?

- bagaimana dengan arah2 yg lain ?

thanks koko

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #1 on: 29 April 2008, 09:28:59 PM »
Apakah Tanah-murni Buddha itu ?. Di mana letak Tanah-murni Buddha dan apakah perbedaan antara alam surga dan Tanah-murni Buddha?   
Tidak sedikit dari kalangan umat Buddha sendiri yang masih tidak dapat membedakan pengertian antara istilah surga, tanah-Buddha dan tanah-murni, maka istilah Sukhavati yang merupakan nama sebuah tanah-Buddha pun telah diterjemahkan secara tidak benar menjadi Surga Sukhavati.   
   Sebelum membahas lebih jauh tentang tanah-murni Buddha, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang kosmologi Buddhis agar dapat memiliki gambaran yang lebih utuh tentang tanah-murni Buddha itu. Mengenai istilah surga, dalam terminologi Buddhis secara umum telah diterima dengan pengertian : “suatu alam bahagia yang masih merupakan subjek dari Samsara, di mana dia terletak di ruang lingkup Triloka (alam nafsu, alam bentuk dan alam tanpa bentuk)”. Istilah lain untuk menyebut alam surga adalah alam dewa (deva-loka). Misalnya alam dewa Caturmaharajika, alam dewa Tavatimsa, alam dewa Yama, alam Dewa Tusita, alam Brahma, dan lain sebagainya. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa di dalam konteks agama Buddha, alam dewa masih merupakan bagian dari Samsara, yakni alam yang masih terikat pada siklus kelahiran kembali.  Jika memaknai Sukhavati sebagai alam surga atau alam dewa seperti pengertian di atas, maka ini jelas memperlihatkan adanya miskonsepsi. Adalah hal yang wajar jika hal ini terjadi  karena cara pemberian istilah yang terkesan sekenanya. Sebagai akibatnya muncul pandangan bahwa surga Sukhavati tidak lebih hanya sebuah alam surga yang sama dengan alam surga lainnya. Jika muncul pemahaman yang salah hanya karena kesalahan menerjemahkan maknanya maka tentu ini adalah hal yang sangat tidak diinginkan oleh siapapun.           

Lebih tepatnya Sukhavati disebut sebagai sebuah Tanah-Buddha (Skt.Buddha-ksetra). Sebagai perbandingannya, dunia tempat kita tinggal sekarang ini juga merupakan sebuah Tanah-Buddha yang disebut dunia Saha. Lalu mengapa dunia tempat kita tinggal sekarang ini disebut sebagai sebuah Tanah-Buddha pula?   Untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang konsep ini, maka marilah kita menelusurinya.  Dalam pandangan Buddhis, alam semesta ini sangat luas sekali.  Begitu luasnya alam semesta ini sehingga terdapat begitu banyaknya jumlah tata surya yang terbentang tak terhingga.  Sang Buddha telah menjelaskan mengenai hal ini sebagaimana yang tercatat dalam berbagai Sutra. Dalam kitab Anguttara Nikaya bagian Ananda vagga misalnya, Sang Buddha berkata kepada Ananda, “Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu Culanika Lokadhatu (sistem dunia minor) ? O Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, maka sejauh itulah luas seribu sistem dunia. Di dalam seribu sistem dunia minor terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Sineru, seribu Jambudipa, seribu Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Uppavidehana, empat ribu samudra besar….., seribu surga Caturmaharajika, seribu surga Tavatimsa, seribu surga Yama, seribu surga Tusita,  seribu surga Nimanarati, seribu surga Parinimmita Vasavati, seribu alam Brahma….inilah Ananda yang disebut seribu sistem dunia minor (Sahassi culanika loka-dhatu). Ananda, kemudian sebanyak 1.000 dari  seribu sistem dunia minor (Sahassi culanika loka-dhatu) ini dinamakan satu sistem dunia medium (Dwisahassi majjhimanika loka-dhatu). Ananda, kemudian sebanyak 1.000 dari seribu sistem dunia medium (Dwisahassi majjhimanika loka-dhatu) ini dinamakan satu sistem dunia major (Tisahassi Mahasahassi loka-dhatu). …”
   Jadi dalam satu sistem dunia major itu terdapat bermilyaran bulan dan matahari, bermilyaran alam neraka, alam binatang, alam asura, alam manusia dan alam dewa di dalamnya. Dan satu sistem dunia major inilah yang disebut dengan satu tanah-Buddha (Skt.Buddha-ksetra). (lihat Mahaprajna-paramita Sastra karya Nagarjuna). Disebut sebagai satu tanah-Buddha karena seorang Buddha melakukan tugas penyelamatan di satu gugusan sistem dunia ini. 
    Dari gambaran ini maka menjadi jelaslah bahwa sesungguhnya setiap Tanah-Buddha adalah satu sistem dunia major yang mana memiliki Buddha-nya masing masing, dan  Sukhavati adalah satu di antara sekian banyaknya tanah-Buddha yang terletak diluar sistem dunia tempat kita tinggal sekarang ini.   Dalam berbagai kitab Sutra Mahayana sering menjelaskan bahwa tempat tinggal kita sekarang ini merupakan tanah-Buddha tempat Buddha Sakyamuni mengajarkan dharma yang disebut sebagai dunia Saha. Dengan kata lain, dunia Saha dan Sukhavati adalah sama-sama sebuah sistem dunia secara paralel.  Jadi menjadi rancu jika membandingkan antara Sukhavati dengan alam surga, karena secara kontekstual dia berbeda. Ibarat membandingkan antara sebuah kecamatan dengan sebuah gugusan bintang, padahal kecamatan adalah sebuah titik kecil di dalam sebuah gugusan bintang. Namun ada yang berpendapat bahwa tidaklah mungkin terdapat dua orang Buddha dalam satu periode yang sama.  Hal ini memang benar jika berbicara sebatas ruang lingkup satu sistem dunia major saja (lihat kitab DighaNikaya- Mahagovinda Sutta).   Namun jika berbicara tentang ruang lingkup universal, maka sesungguhnya terdapat banyak sekali  Buddha yang masih sedang memutar roda dharma di luar tanah-Buddha yang kita tempati sekarang ini (lihat Avatamsaka Sutra).  Bahkan dalam Ekottaragama Sutra juga mencatat bagaimana Maha Moggalyayana mempertunjukkan kekuatan batinnya dengan mengunjungi tanah-Buddha lain diluar sistem dunia kita ini. 
   Kemudian yang membedakan antara tanah-Buddha Sukhavati dan tanah-Buddha Saha adalah sifat murninya. Ada tanah-Buddha yang bersifat murni (tanpa 3 alam buruk) dan ada yang bersifat tidak murni (terdapat 3 alam buruk), itulah sebabnya tanah-Buddha Sukhavati disebut sebagai Tanah-murni.  Namun apakah lantas tanah-Buddha-Nya Sakyamuni –yakni dunia Saha- ini benar-benar bersifat tidak murni? Pada tingkat pemahaman yang absolute, sesungguhnya tanah-Buddha Sakyamuni juga bersifat murni tergantung dari tingkat batin makhluk yang dapat “memasukinya”. Itulah sebabnya dalam Sutra juga menyebutkan tentang kemurnian tanah-Buddha Sakyamuni beserta para bodhisattva agung yang menempatinya (lihat Vimalakirti Nirdesa Sutra, Saddharmapundarika Sutra).  Karena rintangan karma yang berat, maka sebagian dari para makhluk hidup seperti kita tidak dapat mengetahuinya.   
   Selanjutnya berapa jumlah tanah-Buddha yang terbentang di semesta ini? Avatamsaka Sutra menyebutkan bahwa gugusan dari bermilyaran tanah-Buddha membentuk satu sistem semesta. Kemudian sebanyak 20 sistem semesta yang berbentuk lapisan ini ditopang oleh wadah berbentuk bunga teratai di atas samudera semerbak dan membentuk satu semesta yang disebut Shijiezhong (tipe semesta). Jadi satu tipe semesta terdapat 20 sistem semesta yang di dalamnya terdapat berjuta-juta tanah-Buddha di mana tanah-murni Sukhavati dan dunia Saha terletak pada sistem semesta yang sama yakni di lapisan ke 13.  Di luar tipe semesta ini kemudian terdapat tak terhingga tipe semesta lain. Sekarang kita dapat membayangkan mulai dari dunia ini yang merupakan bagian dari tatasurya, kemudian tatasurya yang merupakan bagian dari sistem dunia junior, sistem dunia junior yang merupakan bagian dari sistem dunia major, sistem dunia major yang merupakan bagian dari sistem semesta hingga sistem semesta yang merupakan bagian dari tipe semesta,  maka betapa luas dunia yang terbentang dengan masing masing dunianya.   
     Itulah sebabnya, meskipun Buddha Amitabha adalah sebutan kepada seorang Buddha, namun secara prinsipil nama Buddha Amitabha dimaknai sebagai symbol dari cahaya tanpa batas yang meliputi semua Buddha di semua penjuru semesta.  Hal ini selaras dengan  Avatamsaka Sutra yang menyebutkan bahwa satu meliputi semua dan semua adalah suatu satu kesatuan”. Jika Avatamsaka Sutra dipahami sebagai gambaran universalitas dari ajaran Buddha secara dimensional, maka praktik melafal nama Buddha Amitabha dengan tekad terlahir di tanah-murni Sukhavati adalah suatu metode untuk memasuki dimensi universal tersebut.   
« Last Edit: 29 April 2008, 09:36:16 PM by chingik »

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #2 on: 29 April 2008, 10:04:08 PM »
[at]  koko chingik

han han tertarik dengan kosmologi buddhis mahayana.
bisa koko lanjutkan ?

pertanyaan han han :

- dalam kitab, alam sukhavati ditulis terletak disebelah barat.maksudnya sebelah barat darimana ?

- bagaimana dengan arah2 yg lain ?

thanks koko

Pada saat itu Hyang Buddha bersabda kepada sesepuh Sariputra : Di penjuru Barat dari sini melewati ratusan ribu koti Tanah Buddha, terdapat sebuah loka-dhatu yang bernama Sukhavati.
Ya, ucapan Buddha  tentang TanahBuddha2 lain juga sangat banyak ditemukan dalam Sutra Mahayana. Ini merupakan salah satu hal yang sangat sulit dipahami oleh banyak orang tentang ‘Tanah-Buddha”, bahkan menjadi sebuah misteri.  Bukan hanya satu, tetapi terdapat “ratusan ribu koti”, ini tentu jumlah yang sulit dibayangkan. Satu Tanah Buddha saja berjarak berapa tahun cahaya, apalagi ratusan ribu koti tanah Buddha?
Pertama-tama, kita pahami dulu makna Tanah Buddha. Dalam kitab Avatamsaka Sutra, Yogabhumisastra, Mahaprajnaparamita sastra, dll menjelaskan bahwa Tanah Buddha (mdnrn: FoTu/ skrt: Buddhaksetra) merujuk pada 1 (satu) sistem dunia major (lihat ‘Tanah Murni Buddha), jadi 1 sistem dunia major disebut Satu Tanah Buddha. Mengapa disebut 1 Tanah Buddha, karena ini adalah ruang lingkup 1 orang Buddha mengajarkan dharma. Tidaklah mungkin terdapat 2 orang Buddha dalam ruang lingkup ini. Jadi Satu Sistem Dunia Major   adalah satu orang buddha mengajar dharma. Tempat kita berada sekarang ini disebut Saha loka, yang mana Buddhanya adalah Sakyamuni. Sahaloka  ini  terdapat miliyaran bulan dan matahari di dalamnya, miliaran alam dewa, alam setan, alam hantu. Tempat kita berada sekarang ini hanyalah satu bagian titik kecil dari Saha loka. Jadi ruang lingkup mengajar sang Buddha Sakyamuni meliputi satu sistem dunia major yang disebut Saha loka ini cuma Satu Tanah Buddha (Buddha ksetra). Setiap Tanah Buddha memiliki bentuk yang berbeda-beda, dalam Avatamsaka Sutra menyebutkan ada yang berbentuk pusaran air, pusaran bunga, simbol swastika, simbol binatang, persegi, dll. Jika kita menerka-nerka, gambaran dalam Sutra ini mirip sekali dengan gambaran galaksi. Galaksi berbentuk pusaran sungguh banyak, dan kita tahu bahwa para ilmuwan memprediksikan bahwa dalam satu galaksi terdapat milyaran bintang di dalamnya yang tidak tertutup kemungkinan terdapat benda angkasa yg mirip bumi.  Ini hanya terkaan kita saja. Tentu semua kembali pada sikap batin kita masing2. Ya anggaplah kita hanya berspekulasi...tetapi mengapa gambaran dalam Sutra begitu mendekati apa yang tertangkap oleh teleskop hubble tentu menjadi satu kajian yang menarik. Tetapi tentu kita  tetap harus bersandar pada dharma. Mumpung pertanyaannya lebih mengarah ke hal yang bersifat fenomena, seperti mengapa letaknya di barat,  di manakah barat itu, dll, maka mari kita coba uraikan dari sudut pandang ini.
Ada beberapa penjelasan mengenai posisi barat. Dalam tolak ukur Buddhisme Mahayana, arah mata angin tidak melulu bersandar pada poros bumi. Dalam Buddhisme Mahayana khususnya Tantra, arah mata angin jika dikaitkan ke dimensi yang lebih luas, maka rujukannya sudah bukan pada sistem kompas konvensional. Melainkan bersandar pada rasi bintang. Tantra mengenal 28 rasi bintang. Karena dengan bersandar pada rasi bintang, maka orbital bumi tidak mempengaruh arah mata angin. Karena jika kita menunjuk ke arah barat, dengan bersandar pada posisi rasi bintang, maka arah barat tersebut tidak akan mengalami pergeseran. Dengan demikian, maka perjalanan ke luar angkasa tidak akan bingung di mana yang namanya arah barat, timur, utara atau selatan, karena para ilmuwan juga sudah mulai menggunakan rasi bintang utk memetakan mata angin universe. Sejauh titik sentralnya adalah bumi, tidak peduli perputaran poros, maka arah tersebut menjadi fix. Setidaknya, gambaran arah barat yg merujuk pada Sukhavati lebih kurang adalah seperti itu.
Penjelasan kedua, dalam Amitabha Sutra, ketika Buddha Sakyamuni memperkenalkan Tanah Murni Sukhavati, Beliau menunjuk ke arah Barat, kita tidak tahu hari apa dan jam berapa Beliau menunjuknya, namun intinya adalah ada satu kemungkinan bahwa pada detik-detik itu, Sukhavati pas bertepatan di arah barat dari posisi bumi, maka Sakyamuni menggunakan kesempatan ini untuk menceritakan tentang Buddha Amitabha yang sedang berada di sana.
Dalam Avatamsaka sutra, 1 kalpa di Saha loka= 1 hari di Sukhavati. Amitabha Sutra menyebutkan bahwa Buddha Amitabha mencapai Kebuddhaan sejak 10 kalpa lalu. Jika kita hitung-hitung, di sana waktu hanya berlalu 10 hari. Pantas saja Buddha Sakyamuni mengatakan bahwa Buddha Amitabha masih sedang membabarkan dharma di sana.

   

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #3 on: 30 April 2008, 08:09:20 AM »
 _/\_ mungkin setelah kemajuan teknologi, manusia bisa membuktikannya, lihatlah perkembangan teknologi saat ini,NASA menkonfirmasikan bahwa ada galaksi ini yang memiliki planet hampir seperti bumi. bisa dicek referensinya.
Dari dulu, mungkin aku tidak bisa dibilang meyakini adanya Buddha Amitabha dan tidak menitikberatkan sebagai tokoh sentral. Dalam pemikiran aku,dunia paralel itu ada antara bumi di galaksi bima sakti dengan bumi di galaksi lain yang kehidupannya juga sedang berjalan.
Amitabha ada di galaksi itu yang digambarkan Sang Buddha sebagai Sukhavati dan saat ini beliau belum mencapai Parinibbana, sebuah tekad baik tentunya bisa membawa anda kesana setelah bertumimbal lahir.siapa tahu.
Mengenai Buddha historikal yang tercatat seperti Buddha Kakusanda,Vipassin,semua merupakan Buddha yang mendiami Jambudipa loka yaitu disini. bumi kita sendiri telah mengalami proses kehancuran dan pemulihan selama berkalpa kalpa. kita hanya mengenal Buddha dari catatan Sutra. otentik atau tidak otentik,sebenarnya bukan permasalahan namun inti Dhamma yang akan disampaikan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #4 on: 22 June 2008, 09:17:57 PM »
 [at] Ko Chingik atau senior2 lainnya:
Darimana kita bisa mengetahui bahwa Buddha Amitabha masih belum mencapai Parinirvana?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #5 on: 23 June 2008, 11:14:34 AM »
dari Sutra, karena batasan kehidupannya masih jauh, Sakyamuni 84 - 85 thn, sedangkan di alam kehidupan Amitabha itu berjuta kalpa. pada saat di ceritakan oleh Sakyamuni Buddha, masih diterangkan umur kehidupan Amitabha. Demikian apa ayng tercatat dalam Sutra
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #6 on: 23 June 2008, 04:58:54 PM »
Maksudnya di dalam sutra itu pernah disebutkan bahwa kehidupan Buddha Amitabha itu bisa berkalpa2 tahun ya?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #7 on: 24 June 2008, 08:46:55 AM »
Larger Sukhavati Vyuha dan Short Sukhavati Vyuha serta Amitayus Sutra, silahkan dibaca
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #8 on: 24 June 2008, 11:49:52 AM »
Siiipp...
Tar nanya ama Mbah Google deh

_/\_

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #9 on: 25 June 2008, 09:35:31 AM »
wew berat.. ke bandung aja, minta transmisi di Kadam Choeling Bandung. temenku ada yg di transmisiin disitu soalnya..
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #10 on: 25 June 2008, 09:37:26 AM »
maksudnya transmisi apa nih bro kiman? emang habis transmisi bisa lihat Amitabha?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #11 on: 25 June 2008, 10:40:29 PM »
maksudnya transmisi apa nih bro kiman? emang habis transmisi bisa lihat Amitabha?
may: may be yes may be no... aku lum dpt transmisi "Tangga Menuju ke Sukhavati" jadi ga tau kk Nyana...

what do u think? i'm a boy or girl?
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #12 on: 26 June 2008, 08:01:57 AM »
ow it's a gurl toh sori Sis hehehe, abies cuman lihat nicknya tak biasa, ^-^

Oh gitu yah, kalo udah di transmisi bisa lihat Surga Amitabha, semacam ilusi atau beneran yah?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #13 on: 26 June 2008, 12:06:09 PM »
Oh gitu yah, kalo udah di transmisi bisa lihat Surga Amitabha, semacam ilusi atau beneran yah?
ga tau tuh bs liat ato ga. tapi yg jelas, tangga menuju sukhavati nya tu dah jelas.. gitu sih kata guru ku..
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Mengenal Kosmologi Buddhis Mahayana
« Reply #14 on: 27 October 2008, 08:54:26 PM »
 Saya bermaksud memposting gambar kosmologi Buddhis berdasarkan Avatamsaka Sutra.
Cara nya bgm ya? mohon bantu yach.  _/\_
« Last Edit: 27 October 2008, 09:01:20 PM by chingik »

 

anything